Materi Rotasi Bumi
Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Geografi yaitu Tentang “Rotasi Bumi“. Berikut dibawah ini penjelasannya: Pengertian Rotasi Bumi Rotasi bumi adalah perputaran bumi [Yuk Baca]
Revolusi Bumi
Diposting pada 10 November 2022
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Revolusi Bumi? Mungkin anda pernah mendengar kata Revolusi Bumi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang […]
Rotasi Bumi
Oleh pakdosenDiposting pada 2 November 2022
Selamat datang di PakDosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Rotasi Bumi? Mungkin anda pernah mendengar kata Rotasi Bumi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang […]
1. Rotasi Bumi
Setengah bagian permukaan Bumi yang menghadap Matahari menjadi terang karena mendapat sinar Matahari. Bagian Bumi tersebut akan mengalami siang hari. Sebaliknya, bagian Bumi yang tidak mendapat sinar Matahari menjadi gelap. Bagian Bumi tersebut mengalami malam hari. Untuk lebih jelasnya, lakukanlah kegiatan berikut ini.
Berdasarkan kegiatan tersebut, kamu dapat melihat bahwa bagian yang terkena sinar senter menjadi terang. Sebaliknya, bagian yang membelakangi sinar menjadi gelap. Jadi, siang dan malam terjadi karena bumi berputar pada porosnya (rotasi). Bumi membutuhkan waktu 24 jam atau 1 hari untuk satu kali berotasi. Rotasi Bumi juga menyebabkan perbedaan atau selisih waktu. Setiap tempat di Bumi yang derajat busurnya berbeda sebesar 1o, selisih waktunya 4 menit. Jadi setiap selisih
15o meridian, mempunyai selisih waktu 15 x 4 menit = 60 menit = 1 jam.
Bumi kita dibagi menjadi 360o meridian.
Karena adanya rotasi Bumi, perbedaan waktu di Indonesia dibagi menjadi tiga. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Perbedaan selisih waktu masing-masing daerah tersebut adalah 1 jam. Misalnya, di Aceh pukul 08.00 WIB maka di Palu pukul 09.00 WITA, dan di Papua pukul 10.00 WIT.
Kegiatan 9.1 SIANG DAN MALAM
Bentuklah sebuah kelompok kecil beranggotakan 3–4 orang anak. Selanjutnya, lakukan kegiatan berikut ini. Jalinlah kerja sama yang baik
antaranggota kelompok. Alangkah baiknya jika kalian menunjuk ketua dalam kelompok. Diskusikan hasil pengamatan kalian bersama-sama.
Tujuan
Siswa mampu memahami proses terjadinya siang dan malam dengan bantuan globe.
Alat dan Bahan
• Globe (tiruan bumi) • Lampu senter
Langkah-langkah
1. Letakkan globe di atas meja.
2. Tutup pintu dan semua jendela sehingga ruang kelasmu menjadi gelap.
3. Nyalakan lampu senter dan sorotkan ke arah globe.
4. Mintalah bantuan temanmu untuk memutar globe secara pelan berlawanan arah jarum jam.
5. Perhatikan bagian globe yang terkena sinar lampu senter. Bagian mana sajakah yang terang dan bagian mana saja yang gelap? Sebutkan negara mana saja yang mengalami siang hari saat temanmu menyinarinya. Tuliskan di buku tugasmu.
Gambar Posisi bumi miring 23 ½ o terhadap poros tegak, 66 ½ o
terhadap bidang datar garis lintasan bumi
Sumber: www.polaris.iastate
Gambar 9.22 Posisi bumi miring 23½o terhadap poros tegak dan 66½o terhadap bidang datar garis edar.
2. Revolusi Bumi
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Pembagian waktu di seluruh dunia dibagi menjadi 24 bagian. Garis bujur 0o ditetapkan di kota Greenwich yang ada di Inggris. Oleh karena
itu, ada istilah Greenwich Mean Time (GMT) yang menjadi acuan waktu di seluruh dunia. Garis bujur atau meridian adalah garis khayal yang melingkar di permukaan Bumi. Garis ini melingkar dari Kutub Utara melewati Kutub Selatan. Selanjutnya, melewati titik Kutub Utara lagi pada sisi yang berbeda.
Selisih waktu antara WIB dan GMT adalah 7 jam. Misalnya, di Solo pukul 6 pagi maka di London masih pukul 11 malam. Jadi, selisih waktu antara WITA dan GMT adalah 8 jam. Misalnya, di Makasar pukul 8 pagi maka di London masih pukul 12 malam. Selisih waktu antara WIT dan GMT adalah 9 jam. Jika di Jayapura pukul 7 pagi, pukul berapakah di London?
Matahari adalah pusat dari tata surya. Semua planet dalam tata surya selalu berputar mengelilingi Matahari. Begitu juga Bumi. Selain berotasi, Bumi juga berevolusi mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi adalah 365¼ hari atau 1 tahun. Saat berevolusi, Bumi berputar dengan kemiringan 23½o dari
garis tegak lurus bidang ekliptika. Artinya, sekitar 66½o
terhadap bidang datar garis lintasan Bumi.
Bentuk lintasan Bumi mengelilingi matahari adalah bulat lonjong (elips). Akibat revolusi Bumi antara lain terjadinya perubahan musim, terutama di belahan Bumi Utara dan Selatan. Daerah yang selalu menerima pancaran sinar Matahari tidak terlalu merasakan perubahan musim. Misalnya, negara Indonesia dan Brazil. Hal ini terjadi sekitar akhir bulan Juni sampai akhir September. Belahan Bumi Utara mengalami musim panas karena mendapatkan sinar Matahari yang banyak. Pada saat itu belahan Bumi Selatan mengalami musim dingin.
Sumber: www.ham.go.id
Sumber: www.coldwater.k12.mi.us
3. Rotasi dan Revolusi Bulan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Lamanya siang dan malam di kedua belahan Bumi selalu berubah setiap musimnya. Berbeda dengan Indonesia yang lamanya siang dan malamnya relatif sama. Musim yang terjadi dibelahan Bumi Utara berlawanan dengan musim yang terjadi di Selatan. Misalnya, di belahan Bumi Selatan musim dingin maka di Utara mengalami musim panas. Saat di belahan Bumi Utara mengalami musim gugur maka di Selatan mengalami musim semi.
Bulan adalah satelit alami Bumi kita. Terkadang Bulan berbentuk lingkaran penuh, setengah lingkaran, atau bulan sabit. Mengapa bentuk Bulan selalu berubah-ubah?
Seperti halnya Bumi, Bulan berotasi dan berevolusi. Bulan berevolusi mengelilingi Bumi. Bulan juga bersama-sama Bumi mengelilingi matahari. Kala rotasi Bulan sama dengan kala revolusinya mengelilingi Bumi, yaitu 30 hari (1 bulan).
Kedudukan Bulan terhadap Bumi selalu berubah-ubah. Hal ini akibat revolusi Bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama Bumi mengelilingi Matahari. Berikut ini akan dijelaskan perjalanan revolusi Bulan terhadap Bumi.
a. Bulan baru atau bulan mati
Bulan baru merupakan awal dari dimulainya revolusi Bulan
terhadap Bumi. Kondisi ini juga disebut bulan mati. Hal ini karena seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi tidak mendapat sinar Matahari. Pada bulan baru, Bulan tampak gelap. Bulan baru terjadi saat Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Bulan baru terjadi pada hari ke 0 atau hari ke 29½.
b. Bulan sabit
Hari ke 0 hingga hari ke 7½. Pada waktu tersebut Bulan mulai tampak. Kemudian, kelihatan sedikit seperti sabit sehingga disebut bulan sabit.
c. Bulan setengah cakram atau bulan separuh
Keadaan ini terjadi saat permukaan Bulan yang menghadap Bumi mendapat cahaya Matahari. Akibatnya, bentuk Bulan terlihat setengah cakram atau setengah lingkaran. Kondisi ini disebut bulan separuh. Bulan separuh terjadi sekitar hari ke 7½.
d. Bulan mendekati penuh
Bulan mulai penuh sejak hari ke 7½ hingga hari ke 14¾. Bentuk Bulan berubah dari setengah lingkaran, kemudian makin lama makin besar. Selanjutnya, bentuk Bulan mendekati penuh.
e. Bulan purnama
Keadaan ini terjadi pada hari ke 14¾ saat kedudukan Bumi terletak di antara Bulan dan Matahari. Semua bagian permukaan Bulan yang mengarah ke Bumi mendapat cahaya Matahari. Akibatnya, bulan tampak utuh sehingga yang disebut bulan purnama.
Sumber: www.cold.water.k12.mi.us
Sumber: www.myscien.ceblogs.com
Gambar 9.24 Skema perbedaan gerhana bulan dan gerhana matahari