Mengapa penderita AIDS sering kali mengalami komplikasi dengan penyakit lain?

Tanggal 1 Desember merupakan hari peringatan HIV/AIDS. Penyakit ini terjadi akibat virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan penurunan sistem imunitas. Orang dengan HIV yang telah masuk pada fase 3 atau disebut juga acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Akibatnya tubuh sangat mudah terkena infeksi yang menyebabkan penurunan sistem imunitas, padahal seharusnya ini tidak terjadi pada kondisi normal.

Komplikasi pada Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA

Sampai dengan saat ini, HIV/AIDS belum dapat disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk memperlambat penyakit, mengendalikan gejala, dan menghindari komplikasi, agar ODHA dapat menjalani hidup normal. Berikut merupakan komplikasi yang terjadi akibat HIV/AIDS.

1. Tuberkulosis

Tuberkulosis atau TB merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang seluruh tubuh, tetapi paling sering menyerang organ paru-paru. Kuman TB yang masuk pada orang sehat dapat berada di dalam tubuh dan tidak menyebabkan penyakit. Namun, pada penderita HIV, kuman TB di dalam tubuh membuat risiko 10 kali lipat untuk terkena penyakit TB. Terutama pada seorang yang mengidap HIV dengan sel kekebalan tubuh CD4 di bawah 200, atau sudah pada tahap HIV/AIDS. Kondisi TB pada penderita HIV merupakan penyebab utama risiko kematian.

2. MAC

MAC adalah kuman bakteri yang masih berhubungan dengan TB. Kuman ini sering berada pada makanan, air, dan tanah. Hampir semua orang memiliki kuman MAC di dalam tubuh. Namun jika sistem kekebalan tubuh Anda kuat, kuman MAC tidak akan memberikan masalah. MAC biasanya menyebabkan penyakit infeksi serius ketika HIV/AIDS yang sudah mencapai angka CD4 di bawah 50. Infeksi ini dapat menjadi serius seperti infeksi darah atau sepsis, hepatitis, dan pneumonia.

3. Pneumocystis Pneumonia

Pneumocystis pneumonia atau PCP merupakan infeksi serius yang menyebabkan peradangan dan akumulasi cairan di paru-paru. Penyebab PCP adalah infeksi jamur Pneumocystis jiroveci yang tersebar melalui udara. Jamur ini sangat umum dan biasanya individu akan berhasil melawan infeksi ini pada usia 3 atau 4 tahun. Sistem kekebalan tubuh yang baik dapat mengendalikan infeksi ini. Namun pada penderita HIV/AIDS, infeksi ini dapat menyebabkan penyakit serius. Hampir 75% penderita HIV terinfeksi PCP. Penderita HIV/AIDS dengan jumlah CD4 di bawah 200 lebih sering terinfeksi PCP.

4. CMV

CMV adalah virus yang umum masih berhubungan dengan virus herpes, serta memberikan penyakit herpes oral terutama pada mulut. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, virus CMV tidak akan memberikan masalah bagi kesehatan. Bahkan hampir 8 dari 10 orang memiliki virus ini pada tubuh mereka saat berusia 40 tahun.

Pada penderita HIV/AIDS, CMV dapat menyebabkan infeksi serius terutama jika jumlah CD4 di bawah 100. Penderita dapat terinfeksi CMV melalui mata, hidung, atau mulut. Penularan CMV dapat terjadi melalui air liur, sperma, cairan vagina, darah, urin, dan ASI penderita. CMV menyebabkan ODHA mengalami infeksi mata serius yang disebut dengan retinitis dan bisa berujung pada risiko kebutaan.

5. Infeksi oportunistik lainnya

Infeksi oportunistik merupakan infeksi serius yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh dengan kondisi yang lemah, seperti pada penderita HIV. Infeksi oportunistik biasanya menyerang penderita HIV ketika sudah menjadi ODHA atau sel CD4 di bawah 200. Hampir semua penyakit infeksi dapat menjadi infeksi oportunistik, seperti candidiasis, herpes simplex, dan toxoplasmosis. Pada perempuan, infeksi yang sering terjadi adalah infeksi bakteri pneumonia dan herpes, di mana keduanya dapat menimbulkan kanker pada sistem reproduksi.

6. Lipodistrofi

Lipodistrofi atau bisa disebut juga redistribusi lemak merupakan masalah pada tubuh dalam membuat, menggunakan, dan menyimpan lemak. Lipodistrofi ini hampir terjadi pada penderita HIV sekitar sepertiga setengahnya. Angka kejadian lipodistrofi makin meningkat setelah penggunaan obat ART, serta mungkin terjadi pada penderita HIV yang parah dan sudah lama. Pada laki-laki, lebih sering terjadi kehilangan lemak biasanya terjadi pada tangan, kaki, wajah, dan bokong. Sedangkan pada perempuan, lebih kepada penumpukan lemak khususnya pada perut, dada, belakang leher, srta bahu. Penderita juga dapat mengalami pertumbuhan lemak atau tumor jinak seperti lipoma.

7. Demensia

Penyakit HIV juga sering berhubungan dengan penurunan fungsi mental dan keahlian motorik, terutama jika virus telah menyerang saraf. Akibatnya, akan terjadi kerusakan otak dan menyebabkan HIV-associated neurocognitive disorders atau HAND. HAND terdiri dari 3 kelas, yaitu asymptomatic neurocognitive impairment, mild neurocognitive disorder, dan HIV-associated dementia. Asymptomatic neurocognitive impairment merupakan pemeriksaan adanya penurunan kemampuan mental namun tidak memengaruhi kehidupan sehari-hari. Mild neurocognitive disorder ketika sudah memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Sedangkan HIV-associated dementia terjadi ketika sudah sangat membatasi kemampuan seseorang untuk hidup secara normal, dan pada tahap akhir penderita dapat mengalami kejang, psikosis, dan kehilangan kemampuan buang air.

8. Kanker

Terakhir, ODHA juga rentan mengalami kanker, terutama Non-Hodgkin’s lymphoma (NHL) dan Kaposi’s sarcoma (KS). NHL merupakan kanker sel darah putih limfosit yang dimulai pada sistem kelenjar getah bening. Kondisi ini membuat sel kanker mudah menyebar ke organ lain seperti hati, tulang, otak, dan perut. Pasien HIV yang memiliki jumlah CD4 dan belum menjadi AIDS juga dapat menderita kanker NHL.

Sedangkan KS merupakan kanker dengan pembuluh darah kecil baru yang tumbuh di bawah membran mulut, hidung, mata, dan anus. Kanker ini dapat menyebar hingga ke paru-paru, hati, perut, usus, dan kelenjar getah bening. Kanker KS kebanyakan berisiko pada laki-laki.

Itulah 8 komplikasi yang terjadi pada ODHA. Untuk itu, mari bersama kita jaga kesehatan ODHA dengan memberikan nutrisi kesehatan Peptimune. Peptimune merupakan nutrisi yang dilengkapi dengan immunonutrient Glutamine, Nukleotida, BCAA dan Omega 3 untuk meningkatkan daya tahan tubuh maupun selama masa pemulihan untuk mencegah penularan infeksi. Anda bisa dapatkan Peptimune dengan mudah di sini.

Salam,

KALCare

Sumber:

//www.klikdokter.com/info-sehat/read/3466806/9-komplikasi-penyakit-hivaids

28 Juni 2021 Referensi

KOMPAS.com – HIV adalah penyakit yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV dapat masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurun. Sebagai akibat dari kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitanya mudah terkena berbagai penyakit.

Komplikasi HIV/AIDS Sebuah infeksi pada pengidap HIV dapat disebut sebagai infeksi oportunistik karena berbagai macam mikroba penyebab infeksi, mulai dari bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya muncul mengambil kesempatan selagi daya tahan tubuh sedang lemah-lemahnya. Melansir Health Line, secara umum, komplikasi HIV tidak akan terjadi jika jumlah sel CD4 (jenis sel darah putih atau limfosit) tubuh lebih tinggi dari 500 sel per millimeter kubik.

Sebagian besar komplikasi yang mengancam jiwa terjadi ketika jumlah CD4 turun di bawah 200 sel per millimeter kubik. Infeksi oportunistik mungkin hanya memiliki sedikit atau tidak menimbulkan dampak signifikan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Namun, infeksi oportunistik dapat menyebabkan efek yang “menghancurkan” bagi orang yang hidup dengan HIV. Infeksi oportunistik biasanya muncul ketika jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel per millimeter kubik. Kondisi ini dianggap sebagai kondisi HIV stadium 3 atau terdefinisi AIDS.

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan infeksi oportunistik atau komplikasi HIV/AIDS yang dapat terjadi:

1. Candidiasis Candidiasis atau kandidiasis adalah infeksi jamur umum yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Candidiasis dapat diobati dengan obat antijamur setelah dilakukan pemeriksaan fisik sederhana oleh dokter.

2. Coccidioidomycosis Coccidioidomycosis adalah infeksi jamur umum lainnya. Infeksi ini dapat menyebabkan pneumonia (radang paru-paru) jika tidak ditangani.

3. Cryptococcosis Infeksi jamur ini sering kali masuk melalui paru-paru. Cryptococcosis dapat dengan cepat menyebar ke otak dan sering kali menyebabkan meningitis cryptococcus.

Jika tidak diobati, infeksi jamur ini sering kali berakibat fatal.

4. Cryptosporidiosis Cryptosporidiosis adalah penyakit diare yang seringkali menjadi kronis. Penyakit ini ditandai dengan diare parah dan kram perut.

 5. Cytomegalovirus Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus herpes yang dapat menginfeksi dan bertahan di tubuh manusia untuk waktu yang lama.

Ini sering muncul dengan infeksi mata atau gastrointestinal.

6. Ensefalopati terkait HIV Ensefalopati adalah istilah yang mengacu pada kelainan struktur atau fungsi otak. Ensefalopati terkait HIV sering juga disebut sebagai demensia terkait HIV. Ini dapat didefinisikan sebagai kondisi otak degeneratif yang memengaruhi orang dengan jumlah CD4 kurang dari 100.

7. Herpes simpleks (kronis) dan herpes zoster Herpes simpleks adalah infeksi yang dapat menghasilkan luka merah dan nyeri muncul di mulut atau area genital. Sementara, herpes zoster atau singles, muncul dengan lepuh yang menyakitkan pada permukaan kulit. Meskipun tidak ada obat untuk keduanya, obat-obatan tersedia untuk meringankan beberapa gejala.

8. Histoplasmosis Histoplasmosis adalah infeksi oleh spora jamur yang sering berasal dari kotoran burung atau tanah (lingkungan). Infeksi jamur lingkungan ini biasanya bisa diobati dengan antibiotik.

9. Isosporiasis Isosporiasis adalah infeksi jamur parasit yang dapat berkembang ketika seseorang minum atau bersentuhan dengan makanan dan sumber air yang terkontaminasi. Isosporiasis dapat dirawat dengan obat antiparasit.

10. Mycobacterium avium complex Mycobacterium avium complex adalah jenis infeksi bakteri. Ini sering muncul pada orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah (jumlah CD4 kurang dari 50). Jika bakteri ini masuk ke aliran darah, sering kali dapat mengakibatkan kematian.

11. Pneumocystis carinii pneumonia (PCP) Infeksi oportunitis ini saat ini menjadi penyebab utama kematian pada orang yang hidup dengan HIV. Pemantauan yang cermat dan terapi antibiotik saat ini digunakan untuk merawat orang setelah diagnosis mengalami PCP.

12. Pneumonia kronis Pneumonia adalah infeksi di salah satu atau kedua paru-paru. Ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

13. Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)

Kondisi neurologis ini sering memengaruhi orang dengan jumlah CD4 di bawah 200. Meskipun saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit ini, beberapa kemajuan telah ditunjukkan dengan terapi antiretroviral.

14. Toxoplasmosis Infeksi parasit ini pada umumnya menyerang orang dengan jumlah CD4 di bawah 200. Perawatan profilaksis digunakan sebagai tindakan pencegahan bagi orang yang memiliki jumlah CD4 rendah.

15. Tuberkulosis (TB atau TBC) TBC paling umum terjadi di daerah berpenghasilan rendah di dunia.

TBC dapat berhasil diobati dalam banyak kasus jika diketahui lebih awal.

16. Wasting syndrome (terkait HIV) Infeksi oportunistik ini dapat menyebabkan penurunan berat badan total lebih dari 10 persen dari berat badan normal penderita HIV.

Perawatan melibatkan manajemen makanan dan terapi antiretroviral lanjutan.

17. Kaposi’s sarcoma Bentuk kanker ini sering muncul dengan lesi mulut atau lesi yang menutupi permukaan kulit. Perawatan saat ini termasuk radiasi dan kemoterapi untuk mengecilkan tumor. Terapi antiretroviral (ARV) juga digunakan untuk meningkatkan jumlah sel CD4 tubuh.

18. Limfoma Berbagai jenis kanker sering muncul pada orang yang hidup dengan HIV.

Perawatan akan bervariasi berdasarkan jenis kanker dan kondisi kesehatan orang tersebut.

19. Kanker serviks Wanita yang hidup dengan HIV berisiko lebih besar terkena kanker serviks.

Sistem kekebalan yang rusak menghadirkan tantangan yang terkait dengan pengobatan jenis kanker ini. Melansir Medical News Today, kanker memang umum terjadi pada pengidap HIV/AIDS. Jika seseorang datang dengan satu atau lebih infeksi oportunistik, penyakit tersebut kemungkinan besar akan dikategorikan sebagai HIV stadium 3 atau AIDS, terlepas dari jumlah sel CD4 pada orang tersebut saat ini. Infeksi oportunistik saat ini merupakan penyebab utama kematian orang yang hidup dengan HIV. Namun, terapi antiretroviral (ART) dan profilaksis telah menjanjikan dalam mencegah penyakit ini, bila dikonsumsi sesuai petunjuk.

Penulis Irawan Sapto Adhi | Editor Irawan Sapto Adhi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA