Jelaskan perbedaan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam buku fiksi

TRIBUN-TIMUR.COM - Perbedaan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen

Dalam penulisan sebuah cerita pendek atau cerpen, terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Sudah tahu perbedaan kedua unsur tersebut?

Sebelumnya, ketahui dulu pengertian dari cerpen.

Cerpen adalah salah satu jenis prosa yang isi ceritanya bukan kejadian nyata dan hanya dibuat-buat.

Baca juga: Jenis Notasi Algoritma Beserta Contohnya

Baca juga: Favorit Banyak Orang, Ketahui Bagaimana Tempe Dibuat

Cerpen tergolong dalam karya sastra yang sifatnya fiksi.

Tentunya tiap karya sastra, termasuk cerpen, memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membantu penyusunan dan pengembangan karyanya.

Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi (2018), cerpen merupakan cerita yang dapat selesai dibaca dalam jangka waktu pendek atau tidak membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya.

Cerpen juga bisa diartikan sebagai karangan fiktif mengenai kehidupan seseorang atau kisah tentang kehidupan yang berfokus pada satu tokoh saja.

Cerpen disebut fiktif karena tidak harus memaparkan kisah menurut kejadian yang sebenarnya.

Unsur intrinsik cerpen

Dalam jurnal Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Protes” karya Putu Wijaya (2017), unsur intrinsik adalah berbagai unsur penyusun dari dalam untuk sebuah karya sastra.

Unsur intrinsik cerpen terdiri atas:

Tema

Tema merupakan persoalan utama yang disuguhkan pengarang dalam sebuah cerpen.

Tema memuat pandangan hidup, cita-cita pengarang, serta bagaimana cara memandang persoalan tersebut.

Baca juga: Alasan Kenapa Tak Ada Penguin di Kutub Utara

Baca juga: Sama-sama Tertutupi Salju, Mengapa Kutub Selatan Lebih Dingin Dibanding Kutub Utara?

Tema juga bisa diartikan sebagai gagasan dasar sebuah cerita.

Contohnya tema percintaan, persahabatan, keluarga, dan lainnya.

Alur

Adalah rangkaian peristiwa yang dijalani secara saksama dengan menggerakkan cerita, mulai dari awal, klimaks permasalahan, hingga penyelesaiannya.

Alur juga bisa dikatakan sebagai struktur penyusun kejadian yang tersusun secara logis.

Latar

Latar adalah gambaran ruang dan waktu terjadinya peristiwa. Latar juga berkaitan dengan suasana ketika peristiwa terjadi dalam sebuah karya sastra.

Umumnya latar dibagi menjadi dua, yakni latar tempat (misalnya sekolah, rumah, jalan) serta latar waktu (pagi, siang, malam).

Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan cara penulisan dan pemilihan bahasa dalam penulisan karya sastra.

Penggunaan gaya bahasa dapat meningkatkan daya tarik sebuah karya sastra.

Gaya bahasa dapat juga diartikan sebagai gaya penceritaan atau penuturan cerita.

Baca juga: Tahukah Kamu Kemana Matahari Saat Petang Tiba?

Baca juga: 7 Hewan Tidur dengan Cara Unik, Ada yang Tahan Napas Sampai Terbangun

Selain empat unsur di atas, cerpen masih memiliki tiga unsur intrinsik lain.

Berikut penjelasannya yang dikutip dari jurnal Kemampuan Menentukan unsur Intrinsik Cerpen melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Palopo (2016) karya Josilia Lotto Limbong:

1. Tokoh dan penokohan

Adalah orang yang kisahnya diceritakan dalam sebuah karya sastra, beserta dengan penggambaran jelas mengenai orang tersebut. Tokoh merupakan pelaku dalam ceritanya. Sedangkan penokohan merupakan watak yang dimiliki pelaku tersebut. Misalnya nama tokoh Ani, ia memiliki watak sombong dan tidak jujur.

2. Sudut pandang

Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang dalam penyajian kisah cerpen. Sudut pandang juga termasuk cara melihat tokoh cerita dalam menempatkan dirinya. Sudut pandang ditampilkan untuk mengemukakan gagasan serta ceritanya.

3. Amanat

Amanat adalah pesan yang dapat diambil dari sebuah karya sastra. Amanat bisa berupa harapan, nasihat, kritik, dan lainnya. Amanat diharapkan bisa dijadikan panduan hidup bagi pembaca untuk bisa belajar dari kisah atau tokoh yang diceritakan.

Unsur ekstrinsik cerpen

Melansir dari jurnal Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 serta Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (2016) karya Sri Lestari, unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar karya sastra.

Unsur ekstrinsik secara tidak langsung mempengaruhi penyusunan sebuah karya sastra.

Unsur ini sama pentingnya dengan unsur intrinsik.

Setidaknya ada tiga unsur ekstrinsik cerpen, yaitu:

- Latar belakang pengarang

Adalah latar belakang pengarang itu sendiri. Biasanya meliputi nama, karier, tempat tinggal, hobi, dan lain sebagainya.

Misalnya pengarang berasal dari Jakarta, sehingga ia tahu betul penggambaran latar tempat dan suasana khas Jakarta.

- Nilai yang terkandung di dalam karya sastra

Nilai menjadi satu unsur yang sangat penting dalam sebuah karya sastra.

Nilai ini dapat berupa nilai sosial, budaya, religi, moral, atau lainnya.

Nilai-nilai ini disampaikan pengarang lewat tulisan supaya pembaca bisa mengambil dan memahami nilai tersebut.

Latar belakang masyarakat Berbeda dengan latar belakang pengarang, latar belakang ini lebih berfokus pada kehidupan masyarakat itu sendiri.

Unsur ini berasal dari suasana dan kondisi lingkungan masyarakat di tempat pengarang menciptakan karyanya.

Misalnya seperti bagaimana kondisi sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "//www.kompas.com/skola/read/2021/07/23/115150769/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-pada-cerpen,".

Sumber: Kompas.com

Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun cerita buku fiksi dari dalam cerita. Sementara itu, unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun buku fiksi yang berkaitan dengan keadaan di luar cerita buku fiksi tersebut.
1. Tema 2. Alur

  • Alur maju
  • Alur mundur
  • Alur campuran

3. Latar

  • Latar tempat
  • Latar waktu
  • Latar suasana
  • Latar sosial budaya

4. Penokohan

  • Tokoh protagonis
  • Tokoh antagonis

5. Sudut pandang

  • Sudut pandang orang ketiga
  • Sudut pandang orang pertama

6. Amanat

1. Bahasa

2. Latar belakang pengarang

3. Nilai-nilai dalam buku fiksi

  • Nilai moral
  • Nilai religius
  • Nilai budaya
  • Nilai kepahlawanan
  • Nilai sosial
  • Nilai politik

tirto.id - Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan situasi yang cenderung subjektif oleh pengarang. Pengkajian karya sastra seperti cerpen dan novel dapat ditelaah melalui dua unsur tersebut.

Ahli pendidikan bahasa dan sastra dari Universitas Negeri Yogyakarta, Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa novel dipahami sebagai karya fiksi yang cenderung menawarkan dunia ideal, dunia imajinatif yang dibangun berdasarkan unsur intrinsiknya.

Melansir dari Buku Bahasa Indonesia II milik Mokhamad Irman, Tri Wahyu Prastowo, Nurdin, novel ataupun cerpen juga termasuk bentuk dari narasi.

Narasi merupakan cerita yang didasarkan pada urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta tentang riwayat seseorang, riwayat hidup yang ditulis sendiri, ataupun pengalaman. Narasi tersebut disebut narasi ekspositoris.

Narasi juga bisa berisi cerita fiksi atau rekaan. Bentuk dari narasi tersebut dikenal dengan nama narasi imajinatif.

Dengan begitu, novel ataupun cerpen tidak hanya berisi cerita fiksi saja, tetapi juga bisa berisi fakta.

Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik dalam Novel dan Cerpen

1. Unsur Intrinsik dalam novel dan cerpen

Unsur intrinsik dalam novel ataupun cerpen merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Kepaduan antar berbagai unsur tersebut, akhirnya membangun inti cerita.

Tema

Menurut Nurgiyantoro dalam modul 3 Ceritaku Ceritamu, tema merupakan makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Karya sastra yang baik, merupakan karya sastra yang memiliki makna. Tema juga dapat dipahami sebagai gagasan pokok dalam sebuah cerita.

Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh dalam novel ataupun cerpen, tidak terbatas dalam wujud manusia saja, tetapi juga bisa berwujud hewan ataupun benda.

Tokoh dibedakan dalam beberapa sifat di antaranya, tokoh protagonis atau tokoh dengan sifat positif. Kemudian, tokoh antagonis atau tokoh dengan sifat negatif.

Lalu, tokoh tritagonis yang merupakan tokoh dengan sifat penengah atau netral. Sementara penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan terdiri dari karakter tokoh, yang terdiri dari watak, dan ciri fisik tokoh.

Latar

Latar meliputi, tempat, waktu, maupun keadaan yang menimbulkan terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita. Peristiwa-peristiwa tersebut, terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu.

Menurut akademisi Sastra Indonesia, Panuti Sudjiman, secara sederhana latar cerita dapat dikatakan sebagai keterangan, petunjuk, dan pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam novel ataupun cerpen.

Latar dibagi menjadi dua jenis, yaitu latar fisik dan spiritual. Latar fisik terdiri dari latar waktu dan tempat. Contoh latar tempat adalah nama kota, desa, jalan, sungai, dan sebagainya. Sementara contoh waktu adalah, tahun, tanggal, pagi, siang, malam, dan sebagainya.

Sedangkan latar spiritual dalam novel ataupun cerpen berwujud berwujud tata cara, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang berlaku di tempat tersebut. Latar spiritual disebut juga dengan latar sosial.

Alur

Alur atau plot menjadi kerangka dasar suatu tindakan yang bertalian satu sama lain dalam sebuah cerita novel ataupun cerpen. Umumnya, plot novel ataupun cerpen tidaklah sederhana karena pengarang menyusunnya berdasarkan kaitan sebab akibat.

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa menjalin suatu cerita. Menurut Buku Bahasa Indonesia berjudul Ceritaku Ceritamu, alur dibedakan menjadi tiga hal. Tiga hal tersebut adalah, alur maju, mundur, dan campuran.

Alur maju disebut juga dengan alur progresif. Dengan menggunakan jenis alur tersebut, pengarang akan menyajikan cerita secara berurutan mulai dari tahap perkenalan hingga tahap penyelesaian.

Alur mundur merupakan proses cerita yang tidak urut. Alur mundur disebut juga dengan alur regresif. Biasanya, pengarang akan menceritakan kisah mulai dari konflik lalu penyelesaian. Kemudian, pengarang akan menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik.

Sementara alur campuran atau gabungan adalah alur yang terdiri dari alur maju, dan alur mundur.

Infografik SC Intrinsik/Ekstrinsik dalam Cerita. tirto.id/Sabit

Sudut Pandang

Sudut pandang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Pengarang akan mengklasifikasikan pencerita atau tokoh yang menyampaikan cerita, melalui sudut pandang orang pertama, maupun sudut pandang orang ketiga.

Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata “aku". Sementara sudut pandang orang ketiga menggunakan kata “dia".

Sudut pandang orang pertama dapat muncul sebagai pelaku utama, maupun pelaku sampingan. Sudut pandang orang pertama pelaku utama, mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang dialaminya.

Sementara sudut pandang orang pertama pelaku sampingan hadir dalam cerita hanya untuk membawa cerita kepada pembaca.

Kemudian, tokoh cerita yang dikisahkan akan dibiarkan untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya di sana. Tokoh yang dibiarkan itulah, yang akan menjadi tokoh utama.

Tokoh utama umumnya akan banyak tampil untuk membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya.

Amanat

Amanat merupakan pesan moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Amanat dapat disampaikan secara implisit ataupun eksplisit.

Secara implisit berarti, amanat sifatnya tersirat atau tidak langsung. Biasanya, pembaca dapat mengambil amanat cerita dari, tingkah laku tokoh menjelang cerita pada novel ataupun cerpen berakhir.

Sementara amanah yang bersifat eksplisit berarti pengarang di tengah ataupun akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, ujaran, larangan, dan sebagainya secara langsung.

Sehingga, pembaca tidak perlu menganalisis lagi amanat cerita dalam novel ataupun cerpen yang sebenarnya.

2. Unsur Ekstrinsik dalam Novel dan Cerpen

Unsur ekstrinsik merupakan situasi yang cenderung subjektif oleh pengarang. Dalam hal ini, pengarang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang akan diutarakan dalam novel ataupun cerpen.

Menurut kritikus sastra Rene Wellek dan Austin Warren unsur ekstrinsik dalam novel ataupun cerpen dibedakan ke dalam empat hal, di antaranya:

  • Mengkaji hubungan antara sastra dengan biografi atau psikologi pengarang. Itu berarti, latar belakang kehidupan pengarang atau kejiwaannya akan mempengaruhi proses penciptaan novel ataupun cerpen. Unsur ekstrinsik sebuah karya sastra juga ditentukan dari latar belakang masyarakat yang meliputi ideologi negara, kondisi politik, sosial, dan ekonomi.
  • Mengkaji hubungan sastra dengan aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Aspek tersebut akan mempengaruhi cerita dalam novel ataupun cerpen.
  • Mengkaji hubungan antara sastra dengan hasil-hasil pemikiran manusia, ideologi, filsafat, pengetahuan, dan teknologi.
  • Mengkaji hubungan antara sastra dengan semangat zaman, atmosfir atau iklim aktual tertentu. Unsur ekstrinsik sebuah karya sastra bergantung pada pengarang menceritakan karya itu.

Baca juga:

  • Apa Perbedaan Biografi dan Autobiografi? Ini Ciri-cirinya
  • Cara Membuat Teks Laporan Hasil Observasi

Baca juga artikel terkait UNSUR INTRINSIK atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati
(tirto.id - ega/ale)


Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Ega Krisnawati

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA