1. Frekuensi Radio Panggil
2. Sistem Telepon Nirkabel untuk Rumah
3. Sistem Komunikasi Bergerak Selular
↪ 1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler
↪ 2. Tahap Perkembangan Generasi Telepon Seluler
↪ 3. Sel-sel Menggunakan Kanal Frekuensi Berulang
↪ 4. Penduplekan dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi
↪ 5. Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
↪ 6. Sistem GSM
4. Komunikasi Data Nirkabel
5. Teknologi Menuju 3G
↪ 1 Munculnya Teknologi 1G
↪ 2 Menuju ke Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak
↪ 3. Menuju Generasi dua Setengah
↪ 4. Teknologi 3G
↪ 5. Teknologi 3,5G
↪ 6. Teknologi 4G
1. Frekuensi Radio Panggil
Yang dimaksud dengan
komunikasi nirkabel adalah sistem
komunikasi yang dilakukan tanpa
mengunakan media kabel antara
pesawat pengirim dan pesawat
penerimanya. Dengan definsi
semacam ini jelas bahwa jenis
komunikasinya memilikii beberpa
variasi seperti: radio panggil
(pager) walkie talky, handy talky
maupun telepon seluler Sistem
komunikasinya dapat dikelompokkan
menjadi satu arah
(simplex), dua arah bergantian
(half-duplex) dan dua arah dalam
waktu yang bersamaan (fullduplex).
Contoh komunikasi satu
arah adalah sistem radio panggil
(pager) yang hanya bersifat
menerima pesan, sedangkan dua
arah bergantian adalah walky
talky dan handy talky yang ciricirinya
pengoperasiannya dilakukan
dengan penggunaan saklar
atau tombol yang harus ditekan
untuk bicara, dan harus dilepaskan
ketika mendengarkan
(push to talk, release to listen).
Untuk telepon nirkabel dua arah
tanpa bergantian atau full duplex
yang sudah sangat lazim dewasa
ini adalah telepon seluler atau
ponsel (handphone). Komunikasi
dua arah tanpa perlu bergantian
bisa diwujudkan karena pengirimannya
atau transmisinya
menggunakan kanal atau saluran
yang berlainan atau sendiri-sendiri
ketika menerima suara (kanal
dengar) dan ketika mengirim
suara (kanal bicara) Kanal transmisi
yang digunakan itu dapat
terpisah dalam jarak tertentu baik
secara frekuensi (disebut
pembagian alokasi frekuensi),
atau pun dalam kawasan waktu (disebut pembagian alokasi
waktu).
Pembagian kanal dalam
kawasan waktu masih tetap dapat
dimungkinkan selama laju data di
dalam pengirimannya masih lebih
cepat jika dibandingkan dengan
laju data yang digunakan oleh
para penggunanya. Dengan
demikian, walaupun kirim dan
terima dilakukan pada saat yang
berbeda, pengguna komunikasi
jenis ini tidak akan merasakan
adanya perbedaan tersebut,
komunikasinya masih dirasakan
bersifat serentak antara ketika
bicara dan ketika mendengarkan.
Ini tidak lain karena pemanfaatan
teknik digital yang menakjubkan. 1. Frekuensi Radio Panggil
Agar tidak terjadi tabrakan
frekuensi antara berbagai jenis
komunikasi sehingga terjadi saling
ganggu (jamming atau penumpukan),
maka perlu dilakukan
pembagian alokasi frekuensi.
Untuk radio panggil, frekuensi
yang digunakan bergantung pada
berbagai faktor seperti protokol
radio panggil yang digunakan,
pabrik pembuat radio panggil dan
model atau jenisnya, wilayah
layanannya, dan alokasi frekuensi
yang ditentukan oleh setiap
negara. Gambar 10.1. di bawah
ini menyatakan alokasi frekuensi
yang digunakan oleh sistem
komunikasi radio panggil
2. Sistem Telepon Nirkabel untuk Rumah
Telepon tanpa kabel
(cordless telephone) yang banyak
digunakan di rumah merupakan
komunikasi jenis full-duplex.
Untuk menghubungkan pesawat
genggamnya dengan pesawat
induknya, saluran transmisinya
melalui udara, dengan modulasi
sinyal secara FM. Sementara itu
pesawat induknya dihubungkan
ke jalur telepon kabel dengan
nomor telepon yang telah ditetapkan
oleh perusahaan layanan
telepon untuk masyarakat umum
atau yang dikenal dengan Public
Switched Telephone Network
(PSTN) yang di Indonesia
sekarang ini adalah PT TELKOM.
Telepon nirkabel generasi
pertama yang dibuat tahun 80an,
pesawat genggamnya hanya
mampu bekerja dengan pesawat
induknya dalam jarak beberapa
puluh meter saja. karena pada
awalnya dimak-sudkan hanya
sebagai ekstensi bagi sebuah
pesawat pengirim dan penerima
(transceiver), yang dihubungkan
ke jalur kawat pelanggan telepon
dari sebuah PSTN yang umumnya
di pakai dalam lingkungan rumah
tangga.
Untuk menambah jangkauannya,
pesawat induk generasi
kedua sudah dapat mencakup
wilayah sampai beberapa ratus
meter. Dengan demikian, telepon
nirkabel generasi kedua ini sudah
memungkinkan para pelanggannya
menggunakan pesawat
genggam di luar rumah, di wilayah
padat di kota-kota seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan sebagainya.
Telepon nirkabel modern
ada yang sudah dilengkapi
dengan fasilitas penerima pesan
panggil (pager).
Dengan fasilitas ini biasanya
para pelanggannya mula-mula
menerima pesan panggil,
kemudian menjawab pesan itu
melalui telepon nirkabelnya.
3. Sistem Komunikasi Bergerak Selular
1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler
2. Tahap Perkembangan Generasi Telepon Seluler
3. Sel-sel Menggunakan Kanal Frekuensi Berulang
4. Penduplekan dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi
5. Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
6. Sistem GSM 235 1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler
Konsep seluler mulai muncul
di akhir tahun 1940-an yang
digagas oleh perusahaan Bell
Telephone di Amerika, yang
sebelumnya menggunakan pemancar
berdaya pancar besar dan
ditempatkan di daerah yang tinggi
dengan antena yang menjulang.
diubah menjadi pemancar
berdaya kecil. Setiap pemancar ini
dirancang hanya untuk melayani
daerah (disebut wilayah cakupan)
yang kecil saja, sehingga disebut
sel. Dari sini , sistem komunikasinya
lalu disebut dengan sistem
komunikasi seluler (cellular).
Dalam sistem seluler
prinsipnya, kanal-kanal -yang
berupa frekuensi- yang sama
dapat digunakan secara berulangulang
di sel-sel tertentu pada
jarak antar sel tertentu pula,
melaui pertimbangan yang
matang sehingga pengaruh interferensinya
(saling ganggu bertumpang
tindih) dapat diabaikan.
Penggunaan frekuensi yang sifatnya
berulang ini dalam sistem
seluler dinyatakan dengan sel
berbentuk heksagonal yang
mempunyai tanda huruf atau
dapat juga berupa tanda angka
yang sama.
Pemancar di setiap sel disebut
stasiun induk (Base
Station), yang sering disingkat
dengan BTS (Base Transceiver
Station) atau RBS (Radio Base
Station). Pesawat teleponnya
yang dapat ditaruh di saku
sehinga dapat dibawa ke manamana
disebut pesawat bergerak
‘mobile station’ yang disingkat
MS, atau mobile phone, yang
istilah populernya di media massa
disebut handphone dengan
singkatan populer “HP”, Istilah
lazim untuk di Indonesia adalah
‘ponsel’, singkatan dari ‘telepon
seluler’. 2. Tahap Perkembangan Generasi Telepon Seluler Sistem seluler generasi
pertama masih memakai
teknologi analog. Sistem yang
dikembangkan di Eropa dan
Jepang bersamaan waktunya
dengan yang di Amerika, yakni
Advance Mobile Phone Sistem
(AMPS). Di Inggris dikembangkan
Total Access Communication
Sistem (TACS), di Skandinavia:
Nordic Mobile Telephone Sistem,
(NMT) di Jepang: Nippon
Advanced Mobile Telephone
Service (NAMTS). Jerman Barat
(negara Jerman waktu itu masih
terbagi menjadi dua; Jerman
Barat dan Jerman Timur) mengembangkan
NETZ-C (C-450). Kemampuan standar
masing-masing sistem tersebut di
atas relatif sama tetapi spesifikasi
operasionalnya secara teknik
tidak mendunia, karena sistem
dipilih dan dikembangkan di
masing-masing negara untuk
memenuhi kebutuhan mereka
sendiri, termasuk pilihan frekuensinya
yang ditentukan oleh
pita frekuensi radio yang tersedia
di setiap negara secara sendirisendiri. Walaupun konsep penggunaan
sel dalam komunikasi
seluler secara teori memberikan
kapasitas layanan komunikasi
yang tidak terbatas melalui
pemecahan sel jika komunikasi di
suatu wilayah sudah padat, di
dalam prakteknya, para operator
tetap menghadapi kesulitan sejak
dimulainya penggunaan radio
seluler tahun 1990-an. Logikanya
jika komunikasi semakin padat
maka harus dibuat sel-sel baru
yang ukurannya semakin lama
menjadi makin kecil. Akan terjadi
ganguan interferensi biaya nya
mahal untuk mendirikan BTS di
lokasi padat dengan posisi fisik
yang terbaik.
Selain alasan ini, di Eropa
misalnya, dengan banyak negara
dan penduduknya sering
bepergian melintas antar negara,
tidak akan memungkinkan bagi
mereka menggunakan telepon
seluler yang sama di negara
tetangga yang dilintasi atau
dikunjunginya. Dari keterbatasn
inilah yang memunculkan
komunikasi seluler generasi
kedua, dengan kapasitas layanan
yang lebih besar serta tingkat
kesesuaian (kompatibiltas ) antar
beberapa negara.
Sistem seluler generasi
kedua yang menggunakan teknik
digital secara global ada empat
macam, yakni
1. di Eropa, yang juga digunakan
secara internasional; Groupe
Speciale Mobile (GSM) yang
yang kini lebih dikenal dengan
Global Sistem for Mobile;
2. di Amerika Utara; North
American Digital Cellular
(NADC) yang dikenal dengan
IS-54.
3. di Jepang; Japanese Digital
Cellular (JDC).
GSM yang kita kenal
sekarang ini melalui nama
layanan komunikasi di Indonesia
seperti TELKOMSEL dengan
kartu “simpati”-nya, dan PT
INDOSAT dengan “mentari”-nya,
dan PT EXELCOMINDO dengan
“Pro-XL”-nya merupakan sistem
komunikasi seluler standar
generasi kedua, .yang bertujuan
untuk mengatasi masalah sistem
yang operasionalnya secara
teknis tidak bersesuaian, yang
terjadi pada pada sistem seluler
generasi pertama di Eropa, yang
berlaku Eropa dalam pita 900 Mhz
. di Eropa, GSM pertama kali
diperkenalkan di benua Eropa
tahun 1991. Menjelang akhir
tahun 1993, beberapa negara
non-Eropa seperti di Amerika
Selatan, Asia dan Australia
ternyata mengacu ke teknik yang
digunakan GSM, yakni DCS
1800, yang menangani layanan
komunikasi personal, yang disebut Personal Communication
Services (PCS) di pita 1,8 GHz
sampai 2,0 GHz.
Kemampuan GSM dibanding
sistem yang sudah lebih dulu ada
adalah penggunaan modul
identitas pelanggan yang disebut
Subscriber Identity Module (SIMcard),
yang merupakan peranti
memori yang menyimpan informasi
seperti nomor identifikasi
(telepon) pelanggan, jaringan dan
negara-negara tempat pelanggan
berhak dilayani, kunci-kunci
pribadi, dan informasi khusus bagi
pengguna. SIM yang merupakan
kartu cerdas berukura sekitar 2 x
3 cm ini dimasukkan ke dalam
setiap telepon GSM yang dapat
dilepas dan dibawa kemanamana.
Setiap ponsel GSM merek
apapun tidak dapat dioperasikan
tanpa SIM yang dimasukkan ke
dalamnya.
Kemampuan kedua GSM
yang mengherankan adalah
keraha-siaan di udara yang
disediakan oleh sistem. Tidak
seperti telepon seluler analog
yang bersifat FM, yang dapat
disadap,orang tidak bisa
menyadap atau turut mendengarkan
transmisi radio GSM.
Kerahasiaan ini dibentuk oleh
teknik yang dienkripsi digital
(diacak dengan kode tertentu) di
pemancar GSM, sesuai dengan
kunci kriptografi tertentu yang
hanya diketahui oleh operator.
Kunci ini dapat diubah-ubah untuk
setiap pengguna. Setiap operator
dan pabrik pembuat GSM harus
menandatangani nota kesepahaman
(memorandum of
understanding) sebelum mengembangkan
peralatan GSM maupun
menyebarkan layanan sistemnya.
Nota kesepakatan ini merupakan
perjanjian internasional yang
memungkinkan terciptanya pembagian
algoritma kriptografi dan
informasi yang menjadi haknya
antara negara-negara, dengan
para operatornya.
Setiap ponsel GSM kan
diberi nomor identitas khusus
yang disebut dengan singkatan
IMEI (International Mobile
Equipment Identity) berupa
deretan angka sepanjang 15
digit, atau IMEISV (International
Mobile Equipment Identity and
Software Version Number) 16
digit. IMEI maupun IMEISV
memiliki sebuah struktur yang
mencakup sandi persetujuan
tipenya yang disingkat dengan
TAC (type approval code) dan
kode perakitan finalnya yang
disebut FAC (final assembly code) 3. Sel-sel Menggunakan Kanal Frekuensi Berulang
Karena Sistem radio
seluler menerapkan sistem sel
yang memiliki cakupan wilayah
layanan yang tidak begitu luas,
maka kanal-kanal frekuensi
transmsinya dapat digunakan
berulang-ulang pada jarak antar
sel tertentu. Jarak antar sel ini
mempertimbangakan batas minimum
yang diperhitungkan tidak
mungkin akan terjadi antara kanal
yang berfrekuensi sama. Setiap
BTS sebagai pusat dari sebuah
sel akan diberi alokasi sekelompok
kanal radio BTS di sel-sel yang berbatasan
dengannya akan memperoleh
seke-lompok kanal atau frekuensi
lain yang sama sekali berbeda
dengan sel-sel yang mengitarinya.
Jatah frekuesi keseluruhan yang
diberikan oleh pemerintah kepada
sistem (operator) akan dihabiskan
dengan cara dibagi-bagi dalam
‘sekelompok sel’ yang disebut
‘cluster’. Pada cluster yang saling
bertetangga ini, sel yang memiliki
frekuensi kanal yang sama
disebut ‘co-channel cell’.
Analisis tentang perancangan,
pemilihan dan alokasi
kelompok-kelompok kanal bagi
semua BTS yang akan dibangun
oleh operator telekomu-nikasi
disebut ‘penggunaan ulang
frekuensi’ atau disingkat dengan
‘perulangan frekuensi’ saja. Pada
gambar 11.3. mengilustrasikan
peta perulangan frekuensi, yang
ditandai dengan pemberian label
atau penomoran sel-sel dengan
label atau nomor sama.
Bentuk heksagonal seperti
yang diilustrasikan pada Gambar
11.3 di bawah untuk menggambarkan
sebuah sel merupakan
bentuk penyederhanaan model
cakupan radio dari sebuah BTS,
yang telah umum digunakan untuk
mempermudah analisis secara
matematik pada sistem seluler.
Persamaan matematika
untuk jatah kanal radio yang
diberikan kepada operator telekomunikasi
dinyatakan dengan :
Persamaan tersebut menyatakan
bahwa jatah frekuensi yang
diberikan kepada operator adalah
jatah kanal frekuensi yang ada di
setiap sel, dikalikan dengan
jumlah sel dalam satu kelompok,
ini diasumsikan bahwa setiap sel
memiliki jumlah kanal yang sama.
Dengan demikian, sekelompok sel
(nomor sel 1 sampai dengan 7)
yang yang disebut cluster inilah
yang secara kolektif menggunakan
jatah frekuensi keseluruhan
yang dimiliki oleh
operator. Dalam penggunaan
ulang frekuensi, sel yang nomornya
sama memiliki kanal frekuensi
yang sama. Inilah yang disebut
penggunaan ulang frekuensi. 4. Penduplekan dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi
Agar dapat dilakukan
komunikasi secara duleks penuh,
yakni berbicara dan mendengar
secara serentak, dibutuhkan dua
saluran atau kanal sekaligus
yang disebut penduplekan
Penduplekan dengan cara menggunakan
frekuensi yang berbeda
antara kanal terima dan kanal
kirim disebut ‘penduplekan divisi
frekuensi’ atau FDD. Di sini, untuk
setiap pengguna disediakan dua
pita frekuensi untuk kanal
komunikasinya. Pita tuju (kanal
kirim) digunakan sebagai kanal
penghubung dari BTS ke
pesawat komunikasi, pita balik
(kanal terima) digunakan sebagai
kanal penghubung dari pesawat
komunikasi ke BTS.. Jarak
rentang pemisahan frekuensi
antara kanal tuju dan kanal balik
memiliki nilai yang tetap di dalam
keseluruhan sistemnya, tidak
bergantung pada nomor-nomor
kanal yang digunakan.
Cara lain untuk menciptakan
penduplekan adalah dalam
kawasan waktu, yang disebut
‘penduplekan divisi waktu’ atau
disingkat dengan TDD.
Komunikasi dikirim pada waktu
yang berbeda, tetapi pada
frekuensi yang sama. Jika waktu
pemisahan antara kanal tuju dan
kanal balik yang menggunakan
frekuensi yang sama ini bernilai
cukup kecil yang disebut dengan
-slot waktu-, maka pengiriman
dan penerimaan percakapanyang
sudah berupa data digital yang
berbentuk bit-bit, akan terdengar
serentak dalam waktu yang
bersamaan oleh para penggunanya,
perbedaannya tidak terasa. 5. Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
Perkembangan teknologi
elek-tronika dalam perangkat
keras yang semakin lama menjadi
semakin kecil bentuknya dan
semakin canggih bekerjanya
mendorong perkembangan yang
pesat pula dalam sistem
komunikasi bergerak. Dorongan
perkembangan komunikasi bergerak
juga terkait dengan faktorfaktor
seperti : adanya tuntutan
dari segi kemudahan berkomunikasi
dan kapasitas sistem, teknologi
yang lebih murah, ukuran fisik sistem dan piranti yang lebih kecil dengan peningkatan
kemampuan komunikasi yang
sedapat mungkin mendekati
kemampuan komunikasi yang
menggunakan transmisi kabel,
yang berdimensi multimedia
(suara, data, grafik dan gambar).
Evolusi komunikasi nirkabel
bergerak tampaknya sudah akan
mulai masuk ke generasi
keempat. Pada sistem seluler
generasi pertama, transmisi data
percakapan analog antara BTS
ataubstasiun induk di setiap sel
dengan pengguna ponselnya
memiliki laju rendah, dan tidak
efisien. Tetapi , penyalurannya
dari BTS ke MSC, (mobile
switching center) atau Sentral
Telepon. Sinyal-sinyal percakapan
biasanya di-digitalkan menggunakan
format pemulti-plekan
divisi waktu (TDM) yang sudah
distandarkan, dan selalu berbentuk
digital dalam penyaluran
selanjutnya dari MSC ke PSTN.
Sistem nirkabel pada tahap
generasi kedua sudah menerapkan
modulasi digital dengan
kemampuan pemrosesan panggilan
yang telah dikembangkan
lagi. Contohnya adalah sistem
GSM, sistem standar digital
TDMA dan CDMA Amerika
Serikat, atau sesuai dengan nama
yang diberikan oleh Asosiasi
Industri Telekomunikasi Amerika,
yakni IS-54, dan IS-95, sistem
CT2 untuk Inggris, Personal
Access Communication Sistem
(PACS) dan DECT yang
merupakan standar Eropa untuk
telepon nirkabel maupun
perkantoran. Sistem arsitektur
pada generasi kedua ini telah
memungkinkan antarmuka data
antara BTS dengan MSC
distandardisasikan sehingga para
operator dapat menggunakan
peralatan MSC maupun BSC
yang berasal dari pabrik pembuat
yang berbeda-beda, sehingga ada
pasar bebas untuk bersaing bagi
industroi pembuat perangkat
telekomunikasi bergerak..
Jika pada sistem komunikasi
generasi pertama yang terutama
dirancang untuk percakapan,
jaringan-jaringan nirkabel generasi
kedua secara khusus sudah
dirancang untuk dapat pula
melakukan fungsi radio panggil,
layanan data lainnya seperti
faksimil, dan pesan singkat (SMS)
Sistem komunikasi bergerak
generasi ketiga menggunakan
jaringan digital layanan terpadu
berpita lebar (B-ISDN) untuk
mengakses jaringan-jaringan
informasi, seperti: internet dan
basis data publik maupun data
pribadi Munculnya berbagai istilah
seperti Personal Communication
Sistem (PCS) dan Personal
Communication Network (PCN)
menandai munculnya sistem
generasi ketiga bagi perangkatperangkat
genggam (ponsel)-nya.
Nama lain dari PCS ini termasuk
Future Public Land Mobile
Telecommunication Sistems
(FPLMTS) untuk penggunaan di
seluruh dunia, yang juga dikenal
dengan nama International Mobile
Telecommunication 2000 (IMT
2000), dan Universal Mobile
Telecommunication Sistem
(UMTS). IMT 2000 adalah
generasi ketiga yang ditetapkan
oleh ITU (International Tele- comunication Union) atau Perserikatan Telekomunkasi Dunia. Generasi ketiga mulai dipersiapkan sejak tahun 1992 ketika ITU menetapkannya dengan nama ‘IMT-2000’. Angka 2000 memiliki tiga arti, yakni menyatakan tahun ketika layanannya mulai tersedia di lapangan, rentang frekuensi dalam MHz yang akan digunakan, dan laju data dalam satuan kbps. Dalam perkembanganya, menginjak tahun 2002, Amerika di bagian utara telah meng-gunakan frekuensi yang direkomendasikan bagi IMT 2000 untuk layanan lain, dan kecepatan tinggi hanya dapat disediakan melalui sel-sel yang sangat kecil yang disebut dengan sel piko yang berada di dalam ruangan maupun di dalam bangunan. Dengan begitu Walaupun ITU telah mendeskripsikan IMT 2000 sebagai sebuah standar tunggal yang bersifat mendunia, tetapi penentu kebijakan bidang telekomunikasi di beberapa negara, pabrik-pabrik pembuat peralatan dan para operator tidak dapat mencapai kesepakatan. Akibatnya IMT-2000 memiliki tiga mode operasi,yakni “code division multiple accesss” atau CDMA , “wide code division multiple accesss“ atau disingkat WCDMA dan “time division multiple access atau TDMA, yang tidak menjamin telepon dari satu mode akan dapat dioperasikan pada modemode lainnya. Di Eropa generasi ketiga diberi nama UMTS (Universal Mobile Telecommunication Sistem) Teknologi sistem komunasi nirkabel generasi keempat (G4) masih mengambil beberapa teknologi yang belum matang benar, karena masih dikembangkan. Kunci di antaranya adalah antena BTS yang memilki karakter dandanan (array) adaptif. Antena yang adaptif ini mampu menyediakan penguatan yang tinggi sehingga dapat mengoptimalkan ukuran ponselnya dan konsumsi dayanya, serta akan memperkecil kemungkinan terjadinya interferensi dari perangkatperangkat atau terminal-terminal lain dalam wilayah sel yang sama. Dalam hal kemampuan layanannya, ia dapat menyediakan layanan sistem video yang bergerak secara penuh yang dapat dipasang pada kacamata. NT DoCoMo, peratr layanan komunikasi yang beroperasi di Jepang mengemukakan bahwa kemampuan komunikasinya begitu luas dan bervariasi ,yang dapat disingkat dengan kata “MAGIC”, yang merupakan akronim dari rentetan kata yang panjang, yakni: Mobile Multimedia solution available Anytime, Anywhere to Anyone, but which has Global Mobility support, and Integrated wireless solution and Customized personal service. Kegiatan komunikasi yang dilakukan di dalam kendaraan yang bergerak dalam kecepatan tinggi memungkinkan sistemnya dapat bekerja dalam kecepatan sampai 2 Mbps.,untuk pengguna yang berkomunikasi sambil berjalan kaki atau yang berada di rumah, kecepatannya bisa mencapai 20 Mbps. Dalam sistem GSM, ponsel pengguna berkomunikasi dengan telepon lainya melalui subsistem yang disebut BSS (Base Station Subsystem) . BSS ini merupakan pengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan sentral telepon GSM yang disebut MSC (Mobile Station Center). BSS mencakup BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controler) . BSC merupakan pembantu MSC yang menangani ponsel yang akan berpindah kanal dari BTS satu ke BTS lainnya ketika ponsel tersebut bergerak keluar dari batas jangkauan sel BTS satu ke batas jangkauan sel milik BTS lainnya, yakni pindah sel atau pindah kanal frekuensi. Istilahnya disebut “hand-over” (pindah penanganan). Dengan demikian BSC ini mengendalikan beberapa BTS. Ada BTS yang memiliki lokasi fisik yang sama dengan BSC, ada pula BTS yang terpisah jauh dengan BSC-nya. Perlu diketahui bahwa sistem seluler sebelum GSM tercipta, seperti pada AMPS misalnya, pindah kanal (pindah sel atau pindah BTS) yang istilahnya disebut “hand-off” langsung ditangani oleh MSC (sentral telepon), sehingga MSC memiliki pekerjaan terlalu berat. Dari penjelasan ini diagram blok system GSM dapat diilustrasikan seperti Gambar 11.4. Apabila subsistem BSS menangani komunikasi jalur radio (komunikasi melalui udaraa0 antara ponsel dengan sentral teleponnya yang disebut dengan MSC, maka hubungan selanjutnya antara MSC dengan sentral telepon kabel (misalnya PT TELKOM) atau pun MSC lainnya, baik MSC milik perator yang sama atau milik operator lainnya (misalnya dari MSC milik PT INDOSAT ke MSC milik PT TELKOMSEL atau PT EXELCOMINDO, ditangani oleh subsitem yang disebut dengan Network Switching Subsystem (NSS).
6. Sistem GSM 235
Selain menangani penyakelaran
percakapan antara sistem
GSM dan jaringan luar lainnya,
NSS juga menangani BSC dalam
subsistem radio, dalam hal tanggung
jawabnya untuk meng-atur
dan menyediakan akses keluar
bagi beberapa basis data
pelanggan. Jelasnya, MSC merupakan
bagian inti di dalam
NSS, yang mengendalikan lalu
lintas komunikasi di antara semua
BSC. Ada tiga basis data yang
yang dimiliki NSS, yakni Home
Location Register (HLR), Visitor
Location Register (VLR), dan
Authentication Center (AUC).
HLR merupakan basis data
di MSC yang menyimpan
informasi pelanggan dan informasi
setiap pengguna yang berlokasi
dan terdaftar dalam sistem GSM
di kota tempat MSC tersebut
berada. Setiap pelanggan sistem
GSM memang memiliki sauatu
identitas yang disebut International
Mobile Subscriber Identity
atau disingkat dengan IMSI.
Identitas berbentuk angka-angka
ini digunakan untuk mengidentifikasi
tempat atau lokasi
pengguna terdaftar di suatu
MSC, misalnya Yogya-karta,
Jakarta, Semarang atau kota
lainnya. Sementara itu, basis data
lainnya yang bernama VLR
merupakan basis data yang
berfungsi menyimpan informasi
pelanggan yang sifatnya sementara,
dan IMSI setiap pelanggan
yang menjelajah dan mengunjungi
wilayah sebuah MSC, yang bukan
MSC tempat ia didaftar pertama
kalinya oleh operator. Contoh pelanggan
yang tedaftar di MSC di
Jakarta sebagai lokasi rumahnya
(home location) ketika bepergian
ke Yogyakarta, maka MSC di
Yogyakarta akan ber-posisi
sebagai MSC yang di-kunjungi,
atau dengan kata lain, pelanggan
tersebut merupakan pendatang
bagi MSC di Yogyakarta.
VLR ini dihubungkan dengan
beberapa MSC dalam cakupan
wilayah geografi layanan yang
dimiliki oleh operator GSM yang
bersangkutan. Ketika seorang
pelanggan yang menjelajah atau
bepergian ini tercatat di MSC
yang dikunjunginya, maka MSC
tersebut akan mengirim informasi
yang diperlukan ke HLR pelanggan
yang sedang mengunjunginya.
Dampaknya adalah
setiap percakapan ke ponsel
yang sedang menjelajah dapat
dirutekan secara tepat melalui
PSTN, oleh HLR pesawat
tersebut, sehingga perhitungan
tarif teleponnya dapat disesuaikan.
Semakin jauh meninggalkan
rumahnya,semakin
tinggi tarif percakapannya, kecuali
operator memprogram lain.
Basis data yang ketiga
dinamai “AuC”, yakni basis data
yang benar-benar dilindungi oleh
operator, karena ia dipakai untuk
menangani otentikasi (identitas)
dan kunci-kunci enkripsi (pengacakan
bit-bit komunikasi untuk
menghindari penyadapan telepon)
bagi setiap pelang-gannya, baik
di HLR maupun VLR. AUC
memiliki berisi sebuah register
yang disebut Equipment Identity
Register (EIR) yang mengidentifikasi
telepon-telepon genggam
yang telah dicuri orang
(berdasar laporan pelangan ke
operator teleponnya), maupun
diubah dengan tidak sah, yang
mengirimkan data identitas yang
tidak sesuai dengan informasi
yang telah disimpan dalam HLR
maupun VLR. Dengan cara ini,
maka permintaan komunikasi oleh
sebuah ponsel dapat saja dilayani
atau tidak dilayani oleh operator
karena masuk dalam daftar hitam
di sistemnya.
Subsistem GSM yang ketiga
disebut: Operation Support
Subsystem (OSS), sesuai dengan
namanya, yakni system operasi
pendukung layanan. Setiap OSS
menangani satu atau beberapa
pemeliharaan operasi atau
Operation Maintenance Center
(OMC) yang digunakan untuk
memantau dan memelihara
kinerja setiap ponsel (MS), BS,
BSC dan MSC . fungsi OMC ini di
antaranya adalah untuk : x Menangani kerja /memelihara
perangkat keras
telekomunikasi dan operasi
jaringan;
x Mengatur semua prosedur
penghitungan biaya
telekomunikasi (billing system);
x Mengatur semua ponsel yang
berada dalam sistem. Dalam setiap sistem GSM,
OMC-lah memiliki kewenangan
untuk mengatur berbagai parameter
BTS dan prosedur penghitungan
biaya percakapannya, juga
memberikan kemampuan kepada
operatornya untuk menentukan
kinerja dan kemampuan setiap
ponsel milik para pelanggan atau
penggunanya.
4. Komunikasi Data Nirkabel 238
Kebutuhan komunikasi data
nirkabel didorong oleh masalah
yang berkaitan dengan kepraktisan,
karena keruwetan penggunaan
kabel dapat dihin-dari.
Komputer (desktop maupun
laptop) dapat dihubung ke printer
maupun jaringan local yang
dikenal dengan LAN tanpa
menggunakan kabel. Para pengguna
komputer dapat terhubung
ke LAN dengan mudah
melalui media frekuensi radio (RF)
ataupun sinar merah infra (IR).
Sejak tahun 1991, standar
komunikasi LAN nirkabel dibahas
oleh komite Institusi perekayasa
elektro dan elektronika, yang
bernama ‘Institute of Electrical
and Electronic Engineers’ (IEEE),
yang dikenal dengan IEEE
802.11. Hal-hal yang distandarkan
mencakup karakteristik jangkauan,
persyaratan throughput, prosedur
dan media transmisinya.
Adanya standar ini akan
memper-mudah perancangan
yang produk barangnya dapat
bersaing secara bebeas di pasar.
dan terjadinya ketidaksesuaian
kerja produk dari berbagai pabrik
pembuat pun dapat dihindari.
Sekarang ini, sebagian produk
nirkabel yang berwilayah lokal
beroperasi pada pita frekuensi
tanpa lisensi 2,4 GHz, yang
memiliki keterbatasan, yakni lebar
pitanya hanya 80 MHz, dan
anjurkan untuk menggunakan
teknologi spektrum tersebar, serta
piranti pengguna LAN nirkabel
harus tidak menginterferensi
berbagai sistem milik para
pemegang ijin frekuensi.
Adanya keterbatasan pada
frekuensi 2,4 GHz ini
menyebabkan badan pemberi
lisensi frekuensi di beberapa
negara tertentu kemudian mengalokasikan
spektrum frekuensi
pada pita yang lebih tinggi lagi,
yakni 5 GHz. Berbagai nama
layanan komunikasi da nirkabelini
misalnya adalah: IEEE 802.11,
IEEE 802.11a, IEEE 80211b,
HiperLAN1, Bluetooth dan masih
banyak lagi.
1 Munculnya Teknologi 1G
2 Menuju ke Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak
3. Menuju Generasi dua Setengah
4. Teknologi 3G
5. Teknologi 3,5G
6. Teknologi 4G Apa itu 3G? Untuk
menjawab itu kita ingat yang
namanya komunikasi nirkabael
(wireless). 3G adalah merujuk
pada komunikasi nirkabel generasi
berikutnya, yang membawa
nama dari sesuatu dari teknologi
dengan piranti komunikasi
bergerak.
Tujuan dari 3G atau “third
generation” adalah untuk menyalurkan
kemampuan kapabilitas
kecepatan data yang lebih tinggi
terhadap piranti komunikasi
bergerak pada luasan secara
geografi lebih luas. Kecepatan
data di atas 2 Mega bits per detik
akan memadai pada beberapa
daerah. Di samping itu tujuan 3G
adalah menjadikan piranti ini
memiliki keseragaman dalam hal
mobilitasnya, sehingga di manapun
piranti itu di bawa tetap
memberikan kualitas yang baik.
1 Munculnya Teknologi 1G
Teknologi komunikasi bergerak
muncul pertama kali dengan sistem analog. Teknologi
ini dikenal dengan sistem AMPS
(Advanced Mobile Phone
System). AMPS digolongkan
dalam generasi pertama teknologi
telekomunikasi bergerak yang
menggunakan teknologi analog
dimana AMPS bekerja pada band
frekuensi 800 Mhz dan
menggunakan metode akses
FDMA (Frequency Division
Multiple Access).
Pada sistem FDMA,
pengguna dibedakan berdasarkan
frekuensi yang digunakan. Setiap
pengguna menggunakan kanal
sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak
boleh ada dua pengguna yang
menggunakan kanal yang sama
baik dalam satu sel maupun sel
tetangganya. Oleh karena itu
AMPS akan membutuhkan alokasi
frekuensi yang besar. Saat itu kita
sudah memakai handphone tetapi
masih dalam ukuran yang relatif
besar dan baterai yang besar
karena membutuhkan daya yang
besar.
2 Menuju ke Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak
GSM(Global System for
Mobile Communications) mulai
menggeser AMPS diawal tahun
1995, GSM menggunakan
teknologi digital. Ada beberapa
keunggulan menggunakan teknologi
digital dibandingkan dengan
analog seperti kapasitas yang
besar,sistem security yang lebih
baik dan layanan yang lebih
beragam. GSM menggunakan
teknologi akses gabungan antara
FDMA (Frequency Division
Multiple Access) dan TDMA (Time
Division Multiple Access) yang
awalnya bekerja pada frekuensi
900 Mhz dan ini merupakan
standard yang pelopori oleh ETSI
(The European Telecommunication
Standard Institute) dimana
frekuensi yang digunakan dengan
lebar pita 25 KHz Pada band
frekuensi 900 Mhz. Pita frekuensi
25 KHz ini kemudian dibagi
menjadi 124 carrier frekuensi
yang terdiri dari 200 KHz setiap
carrier. Carrier frekuensi 200 KHz
ini kemudian dibagi menjadi 8
time slot dimana setiap user akan
melakukan dan menerima
panggilan dalam satu time slot
berdasarkan pengaturan waktu. 3. Menuju Generasi dua Setengah
Pada awalanya akses data
yang dipakai dalam GSM sangat
kecil hanya sekitar 9.6 kbps
karena memang tidak
dimaksudkan untuk akses data
kecepatan tinggi. Teknologi yang
digunakan GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP
(Wireless Application protocol)
tetapi tidak mendapat sambutan
yang baik dari pasar. Kemudian
diperkenalkan teknologi GPRS
(General Packet Data Radio
Services) pada tahun 2001 di
Indonesia. Secara teoritis
kecepatan akses data yang
dicapai dengan menggunakan
GPRS adalah sebesar 115 Kbps
dengan throughput yang didapat
hanya 20-30 kbps. GPRS juga
memungkinkan untuk dapat
berkirim MMS (Mobile Multimedia
Message) dan juga menikmati
berita langusng dari Hand Phone
secara real time.Pemakaian
GPRS lebih ditujukan untuk akses
internet yang lebih flexibel dimana
saja,kapan saja, kita dapat
melakukannya asalkan masih ada
sinyal GPRS. 4. Teknologi 3G
Teknologi 3G (dibaca : triji)
adalah singkatan dari istilah
dalam bahasa Inggris : thirdgeneration
technology. Istilah ini
umumnya digunakan mengacu
kepada perkembangan teknologi
telepon nirkabel (wireless).
Perkembangan teknologi nirkabel
dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Generasi pertama: analog,
kecepatan rendah (low-speed),
cukup untuk suara. Contoh:
NMT (Nordic Mobile
Telephone) dan AMPS (Analog
Mobile Phone System)
2. Generasi kedua: digital,
kecepatan rendah - menengah.
Contoh: GSM dan CDMA2000
1xRTT
3. Generasi ketiga: digital,
kecepatan tinggi (high-speed),
untuk pita lebar (broadband).
Contoh: W-CDMA (atau dikenal
juga dengan UMTS) dan
CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan
generasi ke-3, sering disisipkan
Generasi 2,5, yaitu digital,
kecepatan menengah (hingga 150
Kbps). Teknologi yang masuk
kategori 2,5G adalah layanan
berbasis data seperti GPRS
(General Packet Radio Service) &
EDGE (Enhance Data rate for
GSM Evolution) pada domain
GSM dan PDN (Packet Data
Network) pada domain CDMA.
Secara umum, ITU-T,
sebagaimana dikutip oleh FCC
mendefinisikan 3G sebagai
sebuah solusi nirkabel yang bisa
memberikan kecepatan akses :
1. Sebesar 144 Kbps untuk
kondisi bergerak cepat
(mobile).
2. Sebesar 384 Kbps untuk
kondisi berjalan (pedestrian).
3. Sebesar 2 Mbps untuk kondisi
statik di suatu tempat.
Pada saat ini ada dua
cabang dari pengembangan 3G,
yaitu dari sisi GSM (Global
System for Mobile Communication)
yang dipelopori oleh 3G
Partnership Project dan CDMA
(Code Division Multiple Access)
yang dipelopori oleh 3G
Partnership Project 2 (3GPP2).
Kedua teknologi tidak kompatibel
dan sesungguhnya saling berkompetisi. Salah satu alasan me-ngapa
layanan 3G dapat membe-rikan
throughput yang lebih besar
adalah karena penggunaan
teknologi spektrum tersebar yang
memungkinkan data masukan
yang hendak ditransimisikan
disebar di seluruh spektrum frekuensi.
Selain mendapatkan pita
lebar yang lebih besar, layanan
berbasis spektrum tersebar jauh
lebih aman daripada timeslot
dan/atau frequency slot.
Jaringan 3G tidak
merupakan upgrade dari 2G;
operator 2G yang berafiliasi
dengan 3GPP perlu untuk
mengganti banyak komponen
untuk bisa memberikan layanan
3G. Sedangkan operator 2G yang
berafiliasi dengan teknologi
3GPP2 lebih mudah dalam
upgrade ke 3G karena berbagai
network element nya sudah
didesain untuk ke arah layanan
nirkabel pita lebar (broadband
wireless). Layanan 3G juga telah
digembar-gemborkan namun
pada kenyataannya, banyak
ditemui kegagalan. Negara
Jepang dan Korea Selatan adalah
contoh dimana layanan 3G
berhasil. Hal ini sangat mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Dukungan pemerintah.
Pemerintah Jepang tidak mengenakan
biaya di muka
(upfront fee) atas penggunaan
lisensi spektrum 3G atas
operator-operator di Jepang
(ada tiga operator: NTT
Docomo, KDDI dan
Vodafone). Sedangkan pemerintah
Korea Selatan, walau
pun mengenakan biaya di
muka, memberikan insentif
dan bantuan dalam pengembangan
nirkabel pita lebar
(Korea Selatan adalah negara
yang menggunakan Cisco
Gigabit Switch Router
terbanyak di dunia) sebagai
bagian dalam strategi pengembangan
infrastruktur.
2. Kultur masyarakatnya.
Layanan video call, yang
diramal menjadi killer
application tidak terlalu banyak
digunakan di kedua negara
tersebut. Namun, layanan
seperti download music dan
akses Internet sangat digemari.
Operator seperti NTT
Docomo (Jepang) memberikan
layanan Chaku Uta untuk
download music. Sedangkan
di Korea, layanan web
presence seperti Cyworld
yang diberikan oleh SK Tel,
sangat digemari. Dengan
layanan ini, pelanggan bisa
mengambil foto dari handset
dan langsung memuatnya ke
web portal miliknya di
Cyworld. Layanan ini
kemudian ditiru oleh Flickr
dengan handset N73.
3. Keragaman layanan konten.
Docomo dan SKTel tidak
menggunakan WAP standar
sebagai layanan konten nya.
Docomo mengembangkan
aplikasi browser yang disebut
iMode, sedangkan SKTel
mempunyai June dan Nate.
Jaringan Telepon Telekomunikasi
selular telah
meningkat menuju penggunaan
layanan 3G dari 1999 hingga
2010. Jepang adalah negara
pertama yang mem-perkenalkan
3G secara nasional dan transisi
menuju 3G di Jepang sudah
dicapai pada tahun 2006. Setelah
itu Korea menjadi pengadopsi
jaringan 3G pertama dan transisi
telah dicapai pada awal tahun
2004, memimpin dunia dalam
bidang telekomunikasi.
Operator dan jaringan UMTS
Pada tahun 2005, evolusi jaringan
3G sedang dijalankan untuk
beberapa tahun dika-renakan
kapasitas yang terbatas dari
jaringan 2G yang ada. Jaringan
2G diciptakan dengan tujuan
utama adalah data suara dan
transmisi yang lambat.
Dikarenakan cepatnya arus
perubahan pada permintaan
pengguna, kebutuhan akan
nirkabel mereka tidak terpenuhi.
"2.5G" (Dan juga 2,75G)
adalah teknologi seperti
pelayanan data i-mode, telepon
berkamera, pertukaran rangkaian
data berkecepatan tinggi (atau
disebut juga High-Speed CircuitSwitched
Data atau disingkat
HSCSD) dan Pelayanan paket
radio umum (atau dikenal dengan
General Packet Radio Service
atau GPRS)diciptakan untuk
menyediakan beberapa funsi
utama seperti jaringan 3G, tapi
tanpa transisi penuh ke jaringan
3G. Pelayanan-Pelayanan ini
diciptakan untuk memperkenalkan
kemungkinan dari penerapan
teknologi nirkabel untuk pengguna
dan penigkatan permintaan untuk
pelayanan 3G.
Ada beberapa pemahaman
yang salah tentang 3G di dalam
masyarakat umum.
1. Layanan 3G tidak bisa tanpa
ada cakupan layanan 3G dari
operator. Hanya membeli
sebuah handset 3G, tidak
berarti bahwa layanan 3G
dapat dinikmati. Handset
dapat secara otomatis pindah
jaringan 3G bila, pelanggan
tidak menerima cakupan 3G.
Sehingga bila sedang
bergerak dan menggunakan
layanan video call, kemudian
terpaksa berpindah ke
jaringan 2G, maka layanan
video call akan putus.
2. Layanan 3G berada pada
frekuensi 1.900 Mhz. ITU-T
memang mendefinisikan
layanan 3G untuk GSM pada
frekuensi 1.900 Mhz dengan
lebar pita 60 Mhz. Pada umumnya, teknologi berbasis
CDMA 2000 menggunakan
spektrum frekuensi 800 Mhz,
atau dikenal sebagai
spektrum PCS (Personal
Communication System) 5. Teknologi 3,5G
3,5 adalah teknologi mobile
broadband yang berbasis HSDPA
(High-Speed Downlink Packet
Access) yang mampu
mentransmisikan data dengan
kecepatan (initial data transmission
speed) hampir sepuluh
kali lipat dari kecepatan teknologi
3G. Akses data melalui jaringan
3G hanya mampu menyediakan
kecepatan mak-simal 384 Kilobit
per second (KBps), sedangkan
teknologi HSDPA menawarkan
akses dengan kecepatan
maksimal hingga 3,6 Megabit per
second (mbps).
3,5G merupakan penyempurna
teknologi sebelumnya, yaitu
3G, karena 3,5G menutupi semua
keterbatasan 3G. Misalnya,
menggunakan layanan video call
berbasis 3,5G tidak akan lagi
terjadi delay suara maupun delay
pada tayangan wajah lawan
bicara di layar ponsel seperti di
jaringan 3G, sehingga ber-video
call melalui jaringan 3,5G jauh
lebih terkesan live. Selain itu,
teknologi ini juga memungkinkan
penggunanya untuk mendownload
beragam sajian multimedia,
seperti streaming video, streaming
musik, mobile TV, online game,
download karaoke dengan
kecepatan tinggi, sambil tetap
melakukan video call dengan
mulus tanpa terganggu proses
transfer datanya.
3,5G berbasis HSPDA
dikembangkan dari W-CDMA
(Wideband CDMA) dan memberikan
jalur evolusi untuk
jaringan Universal Mobile Telecommunications
System (UMTS).
Dikatakan demikian, karena
melalui HSDPA terbe-ntuklah
saluran W-CDMA yang baru, yaitu
high-speed downlink shared
channel (HS-DSCH) yang hanya
digunakan untuk transmisi
beragam informasi arah bawah
menuju ponsel. Berikut
perbandingan kecepatan antara
3,5G dengan teknologi mobile
broadband lainnya. 6. Teknologi 4G
4G adalah singkatan dari
istilah dalam bahasa Inggris:
fourth-generation technology.
Istilah ini umumnya digunakan
mengacu kepada pengembangan
teknologi telepon seluler. 4G
merupakan pengembangan dari
teknologi 3G. Nama resmi dari
teknologi 4G ini menurut IEEE
(Institute of Electrical and
Electronics Engineers) adalah "3G
and beyond". Teknologi 4G
adalah istilah serapan dari bahasa
Inggris : fourth-generation technology.
Istilah ini umumnya
digunakan untuk menjelaskan
pengembangan teknologi telepon
seluler.
Perkembangan teknologi
nirkabel dapat dirangkum sebagai
berikut :
x Generasi pertama: hampir
seluruh sistem pada generasi
ini merupakan sistem analog
dengan kecepatan rendah
(low-speed) dan suara
sebagai objek utama. Contoh:
NMT (Nordic Mobile
Telephone) dan AMPS
(Analog Mobile Phone
System).
x Generasi kedua: dijadikan
standar komersial dengan
format digital, kecepatan
rendah - menengah. Contoh:
GSM dan CDMA2000 1xRTT.
x Generasi ketiga: digital,
mampu mentransfer data
dengan kecepatan tinggi
(high-speed) dan aplikasi
multimedia, untuk pita lebar
(broadband). Contoh: WCDMA
(atau dikenal juga
dengan UMTS) dan
CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan
generasi ketiga, sering disisipkan
Generasi 2,5 yaitu digital,
kecepatan menengah (hingga 150
Kbps). Teknologi yang masuk
kategori 2,5 G adalah layanan
berbasis data seperti GPRS
(General Packet Radio Service)
dan EDGE (Enhance Data rate for
GSM Evolution) pada domain
GSM dan PDN (Packet Data
Network) pada domain CDMA.
4G merupakan pengembangan
dari teknologi 3G. Nama
resmi dari teknologi 4G ini
menurut IEEE (Institute of
Electrical and Electronics
Engineers) adalah "3G and
beyond". Sebelum 4G, HighSpeed
Downlink Packet Access
(HSDPA) yang kadangkala
disebut sebagai teknologi 3,5G
telah dikembangkan oleh WCDMA
sama seperti EV-DO mengembangkan
CDMA2000. HSDPA
adalah sebuah protokol telepon
genggam yang memberikan jalur
evolusi untuk jaringan Universal
Mobile Telecommunications
System (UMTS) yang akan dapat
memberikan kapasitas data yang
lebih besar (sampai 14,4
Mbit/detik arah turun).
Sistem 4G akan dapat
menyediakan solusi IP yang
komprehensif dimana suara, data,
dan arus multimedia dapat sampai
kepada pengguna kapan saja dan
dimana saja, pada rata-rata data
lebih tinggi dari generasi
sebelumnya. Belum ada definisi
formal untuk 4G. Bagaimanapun,
terdapat beberapa pendapat yang
ditujukan untuk 4G, yakni: 4G
akan merupakan sistem berbasis
IP terintegrasi penuh. Ini akan
dicapai setelah teknologi kabel
dan nirkabel dapat dikenversikan
dan mampu menghasilkan
kecepatan 100Mb/detik dan
1Gb/detik baik dalam maupun luar
ruang dengan kualitas premium
dan keamanan tinggi.
4G akan menawarkan
segala jenis layanan dengan
harga yang terjangkau. Setiap
handset 4G akan langsung
mempunyai nomor IP v6 dilengkapi
dengan kemampuan
untuk berinteraksi internet
telephony yang berbasis Session
Initiation Protocol (SIP). Semua
jenis radio transmisi seperti GSM,
TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G
akan dapat digunakan, dan dapat
berintegrasi dengan mudah
dengan radio yang di operasikan
tanpa lisensi seperti IEEE 802.11
di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz,
bluetooth dan selular. Integrasi
voice dan data dalam channel
yang sama. Integrasi voice dan
data aplikasi SIP-enabled.
Secara sederhana, dapat
diartikan bahwa teknologi 1G
adalah telepon analog/PSTN yang
menggunakan seluler. Sementara
teknologi 2G, 2.5G, dan 3G
merupakan ISDN. Indonesia
secara umum pada saat ini baru
memasuki tahap 2.5G. Berkaitan
dengan teknologi 4G, SIP adalah
protokol inti dalam internet
telephony[1] yang merupakan
evolusi terkini dari Voice over
Internet Protocol maupun
Telephony over Internet Protocol.
Teknologi tersebut banyak di
perdebatkan oleh operator,
pemerintah dan DPR belakangan
ini. Tidak lama lagi internet
telephony akan menjadi tulang
punggung utama infrastruktur
telekomunikasi. Teknologi internet
telephony memungkinkan pembangun
infrastruktur telekomunikasi
rakyat secara swa-daya
masyarakat (tanpa Bank Dunia,
IMF maupun ADB) bahkan
mungkin tanpa kontrol pemerintah
sama sekali. Dengan teknologi
SIP dalam 4G, nomor telepon
PSTN hanyalah sebagian kecil
dari identifikasi telepon. Bagian
besarnya akan dilakukan
menggunakan URL. Kita tidak lagi
perlu bergantung pada nomor
telepon yang dikendalikan oleh
pemerintah untuk berkomunikasi
via internet-telepon. Infrastruktr
internet telephony memungkinkan
kita untuk menyelenggarakan
sendiri banyak hal tanpa
tergantung lisensi pemerintah dan
tidak melanggar hukum. Teknologi
4G juga akan menyebabkan
kemunduran bagi teknologi
Inernet Network (IN) yang saat ini
merupakan infrastruktur telekomunikasi
yang digunakan berbagai
provider. Hal tersebut
disebabkan terbukanya jalur arus
bawah yang dapat didownload
dan diakses gratis dari internet.
Daftar Isi - Telekomunikasi