Makalah tentang kerangka Tugas dan tanggung jawab manajemen

Course Hero uses AI to attempt to automatically extract content from documents to surface to you and others so you can study better, e.g., in search results, to enrich docs, and more. This preview shows page 1 - 6 out of 14 pages.

KERANGKA TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A.                Tujuan dan Sasaran Manajemen

Tujuan dalam manajemen ditetapkan secara logis, rasional, realistis berdasarkan fakta agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial, agama serta peraturan-peraturan pemerintah sehingga perusahaan yang ditetapkan bermanfaat bagi masyarakat, cukup visibel untuk dicapai.

 G.R. Terry mendefinisikan tujuan perusahaan, “sesuatu tujuan manajerial adalah tujuan yang diinginkan yang melukiskan skope yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seseorang manjer”. Definisi ini mencakup empat pokok, yaitu: (1) tujuan, (2) skope, (3) kepastian dan (4) arah.  Tujuan harus mencakup ke empat pokok tersebut, berikut perencanaan mengenai  policies, stretegies, procedures, methode, system, rules, intruction dan lain-lain yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada bermacam-macam tujuan, tetapi disini kita batasi hanya dalam rangka manajemen saja, sesuai dengan pokok tinjauan kita.

. Pembagian tujuan berdasarkan sudut tinjauan seperti ini, dapat kita lihat secara lebih jelas pada uraian berikut.

Menurut tipenya tujuan terbagi atas:

1.  Profit objectives, bertujuan mendapatkan laba bagi pemiliknya.

2. Service objectives, bertujuan memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen, artinya mempertinggi nilai barang dan jasa yang di tawarkan kepada konsumen.

3. Social objectives, mementingkan nilai guna yang diciptakan perusahaan bagi kesejahtraan masyarakat.

4. Personal objectives, menghendaki para pekerja secara individual economic, social psychlogical  mendapat kepuasan dibidang pekerjaan dalam perusahaan.

Menurut bidangnya, tujuan terbagi atas:

1. Top level objectives, tujuan-tujuan umum, menyeluruh, menyangkut berbagai bidang sekaligus.

2. Finance objectives, ialah tujuan-tujuan mengenai modal.

3. Production objectives, tujuan menyangkut produksi.

4. Marketing objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang pemasaran.

5. Office objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan.

Menurut motifnya terbagi atas:

1. Public objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai karena ketentuan-ketentuan undang-undang negara.

2. Organizational objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai karena ketentuan-ketentuan organisasi yang tercantum dalam statuta, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang bersifat zakelijk dan impersonal  (tidak boleh berdasarkan pertimbangan perasaan/selera pribadi dalam upaya pencapaiannya).

3. Personal objectives, tujuan pribadi atau individual (walaupun mungkin berhubungan dengan organisasi), yang dalam usaha pencapaian nya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi.

Sasaran Manajemen

Merupakan suatu perincian yang jelas dalam kegiatan manajemen guna memperoleh suatu cara, teknik yang sebaiknya dilakukan agar dengan sumber-sumber atau sasaran yang terbatas (modal) dapat diperoleh dengan sebesar-besarnya. Secara garis besar, sasaran manajemen merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang efisien dalam bidang :

(1). Tenaga dan Pikiran

(2). Material dan biaya yang diperlukan.

(3). Waktu yang Tepat (menunjukkan kena sasarannya, Apa yang dikehendaki tercapai atau menjadi kenyataan), Cepat, (menunjukkan waktu, Tidak banyak waktu terbuang, selesai pada waktunya), Hemat, (berarti dengan biaya yang sekecil-kecilnya diperoleh hasil yang sebesar-besarnya, tanpa adanya pemborosan atau penghamburan biaya, bahan, tenaga, waktu dan pemikiran), Selamat, (menunjukkan kelancaran proses, Segala sesuatunya sampai pada tujuan yang dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, kelambatan atau kemacetan).

Kategori Sasaran secara umum :

1.      Sasaran strategis. Berhubungan dengan sasaran timgkat tinggi, diselaraskan dan mendukung misi perusahaan.

2.      Sasaran Operasional. Berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan.

a. Sasaran operasional berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.

b. Sasaran operasional memberi arah pengalokasian sumber daya.

c  Jika sasaran operasional tidak jelas atau tidak memiliki konsep yang baik, maka penggunaan sumber daya dapat tidak terarah

3.   Sasaran Pelaporan

Berhubungan dengan kehandalan pelaporan perusahaan

4.      Sasaran pelaporan penting untuk ditetapkan :

a. Pelaporan yang handal memberikan manajemen informasi yang lengkap dan akurat sesuai dengan tujuannya.

b. Pelaporan mendukung pengambilan keputusan manajemen, memantau aktivitas, dan kinerja entitasnya.

c. Pelaporan meliputi pelaporan internal dan eksternal, informasi keuangan dan non keuangan.

5.   Sasaran Kepatuhan

Berhubungan dengan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

a. Sasaran kepatuhan harus ditetapkan karena perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.

b. Peraturan dan hukum yang berlaku dapat meliputi persyaratan yang berhubungan dengan  pasar, harga, pajak, lingkungan,kesejahteraan pegawai, dan perdagangan internasional.

B.        Tugas dan Pekerjaan Manajemen

1. Desain Organisasi

2. Manajemen penilaian kinerja tenaga kerja

3. Pengaturan staff/pekerja

4. Pengaturan sistem penghargaan, asas  manfaat dan kepatuhan.

5. Pengembangan organisasi dan karyawan

              a. Mampu mengidentifikasi sebuah masalah

              b. Mampu mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya

  c. Mampu mengatur anak buahnya agar mencapai sasaran kerja yang  sudah direncanakan

              d. Mampu bekerjasama dengan orang lain

              e. Memiliki kemampuan intrapersonal, konseptual dan teknis

Ø  Planning (Perencanaan)

Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana berarti memikirkan apa yang dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

Ø  Organizing (Pengorganisasian)

Mengelompokkan orang dan memberikan tugas, menjalankan tugas misi berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintregasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.

Ø  Staffing (Susunan Kepegawaian)

Untuk menyeleksi, menempatkan, melatih (training), dan mengembangkan pegawai. Adanya faktor manusia dalam suatu organisasi menjadikan organisasi tersebut dinamis. Apabila unsure manusia di dalam organisasi perusahaan tersebut tidak dipilih dengan tepat dan melakukan tugas sesuai fungsinya, maka akan muncul banyak masalah dalam organisasi tersebut.

Ø  Directing (Pengarahan)

Untuk mengarahkan dan memberikan perintah. Melalui pengarahan, penyimpangan dari rencana yang telah disusun akan diperkecil, juga memudahkan manajemen untuk melakukan evaluasi. Dalam fungsi ini termasuk kepemimpinan yang merupakan cara mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok menuju sasaran.

Ø  Controlling (Pengendalian)

Adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas actual perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan. Proses pengendalian mencatat perkembangan kea rah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpanan dari perencanaan tepat waktu untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.

1.      Tugas Manajer

a.       Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mewujudkan rencana.

b.      Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang tekah direncanakan dan menempatkan orang-orang yang sesuai dengan struktur yang ada, mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan apa yang telah direncnakan, menetapkan kebijakan dan prosedur untuk membantu memberikan panduan bagi orang-orang dan menciptakan metode untuk memantau pelaksanaannya.

c.       Memantau hasil-hasil kemudian dibandingkan terhadap rencana dan mengidentifikasikan penyimpangan—penyimpangan yang terjadi, serta kemudian membuat perencanaan dan mengorganisasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

d.      Menciptakan suatu taraf yang telahdirencanakan untuk tetap menghasilkan OUTPUT yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

2.      Tugas pemimpin

a.       Mengembangkan visi serta menetapkan arah dan strategi perusahaan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang dibutuhkan agar mencapai visi.

b.      Mengomunikasikan tjuan yang ingin dicapai melalui pernyataan dan perubahan (tindakan ) kepada siapa saja yang mungkin dierlukan untuk memberikan pengaruhnya bagi pembentukan tim yang memahami visi dan strategi perusahaan serta menerima kebenarannya.

c.       Memberikan motivasi kepada orang-orang untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perubahan menuju perbaikan dengan cara memenuhi kebutuhan manusia yang sangat mendasar yang sering kali terpenuhi.

d.      Menciptakan perubahan, sering kali dalam taraf yang dramatis untuk menghasilkan perubahan yang sangat berguna bagi kemajuan perusahaan. Sebagai misal: perubahan dalam pembuatan produk-produk baru yang diinginkan pelanggan pendekatan baru dalam hubungan kerja yang akan membantu perusahaan agar lebih mampu berkompetisi, dan lain-lain.

C. Prinsip-prinsip Manajemen

Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol :

·         Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place (orang yang tepat ditempat yang tepat). Pembagian kerja harus objektif, bukan emosional subyektif.

Dengan adanya prinsip (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja.

·         Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

 Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

·         Disiplin (Discipline)

Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.

·         Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.

·         Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

·         Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

·         Penggajian pegawai

Upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

·         Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab.

·         Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

·         Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

·         Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

·         Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

·         Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan.

·         Semangat kesatuan dan semangat korps

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya.

A.                Ketrampilan-ketrampilan Manajemen

Robert L.Katz menggolongkan keterampilan dasar manajer menjadi tiga golongan, yaitu :

1.      Keterampilan Teknis (Technical Skill)

Kemampuan untuk menggunakan keahlian dalam melakukan tugas tertentu. Keterampilan ini sangat dibutuhkan bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.

2.      Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)

Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.

3.      Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Kemampuan untuk melihat situasi secara luas (Comprehensive) serta mampu memecahkan persoalan yang akan memberikan manfaat bagi mereka yang perlu diperhatikan.

Walaupun ketiga keterampilan tersebut penting namun tingkat kepentingan masing-masing cenderung berbeda-beda sesuai dengan tingkat tanggung jawab manajerial dan tergantung pada tipe organisasi, tingkat manajerial dan fungsi yang sedang dilaksanakan.

B.                 Peran Manajemen

1.      Peran Interpersonal

Manajer melakukan beberapa kegiatan interpersonal atas dasra posisi mereke dalm hierarki manajerial. Manajer harus sering berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi sasaran organisasional. Bagian dari aktivitas ini mengharuskan manajer memimpin para bawahan. Kepemimpinan diperlukan untuk mempengaruhi karyawan agar bekerja lebih keras, memiliki keyakinan terhadap organisasi atau melaporkan masalah-masalah kecil sebelum berkembang menjadi masalah besar, ia berperan sebagai seorang perantara dari manajemen ke pekerja operasional. Salah satu cirri yang penting dalam mempengaruhi orang lain adalah kemampuan mengkomunikasikan kepercayaan dan saling menghormati.

2.      Peran Informasional

Komunikasi yang mengalir ke atau dari manajer membuat manajer perlu memproses informasi. Manajer merupakan pusat syaraf atau titik pusat dari suatu kelompok. Ia harus memiliki gambaran secara menyeluruh dari kelompok itu. Baik kekuatannya maupun kebutuhannya.

3.      Peran Pengambilan Keputusan

Manajemen tidak dapat dipisahkan dengan pengambilan keputusan, banyak keputusan diambil oleh berbagai tingkat manajemen sebagai solusi dari berbagai masalah. Manajer harus bertanggung jawab untuk membuat keputusan. Urutan langkah yang akan membantu pengambilan keputusan :

a.       Mengumpulkan data yang terkait dengan masalah yang dihadapi.

b.      Analisis data dan masalahnya.

c.       Diikuti dengan penyusunan rencana pemecahan.

d.      Pengumpulan saran-saran.

e.       Pemilihan alternative

f.       Pengambilan keputusan.

Keputusan yang diambil akan diasumsikan dengan baik, apabila memenuhi kriteria-kriteria :

1.      Menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang hendak dicapai.

2.      Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa untuk yang akan dating.

3.      Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi.

4.      Sedapat mungkin cepat dan tepat.

5.      Berdampak negative seminimal mungkin.

6.      Bersifat rasional.

7.      Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada.

M. Manulang (1986), yang menyatakan bahwa langkah-langkah penting bagi pengambilan keputusan yang efektif  yaitu :

1. Menerima tantangan

Tantangan biasanya dating secara langsung dan tersembunyi. Hal ini terpenting yang dihadapkan kepada pengambilan keputusan dalam tahap ini adalah apakah ancaman atau peluang itu cukup penting untuk menuntut upaya berupa pengambilan keputusan aktif mengenai hal tersebut.

2.Mencari alternative

Pengambilan keputusan mempertimbangkan secara matang-matang. Tujuannya serata nilai-nilai yang relevan dengan suatu keputusan.

3.Penilaian Alternatif

Tahap ini kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan dari masing-masing alternative dipertimbangkan dengan cermat dan teliti agar keputusan yang diambil tepat.

4.Menjadi Terikat

Pilihan terakhir dibuat dan pengambil keputusan menjadi terikat kepada alternative. Pada tahap ini berfikir cara melaksanaan keputusan dan membuat rencana cadangan.

5.Berpegang pada Keputusan

Hal yang diinginkan setiap pengambil keputusan adalah segala-segalanya akan berjalan lancar sesudah suatu keputusan diambil. Siap mengatasi hambatan dan memulai suatu siklus lagi guna pengambilan keputusan mengenai suatu jalur tindakan yang baru.

C.    Tanggung jawab Manajemen

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban tugas-tugas uang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang terima atau dimilikinya. Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antar atasan dan bawahan, dimana atasan mendelegasikan sebagian wewenang pekerjaannya kepada bawahan untuk dikerjakan. Tanggung jawab mengalir dari bawah ke atas, jadi merupakan arus balik dari perintah-perintah itu. Karena perusahaan selalu terkait dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang berada dalam lingkungan system social maka manajer puncak suatu perusahaan khususnya harus bertanggungjawab pada :

1.      Pemilik perusahaan

a.       Laba yang layak atas investasinya.

b.      Sarana dan prasarana hendaknya dimanfaatkan seoptimal mungkin.

c.       Perusahaan tetap liquid dan sovable.

d.      Informasi tentang keadaan perusahaan dan masa depan perusahaan.

e.       Adanya rencana jangka panjang bagi perusahaannya.

f.       Perusahaan hendaknya dikelola sesuai dengan izin (SIUP)nya.

g.      Terbinanya hubungan baik antara pemilik, karyawan dan manajer.

2.      Pemerintah dan Konsumen

a.       Adanya hubungan yang harmonis antara pemilik, karyawan dan manajer sehingga produksi barang dan jasa tetap tersedia.

b.      Menginginkan tersedianya barang dan jasa dengan kualitas baik, harganya layak dan selalu ada di pasar.

c.       Pemerintah mewajibkan agar perusahaan dikelola sesuai dengan izin (SIUP)nya.

d.      Pemerintah mengharuskan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban,

e.       Pemerintah mengharapkan hendaknya perusahaan memproduksi barang dan menjamin konsumennya.

3.      Karyawan Perusahaan, menginginkan

a.       Jaminan adanya pekerjaan yang tetap dan kesempatan produksi.

b.      Perlakuan yang baik dan manusiawi dari manajer.

c.       Kompensasi uang adil dan layak.

d.      Situasi dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan nyaman.

e.       Kepuasan dan penghargaan atas hasil kerja mereka.

f.       Mendapat informasi seperlunya mengenai keadaan perusahaan.

Tanggung jawab manajemen tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Authority diterima maka tanggungjawabnya harus diterima juga dengan sebaik-baiknya. Hal inilah manajer puncak menjadi penanggung jawab terakhir mengenai nasib suatu perusahaan.

Di dalam menjalankan manajemen perubahan dikenal danya pemeran utama sehingga menyangkut pula tanggung jawab, yaitu sebagai berikut (Potts dan La Marsh,2004:62-92) :

1.      Change advocates

Orang yang mempunyai gagasan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melaksanakan, dinamakan change advocate. Langkah pertama yang dilakukan change advocate adalah menjadi sponsor, yang dapat menunjuk seseorang menjadi change agent dan mengusahakan sumber daya yang mendukung agar perubahan benar-benar terjadi. Change advocate dapat berubah menjadi change agent dengan wewenag dan sumber daya untuk menfasilitasi dan melakukan gagasan baik tersebut dan membuat perubahan terjadi.

2.      Sponsor

Sponsor sering kali adalah direktur atau senior manajer yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, tetapi juga betanggung jawab untuk menjalankan peran aktif dalm banyak perubahan yang sering kali dilakukan dari mejanya. Sponsor harus memahami perubahan, mengelola atau mengawsi perubahan dan berhubungan dengan orang yang terkena perubahan. Dengan demikian tanggung jawab sponsor adalah :

ü  Memahami keadaan yang diinginkan dan dampak yang didapat pada tenagan kerja.

ü  Mengelola dan mengawasi perubahan.

ü  Sponsor berpengaruh pada orang yang terkena pengaruh perubahan.

Namun adakanlanya sponsor enggan bekerjasama yaitu :

a.       Sponsor tidak setuju dengan perubahan yang diusulkan.

b.      Sponsor tidak setuju dengan perubahan tetapi tidak memiliki sumber daya yang diperlukan oleh perubahan.

c.       Sponsor setuju dengan perubahan tetapi tidak mempunyai cukup waktu untuk mendukung dengan baik.

3.       Change Agent

Change agent adalah sponsor, sedangkan dibawahnya adalah target. Sponsor meminta change agent untuk memahami pada tingkat strategis uentang bagaimana perubahan akan membuat perubahan bisnis dan membuatnya lebih baik. Mereka berbicara dalam terminology bisnis dan berharap change agent menyampaikan perubahan dengan cepat dana dengan biaya yang efesien.

Change agent tidak membuat keputusan untuk berubah, atau mengalokasikan sumber daya untuk berubah, dan tidak memiliki sendiri perubahan tersebut. Perubahan menjadi milik sponsor dan orang yang menjadi berubah. Pekerjaan change agent adalah merencanakan dan mengimplementasikan perubahan atas namanya sendiri. Kadang-kadang peran sponsor dan change agent dijalankan oleh orang yang sama.

4.      Target

Target adalah seseorang yang harus berubah. Sering dikira bahwa target adalah kelompok kecil orang dimana perubahan akan mempunyai dampak besar. Target dapat mengajukan keberatan apabila tidak diberi kesempatan berpertisipasi dalam perubahan. Jika sponsor dan change agent menerima sikap positif terhadap target dan berusaha melibatkan mereka dalam perubahan, keberatan mungkin kurang terjadi.