Penyakit sariawan dan tekanan darah tinggi merupakan contoh penyakit

Pasta gigi dan obat kumur merupakan dua hal penting yang membantu merawat serta menjaga kebersihan mulut. Namun, kandungan bahan kimia di dalam pasta gigi dan obat kumur ternyata dapat memicu sariawan, misalnya Sodium lauryl sulfate

3. Makanan tertentu

Tanpa disadari, makanan yang Anda makan sehari-hari juga bisa memicu luka di mulut. Makanan yang terlalu pedas, panas, dan asam dapat mengiritasi jaringan lunak di mulut dan menyebabkan sariawan.

4. Kekurangan vitamin

Kekurangan vitamin B3, B12, asam folat, zinc, dan zat besi dapat membuat tubuh Anda lebih mudah mengalami luka di mulut. Begitu pula dengan kekurangan vitamin C yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Ketika Anda kekurangan vitamin ini, tubuh akan lebih mudah untuk terserang penyakit termasuk mengalami sariawan.

5. Alergi

Selain menyebabkan mata berair dan gatal-gatal di kulit, alergi makanan juga bisa menyebabkan sariawan. Sejumlah makanan yang paling sering menyebabkan alergi di antaranya susu, telur, dan makanan laut.

6. Perubahan hormon

Ketimbang pria, wanita cenderung lebih mudah untuk mengalami masalah mulut, seperti gusi bengkak, berdarah, dan sariawan. Perubahan hormon selama menstruasi, kehamilan, dan menopause disinyalir menjadi penyebabnya.

Kadar hormon progesteron yang meningkat selama masa-masa tersebut memengaruhi aliran darah ke gusi. Akibatnya, gusi jadi sangat sensitif dan rentan mengalami luka.

7. Penyakit tertentu

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah karena penyakit HIV/AIDS atau kanker cenderung lebih mudah mengalami sariawan.

Sejumlah penyakit lain seperti lupus, penyakit Bahcet’s. penyakit Celiac, ulcerative colitis, dan penyakit Crohn’s juga bisa memicu sariawan.

8. Infeksi virus

Infeksi virus hanya akan menyebabkan guam herpes stomatitis. Herpes stomatitis atau herpes mulut disebabkan oleh virus herpes simpleks 1 (HSV-1). Virus dapat menyebar melalui air liur orang yang terinfeksi.

Virus juga dapat menyebar bila lenting yang berisi air pecah dan mengenai orang lain. Selain menyebar ke orang lain, virus juga dapat menyebar ke bagian tubuh penderita lainnya seperti mata dan alat kelamin.

Setelah infeksi pertama, HSV-1 akan tertidur di dalam tubuh. Stres, sering panas-panasan di bawah matahari, dan kelelahan dapat memicu virus kembali aktif dan menginfeksi tubuh. Semakin lemah sistem imun tubuh, maka Anda akan semakin rentan terkena sariawan herpes.

9. Berhenti merokok

Ternyata berhenti merokok dapat membuat Anda berisiko untuk mengalami sariawan. Beberapa studi menemukan bahwa seseorang yang berhenti merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya sariawan ringan yang biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama dan akan membaik setelah 4 minggu.

Para peneliti mengatakan lesi atau area abnormal adalah hasil dari berhentinya merokok, dan bukan karena menggunakan obat berhenti merokok.

Faktor risiko

Siapa saja yang berisiko tinggi terkena sariawan?

Siapapun dapat mengalami sariawan. Namun, kondisi ini memang lebih sering terjadi pada remaja dan wanita dewasa muda.

Bila mempunyai riwayat genetik dengan kondisi ini, maka Anda lebih mungkin untuk mengalaminya juga.

Faktor lingkungan seperti makanan dan alergen tertentu juga dapat memicu luka di mulut sehingga terjadilah sariawan. Orang yang rentan sariawan bisa mengalami luka yang lebih parah.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis sariawan?

Terdapat dua jenis sariawan. Guna menentukan penyebabnya, dokter akan lebih dulu mengecek riwayat kesehatan Anda.

Setelah itu, dokter akan memeriksa luka sambil menanyakan seputar gejala yang Anda alami.

Bila diperlukan, dokter juga dapat melakukan tes darah untuk memastikan diagnosis. Setelah penyebabnya diketahui, dokter dapat menentukan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Bagaimana cara mengobati sariawan?

Tidak ada satu cara pasti untuk mengobati sariawan. Luka di mulut umumnya tidak butuh pengobatan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun untuk membantu meringankan rasa sakit dan mempercepat pemulihan saat sariawan, beberapa cara di bawah ini bisa dicoba.

1. Minum obat pereda nyeri

Bila luka akibat sariawan menyebabkan rasa perih dan sensasi nyut-nyutan yang intens, Anda bisa minum obat pereda nyeri.

Obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen dapat dibeli di apotik tanpa harus menebus resep dokter.

Sebelum minum obat, baca dengan baik aturan pakainya. Pastikan dosis yang Anda minum sesuai dengan yang dianjurkan.

Jangan ragu untuk bertanya ke dokter atau apoteker bila Anda tidak paham aturan pakainya.

Dok sya mau tanya , ortu saya ini tekanan drh nya tinggu 170 an , dan papa saya ini kolestrol naik 10 poin dr normal kemudian ad diare serta sariawan di dlm prut dan badan panas ketika sariawan itu, mengapa ya dok? Gejala apa itu? Trma infonya dok, d tgu secepatnya .

pria, 48 Tahun22 Mar 2015, 10:47 WIB

Dijawab oleh:

dr. Suci Dwi Putri

Terima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter.

Kami sangat senang karena Anda mempercayakan layanan konsultasi kami untuk membantu mengatasi masalah kesehatan Anda dan keluarga.

Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Kondisi ini sering tanpa gejala. Jika erdapat gejala, keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada. Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.

Faktor risiko dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Hal yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Hal yang dapat dimodifikasi, yaitu:

  • Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan).
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Aktivitas fisik kurang.
  •  Kebiasaan merokok.
  • Obesitas.
  • Dislipidemia.
  • Diabetus Melitus.
  • Psikososial dan stres.

Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup.

  1. Modifikasi gaya hidup.
    • Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan , Diet kaya buah, sayuran, produk rendah lemak dengan
      jumlah lemak total dan lemak jenuh yang rendah (Dietary Approaches To Stop Hypertension).
    • Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
    • Gaya hidup aktif/olah raga teratur
    • Stop merokok.
    • Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).
  2. Obat-obatan inisial. Jika Hipertensi tidak dapat diatasi dengan modifikasi gaya hidup diatas, maka perlu diberikan obat-obat golongan anti-hipertensi. Diperlukan komitmen dan disiplin terapi dalam menggunakan obat ini, dimana obat diminum harus setiap hari sesuai dengan dosis yang dianjurkan, walaupun penderita tidak merasakan adanya keluhan.

Jika cara diatas tekanan darah tinggi tidak juga dapat dikontrol (resistensi hipertensi), maka sebaiknya ayah Anda memeriksakan diri kepada dokter spesialis Penyakit dalam, karena hal ini termasuk dalam kegawatan hipertensi. Selain itu kondisi-kondisi dimana penderita harus segera dirujuk yaitu bila menderita hipertensi dengan adanya komplikasi atau Terjadi kirisis hipertensi (tekanan darah >180/120).

Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi, seperti stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

Anda juga dapat berkonsultasi mengenai keluhan diare, sariawan dan demam yang ayah alami kepada dokter secara langsung, karena sejatinya pengobatan yang tepat dapat diberikan bila telah diketahui penyebab keluhan yang terjadi melalui pemeriksaan secara langsung.

Demikian, semoga informasi ini bermanfaat.

Salam,

Tim Redaksi Klikdokter

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA