Jelaskan kehidupan Nabi Muhammad SAW dalam usaha perdagangan

Oase.id - Nabi Muhammad ﷺ merupakan nabi paling akhir yang diutus Allah SWT. Allah menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi penutup. Artinya, tidak ada lagi nabi setelahnya yang menjadi utusan Allah. Dia diutus untuk menyempurnakan ajaran Allah SWT yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya.

Dengan segala kebaikan dan kerendahan hatinya, Rasulullah merupakan tokoh penting dalam sejarah agama Islam. Sebagai utusan paling akhir, Rasulullah diutus untuk menuntun umat di dunia. Rasulullah sang penyelamat. Dialah penuntun akhlak umat manusia.

Selain menyebarkan ajaran agama Islam, Nabi Muhammad ﷺ juga dikenal sebagai pebisnis. Bahkan Rasulullah sudah mencapai puncak kesuksesan di usia 25 tahun. Dalam berbisnis, beliau selalu mengedepankan nilai-nilai kejujuran. Sehingga, beliau merupakan sosok pebisnis yang selalu dapat dipercaya.

Rasulullah sekaligus mengajarkan bahwa usia muda bukanlah alasan untuk tidak bekerja. Sebab, bekerja bisa menghidupi khususnya untuk diri sendiri. Setidaknya ada beberapa jejak bisnis Rasulullah ﷺ yang patut diteladani. Di antaranya; pada usia 8 tahun sudah berkenalan dengan dunia bisnis. Saat itu, beliau mengembala kambing. Rasul kemudian mendapat upah beberapa qiraat dari penduduk Makkah.

Pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad ﷺ mulai belajar berdagang bersama pamannya Abu Thalib ke Negeri Syiam. Perjalanan bisnis pertamanya ke Suriah, Yordania, dan Lebanon. Kemudian di usia 17-20 tahun Nabi Muhammad ﷺ sudah bersaing dengan pebisnis senior tingkat regional. Mitra-mitra kerjanya mengakui bahwa Nabi Muhammad ﷺ dalam berbisnis sangat matang dalam perhitungan, jujur, dan profesional.

Dalam Buku Bisnis Rasulullah karya Malahayati, disebutkan bahwa Rasulullah di usia yang cukup muda itu telah medapat kepercayaan konglomerat Makkah, Khadijah, untuk menjalin kerja sama. Beliau ditunjuk sebagai manajer bisnis. Dipercaya memimpin ekspedisi ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Kepercayaan Khadijah terbayarkan dengan baik. Khadijah mendapat keuntungan besar dari seluruh barang dagang miliknya. Karena itu, Rasulullah sebanyak empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Suriah, Jorash dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.

Dalam buku karya Malahayati tersebut, disebutkan juga beberapa jejak lain Rasulullah di dunia bisnis, yaitu:
A. Total ekspedisi dagang besar yang pernah dilakukan pada masa mudanya adalah enam kali

B. Pebisnis besar yang terkenal dari Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Yordania, hingga kota-kota perdagangan di Jazirah Arab

C. Lebih dari 20 tahun berkiprah di bidang perdagangan.

Selain jejak bisnis, ada 4 sifat yang patut diteladani dari Rasulullah dalam berbisnis, yakni:
1. Shiddiq (benar)
Rasulullah tidak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat.

2. Amanah (Dapat Dipercaya)
Beliau terpercaya baik dari pemilik barang maupun pelanggan.

3. Fathanah (Cerdas)
Pandai menghasilkan. Beliau sangat cerdas melihat peluang tanpa menipu.

4. Tabligh (Menyampaikan)
Rasulullah ﷺ memiliki kemampuan negosiasi, membangun komunikasi dan reputasi yang baik.


(ACF)

Bulan ini, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2020, akan diperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW menjadi panutan umat islam dalam menjalankan segala sendi kehidupan. Semua kebaikan Rasulullah SAW sudah sepatutnya kita contoh. Salah satunya adalah bagaimana Rasulullah SAW menjadi seorang pedagang atau pengusaha sejak usia dini. Sejak kecil, nabi Muhammad SAW telah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Sang ayah, Abdullah, meninggal saat Rasulullah SAW masih dalam kandungan. Dan sang ibu, Aminah,meninggal saat usia Rasulullah SAW masih 6 tahun. Masa kecilnya penuh dengan cobaan. Sehingga jiwa mandirinya tumbuh lebih cepat

daripada anak-anak pada umumnya. Jiwa kemandirian, entrepreneur, serta kepemimpinannya terasah saat dirinya menginjak usia 9 tahun. Saat itu, Rasulullah SAW membantu sang paman, Abu Thalib, untuk menggembala kambing. Karena terbiasa diajak sang paman bekerja sejak kecil, membuat Nabi Muhammad SAW mulai akrab dengan dunia perdagangan. Saat usia 12 tahun, dirinya bersama sang paman melakukan perjalanan ke negeri Syam,atau saat ini yang dikenal dengan Suriah. Disana, beliau banyak belajar tentang ilmu perdagangan serta bagaimana melayani pembeli dengan baik.Dengan bekal yang ia miliki sejak kecil itu, Nabi Muhammad mulai berani berdagang sendiri saat menginjak usia 15 tahun. Dagangan pertamanya adalah pakaian. Dalam berdagang,Nabi Muhammad SAW selalu mengedepankan kebaikan. Pribadinya yang sopan, jujur, amanah, dan menghormati konsumennya membuat dirinya mendapat gelar al Amin. Reputasi Nabi Muhammad SAW dalam berdagang membawanya menjadi terkenal.Bahkan sampai ke negeri seberang seperti Iraq, Syam, Yordania, dan Yaman. Hal ini memudahkannya mendapatkan investor.Salah satunya adalah Khadijah binti Khuwailid,yang kelak menjadi istrinya. Khadijah RA mempercayakan bisnisnya ini pada Nabi Muhammad SAW, terutama untuk memutar modal. Kepercayaan ini tentu tak disia-siakan oleh Nabi Muhammad SAW.Dari kisah masa muda Nabi Muhammad SAW yang sudah bergelut dengan dunia perdagangan, dapat kita simpulkan bahwa menjadi pengusaha,berdagang, ataupun berbisnis adalah sebuah pekerjaan yang baik. Ada yang bertanya pada

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad, Ath Thabrani, dan Al Hakim).Ya, meskipun sudah jelas bahwa melakukan jual beli adalah hal yang baik, namun tetap harus memperhatikan hal halal dan haramnya. Salah satunya adalah tidak melibatkan riba di dalamnya. Seperti arti dari surah al-Baqarah ayat 275 yang artinya, “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”Salah satu kisah pemuda yang dekat dengan dunia bisnis sejak muda adalah Achmad Fikri Arifizzaman, owner FCK Corporation Kediri. Pria Yang akrab disapa Fikri ini adalah salah satu contoh pengusaha muda yang mulai terjun didunia bisnis sejak usia yang sangat masih muda.“Saya kenal bisnis mulai menjelang usia 14 tahun,” ujar Fikri Rasa penasaran dan “ketagihan” bisnis,membuat Fikri mencoba berbagai macam usaha. Saat masuk SMA, Fikri mencoba bisnis multi level marketing atau (MLM). Dirinya mengatakan bahwa saat itu dirinya sudah memiliki 100 bawahan.“Penghasilan sudah sangat banyak. Sayangnya pemilik usaha kabur,” tambahnya.Tak berhenti sampai di situ. Fikri pun mulai bermain di ranah forex trading, judi online, sampai money game. Tanpa modal yang besar, Fikri bisa meraup keuntungan berkali lipat. “Memang nggak masuk akal. Saya nggak berbuat apa-apa tapi ada uang yang masuk rekening,” ujarnya. Sampai akhirnya tepat setahun menjalani, Fikri mendapat kerugian sebesar Rp1,3 Miliar. “Lagi-lagi uang saya dibawa kabur,” kenangnya.Demi melunasi hutang itu, Fikri harus rela kehilangan semua asetnya. Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, dirinya masih memiliki hutang sebesar Rp75 Juta. Bukan uang yang kecil untuk anak usia 17 tahun. “Sudah ada masalah,orang tua juga bercerai. Makin terpukul rasanya.Rasanya ingin bunuh diri,” ujar Fikri.Ya, jalan yang ditempuh oleh Fikri memang tak mudah. Dirinya berkali-kali ditimpa ujian.Hingga dirinya merasa putus asa. Fikri mengaku,saat itu dirinya masih jauh dari Allah SWT.

Sehingga dirinya tak tahu harus kemana mencari pertolongan. Allah telah berfirman dalam surahal-Insyirah ayat 5 sampai 6 yang artinya, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”Memang, kebanyakan orang akan lebih memilih menyerah saat menghadapi kesulitan.Padahal dalam kesulitan itu, Allah SWT telah menjanjikan kemudahan. Begitu pula yang dirasakan oleh Fikri. Saat sedang buntu, ia dipertemukan dengan komunitas pengusaha

muslim di Kediri. Disana Fikri belajar tentang bagaimana usaha. Bagaimana kaitannya usaha dengan surga neraka. “Rasanya hati saya tersentuh ada akhirnya taubat. Saya mulai belajar shalat dan memperbaiki diri,” kenangnya.

“…Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ketahuiah olehmu, ?sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. al-Baqarah: 214)?. Ayat tersebut sungguh menggambarkan kondisi Fikri saat itu. Allah memberinya hidayah dan petunjuk untuk kembali menjadi pengusaha. Namun Dengan cara yang lebih benar.“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”. (QS. ar-Ra’d:11). Seperti kutipan ayat tersebut, Fikri pun mulai mengubah dirinya.Mulai dari pribadi yang jauh dari Allah, jadi lebih mendekat. Mengikuti kajian bersama pengusaha muslim menjadi salah satu langkah awalnya.Dari perubahan dirinya itu, perlahan Allah SWT mulai menunjukkan jalan keluar dari berbagai masalah. Mulai dari didatangkannya berbagai inspirasi untuk memulai usaha, hingga melunasi berbagai hutangnya.Produknya ini lantas diberi nama FCK Jamur Crispy. Dengan tagline “Jamur anti Jamur”dan “Ngemil sambil Ngamal”. Saat ini sudah tersedia berbagai rasa untuk memanjakan lidah penggemar keripik. Mulai dari original, pedas,ayam bakar, hingga barbeque. Sampai saat ini,Fikri telah memiliki reseller sebanyak 3.000 orang. 

Di tengah situasi dan kondisi pandemic seperti saat ini, cukup membuat usaha jamur krispinya sedikit terhambat. Namun, dengan otak bisnis yang kreatif, Fikri memulai bisnis barunya yang diberi nama FCK Factory. Usaha barunya ini berbeda dari sebelumnya yang menggunakan media online. FCK Factory memfasilitasi para pecinta jamur untuk menikmati berbagai olahan jamur secara offline. Atau bisa makan ditempat. Restoran FCK Factory dibangun agar para pegawai FCK tetap bisa bekerja meski di tengah pandemic. “Alhamdulillah dalam waktu kurang dari tiga minggu semua urusan mulai dari riset sampai eksekusi bisa diselesaikan,” ujar Fikri.Di FCK Factory, berbagai makanan terbuat dariolahan jamur. Seperti seblak jamur, bakso jamur,nasi jamur, dan mie jamur. Sampai camilan dari jamur berupa risoles, lumpia, dan nugget jamur.“Alhamdulillah respon masyarakat Kediri Sangat baik dan banyak penggemarnya,” tambah Fikri. Ditengah kesuksesannya, Fikri ingin selalu bermanfaat untuk banyak orang. Rasa syukur tak pernah lepas darinya. “Alhamdulillah suka duka kami jalani. Terkadang banyak penjualan juga pusing, tapi pusing yang happy problem ini lebih baik daripada pusing tak ada penjualan,” ujarnya lantas tertawa. Fikri pun berpesan agar kita jauh jauh dari hutang.