Jelaskan prinsip pengolahan limbah dengan sistem 3R

BULUNGAN (kla.id) – Kerja bakti massal dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional berlangsung di Pasar Induk Jl Sengkawit, Tanjung Selor pada Jumat pagi (22/2). Kegiatan yang diikuti Polda Kaltara, Kodim 0903 Tjs serta Pemkab Bulungan dan Pelajar tingkat SLTA, SLTP, SD dan TK/PAUD yang ada di Tanjung Selor tersebut bertujuan membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah.

Prinsip 3R dalam pengelolaan sampah meliputi sikap dan perilaku mendaur ulang, menggunakan kembali serta mengurangi sampah. Pemerintah juga menargetkan Indonesia akan bebas sampah pada 2020. Selain itu, sampah berupa kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem.

Wakapolda Kaltara, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Drs Zainal Arifin Paliwang, SH., M.Hum dalam sambutannya menyampaikan, adanya Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari berdasarkan peristiwa kelabu di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.
Peristiwa naas terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan 2 kampung yaitu Kampung Cilimus dan Kampung Pojok hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.

Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.


“Kita berharap seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesadaran mengelola sampah dengan prinsip 3R,” terang Kapolda. Dilanjutkan, Pasar Induk di Jl Sengkawit, Tanjung Selor yang berada di pusat kota hendaknya dapat menunjukkan kondisi yang bersih serta menjadi contoh pengelolaan sampah yang baik. Pasar juga menjadi tempat aktifitas masyarakat yaitu pertemuan antara penjual dan pembeli.

“Mudah-mudahan Pasar Induk di Ibukota Provinsi Kaltara ini ke depannya dapat lebih bersih,” harapnya. Bupati bersama jajaran Pemkab Bulungan turut berpartisipasi dalam kerja bakti massal di Pasar Induk. Termasuk Bappeda dan Litbang Bulungan yang menampilkan karya daur ulang sampah plastik.
//www.bulungan.go.id/v5/index.php/kontak-kami/1250-terapkan-prinsip-3r-pengelolaan-sampah

Ilustrasi limbah makanan. Foto: Shutter Stock

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik. Jika dilihat dari bahan utamanya, limbah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni limbah padat, cair, dan gas.

Beberapa jenis limbah mengandung bahan beracun yang bisa membahayakan lingkungan sekitar. Limbah juga bisa membahayakan manusia dan makhluk hidup lain jika tidak bijak dalam mengolahnya.

Masing-masing jenis limbah memiliki cara tersendiri dalam pengolahannya. Terdapat prinsip dasar pengolahan limbah yang harus dipahami manusia. Apa saja? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Prinsip Pengolahan Limbah

Menurut Gunawan dalam buku Senjakala Bumi: Serampai Esai Masa Pandemi, ada empat prinsip pengolahan limbah yang harus diperhatikan yaitu reduce, reuse, recycle, dan replace. Prinsip ini biasa dikenal dengan istilah 4R yaitu pemanfaatan kembali sampah atau barang-barang yang sudah tidak digunakan.

Ilustrasi sampah styrofoam bekas bungkus makanan Foto: Dok.Shutterstock

Prinsip 4R dapat dijadikan sebagai media efektif dalam pengolahan sampah. Adapun penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut:

Reduce dilakukan dengan mengurangi barang yang digunakan. Karena semakin banyak kita menggunakan material, maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Contoh dari kegiatan reduce yaitu mengganti pemakaian kantong plastik sekali pakai menjadi kantong belanja yang ramah lingkungan.

Reuse artinya menggunakan kembali barang-barang yang bisa digunakan. Untuk memaksimalkannya, kita bisa menghindari pemakaian barang-barang disposable (sekali pakai) seperti botol plastik dan kantong sekali pakai.

Recycle artinya mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak berguna menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya, kemasan bungkus kopi diubah menjadi tas, karpet, dompet, dan lain-lain.

Replace berarti mengganti barang sekali pakai dengan barang yang tahan lama atau lebih ramah lingkungan. Misalnya, mengganti pemakaian styrofoam dengan daun pisang untuk membungkus makanan.

Mengutip buku Rumah Tangga Peduli Lingkungan (2008) karya Bagong Suyoto, terdapat beberapa contoh konkret kegiatan reduce, reuse, recycle, dan replace yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut:

com-Ilustrasi sampah plastik Foto: shutterstock

  • Mengurangi pemakaian kantong plastik sekali pakai ketika berbelanja di pasar

  • Memaksimalkan penggunaan wadah, kantong, ataupun benda yang dapat digunakan berulang kali.

  • Menggunakan alat-alat penyimpanan elektronik yang efisien.

  • Memanfaatkan botol plastik air mineral sebagai tempat penyimpanan zat cair tertentu seperti sabun, minyak, dan lain-lain.

  • Mendaur ulang kembali sisa-sisa bahan makanan.

  • Mengubah sampah plastik menjadi souvenir.

  • Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

  • Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur.

  • Memanfaatkan kaleng atau baskom besar sebagai pot bunga atau tempat sampah.

  • Memanfaatkan gelas atau botol plastik untuk pot bibit dan macam-macam kerajinan.

  • Memanfaatkan bekas kemasan plastik tebal sebagai tas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA