Mengapa suku asli amerika dinamakan dengan suku indian

BANGKAPOS.COM -- Penduduk asli Amerika Serikat adalah suku Indian.

Mereka adalah pemukim pertama di Benua Amerika yang diperkirakan datang dari Asia sekitar 15.000 tahun lalu.

Suku Indian ini  kemudian menetap dan mengembangkan kebudayaan menjadi beberapa suku yang tersebar di berbagai belahan Benua Amerika.

Bangsa Indian termasuk juga ras Mongoloid memiliki ciri-ciri rambut hitam lurus, kulit coklat kemerahan, mata hitam, tulang pipi menonjol, dan memiliki wajah lebar.

Keberadaan suku Indian ini mulai terancam sejak kedatangan bangsa Eropa pada akhir abad ke-15.

Saat bangsa Eropa menemukan Amerika, mereka menginginkan Amerika untuk dijadikan pemukiman keduanya.

Hal ini tentu mendapatkan penolakan dari penduduk asli Amerika, yakni suku Indian.

Namun upaya mereka untuk melawan sia-sia, karena bangsa Eropa datang dengan budaya dan persenjataan yang lebih maju.

Terjadilah perang, pembantaian, hingga perbudakan oleh bangsa Eropa, yang akhirnya mengakibatkan penduduk asli Amerika ini semakin tergusur dan berkurang.

Lantas, ke manakah suku Indian saat ini, apakah mereka masih ada?

Suku Indian masih ada sampai saat ini, hanya saja mereka dipindahkan ke Reservasi Indian atau Indian Reservation.

Tempat mereka ini umumnya lebih tertinggal dibandingkan dengan kota-kota di Amerika yang dihuni para imigran kulit putih.

Dilansir dari kanal YouTube Puri Viera, ia menjelaskan bahwa saat ini suku Indian telah banyak yang menikah dengan ras lain.

Sehingga sudah sangat sulit untuk membedakan antara suku Indian dengan orang imigran secara kasat mata.

Perlu dilakukan test DNA untuk menemukan darah keturunan dari suku Indian ini.

Pada umumnya, beberapa keturunan suku Indian masih memiliki darah leluhurnya 20 sampai 50 persen.

Menurut US Cencus Bereau, total populasi suku asli Amerika saat ini ada sekitar 6,79 juta orang.

Angka tersebut menyumbang sekitar 2,09 persen dari total jumlah penduduk Amerika.

Seberapa penting mengetahui darah keturunan suku di Amerika?

Suku Indian yang tersebar di Benua Amerika yakni suku Apache, Sioux, Creek, Cheeroke, Navajo, Kiowa, Iroquois, Comanche, Lakota, Pueblo, Aztec, Inca, Maya, Red Skin, Tarahumara, dan Mandan.

Penting melakukan test DNA untuk mengetahui asal keturunan leluhur di Amerika, karena suku- suku ini nantinya akan mendapatkan benefit dari pemerintah.

Tiap-tiap suku juga telah menentukan minimal berapa persen darah keturunan yang seseorang miliki untuk dapat diakui sebagai suku tertentu.

Mereka nantinya akan mendapatkan kartu member yang menyatakan bahwa benar mereka adalah anggota dari suku tersebut.

Kartu inilah yang akan digunakan untuk meng-apply benefit dari pemerintah.

Di mana suku asli Amerika Serikat kini tinggal?

Sebanyak 78 persen dari jumlah 6,79 juta tadi, tinggal di luar Indian Reservation.

Sementara sisanya masih tinggal di Indian Reservation.

Suku Indian yang tinggal di luar Indian Reservation menjalani kehidupan seperti orang Amerika pada umumnya.

Apa itu Indian Reservation?

Indian Reservation adalah wilayah yang legal dimiliki oleh suku- suku Indian dan memiliki kedaulatan sendiri.

Indian Reservation disebut juga Domestic Dependent Nation.

Bisa dikatakan Domestic Dependent Nation adalah negara domestik yang bergantung kepada pemerintah Amerika.

Indian Reservation berada di dalam yurisdiksi pemerintah Amerika, tapi tidak berada di dalam yurisdiksi state atau negara.

Indian Reservation memiliki organisasi, aturan, dan hukum sendiri yang berlaku untuk anggora Reservation.

Jadi misalkan ada sebuah Indian Reservation di dalam negara bagian California, secara yurisdiksi Indian Reservation tidak berada di dalam California.

Seandainya terjadi kejahatan di dalam Indian Reservation, maka polisi dari California tidak berhak untuk menindak pelaku kejahatan tersebut.

Indian Reservation terbesar di Amerika saat ini adalah Navajo Nation, yang terletak di Arizona.

(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)

Jakarta -

Benua Amerika merupakan satu dari enam benua yang ada di dunia. Penduduk asli benua Amerika awalnya mendiami wilayah Amerika Utara. Seperti apa sosoknya?

Benua Amerika terletak di 35 BB-170 BB dan 83 LU-55 LS. Secara geografis, benua ini terletak di belahan bumi barat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik, serta terletak di antara Samudra Arktik dan Samudra Pasifik.

Benua Amerika terdiri dari dua benua, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Zona iklim kedua benua tersebut sangat berbeda. Amerika Utara memiliki iklim subarktik di utara, secara bertahap memanas ke selatan dan akhirnya menjadi tropis di dekat tanah genting selatan.

Sementara itu, di Amerika Selatan, iklim di utara adalah tropis, kemudian menjadi lebih dingin di selatan, dan akhirnya menjadi iklim laut yang dingin di Cape Horn, dilansir dari Ensiklopedia Britannica.

Siapa penduduk asli benua Amerika?

Pada abad ke-15, ketika pemukim Eropa mulai tiba di Amerika Utara, benua itu kaya akan populasi penduduk asli Amerika. Ratusan ribu orang tinggal di berbagai lingkungan dari pantai ke pantai. Masing-masing komunitas atau bangsa memiliki budaya yang berbeda, dilansir dari Library of Congress.

Berabad-abad setelah kedatangan orang Eropa terjadi pergolakan yang luar biasa. Hal tersebut disebabkan oleh perluasan wilayah pemukiman dan pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan penduduk asli Amerika dipindahkan, diganti namanya, digabungkan, dibubarkan, dan dalam beberapa kasus dihancurkan.

Penduduk asli benua Amerika adalah orang Indian. Mereka disebut juga orang Indian Amerika, Amerindian, Amerin, aborigin Amerika atau First Nation, anggota dari salah satu masyarakat aborigin di Belahan Barat. Dalam berbagai sumber disebutkan bahwa suku Indian mendiami wilayah Amerika Utara yang sekarang disebut Amerika Serikat.

Dilansir dari New World Encyclopedia, kata 'India' berasal dari penemuan Christopher Columbus yang salah mengira bahwa ia telah tiba di Hindia Timur. Sekitar 12 ribu tahun yang lalu, terjadi migrasi penduduk dari Eurasia ke Amerika melalui Beringia, sebuah jembatan darat yang sebelumnya menghubungkan dua benua melintasi tempat yang saat ini disebut Selat Bering.

Menurut temuan arkeologis, Beringian Barat (sebutan untuk orang Beringia) tinggal di dekat Sungai Yana di Siberia pada 30.000 SM. Namun, ada banyak perdebatan selama bertahun-tahun tentang waktu spesifik orang-orang tersebut mencapai sisi timur dan kapan mereka terisolasi sebagai orang-orang pendiri Amerika.

Bagaimana kehidupan penduduk asli Amerika?

Orang Amerika Pra-Columbus menggunakan teknologi dan budaya material seperti api, anjing peliharaan, peralatan batu dari berbagai jenis, tombak, busur lengkap dengan anak panahnya, tali, jaring, keranjang, dan tembikar.

Banyak penduduk asli Amerika yang berburu dan meramu. Sementara yang lain merupakan masyarakat agraris. Orang Indian Amerika memelihara hewan dan berbagai tanaman, termasuk jagung, kacang-kacangan, kabu, kentang, dan umbi-umbian lainnya. Masyarakat adat di Amerika berhasil memajukan pertanian selama ribuan tahun.

Simak Video "Begini Nasib Bumi 300 Juta Tahun Lagi"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/row)

Seorang gadis remaja yang jatuh ke dalam lubang lebih dari 12.000 tahun yang lalu di Semenanjung Yucatan, Meksiko memberi petunjuk baru tentang asal-usul penduduk asli Amerika Serikat.

Ia dinamakan "Naia" oleh para ilmuwan. Kerangka gadis itu adalah salah satu tertua dan terbaik yang diawetkan di Amerika Serikat. Ia ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh National Institute of Anthropology and History, Meksiko dan didukung oleh National Geographic Society yang berbasis di Washington.

Sisa-sisa kerangka Naia itu ditemukan pada tahun 2007. Ia tenggelam di dalam sebuah gua bawah air bersama dengan tulang-tulang harimau dan beruang gua, sekitar 41 meter di bawah permukaan laut.

Dia jatuh - sekitar 12.000 sampai 13.000 tahun yang lalu – ke Hoyo Negro atau Black Hole, yang merupakan kawasan kering, di atas permukaan tanah.

Mencairnya gletser kemudian menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang menutupi lubang itu dengan air selama 8.000 tahun terakhir.

Gadis itu berusia 15-16 tahun. Kemungkinan ia terpeleset ke dalam lubang itu dan binatang-binatang lain mengalami hal serupa di lubang yang kini berair itu.

Pinggulnya tampak telah rusak. Hal ini menunjukkan bahwa dia meninggal dengan cepat setelah dia jatuh, kata Jim Chatters, seorang arkeolog dan antropolog forensik di Seattle, Washington.Tengkoraknya menunjukkan dia memiliki wajah sempit, mata lebar, dahi menonjol dan gigi yang menjorok ke luar. Penampilannya "kebalikan dari apa yang terlihat dari penduduk asli Amerika," kata Chatters pada wartawan.

Tapi penanda genetik yang ditemukan di tulang rusuk tulang gadis itu dan giginya menunjukkan bahwa garis keturunan maternalnya sama seperti yang ditemukan pada beberapa penduduk asli Amerika modern.

Aslinya dari Asia?

Laporan dalam jurnal Science menunjukkan ia termasuk orang-orang yang bermigrasi dari Asia melintasi Selat Bering.

"Penelitian ini untuk pertama kalinya menyajikan bukti bahwa paleo-Amerika dengan fitur-fitur khas juga dapat langsung terkait dengan populasi Beringian yang sama dengan penduduk asli Amerika, " kata Deborah Bolnick, asisten profesor di Universitas Texas di Austin.

Penemuan ini bertentangan dengan teori-teori yang dipegang oleh beberapa ahli bahwa penduduk asli Amerika adalah keturunan dari orang-orang yang bermigrasi kemungkinan dari Eropa, Asia Tenggara atau Australia.

Chatters adalah seorang arkeolog yang paling dikenal untuk atas Kennewick Man, tengkorak berusia 9.800 tahun yang ditemukan di negara bagian Washington. Chatters awalnya percaya bahwa Kennewick Man datang dari Eropa, karena tengkoraknya tidak menyerupai wajah khas Amerika asli.

Tetapi penelitian selanjutnya, termasuk analisa DNA pada Naia, telah mengubah cara berpikirnya tentang di mana awal penduduk asli Amerika berasal. Tim peneliti internasional yang bekerja pada Naia telah mengidentifikasi hanya satu penanda genetik dari DNA mitokondria-nya, yang disebut DNA haplogroup D1.

“Haplogroup D1 berasal dari garis keturunan Asia, tetapi hanya ditemukan di Amerika saat ini," jelas Bolnick. "Sekitar 11 persen dari penduduk asli Amerika menunjukkan garis keturunan genetik ini," tambahnya. "Hal ini ditemukan di seluruh Amerika Utara, Tengah dan Amerika Selatan dan garis keturunan ini sangat umum di beberapa populasi Amerika Selatan."

Bolnick mengatakan bahwa analisa mereka pada saat ini tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa masyarakat lainnya, yang dikenal sebagai paleo-Amerika, datang dari tempat-tempat lain selain Beringia. Tetapi sejauh ini bukti tidak mendukung kemungkinan itu.

Naia adalah manusia tertua keenam yang ditemukan di Amerika, kata Chatters. Penelitian di masa depan bertujuan untuk mengurut DNA-nya, agar dapat mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang keturunan.

ap/vlz(ap/rtr)