AIR
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.
Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air.
PENCEMARAN AIR
Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis a
Pencemaran air dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sumber langsung dan sumber tidak langsung.
Sumber langsung adalah buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air, (system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan .
Sumber – sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun dari limbah domestik.
Beberapa jenis pencemar air dapat dikelompokkan atas sembilan grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai berikut:
- Padatan
- Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding wastes)
- Mikroorganisme
- Komponen organik sintetik
- Nutrien tanaman
- Minyak
- Senyawa anorganik dan mineral
- Bahan radioaktif
- Panas
Salah satu jenis pencemar air adalah mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdapat di dalam air berasal berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati (bangkai), kotoran manusia atau hewan, bahan organik lainnya, dan sebagainya.
PENCEMARAN AIR OLEH MIKROBA PATOGEN
Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya atau oleh zat kimia dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengairan olahan dari pabrik ke konsumen. Di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, sungai, danau, kolam, laut sering digunakan untuk beberapa keperluan sehari-hari, misalnya mandi, mencuci pakaian, mencuci alat makan dan makanan, bahkan untuk tempat pembuangan tinja, sehingga air tersebut menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen dan mikroorganisme parasit lainnya.
Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera,Shigella dysenteriae penyebab disenteri basiler, Salmonella typosa penyebab tifus dan S. paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan control terhadap polusi air.
MIKROBA PATOGEN PENYEBAB PENCEMARAN AIR
Beberapa mikroba patogen biasanya ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di dalam efluen dari unit pengolahan limbah. Mikroba yang menjadi agen penyebab pencemaran air adalah bakteri, virus.
Bakteri penyebab pencemaran air dan bersifat patogen antara lain sebagai berikut :
1. Salmonella
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteria
Famili : Enterobactericeae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi
Salmonella adalah enterobactericeae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteri patogen paling utama yang terdapat di air limbah yang dapat menyebabkan demam typus dan paratypus dan gastroenteristis (radang lambung / perut). Konsentrasi Salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel samapi mencapai 8000 organisme per 100 ml air limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1% penduduk mengeluarkan Salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama disebabkan oleh kontaminasi pada makanan, tetapi pada kontaminasi air minum juga masih menjadi perhatian yang utama.
2. Shigella
Kerajaan: | Bakteria |
Filum: | Proteobakteria |
Kelas: | Gamma Proteobakteria |
Ordo: | Enterobakteriales |
Famili: | Enterobakteriaceae |
Genus: | Shigella dysenteriae |
Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus, yaitu suatu penyakit diare yang menyebabkan berak darah sebagai akibat dari peradangan dan pendarahan selaput dinding usus. Ada empat spesies shigella yang bersifat patogen, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii, dan Shigella sonnei. Keempat Shigella patogen tersebut dapat berpindah secara kontak langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, dimana orang yang terinfeksi mengeluarkan Shigella didalam tinjanya.
Meskipun perpindahan atau penularan Shigella melalui kontak antar orang adalah cara penularan yang utama, tetapi melalui air juga perlu diperhatikan. Contohnya, seperti yang terjadi di Florida, penggunaan air tanah mempunyai andil terhadap Shigellosis yang telah menginfeksi sekitar 1200 orang.
3. Vibrio Cholerae
Kerajaan: | Bacteria |
Filum: | Proteobacteria |
Kelas: | Gamma Proteobacteria |
Ordo: | Vibrionales |
Famili: | Vibrionaceae |
Genus: | Vibrio |
Spesies: | V. cholerae |
Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative yang berentuk batang melengkung. Bakteri ini dapat berpindah melalui air. Vibrio Cholerae mengeluarkan suatu enterotoksin yang menyebabkan diare, mulai dari ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh secara cepat, dan menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Vibrio cholerae sering muncul sebagai endemik di banyak wilayah Asia. Organisme patogen tersebut dapat menyebabkan pencemaran air dengan konsentrasi sebesar 10 – 10.000 organismpe per 100 ml air pada saat terjadi endemik. Ledakan endemik Kolera pernah terjadi di Peru dan Chilli yang diakibatkan mengonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi oleh air yang telah tercemar oleh Vibrio Cholerae.
Air dan limbah dapat terkontaminasi oleh 140 jenis virus. Virus ini dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak dalam saluran pencernaan dan kemudian dikeluarkan dalam jumlah yang besar melalui kotoran manusia yang terinfeksi.Virus-virus yang masuk ke dalam tubuh manusia kadangkala menyebabkan infeksi yang tidak terlihat, sehingga sulit untuk dideteksi. Virus ini penyebab penyakit yang bervariasi, mulai dari penyakit kulit, demam, infeksi pernafasan, penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan kelumpuhan. Virus-virus ini relatif sedikit di dalam air buangan, namun demikian sampel sebanyak 100-1000 liter harus dipekatkan untu mendeteksi keberadaan patogen ini.
Ditinjau dari ilmu epidemi, virus umumnya berpindah melalui kontak antar peroranganm namun dapat juga melalui perantara air baik secara langsung (air minum, kolam renang) maupun secara tidak langsung yaitu melalui makanan yang terkontaminasi. Penularan waterbome virus dapat digambarkan dengan skema seperti berikut.
Gambar : Penyebaran virus melalui air
Beberapa contoh Virus yang dapat mencemari air dan bersifat patogen antara lain :
1. Virus Hepatitis
Infeksi hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), yaitu enterovirus yang berukuran 27 nm RNA, dengan masa inkubasi relatif pendek (2-6 minggu) dan penularan melalui oral. Virus ini sulit dideteksi walaupun dapat dibiakkan dalam jaringan. Cara lain untuk mendeteksi HAV adalah dengan penyelidikan genetik dan metode imunologi.
Serum hepatitis disebabkan oleh Virus hepatitis B (HBV) yaitu virus dengan ukuran 42 nm DNA, mempunyai masa inkubasi relatif lama (4-12 minggu). Virus ini ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi atau melalui hubungan seks. Tingkat kematian sekitar 1-4% lebih tinggi daripada infeksi hepatitis (<0.5%).
Hepatitis A menular melalui oral baik kontak antar perorangan maupun melalui pencemaran air dan makanan yang terkintaminasi. Penyakit ini menyebar diseluruh dunia dan antibodi HAV lebih banyak terdapat pada kelompok dnegan tingkat sosial ekonomi yang rendah, kemudian meningkat sesuai umur orang yang terinfeksi. Penularan melalui air tercatat di seluruh dunia kasus hepatitis ini terjadi akibat mengonsumsi air yang telah terkontaminasi virus tersebut dan pengolahan airnya tidak sempurna. Penularan melalui makanan lebih menjadi perhatian dibandingkan melalui air. Mengonsumsi kerang-kerangan yang tumbuh dalam air yang terkontaminasi menimbulkan kasus hepatitis menjadi cukup besar.
2. Rotavirus
Rotavirus termasuk dalam keluarga Reoviridae, ukuran 70 nm yang mengandung RNA double-stranded dikelilingi double-shelled capsid. Rotavirus adalah penyebab utama penyakit perut akut pada anak dibawah usia 2 tahun. Virus menyebar melalui fecal-oral, dapat pula melalui pernafasan. Pernah terjadi beberapa kasus wabah penyakit yang disebabkan oelh rotavirus yang mengotaminasi air buangan.
3. Agen Tipe Norwalk
MIKROORGANISME INDIKATOR
Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai petunjuk kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya. Untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh mikroorganisme tersebut, kendati demikian, persyaratan ini tidak mutlak untuk dipenuhi seluruhnya, tergantung kondisi yang ada. Syaratnya antara lain:
- Dapat digunakan untuk berbagai jenis air
- Mikroorganisme harus muncul bila patogen enterik dan sumber polusi muncul
- Tidak ada di air yang terpolusi
- Mudah diisolasi, murah, mudah diidentifikasi, dan mudah dihitung
- Lebih banyak jumlahnya dan lebih tahan dibanding patogen
- Bukan merupakan patogen
- Tidak berkembang biak di air
- Merespon perlakuan dan kondisi lingkungan
- Kepadatan indikator harus berkaitan langsung dengan derajat polusi
- Menjadi bagian dari mikroflora dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas
Mikroorganisme indikator dapat dibedakan menjadi indikator bakteri, indikator virus, dan indikator protozoa.
1. Indikator Bakteri
Terdapat lima bakteri yang umum digunakan sebagai indikator:
a. Koliform
Koliform tidak termasuk dalam taksonomi bakteri namun hanya istilah untuk menyebutkan kelompok mikroorganisme yang berada di air. Ciri-ciri bakteri koliform adalah gram negatif, berbentuk batang, merupakan anaerob fakultatif yang dapat memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas pada suhu 35 °C selama 24-48 jam. Memiliki enzim tambahan yaitu sitokrom oksidase dan beta-galaktosidase. Koliform dapat ditemukan di saluran pencemaran hewan, tanah, atau secara alami pada sampel lingkungan.
Pada keadaan normal, koliform terdapat di air dalam jumlah standar dan dapat diukur, namun bila terjadi pencemaran air, jumlah koliform akan menjadi banyak dan dapat melebihi jumlah bakteri patogen lain. Oleh karena itu, koliform dapat digunakan sebagai indikator pencemaran air. Jika terdapat bakteri koliform dalam air, belum tentu bakteri patogen juga ada di air tersebut, namun jika bakteri koliform terdapat dalam jumlah besar maka perlu diperiksa kembali keberadaan bakteri patogen lain.
b. Koliform tinja
Digunakan untuk mendeteksi pencemaran tinja. Merupakan bakteri termotoleran yang dapat beradaptasi dengan cara stabilisasi protein pada suhu di saluran pencernaan. Koliform tinja dapat melakukan fermentasi dengan menghasilkan asam dan gas pada suhu 44.5 °C. Koliform tinja memiliki korelasi yang kuat dengan pencemaran tinja hewan berdarah panas. Untuk mendeteksi E.coli pada koliform tinja secara lebih spesifik dapat digunakan enzim MUG yang akan berpendar dengan sinar UV.
c. Streptococcus Tinja – Enterococcus
Merupakan mikrobiota pada manusia dan hewan. Contoh Streptococcus pada manusia adalah S. faecalis dan S. faecium
d. Clostridium
Merupakan mikrobiota pada hewan berdarah panas dan limbah. Sifatnya lebih stabil dibanding patogen dan memiliki spora sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi polusi yang terjadi di waktu lampau.
e. Pseudomonas
Digunakan sebagai indikator kolam renang selain Staphylococcus aureus. Memiliki sifat tahan terhadap desinfeksi kimiawi. Berpigmen pyocyanin dan dapat berpendar.
f. Bacteroides sp. dan Bifidobacteria sp.
Banyak ditemukan di feses 100 kali dibanding yang lain. Kedua bakteri ini sulit dideteksi karena bersifat sangat anaerob dan dapat musnah bila terkena oksigen, sehingga untuk mendeteksi perlu kondisi yang sangat anaerob pula. Beberapa jenis Bacteroides spesifik pada manusia.
2. Indikator Virus
Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus.
- Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding selnya. Sifatnya tidak spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya. Contohnya adalah myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae.
- Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F+) sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat spesifik pada feses. Contohnya adalah leviviridae
- Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat rendah sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya
- Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah.
3. Indikator Protozoa
Sesungguhnya tidak ada indikator yang berlaku secara universal bagi parasit protozoa. Indikator bergantung pada sumber air yang dugunakan pada suatu daerah tertentu. Contoh yang telah diidentifikasi adalah indikasi menggunakan spora Clostridium dan bakteri aerob termostabil.
Mikroorganisme yang menjadi indikator makanan merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen. Misalnya E. coli tipe I, koliform dan fekal streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara tidak higienis, termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini sering digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan dan air.
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN AIR AKIBAT DARI MIKROORGANISME PARASIT
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air yang tercemar oleh mikroorganisme parasit telah dikenal sejak lama. Pencemaran air oleh air limbah ataupun kotoran (tinja) manusia yang mengandung mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit, seperti virus, bakteri patogen dan sebagainya dapat menyebabkan wabah atau peledakan jumlah penderita penyakit di suatu wilayah dalam waktu yang relatif singkat.
Beberapa ciri khusus penyebaran penyakit-penyakit tersebut antara lain yakni proses penularan pada umumnya melalui mulut, terjadi di wilayah yang airnya tercemar, penderita pada umumnya terkonsentrasi pada suatu wilayah secara temporer,penderitanya tidak terbatas pada usia, ataupun jenis kelamin tertentu. Meskipun sulit untuk mendeteksi bakteri patogen di dalam air, tetapi dapat diperkirakan melalui pemeriksaan bakteri E.coli yang disebabkan oleh pencemaran tinja, dan waktu inkubasinya biasanya lebih panjang daripada keracunan makanan. Penyakit yang biasanya berhubungan dengan pencemaran air akibat mikroorganisme parasit antara lain adalah :
1. Disentri
Penyebab Penyakit:
1. Bakteri (Disentri basiler)
- Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella. Penyebabnya adalah bakteri Shigella dysenteriae. Waktu inkubasinya sekitar 1 – 7 hari, biasanya 4 sekitar kurang dari 4 hari.
- Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
- Salmonella
- Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahun
Gejala yang Ditimbulkan :
1. Disentri Basiler
- § Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
- § Panas tinggi (39,5 – 40,0 C), kelihatan toksik.
- § Muntah-muntah.
- § Anoreksia.
- § Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
- § Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2. Disentri amoeba
- § Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
- § Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
- § Sakit perut hebat (kolik)
- § Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
Pengobatan
Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi dan kematian. Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari. Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan plasebo10. Alternatif yang dapat diberikan : Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis . Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis . Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM . Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dan lain-lain. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi : Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler. Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
Preventif (Pencegahan)
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit disentri adalah dengan memperhatikan pola hidup sehat dan bersih; menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa bakteri; dan membiasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan.
2. Demam Thipoid (Typhus)
Penyakit Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Di Indonesia, diperkirakan antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun. Sumber penularan yang utama adalah penderita itu sendiri atau karier, dan penularan dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteria yang ada di dalam tinja penderita yang akan mengontaminasi air, air minum, makanan, ataupun kontak langsung.
Penyebab Penyakit :
Penyebabnya adalah bakteri jenis bacillus thypus yaitu Salmonella thyposa, dengan waktu inkubasi sekitar 1 sampai 3 minggu. Bakteri tersebut masuk melalui mulut dan menjangkiti lympha (getah bening) pada bagian bawah usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan terbawa ke organ-organ internal sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh, misalnya seluruh badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul demam serta mengigil.
Gejala yang ditimbulkan :
Secara garis besar, gejala yang ditimbulkan antara lain :
- Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
- Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
- Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
- Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
- Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
- Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Pengobatan
Pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
Preventif (Pencegahan)
Pencegahan penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan kebersihan dan sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
3. Kolera
Penyebab Penyakit
b. Cholera Eltor disebabkan oleh baksil Vibrio eltor
Penyebabnya adalah bakteri patogen jenis Vibrio cholerae, dan waktu inkubasinya antar beberapa jam sampai dengan 5 hari. Bakteri ini masuk melalui mulut dan akan berkembang di dalam usus halus (small intestine), dan akan menghasilkan eksotoksin yang menyebabkan rasa mual.
Gejala yang ditimbulkan
Pada penderita penyakit kolera gejala umum yang ditampakkan, antara lain ialah :
1. Diare yang encer dan berlipah tnpa didahului rasa mulas atau tenesmus.
2. Feses atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk
3. Feses yang menyerupai air cucian beras tersebut bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan putih.
4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7. Banyaknya cairn yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tanda seperti : detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hipotensi, dan lain-lain dan apabila tidak segera menadapatkan penanganan pengganti cairan tubuh yang hilang maka dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.
Preventif (Pencegahan)
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita
4. Poliomyelitis Anterior Akut
Penyebab Penyakit
Gejala yang Ditimbulkan
Gambaran klinis penyakit polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala yang sangat ringan sampai terjadi paralisis (kelumpuhan). Gejala klinis mulai dengan demam, merasa lemah, nyeri kepala dan muntah. Dalam 24 jam terlihat kekakuan pada leher dan punggung serta terjadi kejang mulut (bibir atas dan bawah tidak dapat digerakkan). Penderita terlihat mengantuk, iritabel, dan cemas. Adakalanya disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Bila terjadi paralisis (lumpuh) biasanya dimulai dalam beberapa detik sampai lima hari sesudah nyeri kepala. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya pada salah satu tungkai.
Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit poliomielitis sangat sukar dan tidak ada spesifik, tetapi tergantung penyulit yang terjadi. Selain fisioterapi dan ortopedi perlu diperhatikan fungsi organ lain.
Preventif (Pencegahan)
Penyakit polio dapat dicegah dengan imunisasi. Vaksin virus mati diberikan secara suntik
5. Diare
Penyebab Penyakit
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam jiwa bila tanpa perawatan. Virus penyebab diare adalah Viral gastroenteritis atau yang dikenal sebagai stomatch virus (virus perut). Selain oleh virus, diare juga disebabkan oleh bakteri. Bakteri-bakteri tersebut antara lain adalah E.coli, Salmonella enteritidis, Compylobacter bacteria, Shigella, Giardo, Cryptosporidium.
Gejala yang ditimbulkan
Gejala umum diare antara lain :
a. Buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
b. Feses berbentuk encer atau cair
c. Badan lemah dan lesu dan terkadang disertai muntah-muntah
d. Rasa haus dan nafsu makan menurun
Pengobatan
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
Cara membuat larutan gula garam
- Gula satu sendok teh penuh
- Garam ¼ sendok teh
- Air masak satu gelas
- Campur diaduk sampai larut
Cara membuat oralit
- Sediakan satu gelas (200 ml) air yang telah dimasak
- Masukkan satu bungkus oralit kedalam gelas
- Aduk sampai larut
Takaran pemberian oralit untuk penderita Diare
- Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret
- Di bawah 5 tahun : 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
- Anak di atas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
- Anak diatas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret
Preventif (Pencegahan)
Pencegahan diare merupakan salah satu upaya yang baik dilakukan untuk menghindari gejala diare secara efektif. Cuci tangan terutama saat ingin makan atau aktivitas lain merupakan upaya pencegahan diare agar virus tidak menyebar. Untuk pencegahan diare yang disebabkan oleh makanan yang tercemar dapat dilakukan beberapa cara, antara lain :
- Sajikan makanan dimasak atau dipanaskan. Jika belum diolah dinginkan makanan dalam kulkas. Membiarkan makanan pada suhu kamar dapat mendorong pertumbuhan bakteri sehingga dapat dilakukan pencegahan diare.
- Cuci permukaan alat atau perkakas untuk menghindari penyebaran kuman dari satu tempat ke tempat yang lain.
- Selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang berusia di bawah enam bulan.
- Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet) dan menyediakan tempat sampah yang memadai.
- Memberantas lalat agar tidak menghinggapi makanan yang ada di rumah.
- Mengupayakan lingkungan rumah selalu menjadi lingkungan hidup yang sehat
AYAT AL-QURAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN AIR
Q.S. Al-Baqarah : 164
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Q.S An-Nur : 45
Artinya : Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q.S Muhammad : 15
Artinya: Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar arak yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
Maksud dari ayat ini adalah air sungai hendaknya tidak berubah rasa dan tidak berbau dan di sekelilingnya terdapat buah-buahan, penangkaran lebah, juga peternakan sapi untuk memproduksi susu segar
KESIMPULAN
- Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
- Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya
- Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera,Shigella dysenteriae penyebab disenteri basiler, Salmonella thyposa penyebab tifus dan S. paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba.
- Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai petunjuk kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya. Mikroorganisme indikator dapat dibedakan menjadi indikator bakteri, indikator virus, dan indikator protozoa.
SUMBER REFERENSI:
//ricomarsen.wordpress.com/2010/04/11/bakteri/
//id.wikipedia.org/wiki/Shigella
//www.anneahira.com/bakteri-patogen.htm
//www.slideshare.net/KarlaSolo/pencemaran-air-presentation-809125
//id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme_indikator
mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/ready-upload1.pdf
//obat-penyakit.com/diare-disentri.html
//id.wikipedia.org/wiki/Disentri
//www.infopenyakit.com/2008/08/penyakit-demam-tifoid.html
Click to access cholerabasaha.pdf
//www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-kolera-cholera.html
//kesehatanlingkungan.wordpress.com/2007/08/05/poliomyelitis/