Jenis pengapian yang paling banyak dikombinasikan dengan sistem kontrol elektronik adalah

Amrie Muchta 10/20/2017

Advertisement

Macam macam sistem pengapian - Pernahkan anda memikirkan mengapa busi bisa mengeluarkan api ? mungkin beberapa dari anda sudah mengetahuinya bahwa busi sebenarnya tidak mengeluarkan api melainkan memercikan energi listrik. Namun, dari mana listrik sebesar itu hingga bisa berwujud seperti pantikan api ?

Kita tahu, sistem kelistrikan kendaraan menggunakan baterai dengan daya 12 volt. Tegangan sebesar ini dipastikan tidak akan mengeluarkan pantikan pada celah sebesar 0,8 mm. Untuk itu ada rangkaian peningkatan tegangan listrik agar listrik mampu keluar dari elektroda busi dalam wujud percikan api.

Rangkaian ini, disebut rangkaian sistem pengapian. Terhitung ada sekitar 4 tipe pengapian pada kendaraan, antara lain ;

  • Sistem pengapian konvensional
  • Sistem pengapian transistor (elektronik)
  • Sistem pengapian CDI (Sepeda motor)
  • Sistem pengapian DLI


Apa pengertiannya ? apa perbedaanya ? dan bagaimana cara kerjanya ? bisa anda simak semuanya pada artikel dibawah ini.



1. Sistem Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional merupakan rangkaian pengapian dengan kinerjanya secara mekanis. Mengapa disebut secara mekanis ? karena dalam hal melakukan pengubahan tegangan dilakukan secara mekanis dengan memutuskan arus primer coil menggunakan kontak pont.

Kontak point ini disebut juga sebagai platina karena ujung point ini berbahan platina. Platina, secara normal akan terhubung dengan massa, tapi apabila kaki platina terkena cam maka kontak akan terputus. Terputusnya kontak platina ini digunakan untuk meningkatkan tegangan primer dengan cara induksi elektromagnet.

Selain itu, untuk membagi busi mana yang hidup juga digunakan sistem mekanis dengan menggunakan bantuan rotor dan distributor. Komponen distributor ini terhubung dengan crankshaft sehingga saat rotor distributor berputar maka tegangan hasil induksi akan didistribusikan ke semua busi sesuai fairing order.

Baca pula ; Cara kerja sistem pengapian konvensional

Meski memakai sistem mekanis, tipe pengapian konvensional menjadi dasar terciptanya sistem pengapian modern. Saat ini, sudah sangat jarang kita temui mobil-mobil dengan sistem ini karena dari segi efisiensi listrik kalah dengan pengapian modern.



2. Sistem Pengapian Transistor

Sistem pengapian transistor menjadi skema pengapian dengan komponen elektronika, namun masih tetap ada beberapa komponen mekanis. Sistem pengapian transistor adalah rangkaian kelistrikan yanh menggunakan transistor sebagai pemutus arus primer.

Secara prinsip, sistem ini sama seperti sistem konvensional hanya saja ada output kumparan primer coil akan dihubungkan dengan sebuah transistor selaku saklar elektronik. Sementara untuk membagi tegangan, komponen distributor tetap disediakan.

Ada dua macam pengapian transistor yakni
  • Tipe semi-transistor, masih menggunakan kontak point yang dijadikan pemutus arus basis pada kaki transistor.
  • Tipe fully-transistor, tipe full transistor menggunakan signal generator yang menggantikan kontak point. Penggunaan signal generator ini tidak menimbulkan gesekan karena bekerja secara magnetic. Selengkapnya simak cara kerja pengapian elektronik.


3. Sistem pengapian CDI

Sistem pengapian berikutnya lebih banyak diaplikasikan pada sepeda motor. Pengapian CDI menggunakan capasitor yang dapat menyimpan dan mengeluarkan semua arusnya dengan cepat.

Cara kerja CDI dimulai ketika magnet menghasilkan arus saat engkol mesin berputar. Arus yang dihasilkan dalam bentuk AC akan disalurkan kedalam Capasitor unit agar arusnya bisa diserap. Dilain tempat ada pulser yang akan menentukan timming pengapian berdasakan kemagnetan.

Saat pulser mengirimkan triger maka capasitor akan mengeluarkan (discharge) seluruh arus listriknya ke coil primer. Didalam coil tegangan listrik diperbesar lagi sehingga mampu mengeluarkan api pada busi. Lebih detailnya bisa anda simak pada cara kerja pengapian CDI motor.


4. Sistem pengapian DLI

DLI merupakan singkatan dari distributor less ignition. Seperti namanya, sistem ini tidak menggunakan komponen distributor. Lantas, bagaimana kinerjanya ?

DLI banyak diaplikasikan pada mobil-mobil modern, biasanya menggunakan dual coil pack atau single coil pack. Dengan kata lain, setiap busi akan dilayani oleh sebuah coil, sehingga satu coil hanya akan meningkatkan tegangan untuk satu busi.

Dalam hal ini, pada mesin 4 silinder misalnya maka ada 4 input yang masing-masing akan memberi perintah kapan coil akan bekerja. Input ini diatur oleh ECM dengan bantuan sensor CKP, CMP dan beberapa sensor lain.

Pada tipe single coil pack maka keberadaan kabel busi juga ditiadakan karena output coil akan langsung disalurkan melalui per ke busi, Tentunya ini meningkatkan efisiensi penyaluran energi listrik. Untuk mempelajari DLI bisa anda simak cara kerja pengapian DLI

Demikian artikel lengkap dan detail mengenai macam macam sistem pengapian pada mobil dan motor, semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.

Sistem Pengapian Elektronik – Ada tiga hal yang harus ada pada sebuah mesin agar bisa hidup. Ketiga hal tersebut yaitu udara, bahan bakar serta percikan bunga api. Untuk udara dan bahan bakar tentu tanpa kita jelaskan pun semestinya semua orang sudah tau bahwa kedua hal tersebut memang telah disiapkan.

Yang jadi pertanyaan dibenak para pengguna motor atau mobil yaitu dari mana asal percikan api tersebut ? Untuk jawaban cepatnya, dalam sebah mesin tentu ada yang namanya sistem pengapian. Nah dari situlah percikan api itu dihasilkan.

Yang dimana sistem pengapian sendiri merupakan sebuah rangkaian sistematis yang berfungsi untuk memproduksi atau menghasilkan percikan bunga api lewat komponen bernama busi. Percikan tersebut akan diperoleh mesin karena adanya loncatan listrik dengan tegangan tinggi yang di hasilkan oleh coil.

Jika dilihat dari cara kerja sistem pengapian, sampai dengan saat ini ada setidaknya dua macam yaitu sistem pengapian konvensional yang akan bekerja secara mekanis dengan memanfaatkan kontak platina. Dan sistem pengepian ekentronik yang akan bekerja dengan sistem elektronik menggunakan transistor.

Dan perlu juga untuk diketahui, bahwasannya pada sistem pengapian elektronik pun masih terbagi menjadi beberapa jenis serta tipe. Yang dimana hal tersebut dibedakan dari cara kerja dan juga komponennya. Untuk itu pada kesempatan kali ini otoflik.com akan membahasnya secara lengkap.

Jenis Sistem Pengapian Elektronik

Seperti yang sudah kami sampaikan diatas, didalam sistem pengapian elektronik pun masih terbagi menjadi beberapa jenis atau tipe. Apa saja kiranya tipe atau jenis sistem pengapian ini, berikut informasi selengkapnya.

1. Sistem Pengapian Tipe Transistor

Pada jenis ini, seluruh sistem kerjanya akan memanfaatkan transistor sebagai saklar elektornik untuk memutus dan menghubungkan arus listrik yang ada didalam kumparan primer koil dengan tujuan untuk menghasilkan induksi elektromagnetik.

Jika di gambarkan, sebenarnya sistem pengapian ini hampir sama seperti CDI, hanya saja dibedakan pada bagian pengapiannya saja. Yang sebelumnya menggunakan kontak platina, pada sistem pengapian elektonik ini diganti menggunakan transistor.

Pada tipe ini, pun masih ada dua tipe yang bisa kita temukan yaitu semi transistor dan full transistor. Pada semi transistor, masih ada komponen mekanis berupa kontak platina yang bertujuan hanya untuk memutus triger yang terhubung ke bagian kakti transistor.

Sedangkan pada jenis full transistor, pengapian pada mesin akan terjadi secara elektonik tanpa adanya komponen mekanis berupa kontak platinya. Melainkan sudah digani dengan menggunakan transistor. Yang dimana untuk pemutusan tersebut memanfaatkan kaki basis menggunakan igniter.

2. Sistem Pengapian Tipe Komputer Distributor Less Ignition (DLI)

Semakin majunya teknologi sekarang ini, ada juga jenis atau tipe sistem pengapian elektronik yang semua sistemnya telah diatur oleh komputer. Yang dimana untuk proses pemutusan dan penyambungan arus listrik untuk menghasilkan induksi elektromagnetik sudah menggunakan pengaturan lewat komputer.

Dan yang jelas, sesuai dengan namanya yaitu Distributor Less Ignition, tentu saja pada sistem pengapian ini kita tidak akan lagi menemukan adanya distibutor. Untuk jenis pengapian ini biasanya banyak digunakan pada mobil modern keluaran baru belakangan ini

3. Sistem Pengapian Tipe Capasitor Discharge Ignition (CDI)

Sesuai dengan namanya yaitu Capasitor Discharge Igniton, maka pada sistem pengapian elektronik ini memanfaatkan penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi untuk kemudian digunakan membuat induksi pada ignition coil.

Untuk tempat penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi tersebut pada sistem ini mengunakan komponen yang bernana Capasitor. Dan pada umumnya sistem pengpian ini juga dibedakan menjadi dua macam yaitu CDI AC dan CDI DC.

Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik

Dari ketiga jenis sistem pengapian elektronik yang kami sebutkan diatas pun memiliki cara kerja yang berbeda untuk tiap-tiap tipenya. Bagi kalian yang ingin mengetahui lebih tentang cara kerja dari tiap-tiap sistem pengapian tersebut berikut kami jelaskan secara rinci.

1. Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

Dibedakan menjadi dua macam yaitu CDI AC dan CDI DC, sebenarnya kedua jenis tersebut memiliki cara kerja yang sama. Yaitu memanfaatkan arus yang disimpan pada kapsitor. Dimana ketika pick up coil memdapatkan sinyal maka secara otomatis SCR akan mendapatkan triger yang membuat arus tersimpan di capasitor mengalir ke ignition coil.

Adanya triger tersebut tentu akan menyebabkan timbulnya induksi kemagnetan pada kumparan primer koil. Dan adanya induksi kemagnetan tersebut membuat membuat indusi baru pada kumparan sekunder koil yang menyebabkan tegangan naik menjadi 7 kali lipat.

2. Cara Kerja Sistem Pengapian DLI

Sementara untuk cara kerja sistem pengapian elektronik tipe DLI yang merupakan sistem pengapian komputer. Maka proses pemutusan arus primer koil menggunakan ECU atau Eletronic Control Unit.

Yang dimana ketika ECU mendapatkan sinya dari sensor ECU maka akan langsung diolah untuk menghasilkan induksi elektromagnet yang kemudiana diteruskan ke busi.

3. Cara Kerja Sistem Pengapian Transistor

Saat igniter tidak mendapatkan sinyal, maka arus primer koil akan mengalir ke massa. Seingga terjadi induksi kemagnetan pada kumparan primer koil. Sementara ketika igniter mendapatkan sinyal, maka akan langsung di olah untuk memutus triger pada basis transistor.

Dengan kata lain, ketika kaki basis mendapatkan arus, maka akan langsung terjadi pemutusan arus pada koil primer. Dengan begitu akan terjadi induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang akan membuat percikan api lewat busi motor atau busi mobil.

Komponen Sistem Pengapian Elektronik

Dan pada sistem pengapian elektronik terdapat beberapa komponen yang saling berhubungan. Apa saja kiranya komponen-komponen tersebut ? berikut dapat kalian pelajari secara lengkap dan mudah.

1. Baterai

Baik mobil ataupun motor tentu ada yang namanya baterai, hanya saja mungkin akan lebih di kenal dengan sebutan aki atau accu. Fungsinya tentu sebagai penyedia arus listrik untuk sistem kelistrikan mobil dan juga termasuk sistem pengapian ini.

2. Kunci Kontak

Yang namanya sistem elektronik atau sistem kelistrikan tentu akan membutuhkan saklar guna memutus dan menghubungkan arus atau teganan yang dibutuhkan oleh sistem. Dan pada sistem pengapian pun ada yang namanya saklar atau kunci kontak yang fungsinya sebagai pemutus dan penghubung arus dari bateri ke coil.

3. Ignition Coil

Kemudian komponen yang ketiga adalah Ignition Coil yang digunakan untuk menaikan tengan baterai dari 12 volt menjadi 20 KV secara cepat dan singkat. Yang dimana komponen ini bekerja menggunakan sistem induksi elektromagnet yang bisa dikatakan hampir sama seperti trafo step up.

4. Transistor Unit

Komponen ini merupakan komponen yang begitu penting keberadaanya pada sistem pengapian elektronik. Pasalnya seluruh pemutusan arus akan langsung di kerjakan menggunakan transistor. Dimana dalam hal ini triger akan memanfaatkan kaki basis pada kaki transistor.

5. Pulse Igniter

Lalu ada juga yang namanya Pulse Igniter yang merupakan komponen sistem pengapian elektronik yang diletakan didalam distributor. Fungsinya adalah untuk mendeteksi timing pengapian yang berupa sinyal PWM yang digunakan untuk memutuskan arus basis pada kaki transistor.

6. Distributor

Bukan hanya sistem pengapian konvensional saja yang menggunakan komponen distributor. Pada sistem pengapian elektronik pun masih ada komponen distributor. Hal ini dikarenakan pengapian elektronik hanya memiliki perbedaan pada sistem atau mekanisme pemutusan arus primer coil.

7. Kabel Busi

Seperti namanya, kabel busi merupakan kabel khusus yang digunakan untuk menghantarkan arus bertegangan tinggi yang sebelumnya telah melerwati proses induksi pada ignition coil. Dan pada umumnya kabel busi ini memiliki ukuran cukup besar yaitu sekitar berdiameter 1 cm.

8. Busi

Dan komponen sistem pengapian elektronik yang terkahir adalah busi atau spark plug. Komponej ini berfungsi untuk dapat mengubah arus listrik bertegangan tinggi mencari percikan api dengan memanfaatkan celah antar konduktor bermutan positif dan negatif.

Itulah kiranya beberapa komponen sistem pengapian elektronik atau sistem pengapian transistor yang bisa kalian pelajari dengan seksama. Oya jangan lupa simak pula info menarik mengenai mekanisme katup mobil yang sudah kami sampaikan sebelumnya. Semoga apa yang sudah otoflik.com rangkum diatas bisa menjadi informasi yang bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA