Mengapa serangan pertama sultan agung mataram ke batavia mengalami kegagalan

Doni Setyawan | Agustus 28, 2016 | Masa Islam, Masa Kolonial Barat |

Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan raja terbesar dari kerajaan Mataram Islam. Salah satu cita-cita dari Sultan Agung adalah mempersatukan seluruh tanah Jawa,  dan mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara. Terkait dengan cita- citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan  VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak  untuk melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi  mengalami kemunduran. Kebijakan monopoli itu juga dapat membawa  penderitaan rakyat. Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan  ke Batavia.

Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:

  1. Tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
  2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
  3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
  4. Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa.

Serangan Batavia pada tahun 1628

Ini merupakan serangan Mataram ke Batavia yang pertama. Sebagai pimpinan pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Pada 22 Agustus 1628, mulai terjadi pertempuran antara tentara Mataram dengan VOC. Pasukan Mataram berdatangan dari berbagai daerah seperti pasukan di bawah pimpinan Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandureja dan Upa Santa. Datang pula lascar orang-orang Sunda yang dipimpin oleh Dipati Ukur. Terjadi pertempuran salah satunya di Benteng Holandia. Pada akhir pertempuran, Mataram tidak berhasil menaklukkan kota Batavia.

Sebab kegagalan serangan Sultan Agung ke Batavia pada tahun 1628 antara lain:

  1. Kalah persenjataan
  2. Kekurangan bahan makanan
  3. Jarak yang terlalu jauh antara Mataram dengan Batavia
  4. Pembendungan sungai yang dilakukan oleh tentara Mataram ternyata berdampak menyebarnya wabah penyakit.

Menanggapi kekalahan ini kemudian Sultan Agung melakukan hukuman mati terhadap tentara yang masih ada, seperti Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandureja

Serangan Batavia pada tahun 1629

Tahun 1629 pasukan Mataram diberangkatkan menuju Batavia. Sebagai pimpinan pasukan Mataram dipercayakan kepada Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati Purbaya. Salah satu cara yang ditempuh setelah mengalami kegagalan pada serangan pertama, maka Sultan Agung memerintahkan untuk mendirikan lumbung lumbung padi di daerah Tegal dan Cirebon.

Ternyata informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC. Dengan segera VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan pasukan Mataram. Di Tegal tentara VOC berhasil menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah pendudukdan sebuah lumbung beras.  Pasukan Mataram pantang mundur, dengan kekuatan pasukan yang ada terus berusaha mengepung Batavia. Pasukan Mataram berhasil mengepung dan menghancurkan Benteng Hollandia. Berikutnya pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal menghancurkan benteng tersebut. Pada saat pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa J.P. Coen meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 September 1629. Dengan semangat juang yang tinggi pasukan Mataram terus melakukan penyerangan.

Dalam situasi yang kritis ini pasukan Belanda semakin marah dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan Mataram. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, akhirnya dapat menghentikan serangan-serangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan. Dapat diambil kesimpulan bahwa serangan Mataram yang kedua gagal dikarenakan adanya penghianat yang menunjukan letak lumbung-lumbung padi tentara Mataram.

Dengan kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di daerah-daerah lain. Namun di balik itu VOC selalu khawatir dengan kekuatan tentara Mataram. Tentara VOC selalu berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contoh pada waktu pasukan Sultan Agung  dikirim ke Palembang untuk membantu Raja Palembang dalam melawan VOC, langsung diserang oleh tentara VOC di tengah perjalanan.

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613 – 1645). Ia bercita-cita merebut Batavia dan mengusir Belanda dari bumi Indonesia. Untuk melaksanakan cita-citanya itu, dua kali Sultan Agung menyerang Batavia.

Serangan pertama terjadi pada tahun 1628. Sebagian dari tentaranya mendarat di Marunda, sebuah perkampungan nelayan di sebelah timur Cilincing. Di situ mereka membangun benteng dan perkemahan dari bambu. Pasukan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.

Usaha mereka diketahui oleh VOC. Oleh karena itu, kampung-kampung di sekitar benteng Mataram pun di bakar oleh VOV. Dengan demikian setiap gerakan tentara Mataram dapat diketahui oleh Belanda. Kemudian terjadilah beberapa kali pertempuran sengit antara pasukan Mataram dan VOC. Dalam salah satu pertempuran Tumenggung Bahurekso gugur bersama putranya.

Bala bantuan Mataram datang. Pasukan bantuan dipimpin oleh Tumenggung Suro Agul-Agul, Kyai Dipati Mandurorejo dan Kyai Dipati Uposonto. Mereka bergerak menyerang kota, tetapi mendapat tembakan gencar dari meriam-meriam kapal VOC.

Baca juga: Perlawanan kerajaan Banten terhadap VOC

Tentara Mataram menemukan siasat baru. Dibendungnya aliran sungai Ciliwung. Akibatnya pasukan VOC yang di dalam benteng kekurangan air. Kecuali itu, pasukan VOC juga diserang beberapa macam penyakit. Tetapi pasukan Mataram pun tidak luput dari kesulitan. Kesulitan pokok adalah kekurangan makanan. Banyak prajurit Mataram yang mati kelaparan. Oleh karena itu, tentara Mataram terpaksa ditarik mundur.

Pada tahun 1629 dilancarkan serangan kedua. Kali ini persenjataan pasukan Mataram lebih lengkap. Mereka membawa bendera dan panji-panji Kerajaan Mataram. Persiapan untuk serangan kedua ini lebih cermat. Untuk persediaan bahan makanan, didirikanlah lumbung-lumbung padi di daerah Tegal dan Cirebon. Hal itu diketahui oleh VOC. Maka lumbung-lumbung padi itu dibakar habis oleh Belanda (VOC).

Akibatnya, tentara Mataram mengalami kekurangan bahan makanan lagi. Padahal sebelumnya mereka telah cukup lelah menempuh perjalanan dari Mataram ke Batavia. Dalam keadaan lelah dan lapar, tentara Mataram pantang mundur.

Mereka menyerang benteng-benteng VOC di Batavia. Benteng Hollandia dapat dihancurkan. Benteng Bommel tidak berhasil mreka hancurkan. Tetapi ketika benteng tersebut dikepung oleh tentara Mataram, tersebar berita bahwa Gubernur J.P. Coen meninggal dunia karena serangan penyakit kolera.

Serangan Mataram yang kedua terhadap VOC gagal lagi. Hingga wafatnya pada tahun 1645, Sultan Agung tidak melakukan penyerangan ke Batavia lagi. Meskipun demikian, perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC tidak padam. Di Mataram beberapa kali terjadi perlawanan terhadap VOC.

Baca juga: Perlawanan Untung Suropati terhadap voc

Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung melakukan penyerangan ke VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629 namun mengalami kegagalan. Faktor kegagalannya disebabkan karena beberapa hal yaitu jarak Mataram-Batavia terlalu jauh, persediaan makanan yang telah disediakan dibakar oleh VOC, terjangkit wabah penyakit, dan kalah persenjataan.
Faktor kegagalannya disebabkan karena beberapa hal yaitu jarak Mataram-Batavia terlalu jauh, persediaan makanan yang telah disediakan dibakar oleh VOC, terjangkit wabah penyakit, dan kalah persenjataan.

Mengapa serangan Mataram ke Batavia gagal?

Serangan Mataram kian gencar. Pasukan kedua yang dipimpin cucu Ki Juru Martani, Pangeran Mandurareja tiba di Batavia pada bulan Oktober. Kini 10.000 prajurit mengepung Batavia. Perang besar pecah di Benteng Holandia. Namun, serangan Pasukan Mataram ke Batavia gagal lantaran kurang perbekalan. Sultan Agung naik pitam.

Kapan pasukan Mataram menyerang Batavia?

Pada tahun 26 Agustus 1628, berangkatlah pasukan Mataram untuk menyerang Batavia. Pasukan ini dibagi dalam tiga kelompok. Pasukan pertama dipimpin oleh Baurekso dari Kendal dengan kekuatan 80.000 prajurit yang terbagi dalam 59 kapal yang akan menyerang Batavia pertamakali dari laut.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA