Pernyataan yang benar tentang mata pada serangga adalah

Mata majemuk merupakan mata yang memiliki ribuan reseptor warna individual. Gambar yang didapat merupakan kombinasi masukan dari ribuan omatidia yang terletak di permukaan konveks, yang tertuju ke arah yang berbeda beda.

Oleh sebab itu, serangga sangat cepat lari bila kita ingin menangkapnya. Dibandingkan dengan mata biasa, mata majemuk dapat menangkap gambar dalam sudut yang sangat lebar, dan dapat mendeteksi gerakan cepat, dan dalam beberapa kasus dapat melihat polarisasi cahaya.

Serangga memiliki mata majemuk yang awalnya diduga tidak dapat melihat objek dalam resolusi tinggi. Namun, penelitian terbaru menjelaskan bahwa serangga punya kemampuan penglihatan yang lebih baik ketimbang perkiraan sebelumnya.

Dengan menggabungkan gerakan kepala mata normal serangga, sel fotoreseptor mikroskopis yang diinduksi cahaya, seperti lalat, dapat melihat dunia dengan detail dan jauh lebih baik daripada yang diperkirakan. Studi baru tersebut mengubah pemahaman masyarakat tentang serangga dan penglihatan manusia, serta dapat digunakan untuk memperbaiki sensor robot.

Kemampuan mata majemuk pada serangga seperti pernyataan di atas, menginspirasi manusia untuk menciptakan teknologi yang diantaranya

a. Mata Serangga untuk Desain Baru Panel Surya

Panel surya silikon sudah menyediakan listrik untuk banyak rumah dan bangunan, namun bukan berarti periset telah berhenti mencari alternatif yang lebih baik dan murah. Tim ilmuan Stanford yang bekerja untuk mineral fotovoltaik yang lebih murah disebut perovskite, merupakan pilihan tepat bagi orang-orang yang ingin beralih ke tenaga surya. Perovskite sama efesiennya dengan sel surya silikon ketika harus mengubah sinar matahari menjadi energi, tapi mereka rapuh dan bisa memburuk dengan mudah saat terkena unsur-unsur tertentu.

Oleh sebab itu, para periset harus menemukan cara untuk membuat mereka lebih tahan lama, dan kini mereka telah menemukan inspirasi di mata majemuk serangga. Solusi mereka melibatkan perkapit mikrokapsulasi perovskite dalam bentuk segi enam - dengan perancah resin epoksi yang berukuran 0,02 inci.

Mereka kemudian menempatkan ratusan solusi tadi secara bersamaan seperti sarang lebah untuk meniru mata majemuk seekor lalat. Hasilnya, panel yang terinspirasi dari mata serangga itu bertahan dari kondisi yang sulit, sambil tetap menghasilkan listrik dengan tingkat efisiensi yang relatif tinggi.

b. Mata Serangga Jadi Inspirasi Pengembangan Teknologi Kamera

Peneliti University of Illinois mengembangkan kamera yang terinspirasi dari mata serangga. Seperti mata lalat yang berbentuk cembung, kamera ini bisa melihat hingga cakupan luas dengan bidang pandang yang lebar.

Dilaporkan Abc, terinspirasi dari mata serangga, insinyur membangun kamera menggunakan elektronik yang dapat direnggangkan. Kamera ini bisa memindai lingkungan di sekitar seperti mata majemuk lalat dengan bindang pandang lebar dan tanpa distorsi (efek/gangguan).

Perangkat digital ini memiliki komponen kecil, lensa lentur seperti yang ditemukan pada semut, kumbang dan mata lobster. Kamera juga memiliki sensitivitas tingkat tinggi, sehingga objek yang bergerak di sekelilingnya dapat terpantau.

Nahh otakers, itulah

Fungsi sel kerucut dan sel batang adalah untuk merefraksi cahaya sehingga dapat meningkatkan warna dan intensitas pencahayaan. Fungsi ini mirip dengan kuncup/kerucut kristalin pada serangga, dimana bersamaan dengan lensa keduanya akan membentuk struktur dioptrik yang akan membelokan cahaya dan mengatur intensitas dari pencahayaan 

LONDON - Ternyata serangga memiliki penglihatan jauh lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya. Sebuah studi baru dari University of Sheffield telah mengungkapkan bahwa serangga dapat melihat secara jauh lebih detail dan lebih dalam dari pada studi terdahulu.

Dilansir dari Phys.org, Selasa (5/9/2017), para ilmuwan telah lama percaya bahwa serangga tidak dapat melihat benda dengan baik. Hal tersebut dikarenakan mata majemuk yang mereka miliki biasanya terdisi dari ribuan unit mata kecil yang tertutup lensa dan secara bersamaan harus menangkap gambar atau objek.

Sebaliknya, mata manusia hanya memiliki 1 lensa lengkung dan menonjol untuk memfokuskan pandangan pada 1 objek dengan resolusi tinggi. Namun, para peneliti dari University of Sheffield Departement of Biomedical Science dan berkolaborasi dengan Beijing, Cambrige dan Lisbon, peneliti sekarang telah menemukan bahwa mata majemuk serangga juga dapat menghasilkan gambar beresolusi tinggi.

Mereka menemukan hasil yang mengejutkan dan sangat berkaitan dengan bagaimana sel-sel fotoreseptor di dalam mata majemuk serangga bereaksi terhadap gerakan objek. Berbeda dengan mata manusia, ribuan lensa mungil tersebut membuat permukaan yang kompleks, tidak bergerak, atau tidak dapat menampung.

Tetapi para peneliti menemukan bahwa sel fotoreseptor di bawah lensa dapat bergerak dengan cepat dan secara otomatis memfokuskan penglihatan pada benda atau objek. Sensor cahaya mikroskopik tersebut ‘berkedut’ sangat cepat sehingga manusia tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang.

Untuk merekam pergerakan tersebut secara utuh, peneliti harus menggunakan mikroskop dengan sistem kamera berkecepatan tinggi. Hebatnya, peneliti juga menemukan bahwa cara mata serangga melihat sebuah benda disesuaikan dengan perilaku visual aslinya.

Dengan menggabungkan gerakan kepala mata normal serangga, sel fotoreseptor mikroskopis yang diinduksi cahaya, seperti lalat, dapat melihat dunia dengan detail dan jauh lebih baik daripada yang diperkirakan. Studi baru tersebut mengubah pemahaman masyarakat tentang serangga dan penglihatan manusia, serta dapat digunakan untuk memperbaiki sensor robot.

"Hasil kami menunjukkan bahwa dengan mengadaptasi cara sel fotoreseptor memberi contoh informasi ringan ke gerakan mata sokular dan fokus pengamatan, evolusi telah mengoptimalkan persepsi visual hewan," ungkap Mikko Juusola, Profesor Sistem Neuroscience di University of Sheffield dan penulis utama studi.

Di sisi lain, gerakan mata yang cepat harus mengaburkan visi karena itulah tetap merupakan teka-teki bagaimana fotoreseptor bekerja dengan gerakan mata untuk melihat dunia dengan jelas. Penelitian yang didanai oleh Biotechnology and Biological Sciences Research Council (BBSRC), menemukan bahwa fotoreseptor melihat objek kecil dan bergerak jauh lebih baik daripada yang diperkirakan oleh optik mata majemuk.

"Dengan menggunakan tes elektrofisiologis, optik dan perilaku dengan pemodelan matematika, kami telah menunjukkan bahwa lalat buah (Drosophila) memiliki penglihatan yang jauh lebih baik daripada yang diyakini ilmuwan selama 100 tahun terakhir," tambah Juusola.

(ahl)

  • #Flora dan Fauna
  • #Serangga
  • #science

Mata majemuk merupakan mata yang memiliki ribuan reseptor warna individual. Gambar yang didapat merupakan kombinasi masukan dari ribuan omatidia yang terletak di permukaan konveks, yang tertuju ke arah yang berbeda beda. Oleh sebab itu, serangga sangat cepat lari bila kita ingin menangkapnya. Dibandingkan dengan mata biasa, mata majemuk dapat menangkap gambar dalam sudut yang sangat lebar, dan dapat mendeteksi gerakan cepat, dan dalam beberapa kasus dapat melihat polarisasi cahaya.[1] Karena lensa individual sangat kecil, efek difraksi membatasi resolusi yang didapat. Hal ini dapat di atasi dengan meningkatkan jumlah dan ukuran lensa.

Mata majemuk lalat, dilihat dengan mikroskop elektron

Mata majemuk dapat digolongkan menjadi dua grup: mata oposisi, yang membentuk beberapa gambar terbalik, dan mata superposisi, yang membentuk bayangan tegak tunggal.[2] Mata majemuk umumnya terdapat pada artropoda, dan juga terdapat pada anelida dan beberapa moluska bivalvia.[3]

Mata majemuk seperti pada artropoda dapat tumbuh dengan penambahan omatidia baru.[4]

  •  

    Mata majemuk

  •  

    Mata majemuk pada lalat

  •  

  1. ^ Völkel, R; Eisner, M; Weible, K. J (2003). "Miniaturized imaging systems" (PDF). Microelectronic Engineering. 67–68 (1): 461–472. doi:10.1016/S0167-9317(03)00102-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-10-01. Diakses tanggal 2012-10-12.  Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ Gaten, Edward (1998). "Optics and phylogeny: is there an insight? The evolution of superposition eyes in the Decapoda (Crustacea)". Contributions to Zoology. 67 (4): 223–236. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-12. Diakses tanggal 2012-10-12. 
  3. ^ Ritchie, Alexander (1985). "Ainiktozoon loganense Scourfield, a protochordate? from the Silurian of Scotland". Alcheringa. 9 (2): 137. doi:10.1080/03115518508618961. 
  4. ^ Mayer, G. (2006). "Structure and development of onychophoran eyes: What is the ancestral visual organ in arthropods?". Arthropod Structure and Development. 35 (4): 231–245. doi:10.1016/j.asd.2006.06.003. PMID 18089073. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_majemuk&oldid=18638034"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA