Kenapa Kartu Keluarga wujud nya surat dan surat izin mengemudi wujud nya kartu?

Foto: KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

Bingung kenapa SIM bentuknya kartu, sedangkan KK berbentuk surat? Kalau begitu mengapa namanya bukan KIM dan SK? Nah, inilah pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang penasaran atau sekadar iseng mau mention Pak Ivan Lanin supaya "di-notice senpai" saja. Jawabannya ternyata berhubungan dengan sejarah panjang pembentukan istilah tersebut.

Jawaban dari Pak Ivan Lanin sempat viral karena hal ini semacam satu pencerahan dari ribuan pertanyaan kebahasaan yang belum terungkap. Bagi yang belum kebagian informasinya, artikel ini saya buat untuk mencoba merangkum ulang informasinya.

Meskipun masih berupa dugaan, informasi yang diberikan oleh Uda Ivan Lanin---sapaan hangat untuk Ivan Lanin---dianggap cukup menjawab pertanyaan besar yang muncul hampir di semua kepala ini. Berikut adalah gambar yang dikutip dari akun Twitter Ivan Lanin.

Gambar dari //twitter.com/ivanlanin

Yang menarik sebetulnya bukan saja jawaban dari Uda Ivan, tetapi entah mengapa kepekaan kebahasaan mulai kembali menyentuh hati masyarakat Indonesia sejak Uda menjadi "fenomenal". Fenomena ini tentu menarik dan bagi para pencinta bahasa juga para penggiat bahasa, hal ini menjadi poin penting yang mudah-mudahan selanjutnya mampu membuat masyarakat semakin peka dan cinta dengan bahasa Indonesia.

Salah satu hal positif yang terlihat nyata adalah mulai hadirnya buku-buku yang memaparkan bahasa Indonesia dengan cara yang ditulis dengan cara yang lebih sederhana, terkesan lebih modern dan mudah dicerna. Buku Remah-remah Bahasa yang ditulis oleh Eko Endarmoko, misalnya. Buku ini berisi kumpulan esai jawaban atas berbagai fenomena bahasa yang hadir selama ini.

 Eh, jadi, menurut kamu, perlu nggak SIM (Surat Izin Mengemudi) diganti menjadi KIM (Kartu Izin Mengemudi) dan KK (Kartu Keluarga) diganti menjadi SK (Surat Keluarga)?

Page 2

Bingung kenapa SIM bentuknya kartu, sedangkan KK berbentuk surat? Kalau begitu mengapa namanya bukan KIM dan SK? Nah, inilah pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang penasaran atau sekadar iseng mau mention Pak Ivan Lanin supaya "di-notice senpai" saja. Jawabannya ternyata berhubungan dengan sejarah panjang pembentukan istilah tersebut.

Jawaban dari Pak Ivan Lanin sempat viral karena hal ini semacam satu pencerahan dari ribuan pertanyaan kebahasaan yang belum terungkap. Bagi yang belum kebagian informasinya, artikel ini saya buat untuk mencoba merangkum ulang informasinya.

Meskipun masih berupa dugaan, informasi yang diberikan oleh Uda Ivan Lanin---sapaan hangat untuk Ivan Lanin---dianggap cukup menjawab pertanyaan besar yang muncul hampir di semua kepala ini. Berikut adalah gambar yang dikutip dari akun Twitter Ivan Lanin.

Gambar dari //twitter.com/ivanlanin

Yang menarik sebetulnya bukan saja jawaban dari Uda Ivan, tetapi entah mengapa kepekaan kebahasaan mulai kembali menyentuh hati masyarakat Indonesia sejak Uda menjadi "fenomenal". Fenomena ini tentu menarik dan bagi para pencinta bahasa juga para penggiat bahasa, hal ini menjadi poin penting yang mudah-mudahan selanjutnya mampu membuat masyarakat semakin peka dan cinta dengan bahasa Indonesia.

Salah satu hal positif yang terlihat nyata adalah mulai hadirnya buku-buku yang memaparkan bahasa Indonesia dengan cara yang ditulis dengan cara yang lebih sederhana, terkesan lebih modern dan mudah dicerna. Buku Remah-remah Bahasa yang ditulis oleh Eko Endarmoko, misalnya. Buku ini berisi kumpulan esai jawaban atas berbagai fenomena bahasa yang hadir selama ini.

 Eh, jadi, menurut kamu, perlu nggak SIM (Surat Izin Mengemudi) diganti menjadi KIM (Kartu Izin Mengemudi) dan KK (Kartu Keluarga) diganti menjadi SK (Surat Keluarga)?


Lihat Bahasa Selengkapnya

Page 3

Bingung kenapa SIM bentuknya kartu, sedangkan KK berbentuk surat? Kalau begitu mengapa namanya bukan KIM dan SK? Nah, inilah pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang penasaran atau sekadar iseng mau mention Pak Ivan Lanin supaya "di-notice senpai" saja. Jawabannya ternyata berhubungan dengan sejarah panjang pembentukan istilah tersebut.

Jawaban dari Pak Ivan Lanin sempat viral karena hal ini semacam satu pencerahan dari ribuan pertanyaan kebahasaan yang belum terungkap. Bagi yang belum kebagian informasinya, artikel ini saya buat untuk mencoba merangkum ulang informasinya.

Meskipun masih berupa dugaan, informasi yang diberikan oleh Uda Ivan Lanin---sapaan hangat untuk Ivan Lanin---dianggap cukup menjawab pertanyaan besar yang muncul hampir di semua kepala ini. Berikut adalah gambar yang dikutip dari akun Twitter Ivan Lanin.

Gambar dari //twitter.com/ivanlanin

Yang menarik sebetulnya bukan saja jawaban dari Uda Ivan, tetapi entah mengapa kepekaan kebahasaan mulai kembali menyentuh hati masyarakat Indonesia sejak Uda menjadi "fenomenal". Fenomena ini tentu menarik dan bagi para pencinta bahasa juga para penggiat bahasa, hal ini menjadi poin penting yang mudah-mudahan selanjutnya mampu membuat masyarakat semakin peka dan cinta dengan bahasa Indonesia.

Salah satu hal positif yang terlihat nyata adalah mulai hadirnya buku-buku yang memaparkan bahasa Indonesia dengan cara yang ditulis dengan cara yang lebih sederhana, terkesan lebih modern dan mudah dicerna. Buku Remah-remah Bahasa yang ditulis oleh Eko Endarmoko, misalnya. Buku ini berisi kumpulan esai jawaban atas berbagai fenomena bahasa yang hadir selama ini.

 Eh, jadi, menurut kamu, perlu nggak SIM (Surat Izin Mengemudi) diganti menjadi KIM (Kartu Izin Mengemudi) dan KK (Kartu Keluarga) diganti menjadi SK (Surat Keluarga)?


Lihat Bahasa Selengkapnya

Page 4

Bingung kenapa SIM bentuknya kartu, sedangkan KK berbentuk surat? Kalau begitu mengapa namanya bukan KIM dan SK? Nah, inilah pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang penasaran atau sekadar iseng mau mention Pak Ivan Lanin supaya "di-notice senpai" saja. Jawabannya ternyata berhubungan dengan sejarah panjang pembentukan istilah tersebut.

Jawaban dari Pak Ivan Lanin sempat viral karena hal ini semacam satu pencerahan dari ribuan pertanyaan kebahasaan yang belum terungkap. Bagi yang belum kebagian informasinya, artikel ini saya buat untuk mencoba merangkum ulang informasinya.

Meskipun masih berupa dugaan, informasi yang diberikan oleh Uda Ivan Lanin---sapaan hangat untuk Ivan Lanin---dianggap cukup menjawab pertanyaan besar yang muncul hampir di semua kepala ini. Berikut adalah gambar yang dikutip dari akun Twitter Ivan Lanin.

Gambar dari //twitter.com/ivanlanin

Yang menarik sebetulnya bukan saja jawaban dari Uda Ivan, tetapi entah mengapa kepekaan kebahasaan mulai kembali menyentuh hati masyarakat Indonesia sejak Uda menjadi "fenomenal". Fenomena ini tentu menarik dan bagi para pencinta bahasa juga para penggiat bahasa, hal ini menjadi poin penting yang mudah-mudahan selanjutnya mampu membuat masyarakat semakin peka dan cinta dengan bahasa Indonesia.

Salah satu hal positif yang terlihat nyata adalah mulai hadirnya buku-buku yang memaparkan bahasa Indonesia dengan cara yang ditulis dengan cara yang lebih sederhana, terkesan lebih modern dan mudah dicerna. Buku Remah-remah Bahasa yang ditulis oleh Eko Endarmoko, misalnya. Buku ini berisi kumpulan esai jawaban atas berbagai fenomena bahasa yang hadir selama ini.

 Eh, jadi, menurut kamu, perlu nggak SIM (Surat Izin Mengemudi) diganti menjadi KIM (Kartu Izin Mengemudi) dan KK (Kartu Keluarga) diganti menjadi SK (Surat Keluarga)?


Lihat Bahasa Selengkapnya

Page 5

Bingung kenapa SIM bentuknya kartu, sedangkan KK berbentuk surat? Kalau begitu mengapa namanya bukan KIM dan SK? Nah, inilah pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang penasaran atau sekadar iseng mau mention Pak Ivan Lanin supaya "di-notice senpai" saja. Jawabannya ternyata berhubungan dengan sejarah panjang pembentukan istilah tersebut.

Jawaban dari Pak Ivan Lanin sempat viral karena hal ini semacam satu pencerahan dari ribuan pertanyaan kebahasaan yang belum terungkap. Bagi yang belum kebagian informasinya, artikel ini saya buat untuk mencoba merangkum ulang informasinya.

Meskipun masih berupa dugaan, informasi yang diberikan oleh Uda Ivan Lanin---sapaan hangat untuk Ivan Lanin---dianggap cukup menjawab pertanyaan besar yang muncul hampir di semua kepala ini. Berikut adalah gambar yang dikutip dari akun Twitter Ivan Lanin.

Gambar dari //twitter.com/ivanlanin

Yang menarik sebetulnya bukan saja jawaban dari Uda Ivan, tetapi entah mengapa kepekaan kebahasaan mulai kembali menyentuh hati masyarakat Indonesia sejak Uda menjadi "fenomenal". Fenomena ini tentu menarik dan bagi para pencinta bahasa juga para penggiat bahasa, hal ini menjadi poin penting yang mudah-mudahan selanjutnya mampu membuat masyarakat semakin peka dan cinta dengan bahasa Indonesia.

Salah satu hal positif yang terlihat nyata adalah mulai hadirnya buku-buku yang memaparkan bahasa Indonesia dengan cara yang ditulis dengan cara yang lebih sederhana, terkesan lebih modern dan mudah dicerna. Buku Remah-remah Bahasa yang ditulis oleh Eko Endarmoko, misalnya. Buku ini berisi kumpulan esai jawaban atas berbagai fenomena bahasa yang hadir selama ini.

 Eh, jadi, menurut kamu, perlu nggak SIM (Surat Izin Mengemudi) diganti menjadi KIM (Kartu Izin Mengemudi) dan KK (Kartu Keluarga) diganti menjadi SK (Surat Keluarga)?


Lihat Bahasa Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA