Konstruksi bahan yang bukan dari teknik silang polos adalah

Silang kepar adalah salah satu dari tiga jenis tenunan dasar, di samping silang polos dan silang satin.[1] Susunan tenun ini adalah kedua yang paling banyak digunakan setelah silang polos. Jika diamati, kain yang dihasilkan dari cara silang kepar memiliki pola serong yang terbentuk dari susunan benang-benangnya. Penerapan jenis tenunan ini adalah dengan menjalin benang benang pakan setiap melewati dua atau lebih benang lungsin secara terus-menerus. Pada baris berikutnya, posisi benang pakan akan berpindah satu benang lungsi dari posisi sebelumnya. Dengan demikian, kain akan membentuk pola tenun diagonal. Kain yang dibuat menggunakan cara silang kepar umumnya bertekstur lebih lembut, karena benang-benang memiliki ruang yang lebih leluasa untuk bergerak. Kain yang ditenun menggunakan jenis silang kepar di antaranya adalah kain denim dan gabardin.[2]

Contoh kain hasil silang kepar.

  1. ^ Kadolph, Sara J., ed. (2007). Textiles (10th ed.). Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall. ISBN 0-13-118769-4.
  2. ^ "Macam-macam Jenis Tenunan yang Terdapat pada Berbagai Bahan Kain". Fitinline. Diakses tanggal 1 April 2020. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silang_kepar&oldid=16778672"

Silang polos atau silang linen adalah salah satu dari tiga jenis tenunan dasar, di samping silang kepar dan silang satin.[1] Jenis susunan tenun ini memiliki persilangan antara benang lungsin (benang yang membujur) dan benang pakan (benang yang melintang) yang paling banyak jika dibandingkan dengan jenis tenunan lain. Kain yang ditenun menggunakan jenis ini memiliki luas permukaan yang sama antara bagian baik dan bagian buruk. Silang polos merupakan silang yang paling tua dan paling banyak digunakan untuk memproduksi tekstil. Kelebihan dari jenis silang ini terletak pada kekuatan kain yang dihasilkan. Hal ini disebabkan persilangan benang yang banyak dan rapat. Silang polos juga disebut silang linen karena semua kain berbahan linen menggunakan jenis tenunan ini. Beberapa jenis kain yang umumnya ditenun menggunakan cara ini yaitu kain belacu, mori, berkolin, muslin dan organdi.[2]

Susunan benang silang polos.

  1. ^ Kadolph, Sara J., ed. (2007). Textiles (10th ed.). Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall. ISBN 0-13-118769-4.
  2. ^ "Macam-macam Jenis Tenunan yang Terdapat pada Berbagai Bahan Kain". Fitinline. Diakses tanggal 1 April 2020. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silang_polos&oldid=16778660"

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 16 are not shown in this preview.

Lihat Foto

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT

Warga menyelesaikan tenunan kain tradisional ulos di Desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (23/7/2011). Satu lembar kain ulos mereka selesaikan dalam satu minggu lamanya. Warga atas kemauan sendiri bisa turut menenun di tempat ini untuk berwirausaha selain berprofesi sebagai bertani.

KOMPAS.com - Kain tenunan dibuat dengan menyilangkan benang-benang membujur menurut panjang kain (benang lungsi) dengan isian benang melintang menurut lebar kain (benang pakan).

Kedua benang tersebut kemudian di proses lebih lanjut dengan persilangan. Silangan antar benang yang dimiliki setiap hasil karya tenunan bisa dibagi menjadi beberapa jenis. 

Kain tenun memiliki ornamen yang dibuat dari silangan benang yang disusun sedemikian rupa.

Berikut jenis silangan antar benang: 

Pemilihan Bahan Tekstil karya Goet Puspo (2009), menjelaskan silang polos adalah bentuk silang benang paling tua dan paling banyak digunakan di antara silang lainnya.

Diperkirakan 80 persen dari semua silang kain tenun adalah silang polos dan variasinya.

Dikutip daribuku Tekstil II (2013) karya Lily Masyhariati, tenunan silang polos merupakan corak tenun yang paling sederhana, yaitu masing-masing dengan sebuah benang lungsi dan pakan naik turun secara bergantian dan saling menyilang.

Baca juga: Teknik Tapestri

Tenunan silang polos sifatnya kuat karena banyak persilangannya, pinggiran kain tidak mudah bertiras dan benangnya tidak mudah tersangkut.

Kontruksi bahan tekstil yang dibuat dengan silang polos paling sedikit terdiri dari dua benang lungsi dan dua benang pakan.

Silang kepar (twill) adalah suatu silang yang benang-benang lungsinya menyilang di atas atau di bawah dua benang pakan atau lebih, dengan silangan benang lungsi sebelah kiri atau kanannya, bergeser satu benang pakan atau lebih untuk membentuk garis diagonal atau garis kepar.

Ciri khas pada silang kepar pada permukaan bagian baik terlihat alur yang arahnya serong ke kiri atau ke kanan.

Silang kepar lebih kuat daripada silang polos. Karena lebih banyak benang yang dipergunakan untuk silang kepar juga lebih berat daripada silang polos.

Silangan satin memiliki efek-efek yang panjang, baik ke arah lungsi maupun ke arah pakan menempati sebagian besar permukaan kain. Tidak ada titik silang yang berhimpit melainkan tersebar merata.

Baca juga: Seni Kriya sebagai Kerajinan Tangan

Kelebihan silang satin tenunan yang berkilau, tenunan lebih kuat karena memerlukan lebih banyak benang. Keburukannya silang satin adalah lebih mudah tersangkut dan putus.

Tenunan yang berbulu ialah tenunan yang berbulu tegak dan terikat pada tenunan dasar.

Ujung-ujung benang itu disebut bulu, sedangkan nama kain disebut beledu.

Tenunan yang pada dasarnya terdapat penuh sengkelit-sengkelit dibuat sama dengan membuat beledu lungsi, tetapi sengkelit pada tenunan ini tidak dipotong, coontohnya kain handuk.

Pada tenunan ini terdapat kombinasi silang seperti silang satin polos dan silang satin.

Baca juga: Manfaat Belajar Seni Kriya bagi Anak, Berikut Contoh Kegiatannya

Silang dobby merupakan bentuk tenunan yang dihasilkan dari menggunakan mesin dobby, yakni alat tenun yang dapat menghasilkan motif-motif geometris pada struktur kain.

Bentuk yang dihasilkan antara lain bentuk kotak, garis, diamond, dan bentuk-bentuk geometris lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, peserta dapat:

1. Menjelaskan konstruksi tenunan, alat tenun dan macam-macam bahan tenunan. 2. Melakukan simulasi membuat tenunan dasar (polos, kepar dan satin).

b. Uraian Materi

Konstruksi Tenunan

Konstruksi bahan tekstil terjadi karena susunan benang lungsin dan benang pakan. Benang lungsin adalah benang yang membujur menurut panjang bahan, benang pakan adalah benang yang melintang menurut lebar bahan. Pembuatan bahan tekstil sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi, proses pembuatannya dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan mesin. Sesuai perkembangan industri tekstil proses pembuatan bahan teksil dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan di tenun.

Tenunan adalah proses pembuatan bahan tekstil yang dilakukan melalui persilangan antara benang lungsin dan benang pakan pada sudut yang tepat satu sama lain. Silang tenun terdiri dari bermacam macam silang dasar dan variasinya. Silang dasar dikelompokkan menjadi tiga yaitu, silang polos, silang satin dan silang kepar.

Silang polos (silang lenan)

Silang polos mempunyai persilangan yang paling banyak antara benang lungsindan benang pakan. Disebut juga dengan silang lenan karena seluruh bahan lenan ditenun dengan silang polos. Bahan tekstil yang ditenun dengan silang polos mempunyai permukaan yang sama antara bagian yang baik dan bagian yang buruk. Silang polos adalah silang yang paling tua dan paling banyak dipergunakanuntuk produksi bahan tekstil. Kelebihan silang polos antara lain, kuat karenabanyak persilangannya, licin karena persilangan dekat satu sama lain, tidak mudah bertiras dan benangnya tidak mudah tersangkut.

Kontruksi bahan tekstil yang dibuat dengan silang polos paling sedikit terdiri dari dua benang lungsin dan dua benang pakan. Meskipun tenunan polos sangat sederhana, namun dapat dikembangkan dalam berbagai variasi. Pengembangan tenunan polos dapat dilakukan dengan memaksimalkan jenis tenunan ini antara lain, blacu,bahan putih, poplin, berkolin, zepir, lenan kapas, laken, crape de chine, crape georgette, organdi dan batist.

Gambar 1. Struktur Tenunan Silang Polos

Gambar 2. Hasil Tenun silang polos (crape de chine)

Ada bebarapa jenis turunan silang polos antara lain alur lunsing (alur lintang) dan alur pakan (alur bujur). Alur terjadi apabila benang pakan dan benang lungsin pada tenunan yang tidak sama besar.

Alur Lungsin (alur lintang)

Disebut alur lungsin atau alur lintang karena benang lunsing lebih banyak terlihat diatas tenunan. Alur ini terjadi apabila sehelai benang pakan besar atau beberapa helai benang lungsin disatukan. Karena benang pakan lebih besar dari pada benang lungsin maka terjadi alur yang melintang pada tenunan. Pada alur lungsin, benang pakan sama sekali tidak terlihat, oleh karena itu benang pakan dapat diganti dengan benang yang kurang baik, sedangkan benang lungsin dari benang wol atau sutera. Dari situ terlihatlah tenunan seperti tenunan wol atau sutera.

Alur pakan (alur bujur)

Disebut alur pakan atau alur bujur karena alur benang lungsin lebih besar dari pada benang pakan, atau beberapa benang lungsin disatukan. Karena benang lungsin lebih besar maka terjadi alur membujur. Oleh sebab itu benang pakan yang lebih banyak terlihat di atas, karenanya disebut alur pakan. Pada alur pakan, benang lungsin tidak terlihat maka benang lungsin dapat diganti dengan benang yang kurang baik tapi cukup kuat, sedang benang pakan dari benang yang baik seperti misalnya wol atau sutera. Maka akan terlihat tenunan wol atau sutera.

Gambar 3 Variasi Tenunan Silang Polos

Silang kepar

Pada bagian baik dari tenunan silang kepar terlihat alur yang arahnya serong ke kiri atau ke kanan. Timbal balik silang kepar tidak sama, kecuali pada kepar timbale balik. Pada bagian baik tenunan terlihat lebih berkilau sedikit dari bagian buruk. Pada salah satu bagian lebih banyak terlihat benang lungsin dari pada benang pakan, pada bagian yang lain sebaliknya. Apabila pada bagian baik tenunan terlihat banyak lungsin, disebut kepar lungsin. Apabila terlihat banyak benang pakan, disebut kepar pakan.

Variasi silang kepar antara lain, silang kepar timbal balik, kepar diperkuat, kepar tulang banyak, kepar tulang ikan, kepar silang, dan kepar biku. Silang kepar lebih kuat daripada silang polos, karena lebih banyak benang yang dipergunakan untuk silang kepar juga lebih berat daripada silang polos. Bahan tekstil yang dihasilkan ditenun silang kepar ialah: drill, gabardine, bahan kasur, dan veterban.

Gambar 4 Struktur Tenunan Silang Kepar

Silang satin

Membuat tenunan dengan silang satin paling sedikit memerlukan lima gun, oleh karena itu disebut satin silang lima. Gambaran yang sekecil-kecilnya dari silang satin ialah lima lungsin dan lima pakan. Satin itu disebut satin lungsin apabila yang terlihat di atas bahan banyak benang lungsin. Disebut satin pakan apabila yang terlihat di atas bahan banyak benang pakan. Biasanya tenunan satin lima gun ditulis 4:1, artinya empat benang lungsin di atas dan satu benang pakan di bawah. Kemungkinan yang lain 1: 4 artinya satu benang lungsin di atas dan empat benang pakan di bawah.

Corak yang menggambarkan silang satin sekurang-kurangnya terdiri dari lima lungsin dan lima pakan. Lompatan pada silang satin selalu lebih dari satu, tidak pernah jumlah gun kurang satu, dan tidak boleh mempunyai pembagi yang sama. Untuk satin lima gun lompatannya yang mungkin

dua dan tiga, sebab kalau satu dan empat akan terjadi silang kepar. Silang satu enam gun tidak mungkin dapat dibuat, karena mempunyai pembagi yang sama dengan lompatan. Satin tujuh gun yang mungkin dapat dibuat dengan lompatan dua, tiga, dan lima; bila satu atau enam akan terjadi silang kepar, karena enam dapat dibagi dua dan dapat pula dibagi tiga sehingga ada benang pakan dan lungsin yang tidak terikat.

Pada gambar silang satin terlihat bahwa persilangan antara benang pakan dan benang lungsin selalu berjauhan (lebih jauh dari silang kepar). Oleh karena itu lebih banyak benang yang diperlukan untuk tenunan itu. Bagian baik dan buruk silang sating sangat berlainan coraknya, bagian baik lebih berkilau. Silang satin mempunyai tempat persilangan hanya sedikit, oleh karena itu terlihat lebih berkilau.

Satin ada dua macam yaitu satin lungsin dan satin pakan. Dikatakan satin lungsin apabila pada bagian baik satin itu lebih banyak terlihat benang lungsin daripada benang pakan. Satin pakan apabila yang banyak terlihat pada bagian baik adalah benang pakan.

Keuntungan silang satin ialah untuk mendapatkan tenunan yang berkilau, tenunan akan lebih kuat karena memerlukan lebih banyak benang, mendapatkan tenunan berpori, benang yan kurang baik dapat disembunyikan. Untuk membuat silang satin dapat digunakan benang yang kurang baik, karena benang yang kurang baik ini dapat disembunyikan dari permukaan tenunan itu. Keburukannya ialah tenuna silang satin mempunyai benang bebas yang panjang, oleh karenanya benang bebas ini lebih mudah tersangkut dan putus. Bahan tekstil bahan yang ditenun silang satin ialah: satiner, bahan kasur, damas, handuk berkotak, dan pellen. Variasi silang satin ialah satin yang diperkuat dan satin dril.

Tenunan Mesin Jacquard

Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis bernama Joseph Marie Jacquard pada tahun 1790. Mesin ini dibuat untuk mengatasi adanya corak bahan tekstil yang terlalu rumit dan memerlukan banyak benang yang bersilangan sehinnga dengan mesin tenun biasa hal ini sudah tidak sesuai lagi. Maka dari itu diperlukan mesin yang lebih efektif dalam pemakaiannya yaitu mesin jacquardkarena mesin ini sudah tidak lagi menggunakan gun, melainkan karton yang diberi lubang. Karton itu dilubangi menurut motif yang akan dibuat.

Corak silang tenun istimewa bermacam-macam, tetapi sebagai dasarnya adalah silang polos. Corak bunga bunga, daun, binatang atau tumbuh tumbuhan dibuat dengan silang satin, sehingga motif-motif itu sangat menarik dan kelihatan berkilau. Bahan ini ditenun dalam satu warna atau lebih. Contoh bahan yang ditenun dengan mesin jacquard adalah bahan damas yang dipakai taplak meja, serbet makan, bahan kasur, tirai pintu, permadani, dan brocade.

Gambar 8 Mesin Jacquard

Gambar 9 Hasil Tenunan mesin Jacquard

Tenun Silang dengan Mesin Dobby.

Bahan tekstil yang dihasilkan dengan mesin dobby adalah pellen. Mesin dobby hampir sama dengan mesin jacquard, tetapi lebih sederhana. Motif tenunannya merupakan bentuk persegi atau bujur sangkar, garis-garis, dan bulatan ragamnya kecil-kecil. Bahan tekstil yang dihasilkan mesin dobby antara lain, taplak meja, serbet, bahan tirai, dan handuk berkotak. Bahan handuk yang dibuat dengan mesin dobby mempunyai daya serap air yang tinggi

.

Gambar 10 Mesin Dody dan Hasilnya (Handuk)

Macam macam Tenunan

Sesuai dengan fungsinya tenunan dibuat dengan berbagai jenis corak, tekstur dan kualitasnya. Ada yang tenunannya tipis, tebal, rapat, renggang, berat atau ringan. Misalnya untuk kebaya tentu tidak memerlukan bahan yang sangat kuat, tetapi untuk bahan sprei diperlukan bahan yang lebih kuat. Untuk perlengkapan bayi misalnya diperlukan bahan tekstil yang lembut dan mengisap air, untuk tirai jendela kaca mungkin diperlukan bahan yang tembus pandang (transparant). Oleh karena itulah dibuat tenunan yang sesuai dengan fungsinya antara lain, tenunan biasa, tenunan kembar, tenunan diperkuat,dan tenunan renggang.

Tenunan biasa.

Tenunan dasar atau tenunan biasa dibuat dari satu susunan benang lungsin dan satu susunan benang pakan. Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan dasar antara lain bahan poplin, berkolin, dril, gabardine, satinet, dan satin.

Gambar 11 Tenunan Polos (Berkolin)

Tenunan kembar.

Tenunan kembar dibuat dari dua susunan benang pakan dan lungsin. Dari kedua macam benang ini dibuat dua tenunan ialah satu tenunan atas yang lain tenunan bawah. Kedua tenunan ini dihubungkan menjadi satu dengan benang sehingga tenunan merupakan satu tenunan kembar. Dengan memindahkan tenunan yang di atas ke bawah atau sebaliknya, maka terjadilah tenunan yang berkotak-kotak. Selain itu hanya benang lungsin tenunan atas atau lungsin tenunan bawah yang mengikat tenunan atas dan tenunan bawah.

Keuntungan tenunan kembar antara lain, tenunan lebih tebal dan hangat, lebih banyak mengisap air. Tenunan kembar dapat dibuat dari dua tenunan yang berlainan, umpamanya tenunan atas dari sutera, tenunan bawah dari rayon, maka terlihatlah rupa tenunan sutera. Dapat pula dibuat rupa tenunan bermacammacam misalnya berkotak atau bergaris. Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan kembar antara lain bahan tetra, tirai, taplak meja dan serbet berkotak.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA