Candi memiliki ciri khas tersendiri di tiap tiap daerah. Antara candi yang dibuat di Indonesia dengan yang ada di India sebagai pusat agama Hindu Buddha pun berbeda. Berikut ini adalah tabel perbedaan candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur
No | Candi Jawa Tengah | Candi Jawa Timur |
1 | Bentuk candi berbentuk tambun | Bentuk candinya ramping |
2 | Atapnya candi berbentuk berundak-undak | Atapnya candi perpaduan tingkatan |
3 | Puncak dari candi berbentuk ratna atau stupa | Puncaknya candi segitiga |
4 | Pada Bagian gawang pintu atau relung terdapat hiasan kala makara | Tidak terdapat makara , pintu serta relung hanya terdapat di bagian ambang atasnya, yang diberi kepala kala |
5 | Pada bagian reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya bersifat alamiah | Pada bagian reliefnya timbul sedikit dan lukisannya simbolis menyerupai wayang kulit |
6 | Candi di terletak di tengah halaman | Candi terletak di bagian belakang halaman |
7 | Sebagian besar candi di Jawa Tengah menghadap ke timur | Sebagian besar candi di Jawa Timur menghadap ke barat |
8 | Sebagian besar terbuat dari batu andesit | Sebagian besar terbuat dari bata |
Baca Juga : Perbedaan Candi Hindu dan Buddha
Perbedaan lain antara candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur
1. Bentuk Bangunan
Candi Jawa Timur umumnya lebih artistik dibandingkan dengan candi – candi di Jawa Tengah. Kaki candi pada umumnya lebih tinggi dan berbentuk selasar bertingkat. Pada umumnya bentuk candi di Jawa Timur meruncing keatas dengan atap candi berbentuk kubus.
Candi di Jawa Tengah pada umumnya berbentuk tambun dengan puncak atap yang meruncing. Kaki candi dan tubuh candi pada umumnya memiliki selasar yang cukup lebar, yang berfungsi sebagai tempat melakukan pradaksina.
Pradaksina merupakan ritual mengelilingi obyek yang dianggap suci. Ritual pradaksina diawali dari sisi timur (daksina) dengan obyek berada di sebelah kanan badan kemudian mengitari obyek ke arah selatan searah dengan jarum jam. Sambil memutari obyek, dilakukan pula puja – puja atau doa – doa yang berulang.
2. Hiasan pada Tangga Masuk
Pada candi – candi di Jawa Timur menggunakan patung atau ukiran naga sebagai hiasan pada tangga. Sedangkan pada candi Jawa Tengah menggunakan makara sebagai hiasan pada tangga masuk candi.
3. Relief dan Patung Candi
Relief pada candi Jawa Timur
- Pemahatan menggunakan teknik yang dangkal atau tipis (Ketebalan pahatan berkisar 1/4 ketebalan media)
- Obyek yang dipahat berupa figur simbolis (tokoh manusia) seperti wayang kulit
- Seluruh panil berisi hiasan
- Cerita yang dipahat tidak lengkap hanya sepotong – sepotong (seperti episode pada film)
- Pada umumnya mengisahkan tentang cerita romantis dengan acuan kepustakaan Jawa Kuno
- Obyek digambarkan tampak samping
Pada candi Jawa Tengah
- Teknik pahatan dalam dengan ketebalan pahatan 1/2 hingga 3/4 dari media
- Penggambaran bersifat naturalis
- terdapat bidang – bidang yang kosong pada panil
- Cerita dipahat secara lengkap dari awal hingga akhir
- Cerita yang dipahatkan umumnya wiracarita (epos) dan acuannya adalah kesusastraan India
Relief pada candi Jawa Timur umunnya berkisah mengenai patung – patung Trimurti (tiga dewa dalam Hindu). Sedangkan pada candi di Jawa Tengah biasanya dihiasi dengan relief yang berkaitan dengan ajaran Buddha.
4. Formasi Candi
Pada candi Jawa Timur, pada umumnya letak candi induk berada pada belakang halaman serta menghadap ke arah barat. Sedangkan pada candi Jawa Tengah, candi induk berada di tengah dan menghadap ke arah timur.
5. Hiasan Kala
Kala pada candi di Jawa Timur memiiki rahang bawah (berdagu) dan terlihat jelas sepasang siung (gigi taring) di kanan dan kiri. Pada zaman Singasari dan Majapahit bentuk kala dilengkapi dengan sepasang tanduk dan taring yang mencuat dari pipi kiri dan kanan.
Kala pada candi Jawa Tengah digambarkan tanpa rahang bawah (tidak berdagu) dan seringkali tidak memiliki siung dan menggambarkan wajah singa dengan simbol wajah kemenangan (kirttimukha).
6. Fungsi Candi
Candi – candi di Jawa Timur khususnya candi dari Kerajaan Majapahit memliki keistimwaan tersendiri dari candi – candi lain. Dari segi fungsi, candi di Jawa Tengah dikenal sebagai candi pemujaan, sedangkan candi di Jawa Timur berkaitan dengan ritus pemujaan leluhur, candi berfungsi sebagai tempat pendharmaan dan wadah mengenang raja yang telah meninggal.
Pernah pelesir atau liburan ke situs suci umat Hindu-Budha ini kan? Tahu gak sih ternyata istilah candi berasal dari kata candika yang merujuk pada salah satu nama dewi kematian yaitu Dewi Durga. Maka dari itulah, candi di Indonesia biasanya digunakan sebagai bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat terutama para maharaja.
Bangunan candi di Indonesia memiliki bentuk yang beragam. Tiap-tiap candi pun memiliki ciri khusus yang menunjukkan keunikannya. Ciri dan keunikan itulah yang menunjukkan 'langgam' atau gaya tertentu. Gaya ini dapat dilihat dari sekumpulan ciri atau kombinasi sejumlah ciri yang bersifat khas dan membedakan dengan lainnya.
Ada dua langgam yang menjadi ciri candi di Indonesia yaitu langgam Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lalu apa perbedaannya? Simak ulasan berikut ya!
Kebanyakan candi di Jawa Tengah berbentuk tambun dengan atap berupa stupa/ratna yang berundak-undak. Diantara kaki dan tubuh candi terdapat selasar yang cukup lebar, berfungsi sebagai tempat ritual 'pradaksina' atau prosesi ritual mengililing objek candi.
Berbeda dengan di Jawa Tengah, di Jawa Timur candi berbentuk lebih ramping dengan atap bertingkat mengecil ke atas dan puncak atap berbentuk kubus sehingga terlihat lebih minimalis dan artistik. Peninggalan yang patut dijaga dan dilestarikan!
majapahit1478.blogspot.com
Tak hanya bentuk bangunan candi, perbedaan relief langgam Jawa Tengah dan Jawa Timur juga amat mencolok, karena jika di Jawa Tengah reliefnya timbul agak tinggi maka langgam Jawa Timur reliefnya tak terlalu timbul.
Selain itu, pada langgam Jawa Tengah hiasan lukisan lebih terkesan naturalis sementara langgam Jawa Timur hiasan lukisannya berbentuk simbolis menyerupai wayang kulit. Mengapa demikian?
Langgam Jawa Tengah lebih banyak terpengaruh kesusastraan India sementara langgam Jawa Timur terpengaruh kesusastraan Jawa Kuno sehingga tak mengherankan kalau relief candi pun ada perbedaan. Suatu mahakarya yang tak ternilai bukan?
Baca Juga: Klasik, Ini 5 Gereja Bersejarah di Kuala Lumpur yang Layak Disinggahi
tempatwisataseru.com
Perbedaan selanjutnya adalah dalam hal bahan dasar candi, langgam Jawa Tengah menggunakan batu andesit sebagai bahan dasar candi hal ini tak terlepas dari banyaknya gunung api aktif di wilayah Jawa Tengah sehingga batu andesit mudah untuk ditemukan.
Sementara itu, candi berlanggam Jawa Timur lebih dominan menggunakan batu-bata sebagai bahan dasar candinya meskipun masih ada candi yang menggunakan bahan dasar batu andesit karena memang material vulkanik juga ditemukan di Jawa Timur.
penikmatfajar.wordpress.com
Jika kita perhatikan dengan seksama perbedaan letak dan posisi candi induk kedua langgam sangatlah berbeda. Dalam langgam Jawa Tengah misalnya, candi induk terletak ditengah halaman dan menghadap ke arah timur.
Sedangkan pada langgam Jawa Timur candi induk terletak di belakang halaman dan menghadap ke arah barat. Hal ini erat sekali dengan filosofi terbit dan terbenamnya matahari.
Creative Commons/ESCapade
Selain itu, masih ada satu hal yang menjadi pembeda antara langgam Jawa Tengah dan Jawa Timur yaitu hiasan candi. Dalam langgam candi di Indonesia hiasan biasa dibagi menjadi dua, yaitu hiasan tangga dan hiasan kala.
Dalam Hiasan tangga candi berlanggam Jawa Timur menggunakan patung atau ukiran naga sementara di Jawa Tengah menggunakan makara atau kendaraan Dewi Gangga. Sedangkan dalam hiasan kala (lambang dipintu candi) perbedaan yang sangat terlihat adalah hiasan kala langgam Jawa Tengah digambarkan tak memiliki dagu atau rahang bawah. Sedetail itu ya konsep arsitektur nenek moyang kita. Bangga deh!
Sekarang sudah tahu kan perbedaan langgam candi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Rawat dan jaga selalu peninggalan sejarah ya!
Baca Juga: Bukan Cuma Borobudur, 6 Candi Keren ini Juga Wajib Kamu Kunjungi
Baca Artikel Selengkapnya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.