Jelaskan dengan singkat mengenai proses persebaran bangsa proto melayu di wilayah Indonesia

Johan Setiawan, Wahyu Ida Permatasari



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses masuk dan persebaran peninggalan kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah sebagai berikut: (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Proto-Melayu berlayar dan menetap di Indonesia sekitar 3000 SM melalui dua jalur yaitu: Jalur barat dari Yunan melalui Selat Malaka kemudian masuk ke Pulau Sumatra dan masuk ke Pulau Jawa. Jalan utara (timur) yaitu dari Yunan berpindah melalui Formosa kemudian masuk ke Filipina dilanjutkan penyeberang ke Pulau Sulawesi dan masuk ke Pulau Papua, sedangkan Deutero-Melayu masuk ke wilayah Indonesia tahun 200 SM melalui jalur Barat yaitu dari Yunan lalu Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Indonesia, (2) Proses Persebaran Budaya Proto-Melayu di Indonesia dengan bertempat tinggal menetap, bersawah atau menanam padi,  berternak, bermasyarakat, berperahu cadik, membuat kain dari kulit kayu, menggembangkan gaya seni tertentu dan membawa kebudayaan batu muda (Neolitikum) berupa gerabah, beliung persegi, kapak lonjong dan tembikar. Sedangkan peninggalan kebudayaan Deutero-Melayu di Indonesia terbuat dari perunggu dan logam, yaitu kapak corong, nekara, perhiasan dan manik-manik. Perhiasan dan manik-manik inilah yang nantinya semakin memperjelas status sosial yang berkembang di masyarakat Nusantara.



Proto-Melayu, Deutero-Melayu, Kebudayaan.



Aris, Daud Tanudirjo. 2011. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.

Cecep, R Eka Permana. 2012. “Tinggalan Budaya Proto-Melayu dan Deutero-Melayu di Indonesia dan Malaysia dan Dampaknya pada Penguatan Kebudayaan Melayu Kini†dalam Seminar Antarabangsa Perantauan Sumatera-Semanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak di Universiti Sains Malaysia.

Coedes, George. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu-Budha. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Gede, I Pitana. 2011. Austonesia Melanesia di Nusantara: Mengungkap Asal-usul dan Jati Diri Temuan Arkeologis. Yogyakarta: Ombak

Heekeren, H.R. Van. 1958. The Bronze-Iron Age of Indonesia. s-Gravenhage: KITLV, Verhandelingen.

Idi, Adullah. 2011. Bangka: Sejarah Soial Cina-Melayu. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Michel, Paul Munoz. 2009. Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia: Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara Zaman Prasejarah-Abad XVI. Yogyakarta: Mitra Abadi.

Philippe, Bernard Groslier. 2002. Indocina Persilangan Kebudayaan, Jakarta: Gramedia.

Soekmono R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I. Yogyakarta: Kanisius.

Vlekke, Bernard H.M. 2010. Nusantara: Sejarah Indonesia, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.


DOI: //doi.org/10.29408/fhs.v3i1.667

  • There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Johan Setiawan, Wahyu Ida Permatasari


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Pernyataan benar. Persebaran bangsa Proto Melayu terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur barat dan jalur timur. Jalur barat dilalui dari Yunan menuju Thailand (Siam), Semenanjung Malaya kemudian Sumatra, Jawa dan Flores. Jalur timur dilalui dari Yunan melalui Vietnam, Taiwan, Kepulauan Filipina, kemudian mencapai Kepulauan Maluku, Sulawesi, Halmahera dan Papua. Jadi pernyataan tersebut benar.

Alasan benar karena bangsa Proto Melayu tergolong dalam kebudayaan batu muda. Pada sekitar tahun 1500 SM, bangsa Proto Melayu pertama kali bermigrasi ke Indonesia. Berdasarkan hasil kebudayaannya, bangsa Proto Melayu membawa kebudayaan batu muda atau yang disebut kebudayaan Neolitik. Hal ini dibuktikan dengan penemuan kapak lonjong yang tersebar di wilayah yang dilalui bangsa Proto Melayu seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Berdasarkan penjelasan diatas, pernyataan dan alasan benar tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

Diketahui bahwa penduduk Proto Melayu atau Melayu Tua diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu. Mereka tersebar dari Madagaskar sampai pulau paling Timur Pasifik. Proto Melayu berasal dari Yunan wilayah Asia bagian Selatan. Mereka bermigrasi ke kepulauan Indonesia sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Proto Melayu [ada awalnya bermigrasi ke wilayah Indo-Cina dan Siam yang meliputi wilayah Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam dan Siam. Setelah itu, barulah mereka bermigrasi ke wilayah Kepulauan Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua jalan, yaitu sebagai berikut.

  1. Jalan Barat dari Semanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke beberapa kawasan di Indonesia dengan membawa kebudayaan kapak persegi.
  2. Jalan Timur dari Semananjung Malaka ke Filipina dan Minahasa, serta selanjutnya menyebar ke beberapa kawasan di Indonesia dengan membawa kebudayaan kapak lonjong.

Dengan demikian, bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yakni jalur Barat dan jalur Timur.

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Keturunan bangsa Proto Melayu yang tinggal di Behrang.

KOMPAS.com - Dari penelusuran sejarah, diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China Selatan.

Karena berbagai alasan, mereka kemudian bermigrasi ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

Pada awalnya, mereka bergerak ke arah selatan memasuki Vietnam, dan terus melanjutkan petualangannya hingga mencapai Kepulauan Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang adalah bangsa Melayu.

Proses kedatangan mereka dibagi ke dalam dua gelombang, yang pertama disebut Proto Melayu (Melayu Tua).

Sedangkan proses kedatangan nenek moyang Indonesia dalam gelombang kedua disebut Deutro Melayu (Melayu Muda).

Bangsa Proto Melayu terdesak ke arah timur setelah kedatangan bangsa Deutro Melayu.

Baca juga: Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Menurut Para Ahli

Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu tiba di Indonesia pada sekitar 2000 SM dengan membawa kebudayaan Neolitikum, utamanya kapak lonjong dan kapak persegi.

Mereka masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur barat dan timur. Jalur barat melalui Semenanjung Melayu, kemudian masuk ke Sumatera, dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Sementara jalur timur melalui Kepulauan Filipina, kemudian masuk ke Sulawesi, dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Bangsa Proto Melayu memiliki ciri fisik rambut lurus, kulit kuning kecoklatan, dan bermata sipit.

Persebaran ras Proto Melayu di Indonesia kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Adapun suku keturunan Proto Melayu di Indonesia tercermin pada Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias.

Deutro Melayu

Proses kedatangan Deutro Melayu ke Indonesia dimulai pada sekitar 500 SM.

Deutro Melayu adalah ras yang datang dari Indocina bagian utara dan masuk Indonesia melalui jalur barat, yaitu melalui Semenanjung Melayu, terus ke Sumatera, dan kemudian tersebar ke wilayah Indonesia yang lain.

Kedatangan mereka disertai kebudayaan logam yang berasal dari Dongson (Vietnam Utara).

Oleh karena itu, kebudayaan bangsa Deutro Melayu dikatakan lebih maju dari bangsa Proto Melayu.

Mereka umumnya hidup secara berkelompok, dan kedatangannya berhasil mendesak penduduk Proto Melayu ke pedalaman.

Keturunan Deutro Melayu adalah masyarakat Jawa, Minang, Bali, dan Bugis.

Baca juga: Peninggalan Bangsa Deutro Melayu

Melanesoid

Ras lain yang terdapat di Kepulauan Indonesia adalah Melanesoid, yang kedatangannya lebih dulu daripada bangsa Proto Melayu.

Melanesoid merupakan suku bangsa berkulit hitam yang berasal dari Teluk Tonkin.

Suku bangsa Melanesoid membawa kebudayaan Bacson-Hoabinh, yang setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan penduduk asli Indonesia saat itu.

Kedatangan suku bangsa ini sekaligus menandai dimulainya Zaman Mesolitikum (batu tengah) di Indonesia.

Dalam perkembangannya, mereka terus terdesak ke arah timur oleh bangsa Melayu.

Di Kepulauan Indonesia, mereka tinggal di Papua Barat, Ambon, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Referensi:

  • Suheri, Duwi Rahmadi. (2017). Mari Mengenal Masa Prasejarah. Sukoharjo: Sindunata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Keturunan bangsa Proto Melayu yang tinggal di Behrang.

KOMPAS.com - Bangsa Proto Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara pada sekitar 1500 SM.

Bangsa ini masuk ke Nusantara melalui dua jalur, yatu jalur barat (melalui Malaysia dan Sumatera) dan jalur timur (melalui Filipina dan Sulawesi).

Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan penghuni Nusantara saat itu.

Adapun buktinya adalah banyaknya peralatan yang terbuat dari batu yang dihaluskan, salah satunya kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantam, Bali, dan Sulawesi utara.

Baca juga: Kebudayaan Bacson-Hoabinh: Persebaran, Ciri-ciri, dan Pengaruh

Asal-usul dan jalur persebaran

Bangsa Proto Melayu pada awalnya tersebar di Madagaskar sampai pada pulau paling timur di Pasifik.

Setelah itu, mereka memasuki Provinsi Yunan di China Selatan dan bermigrasi ke Indocina, Siam, hingga akhirnya masuk ke Kepulauan Indonesia.

Bangsa Proto Melayu datang ke Indonesia pada sekitar 1500 SM melalui dua jalur persebaran, yakni jalur barat dan timur.

Adapun rute perjalanan dari barat adalah melalui Semenanjung Melayu, lalu masuk ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Sedangkan dari timur, jalurnya adalah melalui Filipina kemudian masuk ke Sulawesi, baru menyebar ke suluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Dongson di Indonesia

Ciri-ciri Proto Melayu

Suku yang tergolong suku bangsa Proto Melayu adalah Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias. Berikut ini adalah ciri-ciri dari bangsa Proto Melayu.

  • Berasal dari Yunan
  • Masuk ke Nusantara 1500 SM
  • Kulit berwarna kuning kecoklatan
  • Berambut lurus
  • Bermata sipit

Bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia membawa kebudayaan yang disebut Neolitikum, yang tersebar dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

Berikut adalah beberapa peninggalan Bangsa Proto Melayu.

Kapak Persegi

Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium, dan terbagi menjadi dua, yaitu besar dan kecil.

Kapak persegi besar biasanya disebut beliung, yang diberi tangkai sehingga bentuknya persis cangkul. Sedangkan yang kecil dinamakan tatah.

Persebaran peninggalan bangsa Proto Melayu ini kebanyakan di Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.

Baca juga: Peninggalan Bangsa Proto Melayu

Kapak Bahu

Kapak ini menyerupai kapak persegi, tetapi ada bagian yang diikat pada tangkainya sehingga mirip botol persegi. Kapak bahu banyak ditemukan di daerah Sulawesi, terutama di Minahasa.

Kapak Lonjong

Kapak lonjong secara keseluruhan berbentuk bulat telur, yang mana pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai dan ujung yang bulat ditajamkan.

Penyebarannya di Kepulauan Indonesia bagian timur, seperti di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.

Tembikar

Tembikar atau periuk banyak ditemukan di Sumatera dan pantai Selatan Jawa antara Yogyakarta dan Pacitan.

Tembikar ini dihiasi dengan gambar yang didapat dengan menekankan suatu benda ke tanah yang belum kering.

Referensi:

  • Sugiarti, Etty. (2010). Ensiklopedia Zaman Prasejarah. Semarang: ALPRIN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA