Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan

Posted on January 4, 2014 Updated on January 4, 2014

Oleh Kelompok 7 :

Slamet Pujiyono           [2127100531]

Dwi Muchson              [2127100532]

Cristian Natanael         [2127100549]

Hafidz Abidul Muslim[2127100559]

Murwanto                    [2127100572]

Hari Harjanto               [2127100582

(Semester III)

JURUSAN S1 SISTEM INFORMASI

STMIK AUB SURAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, dapat menyusun makalah berjudul “Kutipan dan Sistem Rujukan dalam Penulisan Karya Ilmiah” dengan baik dan lancar.

            Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “Bahasa Indonesia” yang akan dipresentasikan pada pertemuan ke VII. Materi kutipan dan sistem rujukan ini merupakan materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa semester III STMIK AUB Surakarta.

            Makalah ini berisikan tentang kajian-kajian kutipan dan sistem rujukan yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah, berikut pengertian dan kaidah-kaidah yang diuraiakan untuk mempermudah pembaca khususnya mahasiswa untuk memahami isinya. Penyusunan makalah ini juga berkaitan dengan materi-materi bahasa Indonesia yang lain dalam semester III ini yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa terutama sebagai referensi penyusunan Skripsi di akhir semester.

            Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis membuka saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga bermanfaat.

Penulis,

 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang ………………………………………………………………………………

B.     Rumusan Masalah ………………………………………………………………………….

C.     Tujuan ………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A.    Kutipan …………………………………………………………………………………………

B.     Sistem Rujukan ………………………………………………………………………………

C.     Fungsi Kutipan dan Rujukan dalam Karya Ilmiah ……………………………..

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

i

ii

iii

1

3

3

4

8

13

14

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah “Baik dan Benar” dalam bahasa indonesia. pastinya banyak orang yang bertanya “bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar itu?”. Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar, oleh karena itu saya akan memberikan sedikit penjelasan. Bahasa Indonesia yang baik tentunya yaitu bahasa yang sesuai dengan konteks, sedangkan bahasa Indonesia yang benar yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan EYD. Tetapi dalam suatu penulisan bahasa, bahasa yang baik dan benar itu bahasa yang mempunyai keterkaitan dalam 9 aspek penting yaitu:

1. Ragam Bahasa

2. Ejaan Yang Disempurnakan

3. Diksi

4. Kalimat Efektif

5. Alinea / Paragraf

6. Perencanaan penulisan karangan ilmiah

7. Kerangka karangan

8. Kutipan dan Sistem Rujukan

9. Abstrak dan Daftar pustaka

            Salah satu aspek di dalam penulisan bahasa adalah tentang kutipan dan sistem rujukan. Kutipan dan sistem rujukan sangat berperan penting dalam sebuah penulisan bahasa terutama dalam pembuatan karya ilmiah.  Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu bentuk pengabdian seseorangkepada keabadian perubahan. Melalui tulisan karyailmiah, seseorang sedangmenginformasikan ide, argumentasi ataupun temuan dari hasil kegiatan ilmiahkepada pembaca. Dengan membaca tulisan karya ilmiah, pembaca memperolehsejumlah informasi untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari. Untukitu, penulisan karya ilmiah mempunyai fungsi transformasi dan kreasi ilmiahuntuk merubah perilaku individu maupun masyarakat.

Penulisankaryailmiah harus diawali oleh serangkaian kegiatan ilmiah,sehingga isi tulisan karya ilmiah merupakanpengetahuan yang “sahih” (valid).Kegiatan ilmiah merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh fakta,konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan menyolusikan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, karyailmiah berisikan akumulasi pengetahuan yang berupa fakta , konsep, generalisasi.

Sangat beralasan apabila penulisan karya ilmiah dipandang sulit, selain kesulitan dari aspek isi yang harus dituliskan, kesulitan lain berkaitan dengan aspek proses penulisan. Dalam proses penulisan karya ilmiah, penulis harus memiliki kiat-kiat atau strategi meracik isi tulisan dalam norma -norma kaidah kebahasaan serta mekanisme psikofisik untuk mengendalikan produktivitas yang kontekstual : oleh karena itu, isi karya ilmiah dipengaruhi juga keterampilan penulis dalam meracik bahasa tulis melalui proses pengendalian psikofisik sesuai dengan konteks.

Diluar kesulitan tersebut, masih ada kesulitan yang berkaitan dengan pengutipan dalam tulisan karya ilmiah. Akibat kesalahan dalam pengutipan dapat menjadi plagiat sehingga karya tulis itu tidak dapat dipandang ilmiah lagi. Harus diakui bahwa perbedaan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh seseorang merupakan realitas yang harus dijaga namun karya ilmiah yang sama dihasilkan oleh orang yang berbeda itu harus ada dalam realitas. Untuk menjaga perbedaan kualitas karya ilmiah, seseorang harus memiliki keterampilan meracik kutipan, sama dengan keterampilan seseorang dalam meracik bumbu masakan. Keterampilan meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah diperoleh melalui proses be lajar dan berlatih. Dimiliki apabila seseorang belajar dan berlatih meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah dan teori yang telah dihasilkan dari berbagai kegiatan ilmiah untuk memahami fenomena dan menyolusikan masalah saat ini dan masa datang.

Poerwodarminta (2003:619) mengemukakan bahwa kutipan diartikan, “pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri:” merujuk pada arti tersebut, maka kutipan merupakan produk dari kegiatan mengutip. Produk tersebut merupakan hasil dari pengambilalihan karya orang lain untuk ilustrasi atau memperkokoh argumen penulis. Pengambilalihan tersebut harus dilakukan berdasarkan norma penulisan yang berlaku. Apabila pengutipan dilakukan diluar norma yang berlaku, maka pengutipan tersebut dipandang sebagai plagiat. Oleh karena itu, seorang penulis harus memenuhi norma pengutipan yang berlaku sehingga tidak dipandang sebagai plagiat.

B.     Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1.      Bagaimanakah kajian tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia?

2.      Bagaimanakah kajian tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia?

3.      Apakah fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1.      Untuk mengkaji tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia?

2.      Untuk mengkaji tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia?

3.      Untuk mengetahui fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah?

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Kutipan

1.      Pengertian Kutipan

Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.

Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.

Menurut pendapat Wasty (1994:33) kutipan merupakan sebuah pengambilan konsep atau pendapat dari orang lain sebagaimana yang tertulis dalam karya tulisnya. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu.

            Dari berbagai perspektif diatas dapat disimpulkan kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber sebagai penguat atau pendukung suatu karya tulis

2.      Fungsi Kutipan

Fungsi kutipan diantaranya :        

a.       Sebagai landasan teori.    

b.      Penguat pendapat penulis.           

c.      

Penjelasan suatu uraian.   

d.      Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.

Menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks. (http://aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html  diakses 12 Desember 2013, jam. 04.20)

3.      Prinsip-prinsip mengutip

   Dalam mengutip harus diperhatikan prinsip-prinsip mengutip, termasuk menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :

a.    Agar tulisan tersusun menjadi satu himpunan, penulis hendaknya tidak terlalu banyak mengutip.

b.    Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat menyesuaikan kutipan dengan sumber aslinya.

c.    Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.

d.   Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.

e.    Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa penghilangan
bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.

f.     Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic].       

g.    Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain – tebal, miring, atau renggang- dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.

Contohnya :           

‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’        

Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.

Cara memperbaikinya:       

·         Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.

·         Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.  

4.      Jenis-jenis Kutipan

a.       Kutipan Langsung

Menurut Rameli Kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang dikutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda-tanda baca dan sebaginya. Sebaiknya kutipan langsung intensitasnya tidak melebihi 30% dari seluruh kutipan yang ada. Menurut Hariwijaya kutipan langsung adalah kutipan yang persis seperti kata-kata yang digunakan dalam bahan asli.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kutipan langsung adalah suatu pernyataan atau pendapat yang digali dari sumber lain dengan tidak mengubah apapun yang ada atau apa adanya.

Kutipan Langsung dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

(1)   Kutipan langsung panjang

Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari empat baris ditulis tanpa tanda petik, dan diketik dengan jarak satu spasi, dimulai dengan tiga spasi dari tepi kiri.

Contoh kutipan langsung panjang:

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan

(2)   Kutipan langsung pendek

      Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang tidak lebih dari empat baris dapat digabungkan atau dirangkai dengan kalimat yang ada dalam satu paragraf atau alinea, tanpa mengganggu penuturan yang sedang ditulis.Model lain adalah mempergunakan tanda petik (quotation mark) di antara bagian yang dikutip.

Contoh Kutipan langsung pendek:

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan

(lihat halaman 2)

b.      Kutipan Tidak Langsung

Menurut Rameli kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dengan kata – katanya sendiri. Yang dikutip adalah pokok – pokok pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan, kemudian dinyatakan dengan bahasa sendiri. walaupun yang dikutip berasal dari bahasa asing, namun tetap dinyatakan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan
       Contoh kutipan tidak langsung

(teks asli)

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan

(kutipan tidak langsung, lihat halaman 4)

B.     Sistem Rujukan

Yang dimaksud Sistem Rujukan di sini adalah dalam konteks penulisan karya ilmiah, yaitu sebuah sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber dari seorang penulis untuk menyatakan sesuatu dalam karya tulisannya.  ada dua sistem pendokumentasian sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar kutipan kita, yaitu:

1.      Sistem catatan (note-bibliography)

     Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka (blibiography). Cara ini direkomendasikan oleh The University of Chicago Press dan dikenal dengan sebutan format Chicago.

   Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk sumber pertama. Singkatan itu ialah

a.       Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman.

b.      Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti ‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama  yang berasal dari buku namun diselingi perujukan lain. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.

c.       Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama  yang berasal dari artikel dalam majalah, ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain. Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’.  Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.

2.      Sistem langsung (parenthetical-reference) yang menempatkan informasi mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka.

Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format yang akan diuraikan dalam modul ini, yakni format MLA(The Modern Language Association) danformat APA(American Psychological Association). Kedua format itu adalah format yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora. Akan tetapi, sebenarnya, ada berbagai format daftar pustaka yang berlaku di selingkung bidang ilmu. Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.

Berikut adalah cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan APA.

JENIS RUJUKAN

FORMAT

MLA

FORMAT

APA

SATU PENULIS

Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press, 2000.

Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.

DUA PENULIS

Widyamartaya, Al., dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.

Widyamartaya, Al., dan Sudiati , V. (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

TIGA PENULIS

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.

Akhadiah, S., Arsyad, M.G., dan Ridwan, S. H. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

LEBIH DARI TIGA PENULIS

Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

ATAU

Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

Alwi, H., et al. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

ATAU

Alwi, H., dkk. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

LEBIH DARI SATU EDISI

Gibaldi, Joseph. MLA Handbook for Writers of Research Papers. Ed. ke-5. New York: The Modern Language Association of America, 1999.

Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002.

Gibaldi, J. (1999). MLA Handbook for Writers of Research Papers. (Ed. ke-5). New York: The Modern Language Association of America.

Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Ed. Rev.) Jakarta: Puspa Swara.

PENULIS DENGAN BEBERAPA BUKU

MLA: pencantuman buku didasarkan urutan tahun terbit.

APA: pencantuman buku didasarkan abjad judul buku.

Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.

– – -. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.

ATAU

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.

– – -. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.

Keraf, G. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah.

JENIS RUJUKAN

FORMAT

MLA

FORMAT

APA

PENULIS TIDAK DIKETAHUI/ LEMBAGA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press, 2002.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. (2002). Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press.

BUKU TERJEMAHAN

Creswell, John W. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah. Eds. Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK Press, 2002.

ATAU

DL, Chryshnanda dan Bambang Hastobroto. Eds. Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif terj. dr. John Creswell. Jakarta: KIK Press, 2002.

Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah). Eds. Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK Press.

ATAU

Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah). Jakarta: KIK Press.

BUKU DENGAN PENYUNTING/ EDITOR

Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.

ATAU

Ihromi, T.O., ed. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.

Ihromi, T.O. (peny.). (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.

ATAU

Ihromi, T.O. (ed.). (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.

SERIAL/ BERJILID

Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of  Music and Musicians.Vol. 15. London: Macmillan, 1980.

ATAU

Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15. London: Macmillan, 1980.

Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15. London: Macmillan.

ATAU

Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove Dictionary of Music and Musicians (Vol. 15, hlm. 3—66). London: Macmillan.

JURNAL

Molnar, Andrea. “Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan.” Antropologi Indonesia 56 (1998): 13—19.

Molnar, A. (1998). Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13—19.

MAJALAH

Asa, Syu’bah. “PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.” Tempo, 5—11 Juli 2004, 38—39.

Syifaa, Ika Nurul. “Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?”Femina, No. 30, 22—28 Juli 2004, 54—55.

Asa, S. (2004, 5—11 Juli). PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.Tempo, 38—39.

Syifaa, I. N. (2004, 22—28 Juli). Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?Femina, No. 30, 54—55.

JENIS RUJUKAN

FORMAT

MLA

FORMAT

APA

SURAT KABAR

Suwantono, Antonius. “Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.”Kompas, 24 Des. 1995, 11.

Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar.” Kompas, 23 Des. 1995, 13.

Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali.”  Tajuk Rencana (editorial).Kompas, 22 Des. 1995, 4.

Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa. (1995, 24 Desember). Kompas, 11.

Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar. (1995, Desember 23). Kompas, 13.

Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana (editorial). (1995, 22 Desember). Kompas, 4.

DOKUMEN PEMERINTAH

Biro Pusat Statistik.  Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.  Jakarta: BPS, 1993.

Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.  Jakarta: BPS.

NASKAH YANG BELUM DITERBITKAN

Ibrahim, M.D., P. Tjitropranoto, dan Y. Slameka. “National Network of Information Services in Indonesia: A Design Study.” Makalah tidak diterbitkan, 1993.

Budiman, Meilani. “The Relevance of Multiculturalism to Indonesia”. Makalah padaSeminar Sehari tentang  Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas Indonesia, Depok, Maret 1996.

Ibrahim, M.D., Tjitropranoto, P.,  dan Slameka, Y. (1993). National Network of Information Services in Indonesia: A Design Study.  Makalah tidak diterbitkan.

Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of Multiculturalism to Indonesia. Makalah padaSeminar Sehari tentang  Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas Indonesia, Depok.

Selain mengutip sumber-sumber tercetak, sekarang ini, penulis juga dapat mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web, Jaringan Jagad Jembar). Aturan penulisan referensi sama saja dengan rujukan buku, hanya tempat, nama, dan tanggal terbitan ditulis berbeda. Artinya, unsur-unsur itu mengikuti tata cara penulisan di Internet. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi Internet adalah

a.    nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga,

b.   judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip,

c.    judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring (italics), dan

d.   data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu  akses dilakukan.

Contoh pengutipan rujukan dari internet.

1.  Dari WWW

Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style Sheet. http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html  (10 Feb. 1996)

2. Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui FTP)

Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.” ftp daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb.1996)  

3. Dari ratron (surat elektron, e-mail)

Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing Proposal.” (20 Des. 1994)

4. Dari komunikasi lisan sinkronis (chatting), nama teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya, wawancara pribadi, alamat ratron (jika ada), tanggal komunikasi dalam tanda kurung.

Marsha s_Guest. Personal interview. Telnet daedalus.com 7777  10 Feb 1996)

C.    Fungsi Kutipan dan Rujukan dalam Karya Ilmiah

   Di dalam penulisan karya tulis ilmiah terkadang penulis memerlukan beberapa kutipan yang perlu dibahas, ditelaah, dikritik, dan dipertentangkan atau diperkuat. Kutipan itu bisa berbentuk pendapat, konsep, atau hasil penelitian. Namun demikian, sebaiknya penulis mengutip kalau diperlukan saja supaya tulisan itu tidak dipenuhi dengan banyak kutipan. Di samping itu, seorang penulis harus mampu mempertanggungjawabkan ketelitian dan kecermatan kutipan yang diambil, khususnya kutipan tidak langsung.

     Gagasan yang dituangkan penulis dalam sebuah karya tulis ilmiah perlu dibedakan antara gagasan orisinal penulis dengan gagasan penulis lain yang dijadikan rujukan. Ini perlu dilakukan agar terhindar dari kesan bahwa penulis menganggap pendapat, konsep, dan hasil penelitian yang dirujuknya itu sebagai miliknya.

Oleh sebab itu, fungsi kutipan dalam tulisan ilmiah itu antara lain: (1) sebagai landasan teori, (2) penjelas pembahasan, dan (3) pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh penulis lain (Akhadiyah dkk., 1997: 182). Selain itu, fungsi kutipan dalam tulisan antara lain: (1) untuk menunjukkan kepada pembaca  sumber informasi  bagi pernyataan ilmiah pada tulisan yang dibuat penulis; (2) untuk memenuhi kode etik  yang berlaku sebagai penghargaan atas tulisan pakar, tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan ke dalam teks; dan (3) untuk rujukan silang, yaitu untuk menunjukkan bagian/ halaman mana yang dibahas sama pada tulisan tersebut. Sedangkan rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca untuk mencari sumber informasi dalam daftar rujukan.  

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1.      Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat baik tulisan maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun tidak langsung untuk dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya. 

2.      Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data informasi atau sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil sehingga dapat disesuaikan atau dipertanggungjawabkan.

3.      Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai landasan teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang telah disesuaikan dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah karya ilmiah.

Mengapa setiap karya ilmiah dijumpai penulisan kutipan dan sumber rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, dan Sakura M. Ridwan. (1993). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Soemanto, Wasty. (1994). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.

http://smoeland.blogspot.com/2013/01/penggunaan-kutipan-dalam-karya-ilmiah.html diakses 12 Desember 2013, jam 02.35

http://aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html  diakses 12 Desember 2013, jam. 04.20