Jelaskan bagaimana KB bisa menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia

Di negara berkembang seperti Indonesia, program keluarga berencana menjadi salah satu program yang paling sering digalakkan. Selain bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, program keluarga berencana ternyata memiliki banyak keunggulan lain yang patut untuk diketahui. Apa sajakah keunggulan dari program ini?

PROGRAM keluarga berencana, atau sering disingkat KB, menjadi salah satu solusi yang banyak diterapkan di negara-negara dengan tingkat populasi penduduk yang tinggi. Tingkat populasi penduduk yang tinggi sendiri banyak ditemukan di negara-negara berkembang, seperti Cina, India, dan Indonesia.

Program ini menganjurkan pasutri atau keluarga untuk memiliki anak tidak lebih dari dua orang. Dengan kata lain, program ini berfokus pada pengendalian angka kelahiran atau kehamilan pada setiap keluarga.

Pengendalian angka kelahiran atau kehamilan pada program KB dapat dilakukan dengan banyak cara. Cara-cara tersebut antara lain dengan penggunaan kondom saat berhubungan intim, baik kondom pria maupun kondom wanita, konsumsi pil KB bagi wanita, atau pemasangan alat kontrasepsi, misalnya spiral. Cara-cara tersebut merupakan cara pengendalian kehamilan pada program KB yang cukup terkenal.

Jika ditilik dari cara kerjanya, tak heran jika sebagian besar orang hanya menganggap bahwa keunggulan program KB adalah menahan laju pertumbuhan penduduk. Memang benar jika tujuan utama dari program ini adalah mengendalikan angka kelahiran.

Namun, masih banyak keunggulan lain dari program keluarga berencana yang dapat membuat kehidupan jauh lebih baik. Keunggulan lain dari program ini dapat dilihat pada uraian berikut:

Mengoptimalkan Perencanaan Keuangan

Selain mengendalikan angka kelahiran pada setiap keluarga, program keluarga berencana dapat membuat keluarga memiliki perencanaan keuangan yang optimal. Anda tentu setuju bahwa semakin banyak jumlah anak yang dimiliki, semakin besar pula biaya yang diperlukan untuk memenuhi semua kebutuhannya.

Sebaliknya, dengan membatasi jumlah anak, maka keuangan keluarga akan jauh lebih stabil dan terorganisir. Dengan mengikuti program keluarga berencana, seseorang akan memperhitungkan jumlah anak yang ingin dimiliki, juga seberapa besar biaya perkiraan biaya yang diperlukan untuk anak tersebut. Perencanaan yang matang, baik dalam hal jumlah anak maupun perkiraan biaya yang diperlukan, akan membuat keluarga jauh lebih stabil dan bahagia.

Meminimalkan Risiko Gangguan Kesehatan

Di negara berkembang, banyak ditemui berbagai kasus kehamilan yang tidak terduga, misalnya kehamilan yang jaraknya terlalu dekat antara kehamilan pertama dan kehamilan kedua, atau kehamilan pada usia di atas 30 hingga 40 tahun.

Patut diketahui bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat antara kehamilan pertama dan kehamilan kedua, yakni kurang dari dua tahun, atau kehamilan yang terjadi lebih dari lima tahun sejak kehamilan terakhir dapat berakibat buruk bagi kesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Bagi kaum ibu, kehamilan tak terduga dapat berakibat buruk bagi kesehatan rahim.

Sementara itu, bagi anak yang lahir dari kehamilan tak terduga, imunitas tubuh mereka dapat terancam kesehatannya. Meningkatnya risiko gangguan kesehatan pada ibu dan anak kemudian akan berdampak pula pada kondisi keuangan keluarga.

Memiliki Banyak Variasi Selain Kontrasepsi

Sebelumnya telah disebutkan bahwa metode kontrasepsi, baik melalui pengaman, konsumsi pil KB, maupun pemasangan spiral, merupakan salah satu wujud program KB yang cukup terkenal. Metode kontrasepsi tergolong ampuh untuk menahan laju kehamilan, meskipun belum 100% menjamin bahwa kehamilan tidak akan terjadi. Selain itu, masih ada keluhan terkait kontrasepsi, misalnya konsumsi pil KB yang dinilai dapat membuat gemuk.

Untuk itu, patut Anda ketahui bahwa masih ada metode lain selain kontrasepsi yang ditawarkan dalam program KB, misalnya pendidikan seks dan teknik perencanaan keluarga secara alami. Sesuai namanya, pendidikan seks berfokus pada edukasi anggota keluarga atau pasutri terkait fungsi sistem reproduksi. Dalam pendidikan seks, pihak yang berperan sebagai tutor atau fasilitator biasanya adalah ginekolog atau konsultan seks.

Sementara itu, teknik perencanaan keluarga secara alami dilakukan dengan cara penghitungan masa subur. Penghitungan masa subur dapat dilakukan dengan bantuan kalender masa subur. Kedua cara ini menjadi alternatif lain yang dapat dipilih saat merencanakan kehamilan selain dengan metode kontrasepsi.

Meminimalkan Penyebaran Penyakit Menular Seksual

Hingga kini, penyakit menular seksual masih menjadi momok yang menghantui banyak orang, tak terkecuali pasangan pasutri. Penyakit menular seksual yang banyak ditemukan di kalangan pria dan wanita bervariasi, mulai dari herpes genital, chlamydia, hingga HIV dan AIDS.

Penyakit-penyakit menular seksual tersebut dapat dihindari dengan penggunaan alat kontrasepsi, misalnya kondom pria dan kondom wanita. Penggunaan kondom pria dan kondom wanita saat berhubungan intim akan meminimalkan terjadinya perpindahan virus dan bakteri antarpasangan. Dengan demikian, penggunaan kontrasepsi tidak hanya menghindarkan Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi juga dari risiko tertularnya penyakit menular seksual.

JAKARTA, bkkbn online      Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengklaim telah sukses menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia.  Pada 1970-an jumlah penduduk berkisar 100 juta dengan pertumbuhan 2 juta per tahun, sementara saat ini 4 juta per tahun. Dari segi prosentase menurun, tapi dari segi pertambahan penduduk terus meningkat dan ini mengkhawatirkan.      Jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali, maka akan berdampak kepada pertumbuhan pembangunan nasional. BKKBN telah menyusun langkah-langkah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan bantuan berbagai pihak.      Pastinya masyarakat sepakat menurunkan jumlah laju penduduk agar terjadi keseimbangan. BKKBN juga bekerjasama dan bermitra dengan seluruh komponen baik swasta dan pemerintahan untuk membantu rencana ini.     Ledakan penduduk ini dipengaruhi oleh tiga hal, di antaranya kelahiran, kematian, dan imigrasi. Target kita untuk 2015 sekitar 2,0 persen untuk laju pertumbuhan penduduk.harapannya, tahun berikutnya pertumbuhan penduduk akan stabil dan bisa merancang pembangunan dengan baik.     Misalnya saja, BKKBN mulai pertengahan tahun 2012 bekerjasama dengan sejumlah kabupaten/kota menggelar Gerebek Pasar (Gerakan Pemberdayaan Keluarga Pas Sasaran) di lingkungan pasar tradisional.  Gerebek Pasar berbasis pasar tradisional ini dilakukan dalam rangka mensosialisasikan program KB ke kalangan pedagang-pedagang agar mulai mengatur jumlah keturunan untuk mencapai kehidupan lebih sejahtera.      Dalam Gerebek Pasar ini, BKKBN menyediakan berbagai jenis KB yang disediakan di stand-stand yang telah tersedia, baik KB untuk perempuan maupun laki-laki. Masyarakat tinggal memilih dan tanpa dipungut biaya sedikit pun alias gratis.      Petugas pelayanan unit KB juga bersiaga untuk membantu pelayanan KB jenis vasektomi dan lainya.  Disekitar panggung acara, terdapat dua unit mobil pelayanan KB yang digunakan untuk melakukan vasektomi bagi kaum pria.  Sejumlah pemerhati hak-hak perempuan, mengkritisi ajakan petugas KB, kurang memberikan keterangan yang transparan apa manfaat dan risiko pemakaian kontrasepsi. Selain itu, perlunya dorongan agar timbul partisipasi masyarakat. Dengan demikian, KB akan menjadi suatu gerakan dan akhirnya menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat.     Sementara, mantan Kepala BKKBN, Prof Dr Haryono Suyono, mengatakan dalam melakukan revitalisasi Program KB, hanya melihat dari sisi kontrasepsi saja sehingga perekmbangannya kurang menggembirakan.     Faktanya, angka kelahiran sekarang ini, mencapai 2,6 anak dan pertumbuhan penduduk pun mencapai 1,6 persen. Oleh karena itu, IPeKB (Ikatan Petugas KB) diminta diajak serta mengembangkan Posdaya untuk mencapai kejayaan program KB di masa lalu.     "BKKBN seharusnya melaksanakan kegiatan kependudukan secara menyeluruh, tidak hanya melihat dari sisi kontrasepsi," kata Haryono Suyono.     Ukuran keberhasilan Program KB pun,lanjutnya, jangan hanya dilihat dari kepesertaan pria dalam ber-KB."Tapi apa masih ada penduduk yang belum ber-KB dan sasaran utama tentu generasi muda atau pasangan muda," ujarnya.

    Maka, keberadaan IPeKB dalam Posdaya, sangat menguntungkan Program KB. melalui pendekatan dengan anggota Posdaya, diharapkan capaian program itu berhasil. karena dalam Posdaya sebagai wahana komunikasi, bisa dijadikan ajnagn silaturahmi,membahas berbagai persoalan di lingkungan masyarakat.(kkb2)

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Keluarga Berencana yang dicanangkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat dikatakan efektif. Terbukti dengan diraihnya penghargaan dari lembaga PBB karena Indonesia dapat menekan laju pertumbuhan penduduk pada masa rezim Soeharto dengan system sentralistik. Lambat laun tepatnya sejak awal tahun 2004  arah kebijakan pemerintah tidak selalu memfokuskan program Keluarga Berencana, yang mulanya dipaksakan sekarang mulai beralih menjadi secara sukarela serta pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang penggunaan alat kontrasepsi khususnya KB, mungkin hal ini disebabkan karena Indonesia masih kental dengan budaya timur yang masih menganut paham “banyak anak banyak rezeki” jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang kesadaran masyarakatnya akan keluarga kecil bahagia, sehat, dan sejahtera merupakan hal yang sangat mendasar bagi mereka sehingga angka kepadatan penduduk bisa ditekan.

Seharusnya pengelolaan kependudukan, terutama pengelolaan perencanaan kehidupan berkeluarga melalui program Keluarga Berencana (KB), merupakan hal yang perlu mendapat perhatian penting dari  pemerintah daerah. Pada kenyataanya Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, yang belum lama ini dipublikasi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Dari sekitar 530 kabupaten/kota di Indonesia, diperkirakan 70% di antaranya tidak memiliki anggaran untuk program KB. Padahal PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, disusul UU 52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga  mengamanatkan program KB menjadi urusan wajib pemda. komitmen pemda masih rendah karena kesadarannya tentang sebab akibat  dari laju pertumbuhan penduduk juga kurang. Itulah sebabnya program KB dilaksanakan setengah hati, meskipun pergerakan dari pusat sudah luar biasa.

Peran pemerintah daerah disini sebagai penggerak dan controling. Pihak pemdalah yang seharusnya menggerakkan masyarakat untuk paham dan sadar akan dampak ledakan penduduk sehingga timbul kemauan dari masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi. Controling dimaksudkan untuk mengawasi koordinasi di lapangan sehingga program KB dapat dimaksimalkan. Saya menghimbau agar masyarakat mau berkontribusi dan pihak pemda melaksanakan kewajibannya sehingga target penduduk tumbuh seimbang dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di bawah 1% pada 2015 bisa tercapai.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA