Paparkan tentang Hakikat Diksi dalam sebuah kalimat atau wacana

Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Penjelasan jenis-jenis diksi adalah sebagai berikut:

Diksi Berdasarkan Maknanya

- Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Contohnya, Budi selalu “kerja keras” untuk mendapatkan hasil terbaik.

- Makna Konotatif

Makna konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Contohnya, Mario adalah seorang “kutu buku”, ia tahu banyak hal.

Diksi Berdasarkan Leksikal

Sinonim. Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Contohnya, Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar = Pandai.

Antonim. Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Contohnya, Naik x Turun, Besar x Kecil, Banyak x Sedikit, Cepat x Lambat.

Homonim. Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan kata bulan pada kalimat berikut: Bulan terlihat bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.

Homofon. Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.

Homograf. Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau hari ini liburKata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.

Polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya, para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.

Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. 

commit to user 9 9 seperti ditinjau dari sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan.

2. Diksi

a. Hakikat Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan. Pilihan kata bukanlah masalah sederhana karena menyangkut persoalan yang bersifat dinamis, inovatif, dan kreatif sejalan dengan perkembangan masyarakat penunturnya. Diksi merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 264 diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Diksi atau pilihan kata yang baik berhubungan dengan pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras, yang penggunaannya cocok dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar. Pilihan kata atau diksi bukan saja untuk menyatakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan Keraf, 2007: 23. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakterisitik. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh seseorang yang memiliki sejumlah kosa kata atau perbendaharaan kata yang banyak. commit to user 10 10

b. Hakikat Kata

Kata merupakan tataran terendah dalam tataran gramatikal bahasa. Kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Kata adalah sekumpulan huruf atau bunyi ujaran yang mengandung arti. Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Mereka berpendapat bahwa kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua spasi, dan mempunyai satu arti Chaer, 1994: 162. Sementara itu, batasan kata yang dibuat Bloomfield dalam Chaer, 1994: 163 kata adalah satuan bebas terkecil a minimal free form. Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dapat diserap dengan panca indera dan aspek isi makna reaksi yang timbul pada pendengar atau pembaca Keraf, 2007: 25. Chomsky dalam Chaer, 1994: 163 mengatakan kata adalah dasar analisis kalimat, menyajikan kata itu dengan simbol-simbol V verba, N nomina, A adjektiva, dan sebagainya. Batasan kata yang umum dijumpai dalam berbagai buku linguistik Eropa adalah bahwa kata merupakan bentuk yang ke dalam mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah, dan keluar mempunyai kemungkinan mobilitas di dalam kalimat. Batasan tersebut menyiratkan dua hal, yaitu 1 bahwa setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah, serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain dan 2 setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat di dalam kalimat atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain, atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya. Dari berbagai pendapat di atas, penulis coba simpulkan bahwa kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba kata kerja, nomina kata benda, adjektiva kata sifat, maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut. commit to user 11 11

c. Klasifikasi Kata

GuruPendidikan.Com – Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan “cerita” mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.

Pengertian Diksi

Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.

Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :

  1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
  2. Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

Contoh Paragraf :

  • Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
  • Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.

Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.

Sedangkan Menurut Enre, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili perasaan yang nyata dalam pola sebuah kalimat.

Ciri-Ciri Diksi

Setelah mengetahui syarat diksi, tentu kita juga harus mengetahui ciri-ciri diksi tersebut, dibawah ini merupakan ciri-ciri diksi, antara lain:

  1. Tepat dalam pemilihan kata untuk dapat mengungkapkan gagasan atau juga hal-hal yang diamanatkan
  2. Dapat digunakan untuk dapat membedakan secara tepat nuansa makna serta bentuk yang sesuai dengan gagasan serta juga situasi serta nilai rasa pembaca.
  3. Menggunakan pembendaharaan kata yang dipunyai masyarakat bahasanya serta dapat menggerakan dan juga memberdayakan kekayaan itu menjadi jaring kata yang jelas.

Syarat Diksi

Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan

  1. a) kaidah kelompok kata/ frase,
  2. b) kaidah makna kata,

Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase

Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.

1)      Tepat

Contohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan  dengan lihatan mata.

2)      Seksama

Contohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi  karena kata tersebut tidak seksama.

3)      Lazim

Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.  Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani.  Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.

Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:

Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.

Contoh :   

      Kepala: organ tubuh yang letaknya paling atas

      Besi: logam yang sangat keras

Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.

Contoh :

Ibu kota : pusat pemerintahan

Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol

Jamban : kamar kecil

Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:

  • Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.

Misalnya :

Kata Dulu Sekarang
Berlayar Mengarungi laut dengan memakai kapal layar Mengarungi lautan dengan alat apa saja
Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak-anak raja Sebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuan
  1. Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna dahulu
Kata Dulu Sekarang
Sarjana Sebutan untuk semua orang cendekiawan Gelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi
Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari ilmu agama Islam

Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :

Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.

Contoh :

  • Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
  • Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.

Pergeseran makna dibedakan atas dua macam:

Adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.

Contoh:

–        Tasya menyikat giginya sampai bersih

–        Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu

Adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.

Contoh:

–        Sayur itu rasanya pedas sekali

–        Kata-katanya sangat pedas didengar.

Adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.

–        Bisa berarti    1). Dapat, sanggup

2). Racun

–        Buku berarti   1). Kitab

2). Antara ruas dengan ruas

Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.

Contoh:

–        Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)

–        Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)

–        Tahu (paham) dengan tahu (sejenis makanan)

Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti.

Contoh:

–        Bang dengan bank

–        Masa dengan massa

adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.

Contoh:

–        Pintar dengan pandai

–        Bunga dengan kembang

Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

Contoh:

Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .

Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.

Kata rindu bersinonim dengan kata kangen

  • Perbedaan dialek regional

Contoh:

Handuk bersinonim  tuala  , selop bersinonim seliper

Contoh:

kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan , realita bersinonim kenyataan.

Contoh:

suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat.

Contoh:

membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.

  • Perbedaan dialek temporal

Contoh:

membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.

Adalah kata-kata yang berlawanan artinya.

Contoh:

–        Tua – muda

–        Besar – kecil

–        Luas – sempit

Fungsi Diksi

Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

  • Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  • Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  • Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis atau pun terucap”.
  • Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.

Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

DAFTAR PUSTAKA Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugono, Dendy, 2003.  Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta. Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo. Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta. Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta

Demikianlah pembahasan mengenai “Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian & ( Fungsi – Macam – Contoh ) semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Baca Juga:

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA