Jumlah anak huruf yang terletak dibawah aksara berjumlah

Aksara Lampung Dan Anak Huruf – Aksara Lampung atau Had Lampung adalah bentuk tulisan yang masih berhubungan dengan dua unsur yaitu aksara pallawa dan huruf arab, aksara Lampung memiliki 20 huruf induk, 12 anak huruf aksara lampung dan 10 tanda bacanya, di mana aksara lampung ini di tulis dan dibaca dari kiri ke kanan.

Selain istilah Had lampung, aksara lampung ini juga di kenal dengan istilah kaganga, dalam proses belajar aksara lampung dan anak huruf ini sebetulnya tidaklah susah, karena sudah terdapat tuntunan yang lengkap untuk kita memahami dari aksara lampung ini.

lantas bagaimana bentuk dari aksara lampung dan anak huruf tersebut , akan di bahas di artikel aksara lampung lengkap berikut.

Dalam pembahasan kali ini kita akan belajar mengenai :

  • Aksara Lampung [had lampung]
  • Anak huruf aksara lampung
  • Tanda baca aksara lampung
  • Aksara Lampung Angka
  • Contoh menulis aksara lampung

Huruf Aksara Lampung Lengkap

Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya aksara lampung memiliki 20 huruf induk dan huruf aksara lampung tersebut di tulis dari kiri ke kanan. berikut ini untuk 20 huruf aksara lampung :

Sumber : Wikipedia

Anak Huruf aksara lampung terdiri dari 12 buah yakni anak huruf yang terletak diatas huruf, di bawah huruf dan di belakang huruf, untuk lengkapnya sebagai berikut :

  1. Anak huruf Aksara Lampung yang terletak di atas huruf: ulan, bicek, tekelubang [ang], rejenjung [ar], datas [an].
  2. Anak huruf Aksara Lampung yang terletak dibawah huruf: bitan dan tekelungau [au].
  3. Anak huruf Aksara Lampung yang terletak di belakang huruf: tekelingai [ai], keleniah [ah], nengen [tanda huruf mati].

#1. Anak Huruf Aksara Lampung di bagian atas

Sumber : WikipediaSumber : WikipediaSumber : Wikipedia

Tanda baca aksara lampung ini berjumlah 10 buah da bisa kamu gunakan untuk memberikan tanda seperti tanda titik, tanda koma dan yang lainnya, berikut untuk tanda baca aksara lampung.

Sumber : Wikipedia

Aksara Lampung dan Contoh Penulisannya

Dalam menggunakan atau menulis aksara lampung di awali dari kiri ke kanan, dengan menggunakan huruf dasar sebagai suku kata dan anak huruf sebagai penyambungnya.

berikut untuk beberapa contoh cara menulis aksara lampung.

Aplikasi Aksara Lampung

Kemajuan teknologi saat ini juga ikut dikembangkan dalam pola pembelajaran aksara Lampung, saat ini banyak terdapat aplikasi – aplikasi di Playstore khususnya yang menyediakan pembelajaran dari mulai aksara lampung itu sendiri hingga cara menulis aksara lampung.

Salah satu Aplikasi aksara Lampung yang bisa di unduh gratis melalui link berikut ini.

Font Aksara Lampung

Selain di permudah dengan aplikasi Android, pengembangan digitalisasi Aksara Lampung juga tidak berhenti sampai disitu, salah satu Perguruan tinggi terkemuka di Lampung, ikut andil dalam pengembangan tersebut dengan meluncurkan font aksara Lampung yang memudahkan kita dalam menulis Aksara Lampung di komputer melalui font tersebut.

untuk mengunduh font aksara Lampung Anda bisa mengunjungi Link berikut ini.

Kesimpulan

itulah tadi tulisan mengenai Aksara Lampung dan Anak huruf aksara lampung , yang di tulis dari berbagai sumber.

Apabila ada kekurangan dalam penulisan tersebut saya pribadi meminta maaf, yang pasti Aksara Lampung merupakan warisan budaya yang harus ketahui dan dipelajari.

Digital Marketing : SEO Specialist,SEO Content Writer, PPC Campaign, dan Blogger Lampung

Yuk kita belajar huruf lampung! Lampung merupakansalah satu propinsi di indonesia yang memeliki huruf tulis sendiri. huruf tulus ini sangat berbeda dengan huruf latin yang sering kita kenal ketika kita belajar membaca dan menulis saat kita di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pengen tahu gimana huruf lampung itu?

Huruf Lampung atau kasara lampung dikenal dengan istilah Had Lapung. kalau kita lihat lebih dekat  dalam Aksara Lampung terdiri terdapat huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan. Disamping itu terdapat juga lambing, angka, dan tanda baca. Mari kita lihat satu persatu!

Pertama, Huruf Induk

Perlu diketahui Aksara Lampung juga sering disebut dengan istilah /kaganga/, seseui dengan huruf awal dari aksara Lampung. Aksara lampung ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan. Huruf induk ini berjumlah 20 huruf. mengeai bentuk, nama, dan urutan huruf induk dapat dilihat dari gambar berikut ini:
source: //www.kotametro.com
Kedua,  Anak Hurufhal yang membedakan dengan huruf latin adalah anak huruf. Selain Huruf induk yang sudah dibahas di atas, aksara lampung memiliki Anak huruf  yang berjumlah 12 anak huruf. masing masing anak huruf memiliki bentuk, bunyi dan fungsi yang berbeda-beda. bentuk dari anak huruf tersebut dapat dilihat berikut ini:
source: //www.kotametro.com
Anak huruf itu sendiri dikelompokan menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah anak huruf yang letaknya di atas huruf induk. yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:

a. Ulan:


Jika kita perhatikan gambar anak huruf di atas, terdapat anak huruf yang bernama Ulan . Uluan sendiri berbentuk setengah lingkaran kecil yang terletak di atas huruf induk. Ulan terdiri atas dua macam: ulan yang menghadap ke atas  melambangkan bunyi [i], sedangkan ulan yang menghadap ke bawah  melambangkan bunyi []. agar lebih jelas lihat gambar berikut:
letaknya di atas huruf induk, berbunyi [e]

letaknya di atas huruf induk, berbunyi [i]
  b. Bicek Seperti halnya Ulan, Bicek terletak di atas huruf induk. Bicek berbentuk garis tegak dan melambangkan bunyi [e].
letak Bicek di atas huruf induk dan berbunyi [e]

c. Tekelubang  Tekelubang juga terletak di atas huruf induk. Tekelubang adalah anak huruf  berbentuk garis mendatar / strip kecil. Tekelubang sendiri mewakili  bunyi [ng].

-  [ng]

letak Tekelubang ada di atas huruf induk, berbunyi [ng]

d. RejenjungRejenjung adalah anak huruf Kaganga berbentuk  yang terletak diatashuruf. Rejenjung melambangkan bunyi [r].

Rejenjung mewakili bunyi [r] terletak di atas huruf induk

e. Datas

= [n]

Datas di atas huruf induk, mewakili bunyi [n]

Datas adalah anak huruf  yang berbentuk menyerupai tanda sama dengan dan terletak di atas huruf induk. Datas melambangkan bunyi [n]. Demikianlah tadi penjelasan untuk anak huruf yang letaknya di atas huruf induk. kelompok yang kedua,  Anak huruf yang terletak di bawah huruf induk. abak huruf tersebut adalah sebagai berikut:


a. Bitan

Bitan merupakan anak huruf dalam aksara lampung yang terletak dibawah huruf induk. Bitan

terdiri atas dua macam. Bitan yang berupa garis pendek mendatar [ – ] melambangkan bunyi [u] dan bitan yang berupa garis tegak  [ | ] mewakili bunyi [o].



b. Tekelungau
sementara itu Tekelungau adalah anak huruf yang berbentuk setengah lingkaran kecil dan  terletak di bawah huruf induk. Tekelungau  mewakili bunyi [au].
tekelungau mewakili bunyi [au],trletak di bawah huruf induk
Anak huruf yang ketiga adalah kelompok anak huruf yang terletak di kanan huruf induk. Kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tekelingai     

Tekelingai merupakan anak huruf yang berbentuk garis tegak [ | ] yangterletak di kanan huruf. Tekelingai melambangkan bunyi [ai].

b. Keleniah    


 Keleniah adalah anak huruf yang berbentuk seperti [ ~ ] yang terletak disebelah kanan huruf induk.  Keleniah melambangkan bunyi [h].

c. Nengen

Nengen merupakan tanda huruf mati. Nengen adalah anak huruf  yang berbentuk garis miring [ / ] dan terletak di kanan huruf induk. Nengngen melambangkan huruf yang berada di sebelah kiri nengngen menjadi huruf mati. perlu diingat bahwa  untuk melambangkan bunyi [ng], [r], [n], [y], [h], atau [w], nengen [ / ]  tidak digunakan. Bunyi-bunyi itu dilambangkan dengan menggunakan anak huruf silahlan lihat dibawag ini!

link semoga membantu

Page 2

Video yang berhubungan

BILA masyarakat Jawa punya aksara Hanacaraka, ternyata Lampung juga punya aksara khusus untuk bahasa mereka. Bahkan, dalam sejarah nenek moyang orang Lampung termasuk yang memahami pentingnya aksara bagi kehidupan bermasyarakat.

Aksara Lampung atau biasa disebut Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab, dengan menggunakan tanda-tanda fathah pada baris atas dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, di mana masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.

Aksara Lampung diperkirakan masuk ke daerah Sumatera Selatan pada era Kerajaan Sriwijaya (700-1.000 Masehi). Had Lampung dipengaruhi dua unsur, yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu, aksara Sunda, dan aksara Lontara. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah. Yakni: ka–ga–nga–pa–ba–ma–ta–da–na–ca–ja–nya–ya–a –la–ra–sa–wa–ha–gha.

Maka pemberian vokal dan diftongnya menggunakan tanda-tanda serupa fathah pada baris atas dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang. Tiap-tiap penanda vokal dan diftong tersebut mempunyai nama tersendiri.

Nama masing-masing anak huruf yang terdiri dari 12 buah itu adalah sebagai berikut: Anak huruf yang terletak di atas huruf: ulan, bicek, tekelubang (ang), rejenjung (ar), datas (an). Anak huruf yang terletak dibawah huruf: bitan dan tekelungau (au). Anak huruf yang terletak di belakang huruf: tekelingai (ai), keleniah (ah), nengen (tanda huruf mati).

Prof. K.F.Holle berpendapat, cuma sedikit suku-suku di Nusantara yang memiliki aksara sendiri, dan sebagian besar suku-suku tidak memiliki aksara, dan baru mengenal aksara setelah menerima Islam, yaitu huruf Arab-Melayu. Dan dari semua aksara Surat Ulu (aksara Kaganga), aksara Lampung memiliki kelainan tersendirii. Aksara ini telah dibahas oleh Prof. Karel Frederik Holle, Tabel van Oud en Nieuw Indische Alphabetten (Batavia, 1882), dan walau selintas disinggung juga oleh Prof. Johannes Gijsbertus de Casparis, Indonesian Palaeography: A History of Writing in Indonesia (Leiden, 1975).

Aksara atau Had Lampung memiliki dua kategori aksara, yakni; aksara Lama dan aksara Baru. Antar aksara Lampung yang sekarang masih berlaku dengan aksara-aksara lama Lampung, terdapat dalam tulisan-tulisan piagam lama yang terbuat dari kulit kayu atau tertulis di atas tanduk, buku bambu atau kertas terdapat perbedaan. Contohnya adalah kitab yang terdapat di bekas Keratuan Darah Putih bertahun 1270 H, yang ditulis dalam aksara Lampung Lama dan Arab Melayu, dengan memakan bahasa jawa Banten. Sementara aksara Lampung yang baru adalah aksara yang sekarang masih dipakai di kalangan anggota masyarakat Lampung di daerah pedalam, di kampung-kampung, dan terutama di kalangan orang tua.

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks, sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Sebagai respon positif dari masyarakat dan pemerintahan Lampung, aksara masyarakat pedalaman ini dibakukan dan diajarkan pada anak-anak di sekolah. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

Kalangan remaja pun tidak mau ketinggalan, aksara Lampung baru ini dibuat berupa software yang bisa diaplikasikan pada komputer, sehingga memungkinkan untuk berkreasi desain pada kaos, kriya, sofenir, dan sarana pergaulan lainnya dengan aksara-aksara nenek moyang ini.

Jumlah anak huruf yang terletak dibawah aksara berjumlah
  
Jumlah anak huruf yang terletak dibawah aksara berjumlah

Sebagai contoh, lihat dibawah ini:

Aksara Lampung 

Jumlah anak huruf yang terletak dibawah aksara berjumlah

Huruf Latin

Tandani ulun Lampung, wat piil-pusanggiri,
Mulia hina sehitung, wat liyom ghega dighi,
Juluk-adok gham pegung, nemui-nyimah muaghi,
Nengah-nyampugh mak ngungkung, sakai-Sambaian gawi.

Terjemahan Bahasa Indonesia

Tandanya orang Lampung, memiliki piil pesenggiri, Martabat itu penting, dengan (memiliki) rasa malu dan harga diri, Juluk adok kita pegang teguh, nemui nyimah (itu menjaga) persaudaraaan,

Nengah nyampur dan tidak individualis,(serta) bergotong royong dalam bekerja.