Langkah yang harus dilakukan apabila mengalami patah tulang adalah brainly

Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi mimisan

KOMPAS.com - Mimisan mungkin terdengar mengerikan, namun sebetulnya jarang menjadi indikasi masalah kesehatan yang serius.

Dilansir Healthline, hidung memiliki banyak pembuluh darah yang letaknya dekat dengan permukaan di bagian depan dan belakang hidung.

Pembuluh darah tersebut sangatlah rapuh dan mudah berdarah.

Mimisan sering terjadi pada anak-anak usia 3-10 tahun dan dewasa.

Ada dua macam mimisan. Mimisan anterior terjadi ketika pembuluh darah di depan hidung pecah dan berdarah.

Sementara mimisan posterior terjadi di belakang atau bagian terdalam hidung. Dalam kasus ini, darah mengalir ke bagian belakang tenggorokan dan bisa berbahaya.

Ada banyak penyebab mimisan. mulai dari reaksi alergi, cedera pada hidung, bersin yang terus-menerus, hingga udara dingin.

Mimisan yang terjadi secara tiba-tiba dan jarang biasanya tidak serius. Namun, jika mimisan terjadi dalam frekuensi yang cukup sering, itu mungkin merupakan tanda adanya masalah kesehatan serius.

Jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami mimisan, lakukan lima langkah berikut untuk meredakan dan menghentikan pendarahan:

1.Duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan
Beberapa orang secara refleks justru bersandar ketika mimisan, dengan harapan darah tidak menetes ke wajah.

Editor: Nabilla Tashandra

Hal tersebut bertujuan untuk menyatukan potongan tulang bersama-sama. Tergantung pada usia dan kondisi kesehatan Anda, tulang Anda mungkin membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk sembuh.

Tips perawatan diri setelah patah tulang

Setelah operasi, dokter atau perawat akan memeriksa tanda-tanda infeksi pada area yang mengalami patah tulang. Dokter mungkin akan memberikan penghilang rasa sakit untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Sampai dokter melepaskan gips, lebih baik Anda beristirahat. Hindari mengangkat beban berat terlebih dahulu atau mengemudi. Jauhi panas dan hindarkan gips dari air agar tidak basah.

Jika Anda harus memakai penopang, Anda harus belajar bagaimana menggunakan kruk dengan baik dan benar. Apabila Anda merasakan gatal pada area yang tertutup oleh gips, jangan menusukkan apa pun pada area antara gips dan anggota tubuh Anda. Sebaiknya, tiup udara dingin ke dalam gips untuk meringankan rasa gatal.

Jika tidak tahu bagaimana mengobati patah tulang, Anda dapat menghubungi nomor darurat lokal dan meminta petunjuk. Ingatlah untuk tetap tenang dan tidak stres.

Saat menemani orang lain yang sedang mengalami patah tulang, pastikan orang tersebut tetap sadar dengan mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit. Salah satu cara melakukannya adalah terus berbicara kepadanya.

Secara umum, komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi bila tidak diobati adalah:

Malunion adalah kondisi yang terjadi ketika tulang sudah sembuh dan sudah menyatu, tetapi tidak pada posisi yang tepat atau bergeser dengan sendirinya.

Jika ada luka pada kulit atau fraktur yang dialami berjenis terbuka, bakteri dapat masuk dan menginfeksi tulang atau sumsum tulang. Pada kondisi ini, umumnya pasien akan diberikan obat antibiotik dan perlu dirawat di rumah sakit.

Sindrom kompartemen adalah kondisi ketika terjadinya peningkatan tekanan di bagian tubuh yang tertutup (kompartemen) yang memotong suplai darah ke otot dan saraf. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh perdarahan dan hematoma (kumpulan darah di luar pembuluh darah) di sekitar tulang yang patah.

Bila fraktur tidak segera diobati, tulang bisa kehilangan suplai darah yang esensial. Pada kondisi ini, bisa terjadi kematian jaringan tulang atau disebut nekrosis avaskular.

Kondisi ketika perdarahan ke dalam ruang sendi yang menyebabkan sendi menjadi bengkak.

Akibat fraktur yang tidak segera diobati, penggumpalan darah di pembuluh darah bisa terjadi. Adapun kondisi ini bisa memengaruhi seluruh tubuh.

Bila fraktur tidak segera diobati, organ tubuh atau jaringan yang ada di sekitar tulang tersebut bisa mengalami cedera. Misalnya, otak dapat mengalami cedera atau kerusakan akibat patahnya tulang tengkorak, organ yang ada di bagian dada bisa rusak bila mengalami patah tulang rusuk, dan sebagainya.

Pada anak yang masih dalam masa pertumbuhan, patahnya tulang bisa memengaruhi kedua ujung tulang. Kondisi ini bisa menyebabkan terganggunya pertumbuhan tulang serta meningkatkan risiko deformitas tulang pada kemudian hari.

Diagnosis & pengobatan patah tulang

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Untuk mendiagnosis fraktur, dokter akan menanyakan kondisi medis yang Anda miliki, termasuk bila Anda mengalami cedera atau kecelakaan, serta gejala yang Anda rasakan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta beberapa tes lain untuk memastikan diagnosisnya.

Berikut ini adalah beberapa tes yang mungkin perlu Anda jalani untuk membantu dokter menentukan diagnosis fraktur atau patah tulang:

Tes ini menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ, sehingga bisa terlihat bila ada perubahan, seperti retak atau patah, pada tulang Anda.

Tes ini menggunakan magnet, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar struktur tubuh yang lebih detail. Umumnya, MRI digunakan untuk jenis fraktur yang lebih kecil atau disebut fraktur stres.

Prosedur tes ini menggunakan kombinasi sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar detail tulang, otot, lemak, dan organ.

Tes pemindaian tulang (bone scan) dapat mendeteksi adanya fraktur serta kondisi abnormal lainnya yang terjadi pada tulang, yang mungkin tidak terlihat melalui sinar-X atau tes pencitraan lainnya.

Bagaimana cara mengobati patah tulang?

Pengobatan untuk patah tulang umumnya bertujuan untuk mengembalikan potongan tulang ke tempat semula, mengontrol rasa sakit, memberikan waktu pada tulang untuk sembuh, mencegah komplikasi, serta memulihkan fungsi gerak tubuh yang terpengaruh menjadi sedia kala.

Adapun jenis pengobatan yang diberikan bisa berbeda pada setiap orang, tergantung jenis fraktur, lokasi tulang yang terkena, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, beberapa pengobatan yang umumnya diberikan untuk mengobati fraktur adalah:

  • Pemasangan gips dari plester atau fiberglass untuk menjaga ujung tulang yang patah pada posisi yang tepat dan mengurangi pergerakan, ketika tulang sedang dalam masa penyembuhan.
  • Penggunaan traksi untuk menstabilkan kembali tulang, serta meregangkan otot dan tendon di sekitar tulang yang mengalami fraktur.
  • Obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri.
  • Pembedahan atau operasi patah tulang untuk mengembalikan posisi tulang ke tempatnya.
  • Fisioterapi untuk membantu memulihkan kekuatan otot serta fungsi gerak di area tubuh yang terkena.

Adapun untuk jenis fraktur terbuka, di mana tulang menembus kulit dan bisa mengalami perdarahan, dibutuhkan pertolongan darurat untuk mencegah terjadinya infeksi dan syok.

Fraktur tidak boleh dianggap remeh. Meskipun tidak semua kondisi fraktur mengancam nyawa korban, namun fraktur tetap membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Sumber: zuberbrioux.com

Secara umum cedera bisa terjadi kapan saja dan sulit untuk dihindari, salah satunya fraktur atau patah tulang. Fraktur dapat terjadi ketika Anda terjatuh dari ketinggian tertentu, mengalami kecelakaan lalu lintas, cedera saat berolahraga, atau ketika tulang terhantam benda-benda keras.

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang yang terjadi akibat cedera langsung ataupun tidak langsung. Jadi, tulang dikatakan patah (fraktur) ketika tubuh mengalami kondisi terputusnya keutuhan susunan tulang menjadi beberapa bagian.

Fraktur dapat diakibatkan oleh benturan atau tekanan yang kuat, melebihi kemampuan tulang untuk meredamnya. Terdapat tiga penyebab dari fraktur, di antaranya:

  • Insiden trauma, seperti cedera olahraga, kecelakaan, dan jatuh dari ketinggian
  • Kondisi patologis, diakibatkan adanya gangguan pada tulang berupa penyakit yang mana apabila terjadi sedikit trauma dapat mengakibatkan fraktur, seperti penyakit tumor tulang, infeksi tulang, atau rakitis.
  • Fraktur spontan, diakibatkan oleh stres tulang yang berlangsung terus-menerus, contohnya pada kasus polio dan orang yang bertugas dibidang militer.

Sumber: safe-skipper.com

Berdasarkan sifatnya, fraktur digolongkan menjadi dua macam, yakni fraktur tertutup dan terbuka. Fraktur tertutup adalah suatu kondisi tulang yang mengalami patah tidak sampai keluar menembus kulit. Sedangkan fraktur terbuka adalah suatu kondisi sebagian atau keseluruhan tulang yang patah terlihat menembus kulit dan memiliki risiko infeksi yang cukup tinggi.

Baca juga artikel ini:

Tanda dan Gejala Fraktur

Sumber: healthline.com

Tanda dan gejala fraktur di antaranya:

  • Adanya riwayat trauma (terjatuh, kecelakaan, dll.)
  • Pembengkakan, memar, dan deformitas (pergeseran fragmen pada fraktur) di area cedera
  • Merasakan nyeri saat bergerak
  • Mati rasa atau merasakan kesemutan di area cedera
  • Merasakan atau mendengar bunyi tulang yang patah
  • Perubahan warna, kemerahan atau membiru
  • Kelainan bentuk, ukuran atau panjang tulang berbeda dibandingkan pasangan tulang lainnya
  • Dalam kasus yang berat, anggota tubuh biasa saja patah dengan luka terbuka.

Pertolongan Pertama Pada Fraktur

Pada setiap kecelakaan atau cedera akan dijumpai situasi kekacauan dan kepanikan di tempat kejadian, seorang pelaku pertolongan pertama harus mampu menanggulangi hal itu.

Sumber: engadget.com

Fraktur tidak boleh dianggap remeh. Meskipun kondisi fraktur umumnya tidak mengancam nyawa korban, namun fraktur tetap membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Ketika Anda menemukan atau bahkan mengalami fraktur, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat dan perhatikan langkah pertolongan pertama berikut sambil menunggu bantuan medis tiba.

Pertolongan pertama pada fraktur:

1. Periksa kondisi cedera korban. Periksa Airway (jalan napas)─Breathing (napas korban)─Circulation (sirkulasi) dan tingkat keparahan cedera dengan cepat.

Berhati-hatilah saat memeriksa cedera agar tidak menimbulkan terlalu banyak gerakan.  Jika korban tidak sadarkan diri, segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP).

2. Cegah gerakan di area cedera. Lakukan imobilisasi (membatasi gerakan) pada bagian yang patah.

Terdapat dua tipe imobilisasi yang dapat Anda lakukan:

  • Imobilisasi tangan dasar. Korban dianjurkan untuk menopang cedera dengan tangannya sendiri dengan memeganginya, jika memungkinkan atau di mana tidak ada peralatan/bahan lain dalam bentuk apa pun.
  • Menggunakan bantalan (padding). Letakkan bantalan yang lembut (baju, selimut, handuk kecil, dll.) pada bagian tubuh yang patah atau pada lekukan tubuh terdekat pada daerah cedera untuk menopang.

Menopang bagian yang cedera dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Terus topang bagian yang patah hingga bantuan medis tiba.

3. Hentikan perdarahan jika korban mengalami fraktur terbuka. Tekan kuat luka dengan perban atau kain steril (prinsip balut tekan).

4. Jangan mencoba memindahkan korban, terutama jika korban mengalami cedera kepala, leher, atau tulang belakang untuk menghindari cedera yang lebih parah.

5. Jangan mencoba untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.

6. Jika memungkinkan, lakukan kompres dingin dengan es yang dibalut handuk atau ice pack selama maksimal 20 menit.

7. Pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok. Jika korban mengalami syok, baringkan korban dengan menempatkan kaki lebih tinggi dari kepala.

Pertolongan Pertama Pada Fraktur Tertutup (Closed Fracture)

1. Setelah memeriksa cedera, mintalah korban untuk tidak banyak bergerak. Gunakan bantalan ringan untuk menopang cedera.

2. Jika Anda bisa melakukannya, setelah bantalan diletakkan di area cedera, pasang gendongan (sling) menggunakan kain untuk melindungi cedera agar tidak bertambah parah. Sling digunakan sebagai penopang atau pencegah bagian tubuh yang patah dari gerakan sambil menunggu bantuan medis tiba.

3. Lakukan imobilisasi patah tulang dengan memasang sling menggunakan kain segitiga hingga setara dada. Ini akan mencegah pergerakan ketika korban dalam perjalanan ke rumah sakit. Hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk pertolongan lebih lanjut.

Pertolongan Pertama Pada Fraktur Terbuka (Open Fracture)

Ketika seseorang mengalami fraktur terbuka, penting bagi pelaku pertolongan pertama untuk menghentikan perdarahan dan infeksi di area cedera serta melakukan imobilisasi di area tersebut.

1. Hubungi Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Letakkan balutan steril di atas area cedera untuk melindungi luka terbuka terkontaminasi, menghentikan perdarahan, dan mengurangi infeksi.

Pembalutan tidak boleh terlalu kencang maupun longgar. Simpul balutan dianjurkan pada posisi yang datar dan tidak boleh di atas luka. Susun bantalan di samping tulang yang patah jika menonjol keluar dari kulit.

Pantau terus kondisi korban, terutama pernapasannya, karena mungkin korban bisa saja mengalami syok. Periksa sirkulasi ekstremitas lengan atau kaki yang cedera di luar perban setiap 10 menit.

2. Dalam keadaan yang lebih ekstrem─ jika Anda berada di daerah terpencil, di mana bantuan medis tiba sangat lama atau Anda terpaksa membawa korban sendiri ke dokter atau Rumah Sakit─ Anda mungkin perlu melakukan pembidaian belat (splint).

Tambahkan bantalan ekstra di sekitar tungkai dan lakukan pembidaian (dapat menggunakan payung yang dilipat, koran yang digulung, atau bahan seperti tongkat yang keras) pada persangkaan tulang yang patah.  Jangan membalut terlalu ketat. Usahakan gerakan apa pun seminimal mungkin.

Prinsip pembidaian:

  • Bidai hanya dapat dilakukan jika tidak mengakibatkan nyeri dan rasa tidak enak
  • Letak cedera ditemukan
  • Gunakan bidai meliputi sendi atas dan bawah patahan
  • Periksa sirkulasi sebelum dan sesudah pembidaian, serta pastikan aman
  • Dilakukan oleh orang yang kompeten dan telah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama.

Berdasarkan buku berjudul “Practical Guide to First Aid Fast and Effective Emergency Care” karya Dr Pippa Keech, pembidaian belat untuk patah tulang sudah sedikit digunakan dalam praktik pertolongan pertama, kecuali korban berada di daerah terpencil, atau di mana pelaku pertolongan pertama terpaksa harus mengangkut korban sendiri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penting!

  • Jika anggota tubuh mengalami dislokasi atau patah, jangan pernah mencoba untuk mengembalikan ke posisi semula karena dapat mengakibatkan cedera yang lebih berat. Petugas medis di rumah sakit akan menanganinya.
  • Memindahkan atau mengangkut korban patah tulang tidak direkomendasikan kecuali Anda telah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama.
  • Jika korban terlihat normal dan hanya memar, coba cari tahu penyebab cedera (misalnya kejatuhan atau tertimpa sesuatu) untuk dapat mengetahui apakah ada tulang yang patah. Foto rontgen atau sinar X biasanya diperlukan untuk mendiagnosis patah tulang.

Hal terpenting ketika menangani korban patah tulang adalah hindari melakukan pertolongan lebih lanjut sebelum mengetahui dengan seksama lokasi dan kondisi patah tulang pada korban serta jika Anda merasa tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan darurat pada korban.

Jika korban sadar, jaga kondisinya agar tetap terjaga hingga bantuan medis tiba ke lokasi. Posisikan korban dalam keadaan nyaman dan coba tenangkan.

Semoga bermanfaat. Salam safety!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA