Mengapa pendidikan dalam kandungan tidak termasuk dalam tri pusat pendidikan

Tripusat pendidikan adalah istilah dalam bidang pendidikan yang berarti memberdayakan sinergitas lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Istilah Tri Pusat Pendidikan dipopulerkan oleh Bapak Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Istilah ini menerangkan bahwa pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Semua usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah membutuhkan dukungan dari berbagai lingkungan pendidikan yang lain. Bila pengaruh sekolah sebagai salah satu lingkungan pendidikan hanya berjalan sendiri, sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.[1]

Dalam lingkungan masyarakat terdapat beberapa lembaga organisasi sosial yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan. Di lingkungan keluarga, pendidikan agama dilaksanakan secara informal, yaitu melalui pengalaman hidup sehari-hari. Di lingkungan sekolah, pendidikan dilaksanakan secara formal, yakni dengan sengaja merencanakan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Adapun di lingkungan masyarakat, dilakukan secara nonformal, yakni melaksanakan dengan sengaja akan tetapi tidak begitu terikat dengan peraturan dan syarat-syarat tertentu.[1]

//www.unisba.ac.id/index.php/id/printing/item/367-mensinergikan-tri-pusat-pendidikan[pranala nonaktif permanen]

  1. ^ a b Hidayati, Nurul (01 Februari 216). "Konsep Integrasi Tripusat Pendidikan Terhadap Kemajuan Masyarakat". Penelitian Pendidikan Islam. 11.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tripusat_pendidikan&oldid=20889702"

JAKARTA - Pada tanggal 2 Mei merupakan hari yang spesial untuk mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan. Karena setiap tanggal itu kita biasa memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), sekaligus memperingati hari lahir Ki Hajar Dewantara yang dijuga dikenal sebagai pahlawan pelopor pendidikan di Indonesia.

Berbagai gagasan dan pandangan Ki Hajar Dewantara itu juga relevan sebagai acuan pembangunan pendidikan nasional di era milenial ini. Di antaranya, 'Panca Dharma', yaitu pendidikan perlu beralaskan lima dasar, meliputi kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

'Kon-3', yakni bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan asas komunitas, konvergensi, dan konsentris. Serta 'Tri Pusat Pendidikan', yang menerangkan bahwa pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Tri Pusat Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang diterima anak ada dalam pergaulan di tiga lingkungan, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan perguruan yang dimaksud adalah pendidikan formal sekolah atau madrasah yaitu SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, serta SMK/MAK.

Setiap lingkungan tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam mempengaruhi pembentukan karakter dan kepribadian anak. Sejalan dengan pembentukan karakter peserta didik, maka Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan telah memberikan sekitar 2.000 modul PPK untuk guru. Semua modul tersebut dikembangkan sesuai dengan lima nilai utama karakter prioritas dalam Pengembangan Pendidikan Karakter, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong-royong, dan mandiri.

Lingkungan Keluarga

Keluarga sebagi unit terkecil dari masyarakat terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga). Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi perkembangan individu anak, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga.

Awal pendidikan anak sebenarnya diperoleh melalui keluarga, dalam dunia pendidikan disebut pendidikan informal. Pembelajaran yang terjadi di dalam keluarga terjadi setiap hari pada saat terjadi interaksi antara anak dengan keluarganya. Peran orangtua menjadi panutan bagi anak-anaknya.

Dalam keluarga, orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dan mengembangkan karakter dan kepribadian anak. Semakin baik kualitas keluarga tersebut, maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dan berkembang kepribadian dan karakternya yang berkualitas juga.

Lingkungan Perguruan/Sekolah

Sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara formal atau disebut juga dengan pendidikan formal. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah saat ini lebih tepat mengedepankan fasilitasi kepada peserta didik dalam arti student center bukan teacher center.

Peran guru dalam memfasilitasi peserta didik dapat dilakukan dengan banyak cara, satu di antaranya adalah guru tidak lagi memberikan informasi secara searah dalam bentuk ceramah. Guru dapat berperan sebagai fasilitator, motivator atau tutor bagi peserta didik. Materi pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik tidak semata-mata hanya terfokus pada satu bidang studi yang terlepas saja, tetapi dapat juga dikaitkan dengan bidang studi yang lain.

Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat mempelajari hubungan antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lain, karena memang kenyataannya yang dialami di dunia nyata banyak bidang studi yang tidak berdiri sendiri. Sekolah harus melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan atas tuntutan zaman.

Di zaman kekininian, guru dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan memanfaatkan kelas maya secara gratis (seperti google calssroom, edmodo, schoology, dan yang sejenisnya). Peran guru dalam kelas maya dapat melakukan proses pembelajaran secara daring (online), sehingga guru dapat berperan sebagai fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar serta dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik untuk mengalami peristiwa belajar yang real.

Lingkungan Masyarakat

Dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling berinterkasi dalam suatu hubungan sosial. Anak dalam pergaulannya di dalam masyarakat tentu banyak berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya anak bermain dengan teman-temannya di luar rumah, sedangkan secara tidak langsung misalnya anak melihat kejadian-kejadian yang dipertontonkan oleh masyarakat. Anak akan memperoleh pembelajaran di dalam masyarakat tersebut.

Di era milienial seperti sekarang ini, penggunaan teknologi seperti smartphone sudah tidak mengenal batasan usia, tua dan muda sudah tak asing lagi meggunakan smartphone. Kehadiran smartphone menjadikan penggunanya jarang bersosialisasi secara langsung dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Jika dicermati lebih lanjut, pada saat ini informasi dan tontonan yang diterima oleh anak dari masyarakat melalui televisi maupun smartphonemasih banyak kita jumpai hal-hal yang sebenarnya belum pantas untuk diterima oleh mereka.

Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

Merujuk pada UU Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang,”.

Peran serta ketiga lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat harus dapat menunjang tercapainya pendidikan bagi anak. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut mempunyai peran masing-masing di dalam proses pendidikan, serta saling mengisi dan memperkuat satu dengan yang lainnya. Tanggung jawab pendidikan tidak hanya pada pemerintah pusat semata, namun termasuk juga keluarga dan masyarakat.

Ingin tahu lebih banyak tentang Guru dan Tenaga Kependidikan? Cek Facebook Ditjen GTK Kemdikbud RI atau follow Twitter @gtk_kemdibud dan Instagram @ditjen.gtk.kemdikbud.

(put)

  • #Guru dan Tenaga Pendidikan
  • #Kemendikbud
  • #Hardiknas

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA