Jelaskan dinamika perjuangan Muhammadiyah pada masa kemerdekaan

Setelah Diterima di Sumbar, Muhammadiyah Berkembang Pesat di Indonesia.

Wikipedia

Peran Muhammadiyah dalam Kemerdekaan Indonesia. Foto: Logo Muhammadiyah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dubes Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari mengatakan hubungan Muhammadiyah dengan kemerdekaan jelang tahun 40-an menunjukkan dinamika tinggi sebagai sebuah gerakan Islam. "Perkembangan nasional sangat cepat terutama setelah Muhammadiyah masuk dan diterima di Sumbar, dari Minangkabau, Muhammadiyah berkembang pesat melesat di seluruh persada tanah air,"ujar dia dalam kajian rutin PP Muhammadiyah, Jumat (14/8.)Muhammadiyah menjadi sangat diperhitungkan di tahun 40-an ketika Jepang berhasil kalahkan sekutu dalam front dan medan peperangan menguasai kawasan nusantara. Ada organisasi yang nyaring di atas tapi tidak nyaring di bawah, Muhammadiyah menjadi gerakan yang nyaring dari atas hingga ke akar. Jepang kemudian segera mengetahui hal itu.Sehingga terbentuklah empat serangkai sebagai jembatan penghubung antara penguasa Jepang yang di nusantara dengan rakyat Indonesia. Diwakili oleh KH Mas Mansyur telah nampak betapa Muhammadiyah salah satu representasi kekuatan real bangsa Indonesia. Karena elemen Islam terwakili oleh beliau.Setelah KH Mas Mansyur terpilih kepemimpinan Muhammadiyah beralih kepada Ki Bagus Hadikusumo. Kemudian Ki Bagus bersama Soekarno diminta datang ke Jepang untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Ki Bagus kemudian mengusulkan satu orang lagi yakni M. Hatta. Ini diceritakan Hatta dalam Memoirnya. Kemudian peranan tokoh Muhammadiyah juga ada dalam PPUPKI dan BPUPKI, termasuk Ki Bagus di dalamnya dan tokoh Aisyiyah pun masuk di dalamnya."Tidak berlebihan jika saya menyebutnya sejarah Pancasila adalah sejarah Muhammadiyah,"ujar dia.

Tokoh -tokoh Muhammadiyah lain yang juga berpengaruh dalam kemerdekaan diantaranya Ir Djuanda, Radjiman Wedyodiningrat, Teuku Muhammad Hasan yang berkiprah di Aceh dalam memajukan pendidikan, dan Menag pertama Prof Rosyidi, putra Kotagede lulusan Prancis.

Baca Juga

Jelaskan dinamika perjuangan Muhammadiyah pada masa kemerdekaan

Newer Posts Older Posts


Page 2

Privacy Policy for Catatan Judin

At www.judin.my.id we consider the privacy of our visitors to be extremely important. This privacy policy document describes in detail the types of personal information is collected and recorded by www.judin.my.id and how we use it.

Like many other Web sites, www.judin.my.id makes use of log files. These files merely logs visitors to the site – usually a standard procedure for hosting companies and a part of hosting services’s analytics. The information inside the log files includes internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date/time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. This information is used to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

www.judin.my.id uses cookies to store information about visitors’ preferences, to record user-specific information on which pages the site visitor accesses or visits, and to personalize or customize our web page content based upon visitors’ browser type or other information that the visitor sends via their browser.

→ Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on www.judin.my.id.

→ Google’s use of the DART cookie enables it to serve ads to our site’s visitors based upon their visit to www.judin.my.id and other sites on the Internet.

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include …….

While each of these advertising partners has their own Privacy Policy for their site, an updated and hyperlinked resource is maintained here: Privacy Policies.

You may consult this listing to find the privacy policy for each of the advertising partners of www.judin.my.id.

These third-party ad servers or ad networks use technology in their respective advertisements and links that appear on www.judin.my.id and which are sent directly to your browser. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies (such as cookies, JavaScript, or Web Beacons) may also be used by our site’s third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on the site.

www.judin.my.id has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. www.judin.my.id’s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites. You may find a comprehensive listing of these privacy policies and their links here: Privacy Policy Links.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers’ respective websites. What Are Cookies?

We believe it is important to provide added protection for children online. We encourage parents and guardians to spend time online with their children to observe, participate in and/or monitor and guide their online activity. www.judin.my.id does not knowingly collect any personally identifiable information from children under the age of 13. If a parent or guardian believes that www.judin.my.id has in its database the personally-identifiable information of a child under the age of 13, please contact us immediately (using the contact in the first paragraph) and we will use our best efforts to promptly remove such information from our records.

Online Privacy Policy Only

This privacy policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website and regarding information shared and/or collected there. This policy does not apply to any information collected offline or via channels other than this website.

By using our website, you hereby consent to our privacy policy and agree to its terms.

Jelaskan dinamika perjuangan Muhammadiyah pada masa kemerdekaan
sumber: tribunnews.com

Pada Masa Orde Baru

Periode Muhammadiyah pada masa orde baru merupakan rentang waktu dan tahun 1968 sampai 1998. Tokoh persyarikatan yang memegang pucuk pimpinan Muhammadiyah pada masa ini adalah K.H. Fakih Usman, K.H. A.R. Fakhrudin, dan K.H. Ahmad Azhar Basyir, M.A.

K.H. Fakih Usman dipilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat Muktamar ke-37 di Yogyakarta. Setelah tidak lama memimpin Muhammadiyah, Beliau wafat. Setelah K.H. Fakih Usman wafat, pucuk pimpinan Muhammadiyah digantikan oleh K.H. A.R. Fakhrudin (nama Iengkapnya K.H. Abdul Razak Fakhrudin). Pada masa K.H. kepemimpinan ini, persyarikatan mengusung gagasan dan usaha yang sangat penting, yaitu me-Muhammadiyah-kan kembali (warga) Muhammadiyah.

Selain itu juga dilakukan pembaruan (tajdid) di bidang ideologi yang dituangkan dalam rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”. Di bidang organisasi dan usaha-usaha perjuangan, periode ini menyusun “Khittah Perjuangan dan Bidang-bidang lainnya”.

K.H. A.R. Fakhrudin (1971 — 1990), Beliau pertama kali terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat Sidang Tanwir di Ponorogo, tahun 1969, untuk menggantikan K.H. Fakih Usman yang wafat. Pada masa kepemimpinan K.H. A.R. Fakhrudin, Muhammadiyah telah dihadapkan dengan banyak tantangan, di antaranya adalah, pertama, tentang penggunaan asas tunggal Pancasila. Kedua, pada masa kepemimpinan K.H. A.R. Fakhrudin terjadi peristiwa penting, yaitu kunjungan Paus Yohanes Paulus II. Sebagai bentuk respons atas kunjungan itu maka beliau menulis dan menerbitkan sebuah buku yang diberi judul “Mangayubagya,Sugeng Rawuh Ian Sugeng Kondur”. Isi buku itu adalah Indonesia merupakan negara yang penduduknya sudah beragama Islam jadi jangan jadikan rakyat sebagai obyek Kristenisasi.

K.H. Ahmad Azhar Basyir M.A. (1990— 1995), Pada Muktamar Muhammadiyah ke-42 di Yogyakarta, beliau terpilih sebagai ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada periode kepemimpinannya, telah dirumuskan program jangka panjang Muhammadiyah untuk 25 tahun ke depan. Isinya meliputi 3 hal yaitu konsolidasi gerakan, pengkajian dan pengembangan, serta kemasyarakatan.

Pada Masa Reformasi

Peristiwa krisis moneter membuat rakyat Indonesia semakin terpuruk dan menjadikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah orde baru menurun. Demonstrasi secara besar-besaran terjadi di mana-mana untuk menuntut kinerja pemerintah orde baru. Pelan tapi pasti, gagasan reformasi politik yang dipelopori Prof. Dr. Amien Rais, M.A untuk mengakhiri rezim orde baru pun berlangsung.

Dengan dukungan mahasiswa dan segenap kekuatan rakyat, Prof. Dr. Amien Rais, M.A berhasil memaksa Presiden Suharto turun tahta. Presiden Suharto pada akhirnya meletakkan jabatannya pada 21 Mei 1998. Peristiwa reformasi merupakan babak baru dalam sejarah Indonesia untuk memulai langkah demokratisasi dan pembaruan total di segala bidang.

Peran Prof. Dr. Amien Rais, M.A yang bersifat ke luar (eksternal) bisa dilihat dari kebijakan untuk merelakan melepaskan jabatannya sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kebijakan tersebut diambil dengan maksud agar beliau bisa Iebih fokus dan berkonsentrasi penuh dalam memimpin gerakan reformasi. Sedangkan, kebijakan Muhammadiyah yang bersifat ke dalam (internal) di antaranya adalah merumuskan Khittah Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah Denpasar) yang diputuskan saat Sidang Tanwir tahun 2002 di Bali. Selain itu, Muhammadiyah juga melakukan gerakan revitalisasi sebagai wujud ikhtiar untuk menjalankan peran-peran baru yang lebih baik dan bermaslahat bagi kemajuan peradaban.

Pada Abad Kedua

Kepemimpinan Muhammadiyah abad kedua dimulai pada periode kepemimpinan Prof. Dr. Din Syamsudin, M.A. Salah satu bentuk perjuangan Muhammadiyah pada abad kedua adalah melalui Jihad Konstitusi dalam mengawal pemerintah dalam usaha pemberantasan korupsi, radikalisme bertopeng agama dan sebagainya.

Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah berkomitmen mewujudkan perdamaian untuk kemanusiaan sebagai tanggungjawab bersama bagi seluruh umat manusia. Munculnya kemiskinan, intoleransi, ketidakadilan, diskriminasi, serta berbagai bentuk kejahatan dan tindak terorisme menunjukkan bahwa perdamaian atas nama kemanusiaan belum terwujud dan ini menjadi tanggungjawab bersama.

Setelah masa kepemimpinan Prof. Dr. Din Syamsudin, M.A. berakhir, “nahkoda” Muhammadyah dipercayakan kepada Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Beliau terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada 2015. 

Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan sebagai lanjutan dan gerakan pembaruan yang dilakukan pada abad pertama. Gerakan pencerahan merupakan aktualisasi misi dakwah dan tajdid yang bersifat transformatif, yaitu strategi perubahaan dinamis yang menekankan pada proses gerakan yang membebaskan memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat. Untuk menyebarluaskan dan mewujudkan nilai-nilai pencerahan berdasarkan pandangan Islam yang berkemajuan bagi masyarakat luas yang heterogen. 

Sumber: Buku Pendidikan Kemuhammadiyahan Majlis Dikdasmen PP Muhammadiyah