Panduan cara memvalidasi sq ffq

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)

685 tayangan

19 halaman

Judul Asli

tugas NA 2 sqffq.docx

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)

685 tayangan19 halaman

Tugas NA 2 SQFFQ

Judul Asli:

tugas NA 2 sqffq.docx

Lompat ke Halaman

Anda di halaman 1dari 19

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 17 are not shown in this preview.

Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.

Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.

Tanpa Komitmen. Batalkan kapan saja.

Abstrak Kebutuhan zat besi pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan remaja putra, disebabkan remaja putri rutin mengalami menstruasi, sehingga remaja putri lebih rentan menderita anemia. Kebiasaan makan yang salah pada remaja putri merupakan penyebab anemia. Anemia gizi pada remaja putri dapat berakibat menurunnya kesehatan reproduksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui hubungan antara status gizi dan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri.Jenis penelitian ini cross sectional Penelitian dilakukan di SMK Mahfilud Duror II Jelbuk pada bulan September sampai November tahun 2016. Pengambilan sampel dengan mengunakan metode accidental sampling. Kriteria inklusi yaitu remaja putri usia 14 – 18 tahun, tidak sedang menstruasi, tidak mengkonsumsi tablet Fe. Data yang dipakai adalah data asupan yang diperoleh dari hasil perhitungan food recall 2 (1 x 24 jam), data status gizi diperoleh dari perhitungan tinggi badan dan berat badan kemudian diukur indeks massa tubuh (IMT) bedasarkan usia, serta data anemia didapatkan hasil pemeriksaan darah metode quick cek Hb. Data diuji menggunakan uji Gamma.Hasil penelitian didapatkan dari 109 siswi, 71 orang yang masuk kriteria inklusi, sedangkan 38 orang tereklusi karena sedang menstruasi. Uji hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia didapatkan p = 0,36 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan, sedangkan uji hubungan antara asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin C didapatkan nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan. Meningkatnya konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang, namun memiliki banyak kalori Konsumsijunk food merupakan penyebab para remaja rentan sekali kekurangan zat gizi tertentu meskipun status gizi normal. Kata Kunci :anemia, asupan zat gizi, remaja putri, status gizi Abstract The iron requirement more high for girls than boys, because girls menstruate regularly, so that the girls more prone to suffer from anemia. Wrong eating habits on girls is a cause of anemia. Nutritional anemia girls can be decline in reproductive health. The purpose of this research is know relations activities between nutritional status and nutrient intake with incidence anemia on girls. This research operates a cross-sectional study was conducted at SMK Mahfilud Duror II Jelbuk during of septemberuntil november 2016. Sampling with uses accidental sampling method. That inclusion criteria age 14-18 years girls, not menstruating, not consume iron tablet. Intake nutrient findings from calculation food recall 2 (1 x 24 hours), nutritional status finding from calculations height and weight then measured the body mass index (BMI)/age, as well as the data anemia results obtained blood examination method quick check Hb. Data were tested using gamma test. Results from 109 students, 71 girls inclusion criteria, while 38 girls exclude because she was menstruating. Relationship test between the incidence of anemia with nutritional status was obtained p = 0.36 that means no relations significantly, while the relationship test between energy intake, carbohydrate, protein, fat, vitamin C obtained p value> 0.05 means no significant relationships. Increased consumption of processed foods which less nutritional value, but it has a lot of calories consumption of junk food is a cause girls susceptible once dietary deficiencies certain although normal nutritional status.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai pembunuh gelap atau silent killer. Salah satu faktor penyebab hipertensi di antaranya adalah tingginya asupan natrium, rendahnya asupan kalium, dan rasio asupan natrium : kalium > 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan natrium, asupan kalium, dan rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel 37 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling. Data asupan natrium, asupan kalium, dan rasio asupan natrium : kalium responden diperoleh dari wawancara dengan SFFQ. Data tekanan darah diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan Sphygmomanometer. Analisa bivariat menggunakan korelasi Pearson dan Spearman. Hasil penelitian diperoleh rata-rata tekanan darah sampel yaitu 136/85 mmHg, rata-rata asupan natrium 2432.1 mg/hari, rata-rata asupan kalium 1472.1 mg/hari, dan rata-rata rasio asupan natrium : kalium 2.2 / hari. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa keeratan hubungan yang kecil antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik (p = 0.114, r = -0.203 ) dan tekanan darah diastolik (p = 0.055, r = -0.267), antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik (p = 0.451, r = 0.021) dan tekanan darah diastolik (p = 0.447, r = -0.023), serta antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik (p = 0.435, r = -0.028) dan tekanan darah diastolik (p = 0.308, r = -0.085). Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan asupan natrium, asupan kalium, dan rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti konsumsi alkohol, stress, dan aktifitas fisik.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA