Jelaskan uji hipotesis satu sisi dan uji hipotesis dua sisi

Untuk menentukan apakah pengujian yang dilakukan merupakan uji satu sisi atau dua sisi, kita harus melihat hiotesis yang akan diuji.

Uji dua sisi

Uji dua sisi dilakukan jika pada hipotesis Ho dan H1  yang akan diuji hanya mengandung persamaan dan pertidaksamaan.

Contoh :

 - Peneliti ingin mengetahui apakah penjualan daerah A berbeda ( tidak sama) dengan di daerah B

 - Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan curah hujan di Bogor dan di Bandung

 - Peneliti ingin menguji apakah terjadi perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah diberi treatment

Uji satu sisi

Uji satu sisi dilakukan jika pada H1 yang akan diuji terdapat pertidaksamaan yang mengarah kepada criteria tertentu.

Contoh :

-  Peneliti ingin mengetahui apakah penjualan daerah A lebih besar dibandingkan  daerah B

 - Peneliti ingin mengetahui apakah curah hujan di Bogor lebih sedikit daripada di Bandung

 - Peneliti ingin menguji apakah tekanan darah menurun setelah diberikan treatment

Dua cara melaksanakan uji signifikansi statistik dari suatu karakteristik, yang diambil dari populasi, berkenaan dengan statistik uji, adalah uji satu sisi dan uji dua sisi. Tes satu sisi mengacu pada tes hipotesis nol, di mana hipotesis alternatif diartikulasikan secara terarah. Di sini, wilayah kritis hanya terletak pada satu ekor. Namun, jika hipotesis alternatif tidak ditunjukkan secara terarah, maka itu dikenal sebagai uji dua- sisi dari hipotesis nol., Di mana wilayah kritis adalah salah satu dari kedua ekor.

Untuk menguji hipotesis, statistik uji diperlukan, yang mengikuti distribusi yang diketahui. Dalam sebuah tes, ada dua divisi kurva kepadatan probabilitas, yaitu wilayah penerimaan dan wilayah penolakan. wilayah penolakan disebut sebagai wilayah kritis .

Di bidang penelitian dan eksperimen, perlu diketahui perbedaan antara uji satu-ekor dan dua-ekor, karena mereka cukup umum digunakan dalam proses.

Grafik perbandingan

Dasar PerbandinganTes satu sisiTes dua sisi
BerartiUji hipotesis statistik di mana hipotesis alternatif hanya memiliki satu ujung, dikenal sebagai uji satu sisi.Tes signifikansi di mana hipotesis alternatif memiliki dua ujung, disebut uji dua sisi.
HipotesaDirectionalNon-directional
Wilayah penolakanBaik kiri atau kananKeduanya kiri dan kanan
MenentukanJika ada hubungan antar variabel dalam satu arah.Jika ada hubungan antar variabel di kedua arah.
HasilLebih besar atau kurang dari nilai tertentu.Lebih besar atau kurang dari rentang nilai tertentu.
Masuk hipotesis alternatif> atau <

Uji satu arah menyinggung uji signifikansi di mana wilayah penolakan muncul di salah satu ujung distribusi pengambilan sampel. Ini menunjukkan bahwa estimasi parameter uji lebih besar atau lebih kecil dari nilai kritis. Ketika sampel yang diuji jatuh di wilayah penolakan, yaitu sisi kiri atau kanan, seperti yang terjadi, itu mengarah pada penerimaan hipotesis alternatif daripada hipotesis nol. Ini terutama diterapkan dalam distribusi chi-square; yang memastikan kebaikan fit.

Dalam uji hipotesis statistik ini, semua wilayah kritis, terkait dengan α, ditempatkan di salah satu dari dua ekor. Tes satu sisi dapat:

  • Tes ekor kiri : Ketika parameter populasi diyakini lebih rendah dari yang diasumsikan, uji hipotesis yang dilakukan adalah tes ekor kiri.
  • Uji berekor kanan : Ketika parameter populasi seharusnya lebih besar dari yang diasumsikan, uji statistik yang dilakukan adalah uji berekor kanan.

Definisi Uji Dua Ekor

Tes dua sisi digambarkan sebagai tes hipotesis, di mana wilayah penolakan atau mengatakan area kritis berada di kedua ujung distribusi normal. Ini menentukan apakah sampel yang diuji berada di dalam atau di luar kisaran nilai tertentu. Oleh karena itu, hipotesis alternatif diterima sebagai pengganti hipotesis nol, jika nilai yang dihitung jatuh di salah satu dari dua ekor dari distribusi probabilitas.

Dalam tes ini, α dibagi dua menjadi dua bagian yang sama, menempatkan setengah di setiap sisi, yaitu mempertimbangkan kemungkinan efek positif dan negatif. Hal ini dilakukan untuk melihat, apakah estimasi parameter berada di atas atau di bawah parameter yang diasumsikan, sehingga nilai ekstrim, berfungsi sebagai bukti terhadap hipotesis nol.

Perbedaan Kunci Antara Tes Satu-ekor dan Dua-ekor

Perbedaan mendasar antara uji satu sisi dan dua sisi, dijelaskan di bawah ini dalam poin:

  1. Tes satu sisi, seperti namanya adalah uji hipotesis statistik, di mana hipotesis alternatif memiliki satu ujung. Di sisi lain, uji dua sisi menyiratkan uji hipotesis; dimana hipotesis alternatif memiliki dua tujuan.
  2. Dalam uji satu sisi, hipotesis alternatif diwakili secara terarah. Sebaliknya, tes dua sisi adalah tes hipotesis non-directional.
  3. Dalam uji satu arah, wilayah penolakan berada di sebelah kiri atau kanan distribusi sampel. Sebaliknya, wilayah penolakan ada di kedua sisi distribusi pengambilan sampel.
  4. Tes satu arah digunakan untuk memastikan apakah ada hubungan antara variabel dalam satu arah, yaitu kiri atau kanan. Berlawanan dengan ini, uji dua sisi digunakan untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara variabel di kedua arah.
  5. Dalam uji satu sisi, parameter uji yang dihitung lebih atau kurang dari nilai kritis. Tidak seperti, uji dua sisi, hasil yang diperoleh berada di dalam atau di luar nilai kritis.
  6. Ketika hipotesis alternatif memiliki tanda '≠', maka dilakukan uji dua sisi. Sebaliknya, ketika hipotesis alternatif memiliki tanda "> atau <", maka uji satu sisi dilakukan.

Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa perbedaan dasar antara tes satu-ekor dan dua-ekor terletak pada arahnya, yaitu dalam hal hipotesis penelitian mensyaratkan arah keterkaitan atau perbedaan, maka uji satu sisi diterapkan, tetapi jika hipotesis penelitian tidak menunjukkan arah interaksi atau perbedaan, kami menggunakan uji dua sisi.

Pengertian Uji Hipotesis dan Jenis-jenisnya – Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut. Pernyataan ataupun asumsi sementara  yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan  keputusan  yang bersifat Objektif.

Contoh dari Pernyataan Hipotesis yang harus diuji kebenarannya antara lain :

  • Mesin Solder 1 lebih baik dari Mesin Solder 2
  • Metode baru dapat menghasilkan Output yang lebih tinggi
  • Bahan Kimia yang baru aman dan dapat digunakan

Pengambilan Keputusan dalam uji Hipotesis dihadapi dengan dua kemungkinan kesalahan yaitu :

Kesalahan Tipe I (Type I Error)

Kesalahan yang diperbuat apabila menolak Hipotesis yang pada hakikatnya adalah benar. Probabilitas Kesalahan Tipe I ini biasanya disebut dengan Alpha Risk (Resiko Alpha). Alpha Risk dilambangkan dengan simbol α.

Kesalahan Tipe II (Type II Error)

Kesalahan yang diperbuat apabila menerima Hipotesis yang pada hakikatnya adalah Salah. Probabilitas KesalahanTipe II ini biasanya disebut dengan Beta Risk (Resiko Beta). Beta Risk dilambangkan dengan simbol β

Dalam Pengujian Hipotesis, diperlukan membuat 2 pernyataan Hipotesis yaitu :

Pernyataan Hipotesis Nol (H0)

  • Pernyataan yang diasumsikan benar kecuali ada bukti yang kuat untuk membantahnya.
  • Selalu mengandung pernyataan “sama dengan”, “Tidak ada pengaruh”, “Tidak perbedaan”
  • Dilambangkan dengan H0
  • Contoh : H0 : μ1 = μ2 atau H0 : μ1 ≥ μ2

Pernyataan Hipotesis Alternatif (H1)

  • Pernyataan yang dinyatakan benar jika Hipotesis Nol (H0) berhasil ditolak.
  • Dilambangkan dengan H1 atau HA
  • Contoh H1 : μ1 ≠  μ2 atau H1 : μ1 > μ2

Dalam menentukan Formulasi Pernyataan H0 dan H1, kita perlu mengetahui Jenis Pengujian berdasarkan sisinya. Terdapat 2 Jenis Pengujian Formulasi Ho dan H1, antara lain :

Pengujian 1 (Satu) Sisi (one tail test)

Sisi Kiri

H0 : μ = μ1
H1 : μ < μ1
Tolak H0 bila t hitung < -t tabel

Sisi Kanan

H0 : μ = μ1
H1 : μ > μ1
Tolak H0 bila t hitung > t tabel

Pengujian 2 (Dua) Sisi (two tail test)

H0 : μ = μ1
H1 : μ ≠ μ1
Tolak H0 bila t hitung > t tabel

Jenis-Jenis Statistik Uji Hipotesis yang sering digunakan

1 sample z test (Pengujian z satu sample)

1 sample z test digunakan jika data sample melebihi 30 (n > 30) dan Simpangan Baku (Standar Deviasi) diketahui.
Silakan lihat Tabel untuk Rumus 1 sample z test

1 sample t test (Pengujian t satu sampel)

1 sample t test digunakan apabila data sample kurang dari 30 (n < 30) dan Simpangan Baku tidak diketahui.
Silakan lihat Tabel untuk Rumus 1 sample t test.

2 sample t test (Pengujian t dua sampel)

2 sample t test digunakan apabila ingin membandingkan 2 sampel data.
Silakan lihat Tabel untuk Rumus 2 sampel t test.

Pair t test (Pengujian pasangan t)

Pair t test digunakan apabila ingin membanding 2 pasang data.
Silakan lihat Tabel untuk Rumus Pair t test

1 Proportion test (PengujianProporsi 1 (satu) sampel)

1 Propostion test digunakan untuk menguji Proporsi pada 1 populasi
Silakan lihat Tabel  untuk Rumus 1 Proportion test

2 Proportion test (PengujianProporsi 2 (dua) sampel)

2 Proportion test digunakan untuk menguji Perbanding Proporsi 2 populasi
Silakan lihat Tabel  untuk Rumus 1 Proportion test

Keterangan :

t = t statistik z = z statistik df = derajat kebebasan (degree of freedom) = Rata-rata (Mean) sample μ = Rata-rata Populasi n = Jumlah sample σ = Simpangan Baku Populasi s = Simpangan Baku Sample

d0 = Dugaan rata-rata populasi


= Proporsi Sample

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA