Pohon jati jika musim kemarau menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan jelaskan hormon apa yang berpengaruh pada kondisi tersebut?

Lihat Foto

tribunnews.com

Budidaya pohon jati putih

KOMPAS.com – Ada begitu banyak tumbuhan di bumi yang masing-masing memiliki ciri khususnya tersendiri.

Menurut ilmuan Royal Botanic Garden dalam laporan State of The World’s Plants (2016) ada sekitar 391.000 spesies tumbuhan vaskular (berpembuluh) yang saat ini dikenal sains hidup di bumi.

Apakah ciri-ciri khusus spesies tumbuhan vaskular seperti pohon jati, kaktus dan bakau? 

Ciri khusus pohon jati

Pohon jati dengan nama latin Tectona grandis adalah pohon yang tumbuh subur di gutan tropis Asia seperti Indonesia, Malaysia, India, Thailand, dan Myanmar.

Dilansir dari Wood Assistant, Tectona grandis adalah spesies pohon kayu keras tropis dari keluarga (genus) tanaman berbunga Lamiaceae.

Pohon jati dapat tumbuh sekitar 40 meter dengan diameter batang bisa mencapai 1,5 meter. Batang jati menghasilkan kayu yang keras, tahan air, juga mengandung minyak sehingga dapat menghindari pembusukan akibat jamur dan bakteri.

Sukriati Andesti Lamanda dalam skripsi Analisis Morfologis Jati (Tectona grandis Linn. f.) (2018) menyebutkan pohon jati memiliki daun besar sekitar 60 hingga 70 cm dikali 80 hingga 100 cm.

Baca juga: Ciri-Ciri Khusus Tanaman Kantong Semar

Pohon jati memiliki bunga yang kecil berwarna-warni dan tumbuh di ujung cabangnya. Bunga-bunga jati dapat menghasilkan buah berwarna hijau kemerahan yang berdiameter 1 hingga 1,5 meter.

Selain batang pohon yang menjulang tinggi dan daunnya yang besar, jati memiliki ciri khusus lainnya. Yakni, pohon jati menggugurkan daunnya pada saat musim kemarau. Semakin besar luas permukaan daun, maka akan semakin besar penguapan yang terjadi pada stomatanya.

Pada musim kemarau, penguapan yang besar akan mengakibatkan pohon kekurangan air. Tujuan pohon jati menggugurkan daunnya ketika musim kemarau tiba adalah menggugurkan daunnya pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan.

Klikhijau.com – Berjalanlah ke hutan atau di kebun yang ada pohon jati saat musim kemarau. Apa yang paling terlihat dan terasa di kaki?

Hal paling menonjol adalah pemandangan pohon jati yang menggugurkan daunnya. Daun yang berguguran akan mongering dan bila terinjak kaki akan mengeluarkan bunyi: kriuk-kriuk.

Sepintas terlihat betapa pohon jati itu mengalami kekalahan oleh panas matahari akibat kemarau. Bahkan, seolah memberi tanda bahwa pohon itu akan mati. Benarkah pohon jati yang gugur daunnya di musim kemarau akan mati?

Artikel ini akan membahas tentang fakta di balik pohon jati yang menggugurkan daunnya. Pemahaman ini amat menarik sebagai bagian dari literasi tanaman dan bagaimana kita mengambil makna berharga dari alam.

KLIK INI:  Memanen Pesan Inspiratif dari Pohon, dari Tokoh Dunia

Mengapa pohon jati menggugurkan daun?

Pohon jati termasuk pohon idaman yang ditanam karena potensi kayunya yang sangat baik. Kayu jati memang sangat baik untuk kebutuhan pembangunan rumah, meubel dan lainnya. Inilah alasan mengapa pohon ini banyak ditanam, selain sifatnya yang memang mudah tumbuh.

Perihal pohon jati yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ternyata bukanlah pertanda bahwa pohon itu akan mati. Namun, sebuah proses atau upaya adaptasi demi bertahan hidup.

Sejatinya cara alami pada pohon ini tidak saja ditunjukkan pohon jati, tetapi juga pada pohon akasia, mahoni, petai dan pohon albasiar.

Jadi, adaptasi pohon jati dengan menggugurkan dedaunnya justru berfungsi untuk mengurangi penguapan air.

Menurut Asih Kusumaningsih, SP.,M.Sc., dalam artikelnya di Ilmubudidaya, cadangan air pohon jati pada bagian akarnya hanya bertahan hingga musim kemarau usai. Faktanya, saat kemarau tiba, cadangan air berkurang. Inilah yang membuat pohon jati beradaptasi dengan menggugurkan daunnya.

Selain itu, saat kemarau, penguapan akan terjadi dengan frekuensi tinggi. Proses ini akan membuat cadangan air pohon jati bakal habis bila tak menggugurkan daunnya. Jadi, pohon jati justru akan mati di musim kemarau bila tak menggugurkan dedaunnya.

Apa dampaknya peristiwa ini?

Dedaun pohon jati yang berguguran akan menutupi permukaan tanah. Hal ini akan memengaruhi proses pertumbuhan tanaman lain, terlebih masa pelapukan dedaun jati membutuhkan waktu yang cukup lama.

Selain itu, dedaun yang berguguran bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Daun jati kering sangat mudah terbakar apalagi saat musim kemarau.

Ada banyak kasus kebakaran lahan akibat daun kering, sementara aktivitas masyarakat di kebun atau di hutan justru semakin tinggi. Jadi, perlu kehati-hatian tinggi saat beraktivitas di kebun yang ada pohon jatinya. Hindari melakukan aktivitas membakar dan pastikan api yang dinyalakan sudah benar-benar padam saat meninggalkan lokasi.

Fakta menarik perihal pohon jati

Sejumlah ahli botani mengatakan, jati berasal dari Burma. Lalu menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran tanaman ini sangat dominan di Asia.

Selain di wilayah tersebut, jati juga ditemukan di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909). Faktanya, jati memang sangat mudah tumbuh di wilayah yang beriklim tropis.

KLIK INI:  Daftar Lengkap Nama Pohon di Indonesia, Plus Nama Latinnya

Berbeda dengan tanaman lainnya yang akan bertumbuh maksimal jika curah hujan tinggi, jati justru lebih cocok ditanam di daerah tandus dengan curah hujan rendah.

Inilah satu daya tariknya tanaman ini. Karena bisa ditanam tanpa intervensi apa pun dan menunggunya bisa berkembang secara alami di alam. Sebagai contoh, kayu Jati yang ditanam di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih baik dari Jawa Barat karena di Jawa Barat sangat tinggi curah hujannya.

Selain kayunya yang sangat berkualitas tinggi, daun jati juga bisa digunakan sebagai alternatif pembungkus makanan ramah lingkungan. Di beberapa daerah, daun jati digunakan sebagai pembungkus tempe, pembungkus daging bahkan dipakai sebagai pembungkus oleh penjual ikan.

Kayu jati tergolong kayu berkualitas tinggi. Hal ini karena kayu ini mengandung minyak dan endapan di dalam sel–sel kayunya. Berkat kandungan istimewa ini maka kayu jati sangat awet digunakan meski tanpa divernis.

Kayu jati termasuk kayu yang sangat legendaris di Jawa. Istilah meubel Jepara misalnya yang sangat populer menunjukkan betapa legendarisnya kayu ini.

Sejak zaman Majapahit kayu jati sudah dikenal dan dimanfaatkan di Jawa. Rumah-rumah tradisional Jawa, misalnya rumah joglo Jawa Tengah, berbahan kayu jati.

Pada masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa umumnya telah memanfaatkan kayu jati untuk bahan bangunan. Jati bahkan dimanfaatkan dalam pembuatan kapal–kapal niaga dan kapal perang.

Dalam sejarahnya daerah yang tak jauh dari hutan jati di pantai Utara Jawa pernah menjadi sentrum galangan kapal antara lain Tuban, Pasuruan, Tegal hingga Juwana. Fakta menarik lainnya adalah petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16 mencatat bah galang kapal di masanya ada di Jepara dan Rembang.

Demikianlah pembahasan mengenai fakta di balik bergugurannya dedaun jati dan fakta menarik lainnya perihal tanaman ini. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Apakah Pohon Bisa Menangis?

Jika Anda melihat sekumpulan pohon jati pada musim kemarau, Anda mungkin akan melihat daun-daun jati berguguran di sekitar pohon tersebut. Oleh karena itu, akan dibahas mengenai alasan kenapa pohon jati mengugurkan daunnya pada musim kemarau.

Jati termasuk sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Jati tersebear luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indonchina, hingga sampai ke Jawa.

Alasan Kenapa Pohon Jati Menggugurkan Daunnya Pada Musim Kemarau

Tanaman ini tumbuh di hutan-hutan gugur yang menggugurkan diri di musim kemarau. Lalu, kenapa pohon jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau.

Pohon jati menggugurkan daunnya di musim kemarau untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Hal ini sebenarnya juga terjadi pada pohon lainnya, seperti pohon petai, pohon mahoni, pohon akasia, dan pohon albasiar.

Baca juga cara budidaya pohon gmelina arborea alias jati putih, tips agar bunga petai tidak rontok, dan cara jitu dan mudah budidaya pohon damar.

Pohon jati menggugurkan daunnya dengan tujuan untuk mengurangi penguapan air. Cadangan air pohon jati berada di akar pohon. Cadangan air tersebut hanya dapat bertahan hingga musim kemarau selesai.

Selain itu, pada musim kemarau kadar air di dalam tanah akan semakin berkurang. Tumbuhan pun harus beradaptasi dengan musim kemarau dan sedikitnya pasokan air.

Pada musim kemarau, penguapan akan terjadi lebih tinggi. Jadi, apabila pohon jati tidak menggugurkan daunnya maka cadangan air akan terus habis dan pohon pun akan mati.

Dampak Gugurnya Daun-Daun Pohon Jati Pada Musim Kemarau

Daun-daun jati yang berguguran dapat menutupi tanah dan melapuk secara lambat. Hal ini dapat menyulitkan tumbuhan lain berkembang.

Guguran dedaunan pohon jati juga mendapat bahan bakar yang dapat menjadi pemicu kebakaran. Hal ini dapat dilalui oleh jati tetapi tidak oleh banyak jenis pohon lain.

Kebakaran hutan yang tidak terlalu besar malah mengakibatkan proses pemurnian tegakan jati. Maksudnya adalah biji jati terdorong untuk berkecambah saat jenis-jenis pohon lainnya mati.

Manfaat Daun Jati

Pohon jati tidak hanya dapat dimanfaatkan kayunya, tetapi daunnya pun dapat dimanfaatkan. Daun jati dapat digunakan sebagai pembungkus makanan.

Salah satu makanan khas Cirebon, yakni Nasi Jamblang menggunakan daun jati sebagai pembungkus makanannya. Kabarnya nasi yang dibungkus daun jati terasa lebih nikmat. Selain itu, daun jati juga banyak digunakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe.

Tips Menanam Pohon Jati

Bagi Anda yang ingin atau sedang menanam pohon jati, ada beberapa tips menanam pohon jati. Tips untuk menanam pohon jati diantaranya adalah:

Inilah pembahasan mengenai kenapa pohon jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Semoga bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA