Kerajaan Islam apa saja yang ada di Kalimantan?

Pasca masuk dan berkembanganya ajaran Islam di pulau Kalimantan, selanjutnya berdiri sejumlah kerajaan Islam di Kalimantan. Kerajaan-kerajaan tersebut yakni Kesultanan Banjar, Kesultanan Pasir, Kerajaan Sukadana, Kerajaan Sukadana, hingga Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin berdiri pada 1520 dan mendapat pengaruh Islam dari Kerajaan Demak di Jawa. Kesultanan Paser (yang sebelumnya bernama Kerajaan Sadurangas) adalah sebuah kerajaan yang berdiri pada tahun 1516 dan dipimpin oleh seorang wanita (Ratu I) yang dinamakan Putri Di Dalam Petung. Kerajaan Sukadana terletak di bagian Barat Daya pulau Kalimantan. Islamisasi kerajaan Sukadana dilakukan oleh ulama-ulama dari kerajaan Demak. Selain dari Jawa, Islamisasi di kerajaan ini juga dilakukan oleh pedagang-pedagang Islam dari luar negeri. Kerajaan Sukadana bercorak ekonomi maritim dan pertambangan. Kerajaan ini terkenal dengan hasil tambang emas, perak dan intan. Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 2001 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton.

Dengan demikian, beberapa kerajaan Islam di Kalimantan adalah Kesultanan Banjar, Kesultanan Pasir, Kerajaan Sukadana, dan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Bagian dari seri mengenai

Sejarah Indonesia

Prasejarah

Manusia Jawa 1.000.000 BP
Manusia Flores 94.000–12.000 BP
Bencana alam Toba 75.000 BP
Kebudayaan Buni 400 SM

Kerajaan Hindu-Buddha

Kerajaan Kutai 400–1635
Kerajaan Tarumanagara 450–900
Kerajaan Kalingga 594–782
Kerajaan Melayu 671–1375
Kerajaan Sriwijaya 671–1183
Kerajaan Sunda 662–1579
Kerajaan Galuh 669–1482
Kerajaan Mataram 716–1016
Kerajaan Bali 914–1908
Kerajaan Kahuripan 1019–1045
Kerajaan Janggala 1045–1136
Kerajaan Kadiri 1045–1221
Kerajaan Singasari 1222–1292
Kerajaan Majapahit 1293–1478

Kerajaan Islam

Penyebaran Islam 800–1600
Kesultanan Peureulak 840–1292
Kerajaan Aru 1225–1613
Kesultanan Ternate 1257–1914
Kesultanan Samudera Pasai 1267–1521
Kesultanan Gorontalo 1300–1878
Kesultanan Gowa 1320–1905
Kerajaan Pagaruyung 1347–1833
Kerajaan Kaimana 1309–1963
Kesultanan Brunei 1368–1888
Kesultanan Melaka 1405–1511
Kesultanan Sulu 1405–1851
Kesultanan Cirebon 1445–1677
Kesultanan Demak 1475–1554
Kesultanan Bolango 1482–1862
Kesultanan Aceh 1496–1903
Kesultanan Banten 1526–1813
Kesultanan Banjar 1526–1860
Kerajaan Kalinyamat 1527–1599
Kesultanan Johor 1528–1877
Kesultanan Pajang 1568–1586
Kesultanan Mataram 1586–1755
Kerajaan Fatagar 1600–1963
Kesultanan Bima 1620–1958
Kesultanan Sumbawa 1674–1958
Kesultanan Kasepuhan 1679–1815
Kesultanan Kanoman 1679–1815
Kesultanan Siak 1723–1945
Kesunanan Surakarta 1745–1946
Kesultanan Yogyakarta 1755–1945
Kesultanan Kacirebonan 1808–1815
Kesultanan Deli 1814–1946
Kesultanan Lingga 1824–1911

Kerajaan Kristen

Kerajaan Bolaang Mongondow 1320–1950
Kerajaan Larantuka 1515–1904
Kerajaan Siau 1510–1956
Kerajaan Sikka
Kerajaan Manado 1500–1670
Kerajaan Tagulandang 1570–1942

Kolonialisme Eropa

Portugis 1512–1850
VOC 1602–1800
Jeda kekuasaan Prancis dan Britania 1806–1815
Hindia Belanda 1800–1949

Kemunculan Indonesia

Kebangkitan Nasional 1908–1942
Pendudukan Jepang 1942–1945
Revolusi Nasional 1945–1949

Kemerdekaan

Hari Patriotik 23 Januari 1942 1942
Revolusi Nasional Indonesia 1945–1949
Masa Kemerdekaan 1945–1949
Republik Indonesia Serikat 1949–1950
Demokrasi liberal 1950–1957
Demokrasi terpimpin 1957–1965
Transisi 1965–1966
Orde Baru 1966–1998
Reformasi 1998–sekarang

Menurut topik

  • Arkeologi
  • Mata uang
  • Ekonomi
  • Militer

Garis waktu
 Portal Indonesia

  • l
  • b
  • s

Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-12 sampai dengan abad ke-13.[1] Berkembangnya kerajaan-kerajaan tersebut salah satunya di karenakan maraknya lalu lintas perdagangan laut yang terjadi. Pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, berbaur dengan masyarakat Indonesia yang menyebabkan menyebarnya agama Islam di Indonesia. Kerajaan tersebut tersebar pesat dibeberapa daerah di Indonesia yaitu di Sumatra, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.[2] Masuknya Islam di Indonesia menandai munculnya era baru dalam berbagai aspek kehidupan yang berkembang di masyarakat. Aturan-aturan hidup yang mulai menjadi bagian yang tidak terpisahkan mulai dipraktekkan atau diimplemantasikan dalam setiap aspek kehidupan. Aturan-aturan hidup tersebut tidak hanya berkaitan dengan aspek legalitas formal yang bernuansa hukum, melainkan pula nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam yang berkaitan dengan aspek kehidupan ekonomi, budaya, sosial kemasyarakatan bahkan politik yang menjadi bagian dari bagaimana Islam mendekatkan diri pada masyarakat Nusantara.[3]

Awal masuknya Islam ke Indonesia tidak bersamaan, karena ada beberapa daerah yang sejak dini telah dimasuki oleh Islam dan ada belum pernah dimasuki Islam. Sejarawan Islam berpendapat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia adalah di daerah pulau Sumatera (sekitar abad ke-7 dan 8 M). Sedangkan, Islam masuk ke Jawa pada waktu dikuburkan Fatimah binti Maimun di Laren (Gresik) sekitar tahun 475 H (1082 M). Kedatangan Islam ke belahan Indonesia bagian Timur ke Maluku juga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perdagangan, yang diperkirakan masuk pada abad ke 14 Masehi. Di Kalimantan khususnya di daerah Banjarmasin proses Islamisasi di daerah ini terjadi kira-kira tahun 1550 M. Adapun di pulau Sulawesi terutama di bagian selatan telah di datangi pedagang muslim pada abad ke-15 M. Sedangkan sekitar pada abad ke-12 masyarakat muslim tersebut selanjutnya menumbuhkan kerajaan Islam dan tercatatlah sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara seperti Perlak, Pasai, Aceh Darussalam, Pagaruyung, Kepaksian Sekala Brak, Banten, Demak, Mataram, dan lain sebagainya. Tercatat pula kerajaan Gowa, Tallo, Bone di Sulawesi, Ternate, dan Tidore di Maluku.[4]

Dari berbagai kerajaan Islam yang ada di Indonesia, kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang muncul pada abad pertengahan yaitu pada tahun 1267 M, bukti bahwa kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam dapat dilihat dari salah satu pendapat petualang muslim asal Maroko yang bernama Abu Abdullah Ibnu Batuthah pada tahun 1304 M – 1368 M yang melakukan perjalanan ke Samudera Pasai.[5] Kerajaan Samudera Pasai menjadi salah satu penyebar agama Islam pada abad ke 11-12 yang dapat membuat jumlah penganut agama Islam melampaui jumlah penganut agama Corak Hindu dan Buddha yang sebelumnya merupakan agama yang paling dominan di Jawa dan sebagian di Sumatera termasuk Bali dan pulau-pulau Timur Indonesia.[6] Kerajaan Samudera Pasai juga menjadi salah satu pusat studi Islam di Indonesia karena adanya campur tangan atau kerja keras dari tokoh atau pemimpin yang ada di kerajaan Samudera Pasai itu sendiri. Tokoh atau pemimpin kerajaan Samudera Pasai yang terkenal dalam penyebaran agama Islam adalah Sultan Malik Al – Shaleh. Sultan Malik Al- Shaleh merupakan putra Gayo, bekas prajurit kesultanan Daya Pasai, pada mulanya beliau bernama Meurah Silu dan belum menganut agama Islam. Tetapi, tidak lama setelah Raja Merah Silu bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, beliau kemudian masuk agama Islam dan mengganti namanya.[7]

Sejak akhir abad ke-15 M dan permulaan abad ke-16 M, pusat-pusat perdagangan di pesisir utara, seperti Gresik, Demak, Dermayu, Cirebon, dan Banten telah menunjukkan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para wali di Jawa. Kemudian kegiatan itu muncul sebagai kekuatan politik dengan adanya kerajaan Demak sebagai penguasa Islam pertama di Jawa yang berhasil menyerang ibukota Majapahit. Para wali dengan bantuan kerajaan Demak, Pajang dan Mataram dapat mengembangkan Islam ke seluruh daerah-daerah penting di Jawa, bahkan di luar Jawa, seperti ke Banjarmasin, Hitu, Ternate, Tidore, dan Lombok.[8] Perkembangan Islam secara struktural atau pada level birokrasi diawali dengan masuk Islamnya para raja-raja yang kemudian diikuti oleh rakyatnya. Perpindahan agama para penguasa ini memfasilitasi percepatan perkembangan Islam secara kuantitatif. Bahkan, dengan masuknya Islam dalam kelompok bangsawan dan raja, pada akhirnya mereka akan mendalami dan memahami Islam dalam komunitasnya dan ini awal munculnya sosok sultan yang menjadi ulama.[9]

Pada akhir abad 16 M, tidak terjadi kemunduran dalam hal penyebaran Islam melalui kerajaan-kerajaan. Hal ini tidak membawa pengaruh yang cukup luas pada perubahan Hukum Islam, walaupun tetap menjadi bagian yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Pengaruh tidak ada kemunduran kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia berbanding lurus dengan munculnya V.O.C (Vereenigde Oostindische Compagnie) sebagai perwakilan kolonialisme dengan motif perniagaan (perdagangan). Masa peralihan penguasaan wilayah Indonesia dari kerajaan-kerajaan Islam ke V.O.C dan Kerajaan Belanda, tidak secara langsung mengubah keadaan masyarakat Indonesia dalam mengamalkan aturan-aturan Islam yang telah menyatu dalam ritualitas kehidupan beragama muslim Indonesia. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan sikap penguasa Kolonial tetap mempertahankan lembaga peradilan agama di wilayah Aceh, Jambi, Kalimantan Selatan dan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gajo, Alas, Tapanuli dan Sumatera Selatan, dan Jawa, walaupun tetap berada di bawah pengadilan negeri.[10]

Sejarah Kerajaan Islam di Nusantara

Masuknya agama islam ke Nusantara (indonesia) pada abad 7 akhir dibawa oleh Para Al - Mujahid periode I atau Fase Pertama, telah membawa banyak perubahan dan perkembangan pada masyarakat, adat dan budaya dan pemerintahan. Perubahan dan Perkembangan tersebut terlihat jelas dengan berdirinya kerajaan-kerajaan yang bermula bercorak hindu dan menganut animisme mengadopsi agama Islam, antara lain sebagai berikut:

Kerajaan Islam di Sumatra

  • Kerajaan Jeumpa(770-880)
  • Kesultanan Peureulak(840-1292)
  • Kesultanan Samudera Pasai(1267-1521)
  • Kesultanan Lamuri(800-1503)
  • Kerajaan Linge(1025-Kini)
  • Kerajaan Siguntur(1250-Kini)
  • Kesultanan Indrapura(1347-1792)
  • Kerajaan Pagaruyung(1347-1825)
  • Kerajaan Pedir(1400-1524)
  • Kerajaan Daya(1480-Kini)
  • Kesultanan Aceh(1496-1903)
  • Kerajaan Sungai Pagu(1500-Kini)
  • Kerajaan Bungo Setangkai
  • Kesultanan Jambi(1615-Kini)
  • Kesultanan Asahan(1630-Kini)
  • Kesultanan Serdang(1723-Kini)
  • Kesultanan Deli(1632-Kini)
  • Kesultanan Langkat(1568-Kini)
  • Kesultanan Siak (1723-Kini)
  • Kesultanan Palembang(1455-Kini)
  • Kesultanan Riau Lingga(1824-1911)
  • Kesultanan Kota Pinang(1630-1946)
  • Kesultanan Pelalawan(1725-1946)
  • Kerajaan Indragiri(1347-1945)
  • Kerajaan Aru(1200-1613)
  • Kesultanan Barus(1300-1858)
  • Kerajaan Padang(1630-1946)
  • Kerajaan Tamiang(1330-1558)
  • Kerajaan Tulang Bawang
  • Kerajaan Padang Laweh, Dharmasraya (1213-1901)
  • Kerajaan Sekala Brak(1289-1909)

Kerajaan Islam di Jawa

  • Kesultanan Cirebon (1430 - 1666) [11][12][13][14]
  • Kesultanan Demak (1475 - 1554)
  • Kedatuan Giri (1481 - 1680)
  • Kesultanan Banten (1524 - 1813 )
  • Kerajaan Kalinyamat (1527 - 1599)
  • Kesultanan Pajang (1554 - 1568)
  • Kesultanan Sumedang Larang (1585 - 1620)
  • Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
  • Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)
  • Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1755-sekarang)

Kerajaan Islam di Maluku

  • Kesultanan Ternate (1257-Kini)
  • Kesultanan Tidore (1081-Kini)
  • Kesultanan Jailolo
  • Kesultanan Bacan
  • Kerajaan Tanah Hitu (1470-1682)
  • Kerajaan Iha
  • Kerajaan Huamual

Kerajaan Islam di Sulawesi

  • Kerajaan Bantaeng (1254-Kini)
  • Kerajaan Banggai (1648-Kini)
  • Kesultanan Buton (1332-Kini)
  • Kesultanan Bone (1300-Kini)
  • Kesultanan Gowa (1300-Kini)
  • Kesultanan Gorontalo (1300-1878)
  • Kesultanan Bolango (1482-1862)
  • Kesultanan Makassar (1607-1667)
  • Kerajaan Konawe (1500-1916)
  • Kerajaan toli-toli (1812-Kini)
  • Kerajaan Muna(1210-Kini)
  • Kerajaan Buol (1328-Kini)
  • Kerajaan Wajo (1400-Kini)
  • Kedatuan Luwu (1300-Kini)
  • Kerajaan Tallo (1460-1760)
  • Kerajaan Palu (1796-1960)
  • Kerajaan Parigi(1515-1960)
  • Kerajaan Soppeng (1550-Kini)
  • Kerajaan Bungku (1672-1950)
  • Kerajaan Siang (1500-Kini)
  • Kerajaan Bolaang Mongondow (1832-1950)
  • Kerajaan Tawaeli (1550-Kini)
  • Kerajaan Balanipa (1750-Kini)
  • Kerajaan Banggae (1600-1950)
  • Kerajaan Binuang (1900-Kini)
  • Kerajaan Alitta (1600-1908)
  • Kerajaan Balanipa (1750-Kini)
  • Kerajaan Banawa (1485-1959)
  • Kerajaan Bolangitang (1793-1912)

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat & Timur

  • Kesultanan Bima (1620-Kini)
  • Kesultanan Sumbawa (1674-Kini)
  • Kerajaan Adonara (1650-Kini)
  • Kerajaan Taliwang (1623-Kini)
  • Kesultanan Dompu (1545-1958)
  • Kesultanan Sanggar, Bima (1700-1926)
  • Kerajaan Selaparang (1400-1672)
  • Kerajaan Lamakera (1932-Kini)

Kerajaan Islam di Kalimantan

  • Kerajaan Selimbau(600-Kini)
  • Kerajaan Sintang(1500-Kini)
  • Kerajaan Mempawah(1740-Kini)
  • Kerajaan Tanjungpura(800-1590)
  • Kerajaan Landak(1292-Kini)
  • Kerajaan Kubu(1772-Kini)
  • Kerajaan Bangkalaan(1780-1905)
  • Kerajaan Sanggau(1310-Kini]
  • Kerajaan Tayan(1780-Kini)
  • Kerajaan Kusan(1785-1912)
  • Kesultanan Pasir (1516-1905)
  • Kesultanan Banjar (1526-1905)
  • Kesultanan Kotawaringin(1615-Kini)
  • Kerajaan Pagatan (1750)
  • Kesultanan Sambas (1671-Kini)
  • Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura(1300-Kini)
  • Kesultanan Berau (1377-1830)
  • Kesultanan Sambaliung (1810-1960)
  • Kesultanan Gunung Tabur (1800-1953)
  • Kesultanan Pontianak (1771-Kini)
  • Kerajaan Tidung(1515-1916)
  • Kerajaan Tidung Kuno (1076-1551)
  • Dinasti Tengara (1551-1916)
  • Kesultanan Bulungan (1731-1964)

Kerajaan Islam di Papua

  • Kerajaan Sekar (1600-Kini)
  • Kerajaan Patipi (1600-Kini
  • Kerajaan Fatagar (1600-Kini)
  • Kerajaan Kaimana (1309-Kini)

Referensi

  1. ^ Yasmin, Puti. "3 Teori Masuknya Islam ke Indonesia Lengkap". detikcom. Diakses tanggal 2020-08-26. 
  2. ^ "7 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia | Indonesia Baik". indonesiabaik.id. Diakses tanggal 2020-08-26. 
  3. ^ Alma’arif 2015, hlm. 284.
  4. ^ Susmihara 2018, hlm. 14-15.
  5. ^ Poncowati et al 2017, hlm. 2.
  6. ^ Gunawan 2018, hlm. 15.
  7. ^ Yakin 2015, hlm. 274.
  8. ^ Jannah dan Hadi 2018, hlm. 32.
  9. ^ Nasution 2020, hlm. 42.
  10. ^ Fadhly 2017, hlm. 387-388.
  11. ^ Rosmalia. Dini. 2013. Identifikasi Pengaruh Kosmologi pada Lanskap Kraton Kasepuhan di Kota Cirebon. Bandung: Institut Teknologi Bandung
  12. ^ Susilaningrat. R. Chaidir. 2013. Dalem Agung Pakungwati Kraton Kasepuhan Cirebon
  13. ^ Hardhi. TR. 2014. Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Proses Islamisasi Kesultanan Cirebon Tahun 1479-1568. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
  14. ^ Fajar, Rizky Nur. 2013. Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku Seri Keraton Cirebon. Jakarta: Universitas Bina Nusantara

Daftar pustaka

  • Alma’arif, A. (2015). "Islam Nusantara: Studi Epistemologis Dan Kritis" (PDF). Jurnal Studi Keislaman. 15 (2): 265–291. doi:10.24042/ajsk.v15i2.724. 
  • Fadhly, F (2017). "Islam Dan Indonesia Abad XIII-XX M Dalam Perspektif Sejarah Hukum". Veritas et Justitia. 3 (2): 384–413. doi:10.25123/vej.2683. 
  • Gunawan, S. (2018). "PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA (Suatu Diskursus Tentang Awal Mula Islam Ke Nusantara)". Jurnal Hukum Ekonomi. 4 (1): 13–29. ISSN 2580-5134. 
  • Jannah M., &, Hadi M. N. (2018). "ISLAMISASI NUSANTARA DAN PROSES PEMBENTUKAN MASYARAKAT MUSLIM". Journal MULTICULTURAL of Islamic Edication. 2 (1): 27–38. ISSN 2548-1371. 
  • Nasution, F. (2020). "Kedatangan dan Perkembangan Islam di Indonesia" (PDF). Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan. 11 (1): 26–46. doi:10.32923/maw.v11i1.995. 
  • Poncowati, Y., Salihah, D., Wahyuni, S., Nisak, J., &, Budiman, M. (2017). "SEJARAH PERADABAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN DI INDONESIA" (PDF). Jurnal Agama Islam: 1–8. ISSN 2549-8401. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  • Susmihara (2018). "Pendidikan Islam Masa Kerajaan Islam di Nusantara". Jurnal Sejarah dan Kebudayaan. 6 (1): 13–32. ISSN 2580-5762. 
  • Yakin, A. U. (2015). "Islamisasi dan Syariatisasi Samudera-Pasai Abad ke-14 Masehi". Jurnal Studi Keislaman. 9 (2): 269–294. doi:10.15642/islamica.2015.9.2.269-294. 

Bacaan lanjutan

  • Yusuf, Mundzirin; Sejarah Peradaban Islam di Indonesia; Yogyakarta: Penerbit PUSTAKA, 2006.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam&oldid=21942226"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA