Penghargaan terhadap kekurangan dan kelebihan suatu karya seni tari merupakan pengertian dari

a. Pendekatan Kritik dan Pengertian Kritik Musik

Pendekatan kritik dalam seni hampir sama dengan apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni, baik seni rupa, seni tari, seni musik dan berbagai cabang seni lainnya. Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam beragam aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Seiring dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus seni ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat

Seni Budaya (Musik) | 159 mempengaruhi penilaian ekonomis dari karya seni tersebut. Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar kegiatan apresiasi tentang seni.

Seperti sudah diuraikan di depan bahwa pendekatan kritik memiliki empat jenis kritik seni, yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer, dengan fokus kegiatan apresiasi seni terhadap suatu atau beberapa karya secara kritis. Untuk lebih memfokuskan pendekatan kritik dalam seni musik, maka modul ini akan menguraikan salah satu pendekatan yang dapat dipelajari guru dan peserta didik di sekolah yaitu pendekatan pedagogik, yaitu sebuah pendekatan yang biasanya dilakukan guru terhadap karya peserta didik. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan atau mendorong peserta didik agar berkarya lebih baik

Kritik atau critism (Inggris) berasal berasal dari kata Yunani yaitu kritikos yang

berhubungan dengan “krinein” yang artinya memisahkan, merinci, mengamati,

membandingkan dan menimbang. Dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada orang yang mengkritik. Orang yang mengkritik kemudian disebut sebagai kritikus. Obyek yang dikritik dalam musik adalah karya musik yang sedang dicermati. Karya musik itu umumnya memiliki ide tentang keindahan bunyi atau pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya. Berdasar dari pemikiran-pemikiran tersebut, kritik musik merupakan penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan untuk

meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu

memperbaiki karya tersebut.

Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik hanya muncul dalam bidang kedokteran dengan pengertian yang menyatakan suatu keadaan penyakit yang kritis atau sangat membahayakan jiwa penderitanya. Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata tersebut kembali kepada pengertian lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun 1492 mempergunakan istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan filsuf. Pada waktu itu, istilah critikus dan gramaticus dipergunakan untuk menunjuk orang-orang yang menekuni

160 | Seni Budaya (Musik)

pustaka sastra lama. Sementara itu seorang pujangga bernama Erasmus mempergunakan istilah art critic untuk Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam

pelayanan hidup. Beberapa waktu kemudian di kalangan penganut Humanisme

berlaku pengertian yang terbatas pada penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno. Pergeseran arti kritik sehingga mencakup pembetulan edisi, pernyataan pengarang, sensor dan penghakiman berlaku pada sekitar tahun 1600. (Wellek, 1971).

Pada perkembangan selanjutnya, kritik berarti orang yang melakukan kritik dan juga kegiatan kritiknya. Sementara itu, di Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad XIX berlaku kedua pengertian itu secara luas. Istilah critique menunjuk pembicaraan tentang seniman tertentu, sedangkan criticism menunjuk teorinya.

1) Sejarah Kritik Musik a. Kritik Musik Awal

Kegiatan kritik musik pertama kali di dunia di lakukan dua orang Yunani yaitu Xenophones dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM. Xenophones dan Heraclitus mengecam keras pujangga besar bernama Homerus yang sering bernyanyi tentang hal-hal yang tidak baik tentang dewa dewi. b. Kritik Musik Renaissance

Pada abad pertengahan istilah kritik hilang sama sekali. Barulah Polizianus pada tahun 1492 menggunakan istilah criticus dan Grammaticus. Scanlinger melakukan analisa dan perbandingan antara pujangga Yunani dan latih. dengan adanya kritik modern di sertai pengembangannya, para penyair mulai merasa terganggu karena kegiatan kreatif mereka terganggu.

c. Kritik Musik Di Inggris

Di Inggris abad 16 pada zaman pemerintah ratu Elizabeth istilah kritik sama sekali belum dikenal. Francis Bacon dengan bukunya “Advancement of Learning” adalah yang pertama yang kemungkinan besar menggunakan istilah kritik dalam sastra musik Inggris pada tahun 1605

Seni Budaya (Musik) | 161 d. Kritik Musik Indonesia

Kritik musik dari segi pengertian dan istilah bukan merupakan tradisi asli masyarakat Indonesia. Kritik musik baru muncul ketika para sastrawan Indonesia mendapat pendidikan dengan system Eropa pada awal abad ke 20.

b. Fungsi Kritik Musik

Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik dapat menambah pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri. Secara umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :

1) Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat. 2) Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.

3) Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik. 4) Pengembangan mutu karya musik.

c. Jenis dan Pendekatan Kritik

Berdasarkan prosedur atau landasan kerja, jenis atau tipe kritik seni menurut Fieldman terdiri dari:

1) Kritik jurnalistik, kritik ini mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk keperluan surat kabar atau majalah. Kritik jurnalistik ini juga mengulas karya seni dengan ringkas dan tidak begitu mendalam melalui bahasa yang mudah dimengerti oleh pemirsa, dengan data-data yang disajikan secara sederhana. Selain dilakukan oleh jurnalis terhadap sebuah pameran atau pertunjukan, kritik ini dapat dilakukan ketika peserta didik melihat pameran atau menonton sebuah pertunjukan kesenian, seperti konser musik atau pertunjukan tari.

162 | Seni Budaya (Musik)

2) Kritik pedagogi, kritik ini diterapkan oleh guru/pengajar kesenian dalam lembaga pendidikan. Tujuan kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat dan dan potensi peserta didik. Kritik ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri, yang disampaikan lebih mendalam daripada kritik jurnalistik, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan atau mendorong peserta didik agar berkarya lebih baik.

3) Kritik ilmiah atau akademis, yaitu sebuah kritik yang mendalam dengan data-data dan analisis data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sebagaimana seorang mahasiswa atau peserta didik melakukan penelitian atau kajian dengan prosedur penelitian ilmiah terhadap suatu karya atau atau sekelompok karya. Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun membandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis.

4) Kritik popular, adalah sebuah kritik yang dilakukan oleh publik dengan kombinasi para juri. Kritik model ini banyak dilakukan sekarang ini, seperti dalam progam Indonesia Idol, atau program pencari bakat lainnya, yang terpenting dalam kritik ini dilakukan secara menarik, mengesankan, dan mencuri perhatian penonton. Biasanya kritik ini dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis.

Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan ekspresivistik. Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun kerangka berpikirnya atau caranya menyajikan kritik. Pendekatan-pendekatan kritik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Formalistik: pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki kehidupannya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas. Kriteria

Seni Budaya (Musik) | 163

yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur formal atau unsur dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan menghindari unsur estetis yang tidak relevan, seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-lain (Bangun, 2011: 56-57).

2) Instrumentalistik: pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan masyarakat, dengan demikian nilai seni terletak pada kegunaanya.

3) Ekspresivistik: pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman pencipta suatu karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan sebagai pendukung emosi penciptanya.

d. Penyajian Kritik Musik

Setelah mengetahui beberapa konsep kritik seni seperti yang sudah disampaikan di depan, ada 4 hal pokok dalam kegiatan penyajian yang digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi, dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Deskripsi: yaitu penyajian fakta yang bersumber langsung dari karya musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa pernyataan elemen dan warna bunyi yang digunakan. Faktor-faktor pendukung penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap ini dinyatakan secara lengkap bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut diperlakukan dalam penyajian musik.

2) Analisis: yaitu uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada, melodi, harmoni, ritme, dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada bagian mana pentingnya dalam mendukung

164 | Seni Budaya (Musik)

penuangan atau penyajian gagasan. Inilah tahap menyatakan mutu suatu karya musik berdasarkan analisis unsur-unsur penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus sangat diperlukan pada tahap ini.

3) Interpretasi: yaitu bagaimana tingkat ketercapaian nilai artisitik suatu penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan tersebut. Membandingkan dengan karya sejenis dapat menjadi faktor pertimbangan dalam tahap interpretasi. Kesemuanya dijabarkan dalam interpretasi. Tahap ini dapat dikatakan sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal yang ada dalam suatu karya musik, bukan dari hukum-hukum yang bersifat umum (deduktif).

4) Evaluasi: bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup penting dalam kritik musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya atas penyajian suatu musik. Pendapat yang dimaksud bukan pendapat pribadi tanpa dasar. Dasar pernyataan dalam evaluasi

adalah hasil dari deskripsi dan analisis yang ditunjang

interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi adalah kebaikan atau kegagalan suatu penyajian musik. Kebaikan atau

kekurangan merupakan pertimbangan atas gagasan dengan

ketercapaian dalam penyajian musik. Pernyataan kebaikan, berupa kelebihan-kelebihan yang ditemukan atau sebaliknya akan membangun pemahaman peningkatan penyajian karya musik.

Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara tulisan disusun seperti urutan penyajian di atas. Pada awal tulisan perlu ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi:

a. Pendahuluan b. Deskripsi c. Analisis d. Interpretasi e. Evaluasi

Seni Budaya (Musik) | 165

Bagian pendahuluan berisi tentang identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama penulis atau pencipta musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang dianggap perlu untuk diketahui oleh pembaca. Dalam hal musik vokal, lirik lagu termasuk bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis kritik musik. Lirik lagu karena berbasis bahasa maka dapat dianalisis makna yang terkandung di dalamnya. Makna lirik lagu mencakup makna denotatif dan konotatif.

e. Bentuk Kegiatan Kritik Musik

Pengertian kritik dalam seni musik tidak diartikan sebagai kecaman yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi, kritik seni musik pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni musik. Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni musik yang lebih bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni musik. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam beragam aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik lalu berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus seni ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis dari karya seni tersebut. Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik musik dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam proses pembelajaran seni musik. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar kegiatan apresiasi tentang seni musik.

166 | Seni Budaya (Musik)

Kegiatan kritik musik dapat dilihat atau didengar melalui pertunjukan langsung atau melalui hasil rekaman. Pertunjukan langsung dapat melalui kegiatan seperti lomba, festival, atau kegiatan lain yang sifatnya kompetisi dan dinilai oleh sekelompok juri. Kegiatan pertunjukan atau pementasan tersebut oleh penyajinya, baik pemain musik maupun penyanyi selalu berusaha tampil sebaik-baiknya untuk memenuhi harapan (keindahan) bagi penilainya atau pendengarnya. Bagi penyaji musik baik sebagai penyanyi maupun pemain, komentar dari penilai (juri) atau pendengar dapat mendorong untuk tampil lebih baik. Rasa puas diri kadang dapat menurunkan upaya untuk meningkatkan kemampuan diri. Melalui penilaian atau komentar yang disampaikan juri, penonton atau pendengar menjadi paham akan apa yang terbaik atau pun kekurangan seorang penyanyi/pemain musik.

Kegiatan kritik musik tidak hanya menilai atau komentar sesaat setelah pertunjukan, tetapi suatu ulasan atau kritikan mendalam dan luas untuk memberi pemahaman atas apa yang sudah ditampilkan dalam suatu pertunjukan. Kegiatan kritik musik berusaha menghubungkan karya musik dan pelakunya dengan masyarakat musik (pendengar) sehingga terbangun suatu pemahaman atas nilai-nilai keindahan. Karya musik yang ditampilkan atau didengarkan tidak selalu dengan mudah dipahami, apalagi jika karya tersebut asing dan apresiator kurang memiliki referensi atas karya tersebut. Dengan demikian, kegiatan kritik musik diperlukan oleh pelaku musik baik sebagai penyanyi maupun pemain musik.

Penyajian seni musik pada umumnya melalui tahap penciptaan, penulisan partitur, latihan dan penyajian/pertunjukan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan penyajian musik baik dalam bentuk paduan suara, vokal tunggal, ansambel, vokal grup, musik tradisional dansebagainya adalah penguasaan teknik, materi dan cara berpenampilan dalam pementasan. seperti teori dasar musik, teknik vokal maupun instrumen. Berikut contoh beberapa bentuk kegiatan lomba atau penyajian musik dan cara penilaiannya:

Seni Budaya (Musik) | 167 Tabel 15. Format Penilaian Musik

No. Jenis penyajian lomba musik Kriteria penilaian Nilai estetika penyajian musik

1. Vokal tunggal Teknik vocal, artikulasi, phrasering, penguasaan materi, penampilan Kemampuan dalam mempersepsi, memahami, menanggapi, merefleksi, menganalisis, dan mengevaluasi penyajian karya musik.

2. Paduan suara Penguasaan materi, teknik vokal, balans,

kekompakan, penampilan 3. Band/ansambel Penguasaan instrumen,

aransemen, kekompakan, penampilan

4. Vokal grup Penguasaan materi, teknik vokal, kreativitas

aransemen, kekompakan, penampilan

5. Musik tradisional Penguasaan materi, komposisi, kreativitas garapan, kekompakan/ kerjasama,

D. Rangkuman

Apresiasi berasal dari kata “to appreciate“ yang artinya menilai secara tepat, memahami dan menikmati. Apresiasi seni adalah kegiatan penghargaan terhadap karya seni yang didasarkan atas pemahaman. Apresiasi seni dapat diartikan sebagai penghargaan atas karya seni sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni tersebut. Apresiasi seni merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran di sekolah baik tingkat dasar maupun menengah, karena apresiasi akan meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan ekspresi dalam menciptakan suatu karya seni. Pembelajaran apresiasi bertujuan untuk mengembangkan kesadaran estetis, walaupun seringkali salah satu pertanyaan yang selalu diperdebatkan, yaitu apakah rasa dapat diajarkan. Pengembangan kemampuan peserta untuk melakukan seleksi atau penilaian berdasarkan suatu kriteria yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan peserta memiliki rasa keindahan yang baik, dengan demikian dapat dengan mudah menseleksi dan menilai atau menghargai suatu karya seni.

168 | Seni Budaya (Musik)

Apresiasi melibatkan tiga aspek inti, yaitu:

1. Aspek kognitif: berkaitan dengan keterlibatan intelek penikmat dalam upaya memahami unsur-unsur seni yang bersifat objektif. Unsur instrinsik seni yang bersifat objetif itu misalnya dalam seni rupa; titik, garis, bidang, ruang, bentuk, warna, tekstur dan prinsip-prinsip pengorganisasiannya. Adapun unsur ekstrinsik antara lain berupa bibliografi seniman, latar proses kreatif, maupun latar sosial budaya yang menunjang kehadiran karya seni rupa.

2. Aspek emotif: berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi penikmat dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam karya seni yang interpretasikan menjadi makna subjektif. Emosi adalah sesuatu yang tidak dapat dielakan dalam menikmati kesenian, tanpa adanya emosi tidak bisa ada penikmatan seni. Keindahan dalam seni dan alam hanya bisa dinikmati oleh manusia yang peka emosi keindahannya.

3. Aspek evaluatif: berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai, serta sejumlah ragam penilaian yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh penikmat.

Ada tujuh pendekatan dalam melakukan apresiasi, yaitu pendekatan analisis, kritik, kognitif, aplikatif, kesejarahan, problematik, dan semiotik.

1. Pendekatan analitik, yaitu suatu cara melakukan apresiasi dengan melakukan tahapan mulai dari deskripsi sampai dengan mengambil keputusan.

2. Pendekatan kritik, yaitu cara melakukan apresiasi seni terhadap suatu atau beberapa karya secara kritis, ada empat jenis kritik seni dengan pendekatan ini, yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer.

3. Pendekatan kognitif, yaitu pendekatan yang beranggapan bahwa setiap orang berbeda dalam menanggapi sebuah atau sekelompok karya seni sesuai dengan tingkat kognitifnya atau pengetahuannya. Pendekatan ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Primadi dalam bagian pendahuluan dari bahan ajar ini, yaitu melalui empat tahap: tahap favotisme, keindahan realisme, ekspresi, gaya dan bentuk, serta judgement.

4. Pendekatan aplikatif, dilakukan dengan melibatkan apresiator untuk secara langsung berkarya seni, ia dapat merasakan keindahan dan kesulitan teknis

Seni Budaya (Musik) | 169 dalam berkarya seni, sehingga diharapkan semakin mengenal maka ia akan semakin sayang, jatuh cinta karena biasa.

5. Pendekatan kesejarahan, cara menelusuri lahirnya sebuah karya seni atau gaya seni dari periode ke periode, untuk sederhananya dapat dilakukan oleh peserta didik dengan melakukan wawancara kepada seniman mengenai perjalanan membuat karyanya atau menelusi sejarah sebuah artefak karya seni.

6. Pendekatan problematik, pendekatan ini lebih mudah dilakukan dengan metode studi kasus, yaitu meberikan suatu kasus yang berkaitan dengan kesenian terhadap peserta didik, selanjutnya seorang atau sekelompok peserta didik berdiskusi untuk memecahkan kasus tersebut.

7. Pendekatan semiotik, pendekatan ini banyak dilakukan saat ini dalam melakukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai karya seni, yaitu dengan memahami tanda. Kritik musik merupakan penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki karya tersebut. Kegiatan kritik musik pertama kali di dunia di lakukan dua orang Yunani yaitu Xenophones dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM.

Ada tujuh pendekatan dalam melakukan apresiasi, yaitu pendekatan analisis, kritik, kognitif, aplikatif, kesejarahan, problematik, dan semiotik.

1. Pendekatan analitik, yaitu suatu cara melakukan apresiasi dengan melakukan tahapan mulai dari deskripsi sampai dengan mengambil keputusan.

2. Pendekatan kritik, yaitu cara melakukan apresiasi seni terhadap suatu atau beberapa karya secara kritis, ada empat jenis kritik seni dengan pendekatan ini, yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer.

3. Pendekatan Kognitif, yaitu pendekatan yang beranggapan bahwa setiap orang berbeda dalam menanggapi sebuah atau sekelompok karya seni sesuai dengan tingkat kognitifnya atau pengetahuannya. Pendekatan ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Primadi dalam bagian pendahuluan dari bahan ajar ini, yaitu melalui empat tahap: tahap favotisme, keindahan realisme, ekspresi, gaya dan bentuk, serta judgement.

170 | Seni Budaya (Musik)

4. Pendekatan Aplikatif, dilakukan dengan melibatkan apresiator untuk secara langsung berkarya seni, ia dapat merasakan keindahan dan kesulitan teknis dalam berkarya seni, sehingga diharapkan semakin mengenal maka ia akan semakin sayang, jatuh cinta karena biasa.

5. Pendekatan Kesejarahan, cara menelusuri lahirnya sebuah karya seni atau gaya seni dari periode ke periode, untuk sederhananya dapat dilakukan oleh peserta didik dengan melakukan wawancara kepada seniman mengenai perjalanan membuat karyanya atau menelusi sejarah sebuah artefak karya seni.

6. Pendekatan Problematik, pendekatan ini lebih mudah dilakukan dengan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA