Jelaskan isi makna yang terkandung dalam qs at taubah 122

BincangSyariah.Com – Ada anjuran dan pahala besar bagi orang yang berjihad. Namun, dalam tafsir Surah at-Taubah ayat 22, ada juga kecaman yang sebelumnya ditujukan untuk yang enggan maju ke medan perang.

Anjuran berjihad membuat kaum Muslimin dengan penuh semangat berbondong-bondong maju ke medan perang. Sayangnya, hal tersebut tidak pada tempatnya sebab ada arena perjuangan lain yang seyogiyanya mesti dipikul, yakni dalam ranah keilmuan.

Surah at-Taubah ayat 22 berbunyi sebagai berikut:

 وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Wa mā kānal-mumin</i></em><em><i>ụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum </i></em><em><i>ṭāifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja’ū ilaihim la’allahum yaḥżarụn

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya [ke medan perang]. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

Dalam Tafsir Al-Misbah [2017], Quraish Shihab mencatat ada dua kata yang ditekankan dalam ayat ini yakni tha’ifah dan fiqh yang diambil dari kata liyatafaqqahu.

Thaifah bisa berarti satu-dua orang atau jumlahnya tidak menentu namun memiliki makna sekelompok manusia yang berbeda dengan kelompok lain. Kata fiqh yang dimaksud dalam ayat ini tidak terbatas pada apa yang distilahkan dalam dispilin ilmu agama. Kata ini justru mencakup segala macam pengetahuan yang mendalam.

Al-Qur’an tidak membedakan ilmu. Al-Qur’an tidak mengenal istilah ilmu agama dan ilmu umum sebab semua ilmu sesungguhnya bersumber dari Allah Swt. [Baca: Tafsir Surat at-Taubat 128; Nabi Muhammad yang Penuh Kasih Sayang]

Ilmu terbagi menjadi dua yakni ilmu yang diperoleh dengan usaha manusia yakni kasby atau acquired knowledge dan ilmu yang merupakan anugerah dari Allah Swt. yaitu ladunny atau perennial.

Quraish Shibab menuliskan bahwa tujuan utama ayat ini adalah menggambarkan bagaimana seharusnya tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua orang hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.

Masyarakat Islam kini atau bahkan pada zaman Nabi Muhammad Saw. tidak hanya melakukan dua tugas pokok yakni berperang dan menuntut imu saja.

Lebih luas ketimbang dua tugas tersebut, ada banyak sekali tugas umat Islam di mana setiap Muslim memiliki kewajiban untuk membagi diri agar mampu memenuhi semua kebutuhannya, termasuk memperdalam ilmu.

Tafsir Surah at-Taubah ayat 22 dalam Tafsir Al-Misbah yakni menggarisbawahi tentang pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang benar. Keduanya sama penting kedudukannya dengan mempertahankan wilayah.

Mengapa demikian? Sebab, pertahanan wilayah berkaitan erat dengan kemampuan informasi serta keandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia.

Apa yang dimaksud dengan orang-orang yang memperdalam ilmu pengetahuan dan yang memberi peringatan adalah orang-orang [mereka] yang tinggal bersama Rasulullah Saw. dan tidak mendapat tugas sebagai anggota pasukan di medan perang.

Sementara itu, apa yang dimaksud dengan mereka yang diberi peringatan adalah anggota pasukan yang keluar dan berjihad di medan perang, melaksanakan tugas yang dibebankan Rasulullah Saw.

Ayat ini terlebih dahulu menggarisbawahi motivasi bertafaqquh yakni memperdalam pengetahuan bagi mereka yang dianjurkan keluar. Sementara motivasi utama mereka yang berperang bukan tafaqquh.

Ayat ini tidak berkata: “Hendaklah jika mereka pulang mereka bertafaqquh,” tapi ayat ini berkata, “untuk memberi peringatan kepada kaum mereka apabila mereka telah kembali kepada mereka supaya mereka berhati-hati.”

Peringatan tersebut adalah hasil dari tafaqquh. Mereka tidak memerolehnya pada saat terlibat dalam perang karena yang terlibat saat itu sibuk menyusun strategi dan menangkal serangan.

Mereka sibuk mempertahankan diri sehingga tidak mungkin mereka bisa bertafaqquh memperdalam ilmu pengetahuan.

Maksud dari memperdalam dalam tafsir Surah at-Taubah ayat 22 adalah bahwa pengetahuan pengetahuan agama harus memahami arena serta memerhatikan kenyataan yang ada.

Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh mereka yang tidak terlibat dalam perang.

Bahkan, Quraish Shibab menuliskan bahwa tidak keliru jika dikatakan: mereka yang tidak terlibat dalam perang itulah yang justru lebih mampu menarik pelajaran dan menembangkan ilmu ketimbang mereka yang terlibat langsung dalam perang.[]

Jelaskan kandungan QS at-Taubah 9 ayat 122 ! berikut ini penjelasan mengenai arti dan makna yang terkandung dalam surat tersebut.

Dalam soal ini yang ditanyakan adalah surat at-Taubah yang adalam al Qur’an adalah surat yang ke 9, sedangkan ayat yang ditanyakan adalah 122:

Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi [ke medan perang]. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”

Dari arti di atas, setidaknya kamu ada gambaran kan bahwa, tidak semuanya pergi berperang, namun sebagian juga harus memperdalam agama.

Jelaskan kandungan QS at-Taubah 9 ayat 122 !

Jawab:

Kandungan surat At Taubah ayat 122, adakah Allah Swt menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang [berperang], apabila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja.

Tapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi tekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif, bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan.

Begitulah jawabannya teman-teman. Belajar online kali, ini kata kuncinya kan surat at taubah ayat 122. Yang mana berisi keterangan dari Allah bahwa tidak semuanya harus ikut berperang, namuns sebagian juga harus ada yang menuntut ilmu agama.

Agar ajaran agama dapat tetap terjaga, tersebar, dan juga bisa mengingatkan dengan ilmu pengetahuan tersebut agar tidak terjerumus ke jalan kesesatan.

Berikut ini adalah ayat dan artinya:

Verifikasi

Jelaskan kandungan QS at-Taubah 9 ayat 122

Begini penjelasan mengenai kandungan surat at taubah ayat 122: 👇👍💯

Catatan: keterangan di atas dikutip dari buku paket kelas 10 pada halaman 165. Kalian bisa ringkas dan kembangkan sendiri.

Kebijakan masing-masing guru pembimbing 👩‍🏫

Jakarta -

Surat At Taubah ayat 122 menjelaskan tentang kedudukan menuntut ilmu dan berperang di jalan Allah [jihad]. Lantas, manakah yang lebih penting?

Pertanyaan ini dapat terjawab dalam isi kandungan surat tersebut. Allah SWT memberikan contoh dari kisah Rasulullah SAW saat berada di tengah medan perang Tabuk, sebagaimana yang dilansir dari tafsir Ibnu Katsir,

Sebab itu pula, surat ini turun ketika perang Tabuk tengah berlangsung.

"Hal ini merupakan penjelasan dari Allah SWT mengenai apa yang dikehendakiNya, yaitu berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah SAW ke medan Tabuk," tulis Ibnu Katsir.

Untuk lebih jelasnya, simak bacaan surat At Taubah ayat 122 lengkap dengan terjemahannya berikut,

Surat At Taubah Ayat 122, Latin, dan Artinya

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Bacaan latin: Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn

Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi [ke medan perang]. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.

Surat At Taubah ayat 122 tentang menuntut ilmu dan jihad

Pada kalimat pertama dari ayat di atas, disebutkan bahwa tidak semua orang muslim harus berangkat pergi ke medan perang [jihad]. Menurut tafsir dari Al Quran Kemenag, hal ini dapat berlaku bila peperangan tersebut dapat dilakukan oleh beberapa orang saja.

Untuk itu, ayat ke 122 ini juga menjelaskan pentingnya pembagian tugas dalam masyarakat Islam. Pembagian tugas yang dimaksud yakni, ada yang bertugas di medan perang [berjihad] dan pihak lainnya ada yang bertugas menuntut ilmu dan mendalami agama Islam.

Hal ini bertujuan, agar mereka yang tidak dapat meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu karena harus berjuang di medan perang tetap menerima ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu tersebut bisa didapat dari mereka yang tidak ikut berperang dan menghabiskan waktu untuk mendalami ilmu agama.

"Harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama, agar kemudian setelah mereka selesai dan kembali ke masyarakat, mereka dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta menjalankan dakwah Islamiyah," tulis Kemenag.

Artinya, menuntut ilmu dan berjihad memiliki peran yang sama pentingnya dalam pandangan Islam.

Poin penting menuntut ilmu dalam surat At Taubah Ayat 122

Melalui ayat ini, dapat diketahui kedudukan penting dari menuntut ilmu yang disejajarkan dengan berperang. Keduanya sama-sama memperjuangkan dan menyebarluaskan dakwah Islamiyah, yang membedakan hanya metodenya saja.

Adapun poin-poin utama yang menjelaskan tentang menuntut ilmu dari rangkuman detikEdu adalah sebagai berikut,

1. Mereka yang telah menuntut ilmu dan memahami ajaran agamanya, akan dimudahkan untuk menjaga diri dari kesesatan dan menjauhi laranganNya.

2. Fungsi ilmu semata-mata untuk mencerdaskan umat. Jadi, tidak dibenarkan bila ada yang menuntut ilmu hanya untuk mengejar pangkat atau keuntungan pribadi saja. Apalagi menimbulkan kesombongan diri.

3. Sebaik-baik orang yang berilmu adalah orang yang menyebarkan ilmunya dan mengajarkan orang lain. Untuk itu, setiap muslim dalam bidang ilmu pengetahuan memiliki tiga kewajiban yakni, menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.

4. Selain ilmu agama, ilmu yang juga wajib dipelajari oleh umat muslim daam surat At Taubah ayat 122 ini adalah semua ilmu pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan. Selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama.

Simak Video "Melihat Madrasah di Afghanistan di Bawah Kepemimpinan Taliban"

[rah/lus]

Video yang berhubungan