Mengapa bahasa Indonesia lebih banyak menggunakan bahasa Melayu daripada bahasa Jawa

(1) Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan), bahasa yang digunakan oleh para misionaris Hindu, Budha, Kristen, dan Islam dalam penyebaran agama di seluruh kota pelabuhan di Indonesia.


(2) Bahasa Melayu mempunyai struktur kalimat sederhana sehingga mudah dipelajari, mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memperkaya dan menyempurnakan fungsinya sebagai alat komunikasi. Bahasa Melayu tidak mengenal bentuk ‘tenses’ dan ‘pronoun’ seperti bahasa Inggris, Belanda, atau Arab. Tidak pula serumit bahasa Jawa yang mengenal perbedaan dan pembedaan pengguna serta penggunaannya.


(3) Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.


(4) Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.


(5) Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.


(6) Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.


(7) Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis.


(8) Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.


(9) Bahasa Melayu adalah bahasa yang dinamis, dan dengan kedinamisannya itu bahasa Melayu terus mengembangkan diri dengan menerima dan/atau menyerap kosakata dari bahasa asing maupun lokal.


Jadi, bahasa Indonesia terbukti mampu mengakomodasi kata-kata dari banyak bahasa, yaitu Arab, Belanda, Inggris, Latin, Perancis, Sansekerta, Spanyol, Tionghoa, Yunani dan lain lain

“Bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu, dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhannya dalam masyarakat Indonesia sekarang.”

Itulah salah satu keputusan dalam Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan. Sebelum Indonesia merdeka dan bahasa persatuan kita diresmikan, sebagian besar penduduk di Nusantara telah akrab dengan bahasa Melayu. Bahasa ini berdiri sebagai basantara (lingua franca) atau bahasa perhubungan. 

Sejarah penggunaan bahasa Melayu di Nusantara dapat dibuktikan melalui beberapa penemuan. Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit (Palembang, 683 M), Talang Tuwo (Palembang, 684 M), Kota Kapur (Bangka Barat, 686 M), dan Karang Brahi (Jambi, 688 M) tertulis dengan huruf Pranagari dengan bahasa Melayu Kuno. Selain digunakan dalam transaksi perdagangan, bahasa Melayu pun diandalkan sebagai bahasa kebudayaan, khususnya pada zaman Kerajaan Sriwijaya, yakni sebagai bahasa utama dalam buku pelajaran agama Buddha.

Berdasarkan latar belakang historis yang begitu kuat di tanah Nusantara, tidak heran jika bahasa Melayu dipilih untuk menjadi akar bagi bahasa Indonesia. Alasan itu pula yang paling saya ingat dari mata kuliah Perkembangan Bahasa Indonesia semasa kuliah dulu. Akan tetapi, Kridalaksana dalam Masa-Masa Awal Bahasa Indonesia Cetakan Kedua (2010: 30) menuliskan dua faktor lainnya yang menjadikan bahasa Melayu sebagai kandidat terkuat di antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda.

Mudah Dikuasai

Bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa yang mudah untuk dikuasai. Strukturnya sederhana dan kosakatanya bersifat terbuka. Perlu diketahui pula bahwa bahasa Melayu yang mudah dan yang menjadi basis bagi bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu pijin. Pijin merupakan alat komunikasi singkat yang digunakan oleh dua pihak, perorangan atau kelompok, yang mempunyai dua bahasa yang tidak saling berpengertian. Bahasa Melayu pijin lazim digunakan dalam transaksi perdagangan atau pertemuan singkat.

Kolonialisme Belanda

Pemerintah Belanda mengetahui bahwa bahasa Melayu adalah bahasa yang sudah dikenal baik oleh penduduk Hindia Belanda dan memiliki beragam variasi. Dalam rangka menegakkan sistem pendidikan, pemerintah kolonial membentuk panitia khusus untuk menentukan jenis bahasa Melayu yang akan digunakan di sekolah-sekolah dasar. Akhirnya, bahasa Melayu Riau dikukuhkan sebagai bahasa Melayu standar dan menjadi bahasa resmi Balai Pustaka. Bahasa Melayu Riau inilah yang kemudian dikembangkan menjadi bahasa Indonesia.

Lalu, kenapa bahasa Belanda tidak menjadi bahan bakar utama untuk bahasa Indonesia? Menurut saya, pertanyaan ini mengundang jawaban yang cukup menarik. Kridalaksana menuliskan bahwa Pemerintah Belanda di Indonesia tidak pernah memaksa pribumi untuk menguasai bahasa Belanda. Hal ini berbeda dengan sistem penjajahan Belanda di Suriname dan Antillen yang memiliki tendensi pengasimilasian penduduk sehingga memerlukan upaya pemerluasan bahasa Belanda. Dapat dikatakan pula, Belanda tidak menjajah Indonesia secara linguistik sebagaimana Inggris terhadap Singapura.

Berarti, berdasarkan pemaparan di atas, penetapan bahasa Melayu sebagai fondasi untuk bahasa Indonesia dilandasi oleh tiga faktor utama. Pertama, penutur bahasa Melayu lebih tersebar dibandingkan dengan penutur bahasa-bahasa lainnya di Nusantara. Kedua, bahasa Melayu, khususnya Melayu pijin, dinilai mudah untuk dikuasai. Hal itulah yang mengantarkan bahasa Melayu menjadi basantara. Kemudian, yang ketiga adalah faktor campur tangan Pemerintah Belanda dalam memantapkan bahasa Melayu Riau sebagai alat komunikasi di sekolah dasar.

Rujukan:

  • Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. “Sekilas tentang Sejarah Bahasa Indonesia”. Diakses pada 4 Januari 2021.
  • Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Kedua, Medan 28 Oktober–02 November 1954.
  • Kridalaksana, Harimurti. 2010. Masa-Masa Awal Bahasa Indonesia Cetakan Kedua. Depok: Laboratorium Leksikologi dan Leksikografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Beranda / Linguistik

Diposting oleh Agung Sejuta Juni 16, 2017

Seperti yang kita tahu bahwa pulau Jawa paling banyak penduduknya di negara Indonesia sejak zaman dahulu sebelum masa penjajahan dan setelah negara ini merdeka. Selain itu banyak sekali pahlawan dalam merebut kemerdekaan juga berasal dari orang-orang yang ada di pulau Jawa.

Penduduk Jakarta sebagai ibukota juga paling banyak dari propinsi Jawa, hal ini terbukti ketika masa lebaran banyak sekali arus mudik ke propinsi Jawa. Namun mengapa bahasa Jawa tidak digunakan sebagai bahasa persatuan yaitu sebagai bahasa Indonesia atau bahasa resmi negara.

Dalam struktur pemerintahan negara Indonesia, juga banyak sekali orang-orang Jawa terutama para presiden-presiden negara ini. Tentunya mudah sekali bagi orang Jawa jika ingin menjadikan bahasa Jawa sebagai bahasa Indonesia terutama ketika zaman awal dalam merebut kemerdekaan.

Presiden Soekarno sendiri juga tidak menyetujui jika bahasa Jawa digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia pada tahun 1927 sebelum ikrar sumpah pemuda. Menurut Soekarno, bahasa Jawa sulit dipelajari bagi orang-orang yang berada diluar pulau Jawa dan propinsi lainnya.

Selain itu banyak juga pihak dari orang-orang Jawa yang tidak setuju jika bahasa Jawa akan diangkat menjadi bahasa Indonesia. Hal ini karena banyak sekali faktor yang menjadi kendala bagi penduduk daerah luar Jawa yang susah untuk beradaptasi dalam menggunakan bahasa Jawa.

Bahasa Jawa memang terlalu tinggi untuk dijadikan sebagai bahasa Indonesia karena orang Jawa pada umumnya senang untuk ngalah. Hal ini karena orang Jawa sudah memiliki tradisi tepo sliro yaitu tenggang rasa karena menyadari bahwa penduduk Indonesia bukan hanya orang Jawa saja.

Selain itu bahasa Jawa terlalu sulit untuk dipahami masyarakat dari propinsi lain karena ada 3 tingkatan dalam bahasa Jawa yaitu bahasa ngoko, kromo dan kromo inggil. Bahasa Jawa begitu sangat kaya sehingga bisa memiliki 3 tingkatan bahasa dan juga berbeda dalam penggunaannya.

Bahasa Jawa ngoko atau bahasa pasar bisa digunakan dalam kehidupan masyarakat terutama pada lingkungan pasar serta lingkungan diluar keraton. Sedangkan bahasa kromo digunakan anak kecil yang berbicara kepada orang yang lebih dewasa sebagai sikap sopan santun atau hormat.

Bahasa kromo inggil lebih banyak digunakan oleh abdi dalem kerajaan atau pada lingkungan keraton sebagai bahasa resmi didalam istana. Hal ini merupakan kekayaan khasanah budaya Jawa yang bisa memiliki sampai pada 3 tingkatan bahasa sebagai alat komunikasi masyarakat.

Hal inilah yang membuat bahasa Jawa sangat lugas dalam setiap kata, karena sepertinya tidak ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh bahasa Jawa. Jika ada lomba kamus bahasa tingkat dunia, bahasa Jawa pasti akan jadi pemenangnya karena ukuran kamusnya pasti paling tebal.

Baca: Proses Munculnya Aksara Jawa

Sepertinya tidak ada bahasa lain di dunia ini yang bisa melebihi kekayaan dari bahasa Jawa. Karena sangat lengkap dan bisa menjelaskan sesuatu hanya melalui satu kata saja. Hal ini bisa dilihat dari masalah kata bau-bau yang semuanya bisa dijelaskan dari satu kata saja.

Pesing = bau air kencing
Amis = bau ikan
Apek = bau kambing
Prengus = kain yang belum dicuci

Dari satu kata tersebut, orang jawa sudah paham dengan bau apa yang dimaksud. Sedangkan bahasa lainnya masih memerlukan dua kata atau lebih untuk menjelaskan bau dari sesuatu.

ahmadali-laskar.blogspot.co.id/2010/06/peranan-bahasa-jawa-dalam-pengembangan.html

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA