Proses yang terjadi pada pembuatan tape dari singkong adalah pengubahan

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Peyeum Bandung Tape Singkong. indonesiakaya.com ©2020 Merdeka.com

SUMUT | 24 September 2020 10:01 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Singkong atau ubi kayu memiliki potensi yang besar di Indonesia. Singkong termasuk umbi akar yang mengandung cadangan energi dalam bentuk karbohidrat (amilum). Tanaman singkong dapat dikonsumsi umbinya dan daunnya.

Singkong umumnya dapat diolah atau diawetkan menjadi berbagai macam produk untuk sasaran pemasaran dalam negeri maupun luar negeri. Ubi pohon ini biasanya diolah menjadi gaplek, tepung tapioka, keripik, opak, perkedel, lemet, bacem, puding, kolak, dan tape.

Tape dibuat dengan cara proses fermentasi yaitu reaksi oksidasi senyawa organik dalam beras, ketan, dan ketela dengan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae). Kandungan utama senyawa organik tersebut adalah karbohidrat (pati atau polisakarida).

Tape ini makanan yang sangat populer dan masih banyak dikonsumsi hingga sekarang. Tape bisa dimakan secara langsung, namun juga bisa menjadi tambahan dalam es campur maupun es buah.

Tape memiliki rasa yang asam dan manis hasil dari proses fermentasi, namun mengonsumsi tape berlebihan akan menyebabkan perut kembung dan mudah bergas. Berikut cara cara pembuatan tape singkong sendiri di rumah dan manfaatnya bagi kesehatan:

2 dari 4 halaman

Berikut cara pembuatan tape singkong yang lezat dilansir dari fimela:

Bahan:

  • 2 kg singkong
  • 2 keping ragi tape

Cara Membuat:

  1. Kupas singkong dan cuci bersih, potong-potong sesuai selera.
  2. Kukus singkong hingga matang. Biarkan hingga benar-benar dingin.
  3. Tumbuk ragi tape hingga halus.
  4. Pindahkan dan tata singkong di wadah plastik yang memiliki penutup. Taburi dengan ragi hingga merata dan tutup wadah.
  5. Simpan di dalam lemari makan yang gelap dan suhu ruangan. Diamkan selama 2-3 hari. Tape sudah siap dinikmati.

Tips Penting:

Pastikan tidak menyentuh singkong yang sudah matang dengan tangan agar tidak tekontaminasi bakteri karena dapat merusak singkong sehingga tak bisa jadi tape.

  • Jika ingin memastikan singkong sudah matang atau belum saat sudah dikukus, gunakan tusuk sate atau garpu.
  • Gunakan pencapit makanan untuk menata singkong di dalam wadah agar tak perlu menyentuh singkong.
  • Bisa menggunakan alas daun pisang jika suka sebelum ditaruh di wadah. Setelah daun pisang dibersihkan dan dipanaskan agar layu.
  • Setelah tape mencapai kematangan yang diinginkan, simpan di kulkas.

3 dari 4 halaman

Baik untuk Pencernaan 

Manfaat tape singkong untuk kesehatan yang dilansir dari Liputan6, adalah baik untuk pencernaan. Proses fermentasi selama pembuatan tape singkong memiliki potensi dalam membawa manfaat untuk tubuh.

Seperti yang telah diketahui, makanan fermentasi dapat membantu merangsang pertumbuhan berbagai bakteri baik atau probiotik di dalam usus. Meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus akan memengaruhi kesehatan usus secara menyeluruh.

Selain melancarkan pencernaan, bakteri baik juga membantu dalam proses penyerapan nutrisi dan meredakan gangguan pencernaan seperti diare, perut kembung, dan sembelit. Jadi manfaat tape singkong memang sangat baik untuk kesehatan pencernaan.

Probiotik atau bakteri baik merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga lancarnya sistem pencernaan. Bakteri baik yang ada pada tape singkong berasal dari mikroorganisme yang ada dalam ragi tape.

Mengontrol Tekanan Darah

Manfaat tape singkong selanjutnya adalah dapat mengontrol tekanan darah. Tape singkong mengandung kalsium yang merupakan mineral yang baik untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Kalsium memiliki peran dalam pelebaran pembuluh darah dan mencegah penyempitan pembuluh darah.

Manfaat tape singkong yang satu ini juga menjadikan tape singkong sebagai makanan yang dapat menurunkan risiko berbagai penyakit berbahaya seperti serangan jantung. Kamu bisa mengatasi penyakit tekanan darah tinggi dengan mengonsumsi tape singkong ini.

4 dari 4 halaman

Saat proses fermentasi tape maka berbagai proses kimiawi akan terjadi dengan cepat. Tanpa kita sadari ternyata proses fermentasi juga meningkatkan produksi tiamin yang berfungsi untuk meningkatkan sistem saraf dan otot. Kondisi ini akan cepat kita rasakan karena setelah makan tape maka tubuh akan terasa lebih bertenaga.

Tape mengatasi penyakit darah tinggi

Penyakit darah tinggi adalah jenis penyakit yang sangat menakutkan bagi semua orang. Darah tinggi bisa meningkatkan berbagai jenis penyakit lain yang lebih berbahaya. Bagi orang yang memiliki penyakit darah tinggi bisa mengonsumsi tape secara teratur. Tape menjadi sumber kalium yang berfungsi untuk mengatur tekanan darah, menjaga detak jantung dan memelihara kesehatan pembuluh darah.

Mencegah Anemia

Selain itu, manfaat tape singkong juga bisa digunakan untuk mencegah anemia. Rendahnya produksi sel darah merah yang disebabkan oleh berbagai faktor dapat menyebabkan anemia.

Mikroorganisme yang ada dalam ragi tape singkong dipercaya dapat membantu produksi vitamin B12 bagi tubuh. Kandungan vitamin B12 dan kalsium dalam tape singkong dipercaya memiliki peran dalam proses produksi sel darah merah sehingga anemia pun dapat dicegah.

Menguatkan Tulang

Manfaat tape singkong untuk kesehatan juga dapat menguatkan tulang. Untuk mencegah penyakit tulang seperti osteoporosis, kamu dapat mencoba konsumsi tape singkong.

Di dalam tape singkong ditemukan mineral penting untuk tulang, seperti kalsium dan fosfor. Karena itulah tape singkong dipercaya dapat membantu menjaga kekuatan serta kesehatan tulang.

(mdk/amd)

#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe-44

Praktik Pembuatan Tapai Singkong

Tapai atau sering juga disebut tape merupakan salah satu jenis makanan tradisional Indonesia. Tape merupakan salah satu produk bioteknologi tradisional. Nama lain tapai disebut juga peuyeum.

Tapai dibuat dengan cara fermentasi atau peragian. Bioteknologi yaitu suatu teknologi untuk menghasilkan barang atau jasa dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme sendiri adalah makhluk hidup yang berukuran mikroskopis yang hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme yang sering dimanfaatkan untuk pembuatan produk makanan atau minuman fermentasi bisa berasal dari bakteri, bisa juga dari jamur (fungi/mycota).

Kali ini kegiatan pembelajaran Biologi di kelas X MIA 3 adalah melakukan praktik pemanfaatan peranan jamur yang menguntungkan dalam kehidupan manusia. Salah satu produk yang bisa dihasilkan yaitu tapai. Tapai bisa dibuat dari singkong. Namun ada juga terbuat dari pulut (ketan) hitam dan ketan(pulut) putih.

Kali ini kami akan membuat Tapai singkong.

Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).

Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.

Adapun tujuandari praktikum pembuatan tape ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.

2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces cereviceae dalam peragian.

Adapun alat yang diperlukan dalam pembuatan tape antara lain adalah baskom, kain lap, kompor, panci kukus, penyaring, piring, pisau, baskom, tampa, talam sendok dan garpu.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan tape singkong antara lain adalah : Air secukupnya, singkong 2 kg, ragi (Saccharomyces cereviceae)yang telah dihaluskan, daun pisang untuk membungkus.

Tahapan cara pembuatan tape ubi kayu atau tape singkong cukup mudah, yaitu :

1. Siapkan semua bahan.

2. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.

3. Singkong yang telah dikupas dipotong sesuai keinginan.

4. Cuci singkong yang telah dipotong hingga bersih.

5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira – kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.

6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.

7. Setelah singkong matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu letakkan di suatu wadah lebar atau tampa,talam atau baskom besar, kemudian didinginkan.

8. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.

9. Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.

10. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Atau bisa langsung dibungkus dengan daun pisang.

11. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.

12. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.

Dalam proses pembuatan tape singkong terjadi reaksi fermentasi atau peragian. Reaksi yang terjadi pada proses fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH) dan karbondioksida (CO2). Reaksi fermentasi ini disebut juga dengan respirasi anaerob yang dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan. Respirasi anaerob adalah suatu jenis respirasi yang tidak memerlukan oksigen (O2) yang dilakukan oleh mikroorganisme (seperti bakteri dan jamur). Dalam setiap reaksi respirasi anaerob atau fermentasi akan dihasilkan etanol (salah satu golongan alkohol) dan karbondioksida.

Persamaan Reaksi Kimia dari proses fermentasi bisa dituliskan sebagai reaksi berikut :

C6H12O6 anaerob 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

glukosa + Saccahromyces cereviceae etanol + karbondioksida + energi

Atau bisa dijabarkan sebagai berikut :

Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + ragi Saccharomyces cereviceae dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen akan menghasilkan Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi

Jadi dari eksperimen (praktik) ini bisa disimpulkan :

Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.

Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak. Kondisi tersebut akan membuat jamur (ragi) (Saccharomyces cereviceae merubah glukosa menjadi alkohol.

Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.

Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.

Fitri Hariana.

Kamis, 27 Februari 2020.

Mengikat makna praktikum fermentasi dengan memanfaatkan jamur di laboratorium Biologi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA