Nabi Muhammad adalah teladan bagi seluruh alam beliau mendapat gelar

Nabi Muhammad SAW dianggap mulia oleh sejumlah sarjana Barat.

Kamis , 26 Mar 2020, 20:31 WIB

smileyandwest.ning.com

Nabi Muhammad SAW dianggap mulia oleh sejumlah sarjana Barat. R

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT memberikan gelar keistimewaan kepada Nabi Ibrahim dan Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik bagi umat manusia. 

Baca Juga

Difirmankan dalam Alquran, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab [33]: 21).

Dalam ayat lain disebutkan pula, "Sesungguhnya telah ada teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.” (QS Al Mumtahanah [60]: 6). 

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." (QS An Nahl [16]: 120-123).

Di antara keduanya, Allah SWT akhirnya memilih Rasulullah SAW sebagai manusia paling mulia. Puncak penghargaan Allah kepada beliau adalah dengan mengangkatnya menjadi nabi akhir zaman. Ajaran yang dibawanya menjadi ajaran paling sempurna dan menutup ajaran nabi-nabi sebelumnya.

Ajarannya pun tidak hanya berlaku bagi segolongan umat, tapi berlaku bagi umat-umat setelahnya. Karena itulah, Allah SWT menggelarinya sebagai Nabi Pembawa Rahmat bagi seluruh alam; Nabi yang rahmatan lil 'alamin. "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam," demikian Allah berfirman dalam QS Al Anbiyaa [21] ayat 107.

Gelar yang disandang Rasulullah SAW sebagai manusia, sebagai nabi, rasul, ulul azmi minarrasul, uswatun hasanah, dan pembawa rahmatan lil 'alamin, tak pelak lagi menjadikan beliau sebagai makhluk paling mulia yang pernah diciptakan Allah SWT.

Karena posisinya yang sangat "strategis", Allah SWT mendesain sekaligus memandu sejarah kehidupan beliau sedemikian rupa. Penampilan fisik, ucapan, perbuatan, hingga tahap-tahap kehidupan Rasulullah SAW, sejak dalam kandungan hingga wafat, sarat dengan hikmat yang layak dikaji dan diteladani semua orang. Tempat beliau dilahirkan, orang-orang yang berinteraksi dengan beliau, hingga zaman tatkala beliau hidup, sarat dengan dinamika pembelajaran.

Sebagai implikasi dari gelar uswatun hasanah dan rahmatan lil a'lamin, hampir semua aspek dan fungsi kehidupan manusia pernah pula beliau dijalani. Rasulullah SAW pernah menjadi suami, dan beliaulah suami yang paling baik terhadap istri dan anak-anaknya. Rasul pernah menjadi pedagang, dan beliaulah pedagang yang terkenal paling jujur. 

Rasul pernah pula menjadi kepala negara, dan beliau lah kepala negara yang paling cakap, bijak, dan paling berpengaruh. Rasul pun pernah menjadi panglima perang, pendidik, atau seorang anak. Hebatnya, dalam setiap aspek beliau selalu tampil sebagai yang terbaik dan tersukses.

Dari kenyataan ini, sangat beralasan bila setiap ucapa dan gerak-gerik beliau terus diabadikan. Bahkan, keduanya juga dijadikan standar perilaku setiap Muslim hingga akhir zaman.

Tak terhitung pula tulisan sejarah yang mengangkat perjalanan hidup Beliau, entah itu dari para cendekiawan Muslim hingga para cendekiawan non-Muslim. Semuanya berkesimpulan: "Muhammad adalah manusia teragung dalam sejarah manusia".

Annie Besant, seorang filsuf sosialis Inggris, mengatakan, "Mustahil bagi siapapun yang mempelajari kehidupan dan karakter Muhammad SAW hanya mempunyai perasaan hormat saja terhadap Nabi mulia itu. Ia akan melampauinya sehingga meyakini bahwa beliau adalah manusia terbesar yang diturunkan sang Pencipta".

Sebagai tambahan, Michael H Hart dalam buku "Seratus Tokoh" menempatkan Rasulullah SAW sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Carlyle dalam "On Heroes, Hero, Worship & the Heroes in History" menempatkan Rasul sebagai orang terpenting dari segi kepahlawanan.

Marcus Dodds dalam "Muhammad, Budha, & Christ" menempatkan Rasul sebagai tokoh paling berani secara moral. Will Durant dalam "The Story of Civilization in the World" menempatkan Rasul sebagai orang pertama dilihat dari hasil karyanya. Demikian pula dalam "Muhammad al-Rasul wa al-Risalah," Nazame Luke menempatkan ajaran Rasul sebagai yang paling sempurna.  

sumber : Harian Republika

Kapanlagi.com - Arti uswatun hasanah menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah teladan bagi setiap umat. Sifat dan sikap mulia dan terpuji yang melekat pada diri Rasulullah dapat dijadikan pedoman serta teladan bagi umat muslim.

Sifat dan sikap terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah SAW tidak diragukan lagi. Rasulullah sebagai utusan Allah, hendaknya umat Nabi Muhammad SAW juga meneladani segala teladan baik yang dimiliki Rasul. Hal terkecil yang melekat pada diri Rasulullah SAW bahkan dapat dijadikan teladan bagi kita semua.

Karena itulah, umat muslim tentu cukup familiar dengan sebutan bahwa Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah bagi setiap umat. Uswatun hasanah artinya memang menggambarkan tentang teladan baik yang dimiliki Rasulullah.

Bahkan arti uswatun hasanah beserta tafsirannya juga telah dijelaskan dalam Alquran. Arti uswatun hasanah memang sangatlah baik. Karena itulah untuk memahami apa arti uswatun hasanah, berikut ini ulasan lengkapnya yang perlu kalian ketahui. Berikut telah dirangkum kapanlagi.com dari berbagai sumber tentang uswatun hasanah artinya beserta makna.

(credit: unsplash.com)

Uswatun hasanah menjadi salah satu gelar yang dimiliki Rasulullah SAW. Rasulullah sebagai utusan Allah memiliki budi pekerti yang sangat mulia serta terpuji. Karena itulah Rasulullah adalah suri tauladan yang baik bagi manusia. Istilah sebagai suri tauladan yang baik bagi manusia juga dikenal dengan sebutan uswatun hasanah.

Secara bahasa arti uswatun hasanah diambil dari bahasa Arab. Arti uswatun adalah teladan, sedangkatan kata hasanah berarti baik atau kebaikan. Sehingga arti uswatun hasanah jika disimpulkan adalah teladan yang baik. Maksud dari arti uswatun hasanah yakni teladan yang baik ditunjukkan untuk Rasulullah SAW. Sebab itulah segala sikap dan sifat Rasulullah menjadi panutan dan panutan bagi seluruh umat manusia.

Tidak diragukan lagi bagaimana budi pekerti yang dimiliki Rasulullah sangatlah mulia. Karena itulah gelar dan sebutan Rasulullah juga dikenal dengan nama uswatun hasanah. Itulah arti uswatun hasanah yang menjadi gelar Rasulullah SAW.

(credit: unsplash.com)

Setelah tahu arti uswatun hasanah yang merupakan salah satu gelar yang ditunjukkan kepada Rasulullah SAW, pahami juga makna dari gelar tersebut. Pasalnya arti uswatun hasanah juga telah tercantum dalam Alquran yang menjelaskan tentang makna arti uswatun hasanah. Salah satu makna dan arti uswatun hasanah tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 21. Adapun bacaan dan arti surat Al-Ahzab ayat 21 tersebut sebagai berikut.

"Laqad kana lakum fi ras?lillahi uswatun hasanatul limang kana yarjullaha wal-yaumal-akhira wa zakarallaha kasira."

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Melansir dari tafsirweb.com, menurut tafsir Al-Muyassar, ayat di atas memiliki penafsiran bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi orang-orang yang beriman baik itu perkataan, perbuatan ataupun keadaan Rasulullah perlu kita teladani. Karena itulah, hendaknya sebagai umat muslim yang beriman selalu berpegang teguh pada sunnah-sunnahnya. Sebab, sunnah-sunnah Rasulullah juga dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang mengharap ridha kepada Allah SWT serta kehidupan akhirat, perbanyak mengingat Allah, beristighfar kepada-Nya, dan bersyukur dalam keadaan apapun.

Itulah tafsiran surat Al-Ahzab ayat 21 menurut Al-Muyassar. Sejumlah tafsir dari pendapat lain juga sama-sama menjelaskan tentang keteladanan baik yang dimiliki Rasulullah SAW. Sementara tentang sifat dan sikap teladan yang baik dimiliki Rasulullah SAW juga dijelaskan dalam surat Saba' ayat 28. Adapun bacaan latin dan arti surat Saba' ayat 28 sebagai berikut.

"Wa ma arsalnaka illa kaffatal lin-nasi basyiraw wa naziraw wa lakinna aksaran-nasi la ya'lamin."

Artinya: "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui."

(credit: unsplash.com)

Ada banyak sekali sifat terpuji yang melekat pada diri Rasulullah sebagai suri tauladan bagi kita semua. Karena itulah Rasulullah juga memiliki beberapa gelar karena sifat dan sikap beliau yang sungguh mulia. Di antara sifat dan gelar terpuji yang melekat pada diri Rasulullah ini dapat dijadikan teladan bagi kita semua untuk diamalkan pada kehidupan sehari-hari. Berikut ulasannya tentang sifat dan gelar terpuji yang dimiliki Rasulullah.

Sifat terpuji Rasulullah:

1. Siddhiq dalam bahasa Indonesia berarti jujur atau benar. Di mana sifat terpuji ini berarti tentang segala perbuatan Rasulullah adalah benar dengan perkataan yang jujur. Sifat mulia ini melekat pada Rasulullah Muhammad SAW sehingga bisa dijadikan pedoman dan panutan umat muslim.

2. Amanah dalam bahasa Indonesia berarti dapat dipercaya. Di mana sifat terpuji ini melekat pada Rasulullah SAW dengan memegang teguh kepercayaan, menepati janji, tidak pernah berdusta baik ucapan ataupun tindakan.

3. Tabligh artinya menyampaikan wahyu. Sifat terpuji ini berarti bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi dan Rasul untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Selain itu apa yang disampaikan oleh Rasulullah benar adanya sebagai peringatan bahkan kabar gembira bagi umatnya.

4. Fathanah artinya cerdas. Sifat terpuji ini juga bisa dijadikan pedoman bagi umat muslim. Sebab Rasulullah SAW memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Karena itu bisa dijadikan panutan bagi kita semua untuk meneladani sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah SAW.

Gelar yang melekat pada diri Rasulullah :

1. Al-Amin: Jujur dan dapat dipercaya.

2. Nabiyur Rahmah: Nabi yang penyayang dan penuh kasih.

3. Nabiyul Malahim: Nabi yang banyak melakukan perang.

4. Ahmad: Sangat banyak pujiannya atau Nabi yang dipuji.

5. Habibullah: Kekasih Allah SWT.

6. Khatamul Anbiya: Penutup para Rasul.

7. Basyir: Pembawa kabar baik.

8. Kamil: Sempurna.

Selain Nabi Muhammad atau Rasulullah, ternyata sosok Nabi Ibrahim juga bisa disebut sebagai uswatun hasanah. Pasalnya, sama seperti Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS juga mempunyai perilaku yang patut diteladani umat muslim. Oleh karena itu, untuk memahami arti uswatun hasanah penting juga untuk tahu teladan apa saja yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim AS.

Salah satu keteladanan Nabi Ibrahim adalah untuk selalu menjaga keimanan pada Allah SWT. Seperti yang diketahui, apapun yang terjadi Nabi Ibrahim selalu berserah pada Allah SWT. Bahkan saat nyawanya terancam ketika beliau hendak dibakar hidup-hidup oleh raja Namrud. Nabi Ibrahim masih berpegang teguh pada keimanannya pada Allah SWT. Keteguhan hati untuk senantiasa beriman pada Allah SWT ini jadi satu yang harus selalu umat muslim teladani.

Selain itu, sosok Nabi Ibrahim AS yang bijaksana dan sabar dalam menghadapi cobaan juga patut diteladani. Sebagaimana kisah beliau yang harus menunggu lama untuk mendapatkan seorang putra, Nabi Ismail. Namun kemudian Allah SWT memerintahkan untuk menyembelih putra tersebut. Nabi Ibrahim tidak gentar, beliau tetap melakukan perintah Allah SWT dengan ketulusan. 

Karena sifat-sifat tersebutlah sosok Nabi Ibrahim AS juga pantas menjadi suri teladan atau uswatun hasanah bagi setiap umat muslim. Umat muslim wajib mencontoh keteguhan iman, kesabaran, dan ketulusan seorang Nabi Ibrahim AS di keseharian.

(credit: unsplash)

Kehidupan umat muslim saat ini tentu berbeda dengan pada zaman nabi. Kendati demikian, masih ada banyak hal dari perilaku nabi yang masih bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Seperti tentang kehidupan berumah tangga, bersosial, hingga berbisnis. Rasulullah telah mencontohkan teladan di segala aspek kehidupan, dan sudah jadi kewajiban umat muslim untuk meneladaninya kini.

1. Contoh Uswatun Hasanah dalam Berumah Tangga

Dalam berumah tangga, Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana memperlakukan istri dengan lembut dan penuh kasih. Di samping itu, Rasulullah juga sosok penyayang dan ramah kepada anak-anak. Hal tersebut sebagai mana yang terdapat pada hadis berbunyi: 

Anas bin Malik berkata, "Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang kepada keluarga, selain Rasulullah".

2. Contoh Uswatun Hasanah dalam Kehidupan Sosial

Dalam kehidupan sosial, Rasulullah SAW juga mencontohkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Sebagai pemimpin Rasulullah selalu berorientasi pada moral dengan karakteristik kepemimpinan yang lembut, dengan menjunjung tinggi kesetaraan hak asasi manusia dan akhlak mulia.

Sebagaimana yang terdapat pada hadis: "Tidaklah aku diutus kecuali hanya untuk menyempurnakan akhlak yang luhur."

3. Contoh Uswatun Hasanah dalam Berbisnis

Dalam berbisnis, Rasulullah SAW juga mengajarkan cara berbisnis yang jujur. Hadis untuk jujur dalam berbisnis terdapat dalam hadis "Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang yang mengandung cacat kepada orang lain, kecuali jika ia menjelaskan." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Itu adalah beberapa di antara sifat dan gelar yang dimiliki Rasulullah SAW. Selain itu melalui penjelasan di atas tentang arti uswatun hasanah dapat membantumu memahami makna dari istilah ini yang tak lain menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi setiap umat.

Baca artikel lainnya:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA