Menurut teladan Yesus dalam Lukas 4 1 13 bagaimana cara menghadapi godaan itu

Melawan Godaan

Menurut teladan Yesus dalam Lukas 4 1 13 bagaimana cara menghadapi godaan itu

Salam Sejahtera untuk kita semua.

Pada renungan ini kita akan membahas melawan godaan-godaan dosa di dalam hidup kita. Di dalam hidup ini, kita akan selalu digoda oleh berbagai macam godaan. Masih muda atau sudah tua, seorang pelajar atau anak, pasti akan menghadapi yang namanya godaan dosa. Seringkali padahal kita tidak ingin jatuh ke dalam dosa tersebut, tetapi kita malah menemukan diri kita terus menerus jatuh ke dalamnya. Kita padahal ingin dapat setia kepada Tuhan, tetapi rasanya sangat sulit untuk melawan godaan-godaan dosa ini.

Yesus berada di padang gurun selama 40 hari dan 40 malam. Selama itu, Yesus sama sekali tidak makan sehingga merasa sangat lapar. Saat itulah Setan si Iblis menggodanya dan mengatakan, ”Kalau kamu putra Allah, suruh batu-batu ini menjadi roti.” (Matius 4:3) Yesus tahu, tidak boleh menggunakan kuasanya demi kepentingan diri sendiri. Jadi, Yesus tidak mau melakukannya.

Meski begitu, Iblis tidak menyerah, ia mencoba dengan cara lain. Iblis menantang Yesus untuk menjatuhkan diri dari pagar tembok di atap bait. Tapi, Yesus tidak tergoda untuk memamerkan kehebatannya. Dengan mengutip Kitab Suci, Yesus berkata bahwa kita tidak boleh menguji Allah seperti itu.

Sebagai godaan ketiga, Iblis memperlihatkan kepada Yesus ”semua kerajaan di dunia dan kemuliaannya” lalu mengatakan, ”Semua ini akan kuberikan kepadamu kalau kamu sujud menyembah aku satu kali.” Sekali lagi, Yesus menolak dengan mengatakan, ”Pergi, Setan!” (Matius 4:8-10). Yesus tidak menyerah pada godaan itu karena dia tahu bahwa pelayanan suci hanya boleh diberikan kepada Bapa. Yesus memilih untuk tetap setia kepada Allah Bapa.

Dari godaan yang Yesus alami, kita jadi tahu bahwa Iblis adalah makhluk roh yang benar-benar ada. Kita bisa belajar dari cara Yesus menghadapi godaan Iblis. Iblis mungkin menggoda kita dengan cara yang sama, misalnya dengan menyodorkan kesempatan yang menggiurkan untuk menjadi orang penting, kaya, atau berkuasa. Tirulah teladan Yesus yang tetap setia meski digoda! Tapi ingatlah, setelah meninggalkan Yesus, Iblis mencari ”kesempatan lain yang tepat”. (Lukas 4:13) Iblis juga tidak akan menyerah dalam menggoda kita, jadi kita harus selalu waspada.

Ada tiga hal yang dapat kita lakukan untuk melawan godaan-godaan dosa di dalam hidup kita.

1. Berdoa
Pada Matius 26:41, Tuhan mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk berdoa agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Lebih dari itu, Yesus juga mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk berdoa kepada Tuhan dalam menghadapi cobaan-cobaan dunia ini dalam Doa Bapa Kami. Maka itu sangatlah penting untuk kita terus berdoa meminta kekuatan dari Tuhan. Seseorang yang tidak rajin berdoa dan tidak rajin meminta bimbingan Tuhan di dalam hidupnya, tidak mungkin kuat melawan godaan-godaan iblis. Daging kita memang lemah, tetapi sesungguhnya Roh Allah di dalam kita itu kuat. Berdoalah kepada Tuhan dan mintalah kekuatan dari-Nya.

2. Membaca Kitab Suci
Sabda Tuhan adalah pelita bagi kaki kita. Sabda Tuhan-lah yang dapat memimpin kita berjalan di jalan kebenaran. Banyak dari kita yang ke gereja setiap Minggu, tetapi tidak pernah membaca Kitab Suci di dalam kesehariannya, dan ini adalah alasan mengapa banyak dari kita terus menerus jatuh ke dalam dosa. Mereka tidak bertumbuh di dalam Sabda Tuhan. Jika kita tidak membaca Kitab Suci kita tidak akan kuat menghadapi godaan dunia ini. Sabda Tuhan adalah sumber kekuatan bagi kita sebagai pengikut Kristus. Bagaimana kita dapat mengikuti jalan-Nya Tuhan di dalam hidup kita, jika kita bahkan tidak mendengarkan arahan-Nya di dalam keseharian hidup kita? Marilah kita memberi makan jiwa kita dengan makanan yang tepat setiap hari, yaitu membaca Kitab Suci dan mendengaran Sabda Tuhan.

3. Komunitas yang baik
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (2 Korintus 15:33). Salah satu alasan kita sulit keluar dari dosa-dosa kita mungkin bersumber dari kelompok bermain, komunitas atau lingkungan kita. Mari kita hidup memilih lingkungan, komunitas dan pergaulan yang mendukung kita untuk ke arah hidup yang lebih baik supaya hidup kita sesuai tujuan Allah menciptakan kita.

Jangan kita pernah menyerah, dan terus lekatkanlah diri kita kepada Tuhan. Sesungguhnya Tuhan selalu dekat dengan kita, dan Tuhan Yesus selalu menunggu kita untuk kembali kepadaNya. Tuhan Yesus sumber kekuatan kita, Dia adalah sumber pengharapan kita, dan Dia adalah sumber kasih sejati di dalam hidup kita. Janganlah pilih dosa-dosa kita, tetapi kita pilih Yesus Sang Juru selamat kita!

Selamat memasuki Masa Pra Paskah. Tuhan memberkati.

Amin

Penulis : Br. Paulus, FIC

Bab 9

Lawanlah iblis, maka ia akan lari daripadamu. Terimalah dia, dan Anda akan segera terpasung, bukan pada pergelangan tangan Anda, tetapi pada jiwa Anda.1

Sebagai misionari muda di Skotlandia, David O. McKay menghandiri sebuah pertemuan yang dipimpin oleh James L. McMurrin, penasihat dalam presidensi Misi Eropa. Selama jalannya pertemuan, mereka yang hadir menyaksikan beberapa perwujudan karunia Roh. Sekitar 70 tahun kemudian, dalam sebuah pertemuan imamat, Presiden McKay mengenang, “Saya ingat, seolah-olah itu baru kemarin, besarnya ilham pada saat itu. Setiap orang merasakan pencurahan besar Roh Tuhan. Semua yang hadir benar-benar sehati dan sepikiran. Tidak pernah sebelumnya saya mengalami emosi seperti itu ….

Demikianlah suasana pertemuan yang dipimpin oleh James L. McMurrin yang kemudian terbukti sebagai nubuat. Saya telah belajar melalui hubungan yang erat dengannya bahwa James McMurrin adalah orang yang hebat. Imannya kepada Injil mutlak. Tidak ada orang yang lebih benar, tidak ada orang yang lebih setia yang pernah hidup terhadap apa yang menurutnya adalah benar. Jadi ketika dia berpaling kepada saya dan memberi apa yang menurut saya saat itu lebih dari sekadar peringatan daripada sebuah janji, kata-katanya sungguh mengesankan saya. Mengutip kembali perkataan Juruselamat kepada Petrus, Brother McMurrin mengatakan, ‘Biarkan saya mengatakan kepada Anda, Brother David, Setan menginginkan Anda sehingga dia akan menampi Anda seperti gandum, tetapi Allah memelihara Anda’ [lihat Lukas 22:31].

Pada saat itu terlintas dalam benak saya godaan-godaan yang telah menghalangi jalan saya, dan saya menyadari bahkan lebih baik daripada Presiden McMurrin, atau siapa pun, betapa dia bersungguh-sungguh ketika mengatakan, ‘Setan menginginkan Anda.’ Dengan memutuskan kemudian dan memelihara iman, maka lahirlah sebuah keinginan untuk melayani sesama saya; dan bersama itu pula timbul suatu kesadaran, setidaknya sekilas, tentang utang saya kepada penatua yang pertama kali membawa pesan Injil yang dipulihkan kepada kakek dan nenek saya, yang telah menerima pesan itu bertahun-tahun sebelumnya di bagian utara Skotlandia dan di Wales Selatan.”

Presiden McKay mengakhiri kisah ini yang ditujukan kepada remaja putra di Gereja dengan nasihat yang belaku bagi semua orang, “Saya memohon kepada Allah agar terus memberkati Anda …. Jangan biarkan godaan menyesatkan Anda.”2

Pohon yang dapat bertahan di tengah-tengah badai sering kali menyerah pada serangga-serangga kecil yang menghancurkan yang hanya dapat kita lihat dengan mikroskop. Demikian pula dengan musuh terbesar kemanusiaan dewasa ini yaitu pengaruh-pengaruh yang tidak kentara dan kadang-kadang tidak terlihat dalam masyarakat yang merendahkan peranan kaum pria dan wanita dewasa ini. Pada akhirnya, ujian kesetiaan dan keefektifan dari umat Allah adalah secara individu. Bagaimanakah keadaan individu?

Setiap godaan yang menimpa Anda dan saya datang dalam salah satu dari ketiga bentuk ini:

  1. Godaan akan nafsu atau hasrat;

  2. Menyerah pada kesombongan, gaya berpakaian, atau kesia-siaan;

  3. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan duniawi atau kekuatan dan kekuasaan atas negeri-negeri atau harta duniawi manusia.

Godaan-godaan semacam itu datang kepada kita dalam perkumpulan masyarakat kita, dalam urusan-urusan politik kita, dalam hubungan bisnis kita, di ladang, dalam usaha perdagangan; dalam urusan-urusan kita dengan semua masalah kehidupan kita mendapati pengaruh-pengaruh berbahaya ini sedang bekerja. Ketika godaan itu memperlihatkan wujudnya kepada setiap individu yang sadar itulah saatnya perlindungan terhadap kebenaran seharusnya bekerja dengan sendirinya.

Gereja mengajarkan bahwa kehidupan fana adalah masa pencobaan. Tugas manusia adalah menjadi penguasa, bukan budak alam. Nafsunya harus dikendalikan dan digunakan untuk kepentingan kesehatan serta kelangsungan hidupnya—nafsunya dikuasai dan dikendalikan untuk kebahagiaan serta berkat sesama ….

Jika Anda hidup setia terhadap bisikan-bisikan Roh Kudus, dan terus melakukan hal itu, kebahagiaan akan memenuhi jiwa Anda. Jika Anda menghindar darinya dan menyadari bahwa Anda sedikit menyimpang dari apa yang Anda tahu benar, maka Anda akan menjadi tidak bahagia sekalipun [jika] Anda memiliki kekayaan dunia ….

Dalam kerinduan mereka kepada kesenangan, kaum remaja sering kali tergoda untuk terlibat dalam hal-hal yang hanya menarik pada sisi rendah kemanusiaan, lima di antaranya yang paling umum yaitu: pertama, ketidaksenonohan dan percabulan; kedua, minum-minuman keras dan percumbuan; ketiga, ketidaksucian; keempat, ketidaksetiaan; dan kelima ketidakhormatan.

Ketidaksenonohan sering kali menjadi langkah awal menuju hawa nafsu. Berbuat tidak senonoh adalah pelanggaran terhadap cita rasa yang baik atau perasaan-perasaan yang berbudi.

Itu hanyalah satu langkah lagi, dari ketidaksenonohan menuju percabulan. Demi kebahagiaan kaum remaja kita, mereka berhak dan memang penting bagi mereka untuk bertemu di perkumpulan-perkumpulan sosial, tetapi merupakan sebuah pertanda akan rendahnya moral jika untuk hiburan mereka harus memilih menstimulasi dan merendahkan jasmani. Pesta minum minuman keras dan percumbuan membentuk suatu lingkup yang membuat kepekaan moral menjadi tumpul, dan nafsu yang tidak terkekang terus berkuasa. Karenanya akan menjadi mudah untuk mengambil langkah akhir menuju kemerosotan moral.

Jika, sebagai pengganti dari asas-asas moral yang tinggi, kehidupan menuruti hawa nafsu tidak bermoral dipilih, dan pria atau wanita semakin jauh terpuruk ke tingkat kemerosotan moral, maka ketidaksetiaan akan menjadi bagian yang tidak terelakkan dari sifatnya. Kesetiaan terhadap orang tua menjadi hancur; kepatuhan terhadap ajaran-ajaran dan cita-cita terabaikan; kesetiaan terhadap istri serta anak-anak digantikan oleh rasa puas diri yang tidak berarti; kesetiaan terhadap Gereja tidak mungkin ada, dan sering kali digantikan dengan ejekan terhadap ajaran-ajarannya.3

Godaan sering kali datang dalam [suatu] cara yang tenang. Barangkali menyerah padanya mungkin tidak diketahui oleh siapa pun kecuali orang itu sendiri dan Allahnya, tetapi jika dia memang menyerah pada godaan itu, dia akan menjadi lemah, dan tercemar oleh kejahatan dunia.4

Setan diusir karena dia berusaha menggantikan sang Pencipta. Tetapi kekuatannya masih ada. Dia aktif dan saat ini sedang membisikkan kepada kita untuk menyangkal keberadaan Allah, keberadaan Putra Tunggal-Nya, dan dampak kekuatan Injil Yesus Kristus.5

Musuh sangat aktif. Dia licik dan cerdik, serta mencari setiap kesempatan untuk merobohkan dasar Gereja, dan berusaha kapan saja bila memungkinkan untuk melemahkan atau menghancurkan …. Allah telah memberikan kebebasan memilih. Kemajuan moral dan rohani kita bergantung pada upaya yang kita lakukan untuk memanfaatkan kebebasan itu.6

Setan masih berketetapan untuk meneruskan jalannya, dan para wakilnya memiliki kekuatan saat ini yang belum pernah mereka miliki selama berabad-abad. Bersiaplah menghadapi keadaan-keadaan yang mungkin sangat berbahaya, gagasan-gagasan baru yang mungkin tampak masuk akal tetapi sebenarnya jahat. Untuk menghadapi kekuatan itu, kita harus bergantung pada bisikan Roh Kudus, yang berhak Anda miliki. Hal itu nyata.

Allah sedang memimpin gereja ini. Setialah terhadapnya. Setialah terhadap keluarga Anda, setialah terhadap mereka. Lindungilah anak-anak Anda. Bimbinglah mereka, bukan secara sewenang-wenang, melainkan melalui teladan yang baik dari seorang ayah, sehingga memberi sumbangan bagi kekuatan Gereja dengan menjalankan imamat Anda di dalam rumah dan kehidupan Anda.7

Keanggotaan dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir membawa serta tanggung jawab untuk mengatasi godaan, untuk memerangi kejahatan, meningkatkan pikiran, dan mengembangkan semangat seseorang sampai itu mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.8

Anda tidak dapat bermain dengan Iblis. Tolaklah godaan, tolaklah Iblis dan dia akan meninggalkan Anda [lihat Yakobus 4:7].

Juruselamat di atas Bukit memberi kita contoh terhebat di seluruh dunia …. Sesaat setelah pembaptisan Juruselamat, dia naik ke atas bukit yang sekarang dikenal sebagai Bukit Pencobaan. Saya tidak tahu apakah di situ tempat Dia berdiri, tempat dia berpuasa selama empat puluh hari, atau bukan. Tetapi di suatu bukit Dia pergi, dan sesudah … empat puluh hari, si Pencoba datang kepada-Nya, demikianlah kita diberi tahu, dan seperti biasa yang dilakukan si Pencoba, dia menyerang-Nya pada titik yang menurut anggapan si Penggoda adalah titik paling lemah-Nya.

Setelah [Yesus] berpuasa, si Pencoba mengira Dia akan lapar, dan pencobaan pertama, Anda tentu ingat, yaitu, “Jika,” dan dia dengan sinis mengatakan, “Jika Engkau Anak Allah,” merujuk pada kesaksian Bapa ketika Dia mengatakan, “Inilah Putra-Ku yang Kukasihi,”—“Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Dan ada sebuah batu di daerah itu yang bentuknya mirip dengan roti gandum orang Yahudi, sehingga menjadikan pencobaan itu lebih kuat desakannya. Jawaban Kristus adalah, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:3–4).

Pencobaan berikutnya juga dikutip tulisan suci. Itu adalah desakan untuk menyombongkan diri, suatu desakan untuk memperoleh kehebatan melebihi sesama kita, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah” … (dari sebuah bubungan bait suci) “… sebab ada tertulis …” (dan Iblis dapat mengutip dari tulisan suci demi mencapai tujuannya) “… sebab ada tertulis, Mengenai engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Dan jawabannya adalah, “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Matius 4:6–7).

Pencobaan ketiga ialah cinta pada kekayaan dan kekuasaan. Si Pencoba membawa Yesus ke sebuah gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya hal-hal duniawi serta kemegahannya. Dia tidak bersikap sinis dalam pencobaan ini. Dia meminta, karena penolakan Juruselamat telah melemahkan kekuatan si Pencoba. Dia memperlihatkan kepada-Nya hal-hal duniawi. “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Sambil berdiri dalam keagungan keilahian-Nya, Yesus berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu si Pencoba berlalu pergi [Lihat Matius 4:8–11].

Ada kisah untuk Anda …. Titik paling lemah Anda akan menjadi titik bagi Iblis untuk berusaha mencobai Anda, dan akan berusaha mengalahkan Anda, dan jika Anda menjadikan diri Anda lemah sebelum berusaha melayani Tuhan, dia akan menambahi kelemahan itu. Tolaklah dia dan Anda akan memperoleh kekuatan. Dia akan mencobai Anda pada titik yang lain. Tolaklah dia dan dia menjadi lebih lemah dan Anda menjadi lebih kuat, sampai Anda dapat mengatakan, tanpa mempedulikan bagaimana pun lingkungan Anda, “Enyahlah engkau Setan: karena ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Lukas 4:8).

Bersama para murid-Nya sesaat sebelum di Getsemani, … [Yesus] berkata, “Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, …

Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka daripada yang jahat” (Yohanes 17:11, 15).

Itulah pelajaran Anda …. Anda berada di tengah-tengah pencobaan, tetapi Anda, seperti Kristus di atas Bukit Pencobaan, dapat mengatasinya.10

Selama Musuh bagi kebenaran bebas menjalankan kekuasaannya di dunia ini, kita akan diserang, dan satu-satunya cara untuk menghadapi serangannya adalah menjalankan Injil.11

Injil ini memberi kita kesempatan untuk hidup di dunia beserta godaan-godaannya dan, melalui pengendalian serta penguasaan diri, untuk hidup dalam roh, dan itulah kehidupan nyata di dunia ini serta di dunia yang akan datang.12

Semoga kita menyadari seperti sebelumnya bahwa penguasaan terhadap keinginan pribadi seseorang adalah jantung agama umat Kristen dan semua agama. Secara alami individu memang mementingkan diri dan cenderung mengikuti dorongan- dorongannya yang langsung. Diperlukan agama, atau sesuatu yang lebih tinggi daripada individu itu sendiri atau bahkan masyarakat individu, untuk mengatasi dorongan yang mementingkan diri dari manusia duniawi …. Penguasaan diri datang melalui penyangkalan diri terhadap hal-hal kecil. Kristus dalam kata-kata yang luar biasa ini mengatakan, “…barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 16:25).

Kapan pun Anda melupakan diri sendiri dan berusaha untuk kemajuan orang lain, serta untuk sesuatu yang lebih tinggi dan lebih baik, Anda tumbuh pada tingkat kerohanian. Jika, pada saat pertengkaran, pada saat tergoda untuk mencari-cari kesalahan orang lain, kita mau menghilangkan ego kita untuk kebaikan Gereja karena kita adalah para anggotanya, untuk kebaikan masyarakat, dan terutama untuk kemajuan Injil Yesus Kristus, kita akan diberkati secara rohani, dan kebahagiaan akan menjadi pahala kita.

“Bagaimana jika aku menaklukkan para musuhku,

Dan menimbun kekayaan serta materi!

Aku adalah penakluk yang buruk

Sebelum aku menaklukkan diriku sendiri.”

[Penulis tidak dikenal].13

Seseorang yang menuruti hawa nafsunya, baik secara diam-diam maupun sebaliknya, memiliki karakter yang tidak akan membantunya ketika dia tergoda untuk menuruti nafsunya.14

Apa yang terus-menerus dipikirkan oleh seseorang akan menentukan tindakan-tindakan yang akan dia lakukan pada saat dia memiliki peluang dan mengalami kesedihan. Reaksi orang terhadap nafsu dan dorongan ketika nafsu dan dorongan itu muncul akan menentukan karakter orang tersebut. Dalam reaksi tersebut akan terungkap apakah orang tersebut mampu mengendalikan dirinya atau menyerah pada belenggu yang dipaksakan kepadanya.15

Tindakan yang selaras dengan hukum Ilahi serta hukum alam akan membawa kebahagiaan, dan tindakan yang bertentangan dengan kebenaran Ilahi membawa kesengsaraan. Manusia bertanggung jawab bukan hanya untuk setiap perbuatan, tetapi juga setiap kata dan pikiran yang tidak berarti. Juruselamat berfirman:

“… setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman” (Matius 12:36).16

Semua hal yang baik memerlukan usaha. Apa yang patut diperjuangkan akan menuntut pengurbanan jasmani, kekuatan intelek, dan kekuatan jiwa Anda—“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Tetapi Anda harus berusaha, Anda harus mengetuk. Sebaliknya, dosa mendorongkan dirinya ke arah Anda. Dosa berjalan di samping Anda, dosa menggoda Anda, dosa membujuk, dosa memikat. Anda tidak perlu mengerahkan tenaga …. Dosa adalah seperti papan iklan yang memikat Anda untuk minum atau merokok. Dosa adalah seperti pesan yang datang ke rumah Anda di televisi dan radio …. Iblis mencari Anda, dan diperlukan usaha serta kekuatan untuk memeranginya. Tetapi kebenaran dan kebijaksanaan diperoleh hanya melalui mencari, doa, dan usaha.17

Marilah kita mengingat bahwa kehidupan pada prinsipnya adalah apa yang telah kita jalankan, dan bahwa Juruselamat manusia telah menandai dengan jelas serta gamblang bagaimana sukacita dan damai dapat diperoleh. Hal itu terdapat di dalam Injil Yesus Kristus serta kepatuhan terhadapnya.18

Semoga Allah memberkati ketika kita berusaha lebih jauh menegakkan kerajaan Allah, semoga kita dapat mengajar kaum remaja kita, dan para anggota Gereja di mana pun berada, untuk menolak godaan yang melemahkan tubuh jasmani, yang menghancurkan jiwa, semoga kita dapat benar-benar bertobat seperti saat kita masuk ke dalam air baptisan; semoga kita diperbarui dalam arti kata yang sebenarnya, semoga kita dapat dilahirkan kembali; semoga jiwa kita dapat diterangi Roh Kudus, dan maju terus sebagai anggota Gereja Yesus Kristus sampai misi kita di bumi selesai.19

  • Presiden McKay menggunakan analogi tentang pohon yang kuat yang dapat bertahan menghadapi angin topan tetapi dihancurkan oleh serangga-serangga kecil yang memasukinya (lihat hlm. 98). Dengan cara-cara apakah analogi ini dapat berlaku dalam peperangan kita melawan godaan? (lihat hlm. 101–103). Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari mengundang godaan dalam kehidupan kita? Bagaimana kita dapat memperkuat anak-anak dan kaum remaja kita melawan godaan yang semakin meningkat di dunia ini?

  • Dengan cara-cara apakah godaan mungkin berbeda-beda, bergantung pada situasi kita masing-masing? Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong sesama untuk menolak godaan?

  • Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah Juruselamat dalam menahan godaan Setan? (lihat Matius 4:1–11 dan Lukas 4:1–13, termasuk catatan kaki dengan kutipan dari Terjemahan Joseph Smith; lihat juga A&P 20:22).

  • Dengan cara-cara apakah kesenangan menyerah pada godaan berbeda dengan sukacita karena mengikuti Juruselamat?

  • Bagaimanakah Setan berusaha menggunakan kelemahan-kelemahan kita? (lihat hlm. 101–103). Bagaimana kita dapat mengatasi kelemahan-kelemahan kita melalui Yesus Kristus? (lihat juga Eter 12:27).

  • Apakah yang dapat Anda lakukan untuk menolak dan mengatasi godaan yang sering kali mengganggu Anda? Mengapa penting untuk menegakkan nilai-nilai kita sebelum kita menemukan diri kita sendiri dalam situasi dicobai?

  • Dalam usaha-usaha kita untuk mengikuti Juruselamat dan menolak godaan, bagaimanakah itu dapat menolong kita mengingat bahwa “tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan?” (Matius 6:24).

  • Bagaimana pikiran-pikiran yang benar dan sehat menolong kita mengatasi godaan? Apakah yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan penguasaan diri dan pengendalian diri yang sering kali Presiden McKay bicarakan? (lihat hlm. 103–105).

Tulisan Suci Terkait: 1 Korintus 10:13; Yakobus 1:12–17; 2 Petrus 2:9; 1 Nefi 12:17; 15:23–24; Helaman 5:12; 3 Nefi 18:18–19; A&P 10:5

Catatan

  1. Gospel Ideals (1953), 352.

  2. Dalam Conference Report, Oktober 1968, 86.

  3. Dalam Conference Report, Oktober 1963, 7–8.

  4. Dalam Conference Report, Oktober 1911, 59.

  5. Dalam Conference Report, Oktober 1965, 9.

  6. Dalam Conference Report, April 1967, 6.

  7. Dalam Conference Report, April 1969, 97.

  8. Gospel Ideals, 503.

  9. Dalam Conference Report, Oktober 1959, 88.

  10. Dalam Conference Report, Oktober 1953, 11.

  11. Dalam Conference Report, Oktober 1955, 90.

  12. Dalam Conference Report, April 1969, 153.

  13. Dalam Conference Report, April 1967, 133; alinea diubah.

  14. Dalam Conference Report, April 1968, 8.

  15. Dalam Conference Report, April 1967, 8.

  16. Dalam Conference Report, April 1950, 33.

  17. Dalam Conference Report, Oktober 1965, 144–145.

  18. Dalam Conference Report, Oktober 1963, 9.

  19. Dalam Conference Report, April 1960, 29.