MENIMBANG
MENIMBANG : 1. Bahwa rumah sakit s: 1. Bahwa rumah sakit sebagai sdalah satu sarana kesehatan yang memberikanebagai sdalah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan kepada kepada masyarakat masyarakat memiliki memiliki peran peran yang yang sangatsangat penting dalam
penting dalam meningkatkan mutu derajat kesehatan masyarakat.meningkatkan mutu derajat kesehatan masyarakat. 2. Bahwa dalam rangka melakukan
2. Bahwa dalam rangka melakukan identifikasi resiko infekssi di Rumahidentifikasi resiko infekssi di Rumah Sakit Widodo N
Sakit Widodo Ngawi untuk gawi untuk mencegah dan mengendalikan mencegah dan mengendalikan infeksi infeksi makamaka dibuatlah Panduan ICRA.
dibuatlah Panduan ICRA. 3. Bahwa
3. Bahwa Panduan ICRA di RS Panduan ICRA di RS Widodo ditetapkan dengan Widodo ditetapkan dengan Surat KeputusanSurat Keputusan Direktur RS Widodo.
Direktur RS Widodo.
MENGINGAT :
MENGINGAT : 1. 1. UndangUndang – – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menk
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menk es/SK/XII/1999 tentanges/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Standar Pelayanan Rumah Sakit
3. Kepmenkes No. 2704/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
3. Kepmenkes No. 2704/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman ManajerialManajerial Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan FasilitasKesehatan Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan FasilitasKesehatan lainnya
lainnya
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
(2)
Panduan ICRA RS Widodo Ngawi 2
MEMUTUSKAN MENETAPKAN :
Pertama : Kepeutusan Direktur Tentang Panduan ICRA di RS Widodo
Kedua : Panduan ini digunakan di RS Widodo sebagai acuan Tim PPI dalam mengurangi resiko infeksi di RS. Widodo
Ketiga : Keputusan ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Kelima : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : NGAWI
PADA TANGGAL …..,……….,20…. RS WIDODO
DR.PUDJO SARDJONO,Msi Direktur
(3)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……… 2
Daftar Isi ………. 3
Bab I PE NDAH ULUAN ……… 4
Bab I I DEF I NISI ……… 6
Bab I I I RUANG LI NGKUP ………..9
Bab I V TATA LA K SANA ………13
(4)
Panduan ICRA RS Widodo Ngawi 4
II. Tujuan
Tujmuan dari IRCA ini adalah sebagai berikut:
a. Mengindentifikasi area beresiko yang berhubungan dengan infeksi di pelayanan kesehatan
b. Mendapatkan informasi yang lebih baik sekitar resiko sehingga tingkat dan sifat resiko terhadap pasien dapat dinilai dengan cepat
c. Mengurangi resiko yang terjadi dan penyebaran infeksi di unit pelayanan RS d. Mengembangkan program pencegahan infeksi yang di dapat di rumah sakit e. Mengontrol staff dalam melaksanakan praktek pencegahan infeksi terbaik
(5)
BAB II DEFISINI
1. Analisa resiko
Adalah proses untuk memahami sifat dan menentukan peringkat resiko 2. Bahaya
Adalah prosedur/pearawatan yang dilakukan dapat memberi infeksi silang pada pasien,staf,kontraktor, pengunjung dimana bisa terjadi kontak langsung dengan pasien,prosedur invasif,penggunaan benda tajam,produksi limbah berbahaya dan penggunakaan peralatan pasien
3. Dampak
Adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak cidera sampai meninggal
4. Evaluasi resiko
Adalah proses membanding anatara hasil analisa resiki dengan kreteria rasio untuk menentukan apakah resiko dan atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi
5. Identifikasi resiko
Adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui resiko-resiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan
6. Infeksi
Adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi ( organisme ), dimana terdapat respon imun,tetapi tidak disertai gejala klinik
7. Infection Control Assesment
Merupakan suatu sitem pengontrolan pengendalian infeksi yang terukur dengan melihat kontinuitas dan probabilitas dalam aplikasi pengendalian infeksi di lapangan 8. KLB
Adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu ( Undang Undang Wabah,2000 ) 9. Lingkungan
Adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, mineral serta flora da fauna
10. Manajemen Resiko
Adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
(6)
Panduan ICRA RS Widodo Ngawi 6
Adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya sgen infeksi ( Organisme ) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik
12. Populasi
Sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama yang hidup di tempat yang sama 13. Probabilitas
Penilaian tingkat probabilitas/frekuensi resiko adalah seberapa sering insiden tersebut terjadi
14. Prosedur
Adalah tindakan yang harus dijalankan dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama
15. Resiko
Adalah peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi yang dapat berpengaruhnegatif terhadap pasien,petugas,pengunjung,atau organisasi rumah sakit
16. Risk Assesment
Adalah penilaian yang meneliti proses secara rinci termasuk urutan kejadian dan resiko aktual dan potensial, kegagalan atau titik kerentanan, dan bahwa melalui proses logis, memprioritaskan area untuk perbaikan didasarkan pada dampak actual
(7)
BAB III
RUANG LINGKUP
Sebagaimana jenis infeksi penyakit lainnya, infeksi nosokomial biasanya terjadi jika penderita lemah atau jika barier alamiah terhadap invasi mikroba terganggu. Terdapat beberapa jenis barier alamiah terjadinya infeksi penyakit. Sebagaimana diketahui,kulit,membranmukosa, saluran gastrointestinal, saluran kencing, dan saluran nafas atas berfungsi sebagai barier alamiah terhadap infeksi.
Menurut Setyawati ( 2002 ) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial anatara lain :
-
Kuman penyakit ( jumlah dan jenis kuman,lama kontak dan virulemsi )
-
Sumber infeksi
-
Perantara atau pembawa kuman
-
Tempat masuk kuman pada hospes baru
-
Daya tahan tubuh hospes baru
-
Keadaan rumah sakit meliputi :
-
Prosedur kerja,alat,hygene kebersihan, jumlah pasien dan konstruksi rumah sakit
-
Pemakaian antibiotik yang irasional
-
Pemakaian obat seperti imunosupresi,kortikostreroid dan sitostatika,tindakan invasive
dan instrumentasi
-
Berat penyakit yang diderita
-
Sehingga diperlukan tindakan atau prosedur untuk pencegahan infeksi. Sebelum tindakan
dilakukan,tahap pertama yang sangat penting adalah dilakukannya penilaian resiko terjadinya infeksi. Untuk itulah dilakukan INFECTION CONTROL RSIK ASSESMENT ( ICRA ).ICRA merupakan bagian dari proses perencanaan program PPI. Dengan disusunnya ICRA ini sebagai bentuk langkah awal untuk mengembangkan rencana dengan baik.Perencanaan ini dilakukan secara bersama,yang merupakan bentuk dasar dari program.Panduan ICRA ini disusun dan ruang lingkup program berdasarkan resiko yang dihadapi oleh organisasi yangberhubungan dengan infeksi. Penilaian resiko ini dibuat pertahun dengan alasan sebagai berikut :
a. Membantu untuk fokus pada aktivitas pekerjaan yang sangat penting untuk mengurangi resiko infeksi.
b. Teknologi baru, prosedur, obat-pbatan, vaksin,populasi penderita, pelayanan yang tersedia dan rencana kolaborasi projek penelitian
(8)
Panduan ICRA RS Widodo Ngawi 8
A. PENYUSUNAN ICRA a. penilaian resiko infeksi
Penilaiajn resiko (risk assessment) infeksi didpat dengan masukan inter disiplin dari :
-
Tim PPIRS, IPCN, IPCLN
-
Staf medis
-
Perawat
-
Dan lainnya
b. Penetapan prioritas dan dokumen resiko
Penilaian dilakukan untukn menentukan potensi ancaman (bahaya) terjadinya infeksi sehubungan dengan peralatan dan peralatanj medis pengobatan lokasi dan populasi pasien sakit, prosedur, petugas dan lingkungan.
Prioritas ditetapkan melalui besaran masalah atas dasar :
-
Potensi terjadi infeksi
Eksternal -Bencana alam
- Rusaknya pelayanan publik
- Tindakan disengaja yang membahayakan - KLB terhadap penularan infeksi
- Regulasi dan akreditasi persyaratan
Internal
-
Karakteristik dan perilaku dari populasi yang sakit
-
Pembersihan, desinfeksi dan proses sterilisasi peralatan
-
Risiko sehubungan dengan bpetugas : kepatuhan, kebersihan tangan, cedera
benda tajam
-
Risiko sehubungan dengan prosedur pengetahuan, kaehlian, tekis melakukan
prosedur, persiapan pasien yang memadai, kapatuhan
-
Resiko lingkungan pembangunan, pembersihan
c. Metodologi
Pe4nilaian resiko akan lengkap dengan menggunakan data berikut ini, data dikelompokkan :
-
Menurut jumlah/jenis HAIs
-
Jenis Penyakit menular (riwayat pasien dan pemeriksaan kultur)
-
Kesehatan karyawan
-
Petugas terpapar benda tajam, darah dan cairan tubuh
d. Kelompok resiko
-
Resistensi anti biotik
-
Kegagalan dari kegiatan/tindakan pencegahan
-
Kegiatan isolasi
-
Kebijakan dan prosedur
-
Kesiapan pencegahan
(9)
-
Infeksi nosokomial
-
Lingkungan
-
Kesehatan karyawan
e. Unit terkait
-
Direksi sebagai pembuat vkebijakan rumah sakit
-
Tim PPIRS, sebagai koordinator pelaksanaan risk assessment
-
Tim K3RS Rumah Sakit Widodo, sebagai pengawas safety
-
Tim mutu Rumah sakit Widodo, sebagai pihak yang mengevaluasi mutu
-
Seluruh satuan (unit) kerja Rumah Sakit Widodo , sebagai pengusul risk
assessment dan edukasi f. Peran dari Tim PPI
Membuat kajian dampak risiko infeksi berdasarkan data temuan HAIs di rumah sakit
-
Monitoring seluruh bpelaksaanaan program pencegahan dan pengendalian
resikon infeksi di rumah sakit
-
Monitoring pencapaian program PPI berdasarkan ICRA yanng telah disusun
(10)
Panduan ICRA RS Widodo Ngawi 10
BAB IV
TATA KAKSANA
A. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN Menyiapkan data-data berupa :
Formilir
1. Formuulir evaaluasi pengorganisasian PPI 2. Formulir persiapan risk assessment
Standart/kebijakan Laporan/data surveilans Pengetahuan
B. REKRUTMENT TIM
Undangan rapat
Undangan ditujukan pada risk assessment team yang terdiri dari tim PPIRS, staf medis, laboratorium, farmasi, perawat, kru OK, rawat jalan, tin sanitasi, CSSD, dan tin Mutu Rumah Sakit
Agenda rapat
Agenda rapat berupa menggali informasi dan usulan-usiulan peserta rapat terutama terkait masalah PPI apa yang paling penting dan penyebab apa yang sering ditemukan pada waktu visit, pelaksanaan prosedur
C. TAHAPAN PENYUSUNAN ICRA 1. Identifikasi risiko
Identifiksai adalah hal yang pertama yang dilakukan untuk mengelola risiko. Identifi8kasi risiko dapat diperoleh melalui (2) cara yaitu :
a. Identifikasi risiko pro aktif : kegiatan identifikasi yang di8lakukan dengan cara vpro aktif mencari risiko yang berpotensi mengakibatkan infeksi
Metode yang dugunakan : audit, inspeksi ahli dan pengalaman rumah sakit
b. Identifikasi risiko reaktif : kegiatan identifikasi yang dilakukan setelah risiko muncul bermaniofestasi dalam bentuk insiden/gangguan
Metode : pelaporan insiden
2. Setelah proses identifikasi risiko selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adaalah analisa risiko. Analisa ini dilakukan dengan cara menilai seberapa peluang risiko itu
(11)
muncul serwta barat-ringannya dampak yang ditimbulkan. Analisis risiko ini dapat dengan mudah di8lakukan dengan cara kuantitatif yaitu dengan cara vmenberi skor satu (1) sampai dengan lima (5) pada masing-masing peluang dan dampak. Makin besat angka, maka makin besar peluang makin sering atau dampak semakin berat.
Setelah skor peluang dan dampak diperoleh, langkah selanjutnya adalah kedua angka skor dikalikan. Tujuannya untuk mendapatkan peringkat. Makin tinggi angkanya, makin tinggi peringkatnya dan prioritasnya.
3. Evaluasi risiko
Dengan evaluasi nrisiko ini, setiap risiko ndikelola oleh orang yang bertanggungjawab sesauai peringkatnya. Dengan denikian, tidak ada risiko yang
terlewati, dan terjadi pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan berat ringannya risiko
4. Monitoring (pengawasan)
Monitoring dilakukan setiap bulan berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan untuk selanjutnya dilaporkan dan dilakukan tindak lanjut terhadap hambatan dan pemecahan masalah
Skor risiko
(12)
Panduan ICRA RS Widodo Ngawi 12
DOKUMENTASI
Penyusunan ICRA menggunakan penilaian sebagai berikut :
PENILAIAN DAMPAK KLINIS Tingkat
Risiko
Deskripsi Dampak
1 Tidak signifikan Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan,
misallukalecet
Dapat diatasi denganP3K
3 Moderat Cedera sedang, misal :
lika robek
Berkurang fungsi
motorik/sesnsorik/Psikol ogis atau intelektual (reversible, tidak berhubungan dengan penyakit)
Setiap kasus yang
memperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas/berat, misal:
cacat, lumpuh
Kehilanagn fungsi
motorik/sesnsorik/Psikol ogis atau intelektual (reversible, tidak berhubungan dengan penyakit)
5 Katatropik Kematian yang tidak
berhubungan dengan perjalanan penyakit
(13)
Penilaian Probabilitas
Tingkat risiko Deskripsi 1 Sangat jarang/rtare (5thn/kali)
2 Jarang/unlikely (2-3 tahuh/kali) 3 Mungkin/possible (1-2 tahun/kali) 4 Sering/likely (beberapa kali/tahun)
5 Sangat sering/almostly (tiap minggu/bulan)
Penilaian sistem/kesiapan
Tingkat Risiko Deskripsi
1 Tidak Ada
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik