Kebijaksanaan dari Nabi Sulaiman dibuktikan ketika menyelesaikan sengketa antara

jawaban:

kebijaksanaan Nabi Sulaiman mengatasi sengketa antara seorang peternak dan petani yang juga disebutkan pada surah al-Anbiya ayat 78. ''Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu.''

jawaban:

23. D

24. A

25. B

Penjelasan

23.• Makan dan minum dengan sengaja. Makan dan minum dengan sengaja tentu dapat membatalkan puasa.

• Bersetubuh atau berhubungan suami istri di siang hari dalam keadaan puasa.

• Muntah dengan sengaja.

24. periwayat hadis yng menerangkan bahwa orang yang menyantuni anak yatim akan masuk surga dan berdekatan dengan Nabi adalah .A. Bukhari.

25. kebijaksanaan Nabi Sulaiman mengatasi sengketa antara seorang peternak dan petani yang juga disebutkan pada surah al-Anbiya ayat 78. ''Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu.''

Semoga membantu~

Rasulullah bersabda : setiap amak adam di lahirkan mereka adalah fitrah (suci) karena itulah asal dari rohani mereka atau ruh mereka adalah suci dan cenderung lebih mengabdi kepada sang kholiq

Sejak rasulullah saw.masih kecil

SETELAH diangkatnya Nabi Daud menjadi raja sekaligus Nabi, dengan kemampuan yang dimilikinya, ia kerap didatangi rakyatnya yang meminta solusi yang tepat bagi mereka yang terlibat sengketa. Seperti dalam salah satu kisah, suatu ketika beliau didatangi dua orang yang berselisih.

Salah satu di antaranya adalah pemilik kebun, dan yang lainnya lagi adalah seorang pemilik kambing. Awal mula kisah perselisihan keduanya ialah di saat kambing-kambing peliharaan si pemilik kambing masuk ke dalam kebun seseorang lainnya, dan ternyata membuat kebun tersebut menjadi rusak.

Alhasil, hal ini membuat pemilik kebun terkejut, dan meminta ganti rugi kepada si pemilik kambing. Karena tak kunjung menemui ujung permasalahan, maka keduanya sepakat untuk membawa masalah ini ke hadapan Nabi Daud untuk dimintakan solusi terbaik.

Akhirnya mereka berdua datang ke Nabi Daud. Dengan bijaksana, ia mengatakan, \'kalau begitu, kambing-kambing tadi yang merusak kebun diberikan kepada pemilik kebun, karena kerusakan yang dialami pemilik kebun dinilainya mirip dengan nilai kambing-kambing yang merusak\'," ucap dai muda Ustadz Ustadz Firanda Andirja, dikutip dari channel YouTubenya, Kamis (13/8/2020).

Mendengar hal itu, tentu si pemilik kambing merasa sedih, karena ia tak ingin melepaskan begitu saja kambing-kambing miliknya. Di tengah interaksi tersebut, Nabi Sulaiman yang merupakan anak dari Nabi Daud saat itu ikut mendengar kronologi permasalahan antara dua pemuda tadi. Ia lantas ikut menyampaikan pendapatnya.

Tapi yang lebih benar adalah jawaban Nabi Sulaiman. Keputusan yang diputuskan oleh Nabi Daud sudah benar, tetapi ada keputusan yang lebih baik yang disenangi oleh dua pihak, Nabi Sulaiman berkata: Ini kambing diserahkan ke pemilik kebun untuk sementara, pemilik kebun bisa manfaatkan ambil susunya, dan dirawat olehnya. Lalu kebunnya, disuruh rawat oleh pemilik kambing, jadi bertukar begitu. Diperbaiki sampai selesai, baru dikembalikan lagi," terang Ustadz Firanda.

Keputusan yang sangat baik dari Nabi Sulaiman ini disambut secara bijaksana oleh Nabi Daud yang langsung menyetujui usulan itu. Kebijaksanaan Nabi Daud dan sikapnya yang lapang dada menerima segala usulan ini patut diteladani umat muslim. Nabi yang dianugerahi Allah Ta\'ala kelebihan mampu melunakkan besi ini telah memberi contoh akan arti penting demokrasi.

Merdeka.com - Nabi Sulaiman dikenal sebagai orang yang bijak dan cerdas meski ketika itu usianya masih tergolong muda. Salah satu buktinya ialah ketika dirinya memberikan pemikiran saat ayahnya Nabi Daud menyelesaikan perselisihan antara seorang pemilik kebun dengan pemilik kambing.

Awalnya, Nabi Daud memutuskan agar pemilik kambing menyerahkan hewannya kepada pemilik kebun sebagai bentuk ganti rugi lantaran ternaknya merusak kebun yang dimiliki orang tersebut.

Akan tetapi, Sulaiman dengan bijak menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, langkah yang bijak ialah dengan menyerahkan kambing kepada pemilik kebun yang tanamannya rusak untuk dipelihara dan dimanfaatkan sesuai keperluannya.

"Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya," ujar Sulaiman ketika itu.

Pendapat itu pun diterima kedua belah pihak. Banyak orang yang kagum dengan pernyataan bijak Sulaiman ketika itu. Meski saat kejadian dirinya masih tergolong usia muda.

Kewibawaan, kecerdasan dan kebijaksanaan Sulaiman terus menyebar. Hal itu pula yang menjadi bibit awal kenabian dirinya. Melihat semuanya, Nabi Daud berkeinginan menyerahkan kerajaan Bani Israil kepada Sulaiman.

Akan tetapi, Absyalum sebagai kakaknya tak rela pucuk pimpinan kerajaan jatuh ke tangan Sulaiman. Dirinya pun mempengaruhi rakyat ketika itu dengan menunjukkan sikap baik dan menyelesaikan berbagai masalah.

Suatu ketika, Absyalum mengikrarkan dirinya sebagai raja dan merampas kekuasaan Nabi Daud. Alhasil keputusan itu membuat huru hara hingga akhirnya Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis untuk meminta petunjuk Allah.

Perang pun terjadi, Nabi Daud yang berharap anaknya tak mati terpaksa harus mengubur keinginannya itu. Ia pun menghabiskan masa hidupnya di Baitul Maqdis selama 40 sebelum akhirnya wafat dan menyerahkan takhta kerajaan kepada Sulaiman.

Mendapati keputusan Nabi Sulaiman, sang ibu muda tersenyum gembira.

www.loc.gov

Kebijaksanaan Nabi Sulaiman. Foto: Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu hari dua orang ibu pergi ke padang rumput masing-masing membawa bayi mereka. Kedua bayi diletakkan di sebuah batu besar, sedangkan para ibu mengurus ladang mereka. Seorang ibu yang lebih muda telah memiliki firasat aneh akan keselamatan sang bayi jika ditinggal begitu saja. Nyata, seekor serigala tiba-tiba muncul dan menerkam salah satu bayi. Kedua ibu pun bersedih dan saling berebut bayi yang selamat.Salah satu ibu yang lebih muda merasa bayi yang selamat adalah anaknya. Namun, seorang ibu yang usianya lebih tua pun merasa bayinyalah yang selamat. Keduanya bertengkar dan berselisih. Hingga mereka pun bermaksud membawa permasalahan bayi tersebut ke hadapan raja agar dapat diadili dan dikuak kebenarannya.Saat itu Kerajaan Bani Israil dipimpin oleh Nabi Daud. Dua ibu tersebut pun menghadapnya dan menceritakan kisah bayi mereka. Di hadapan raja, keduanya pun saling mengklaim sang bayi selamat. Nabi Daud pun mencoba memberi pengertian kepada para ibu agar salah satu dari mereka mengalah dan berkata jujur. Namun, keduanya bersikeras mendapat bayi tersebut. ''Itu adalah bayiku, seorang ibu selalu tahu dan mengenal bayinya,'' ujar perempuan muda.''Tidak! Ini bayiku. Bayimu telah tewas dimakan serigala,'' ujar seorang ibu tua yang mendekap erat sang bayi dan air matanya pun meluap.Nabi Daud pun kesulitan menangani dua ibu yang keras kepala tersebut. Sementara tak ada yang mengetahui bayi siapa gerangan yang selamat. Sang wanita tua pun menceritakan kisah dengan sangat perinci dengan air mata berderai. Merasa iba, hampir saja Nabi Daud memutuskan sang ibu tualah yang berhak atas bayi tersebut. Nabi Daud pun berharap Allah akan memberikan anugerah anak kembali kepada sang ibu muda yang masih mampu dan berkesempatan mengandung janin dari rahimnya.Kemudian, putra mahkota yang selalu mendampingi raja, Nabi Sulaiman (Solomon), pun mencoba membantu sang ayah dalam mengadili perkara tersebut. Betapa kagetnya hadirin persidangan termasuk dua ibu tersebut ketika Sulaiman justru meminta sebilah pedang. ''Ambilkan aku pedang untuk membelah dua bayi ini untuk kalian berdua,'' ujar Sulaiman.Ia pun meletakkan sang bayi di atas meja, dan bersiap dengan gaya pedang yang akan membelah sang bayi menjadi dua belah sama rata. Seluruh hadirin tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang pria waras keturunan raja dapat membunuh sang bayi. Sontak sang ibu muda berteriak, ''Tidak, jangan, tolong jangan lakukan itu. Kau akan membunuhnya. Oh rajaku, berikan saja bayi itu padanya,'' teriak sang ibu dengan deraian air mata.Akting Nabi Sulaiman pun berakhir. Tentu saja ia tak akan membelah sang bayi yang berarti akan membunuhnya. Ia pun memberikan sang bayi kepada sang ibu muda yang lebih rela memberikan sang bayi kepada ibu lain asalkan anaknya dapat hidup. Naluri seorang ibu, yang diuji Sulaiman kepada dua ibu berperkara tersebut. Hasilnya sang ibu tua hanya berdiam diri dan setuju untuk membelah bayi.Mendapati keputusan Nabi Sulaiman, sang ibu muda tersenyum gembira. Para hadirin yang terdiri atas pengawal istana pun ikut girang dengan cara calon raja mereka dalam memutuskan perkara. Sedangkan ibu tua yang iri dan dengki dijatuhi hukuman karena telah berdusta dan mengaku bayi orang lain.Melihat kebijaksanaan putranya, Nabi Daud pun bangga. Ia merasa puas dengan keputusan yang diambil sang pewaris takhtanya. ''Sulaiman, kau benar-benar hebat,'' puji sang ayah.Dalam kisah Israilliyat, diceritakan Sulaiman sebelumnya meminta anugerah kebijaksanaan dari Allah. Beberapa hari sebelum perkara dua ibu tersebut, Sulaiman diresahkan dengan pergantian kekuasaan kerajaan Israil di Yerussalem. Ayahnya Nabi Daud telah berusia renta, namun dia merasa tak mampu menjadi seorang raja adil dan bijaksana sebagaimana sang ayah.Suatu malam, Sulaiman pun bermimpi bertemu dengan Tuhan yang berkata, ''Mintalah apa pun yang kau harapkan dari-Ku dan Aku akan memberikannya untukmu.'' Bagi kebanyakan orang mungkin akan meminta kesehatan dan umur panjang, atau kekayaan dan kekuasaan. Namun, Sulaiman tak mengharapkan semua itu.''Saya masih sangat muda, Tuhan. Saya tidak tahu bagaimana cara menjadi raja yang baik sebagaimana Ayah saya David. Saya hanya meminta satu hal, mohon beri saya sebuah hati yang dipenuhi kebijaksanaan. Tolonglah saya untuk dapat melihat mana yang benar dan salah, membedakan antara yang baik dan buruk,'' pinta Sulaiman. Kebijaksanaan diberikan kepada Sulaiman. Bahkan, tak akan ada raja yang akan sebijak dan seagung Sulaiman. Tak hanya itu, Sulaiman juga dianugerahi umur panjang, kekayaan, dan kekuasaan.Kisah pengadilan dua ibu dan bayi tersebut pun sangat populer di kalangan Ahli Kitab dan kaum Muslimin. Bahkan, dalam dongeng Sufi, kisah serupa dikisahkan dengan Abu Nawas sebagai sang raja. Kebijaksanaan Nabi Sulaiman juga disinggung dalam Alquran surah Al-Anbiya ayat 79. ''Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat), dan kepada masing-masing mereka (Daud dan Sulaiman) telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.''

Dalam "Tafsir al-Lathif al-Manan fi Khulashah Tafsir Alquran" karya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, perebutan bayi menjadi salah satu kisah di balik ayat tersebut. ''Dari sini Nabi Sulaiman melihat bahwa yang mendorong hal itu dilakukan wanita yang lebih tua tidak lain karena iri dan dengki. Jelas di dalam kisah ini bahwa mengeluarkan suatu keputusan yang tepat dalam sebuah kasus seperti di atas dengan bukti dan hal-hal yang mendukung serta saksi terhadap permasalahan tersebut, merupakan pemahaman yang Allah berikan secara khusus kepada siapa yang dikehendaki-Nya,'' ujar Syaikh As-Sa'di dalam tafsirnya.

Baca Juga

  • sulaiman
  • nabi sulaiman
  • kisah nabi sulaiman
  • kebijaksanaan nabi sulaiman

Kebijaksanaan dari Nabi Sulaiman dibuktikan ketika menyelesaikan sengketa antara

sumber : Pusat Data Republika