Jelaskan apa yang menjadi faktor penyebab runtuhnya Dinasti Umayyah di Damaskus

Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah – Dinasti Bani Umayyah mengalami masa kemunduranhnya dengan ditandai melemahnya sistem politik dan kekuasaan, dikarenakan banyak permasalahn yang dihadapi oleh penguasa dinasti ini. Diantaranya seperti masalah politik, ekonomi dan lainnya.

Kemuduran dinasiti Bani Umayyah bukanlah semata-mata disebabkan oleh serangan Bani Abbas. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti ini mengalami keruntuhan. Sepeninggal kekuasaan Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan Bani Umayyah kemudian diteruskan oleh Yazid Bin Abdul Malik.

Nah, pada masa kekuasaan Yazid Bin Abdul Malik mulai muncul tanda-tanda runtuhnya dinasti Umayyah. Dimana pada masa ini masyarakat mulai menyatakan konfrontasi kepada pemerintahan Yazid Bin Abdul Malik yang cenderung pada kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat.

Kerusuhan ini terus terjadi hingga kekuasaan Hisyam bin Abdul Malik. Terlebih lagi pada masa itu muncul kekuatan baru yang menjadi penantang terberat pemerintah Bani Umayyah. Kekuatan tersebut berasal dari Bani Hasyim yang mendapat dukungan penuh oleh golongan umat Mawali.

Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah : Faktor Internal & Eksternal

Penyebab utama runtuhnya Dinasti Bani Umayyah yaitu pada saat munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdulah Al-Muthalib. Selain itu, masih ada banyak lagi penyebab runtuhnya Bani Umayyah. Lantas apa saja penyebab runtuhnya Bani Umayyah? Adapun penyebab-penyebab tersebut meliputi.

Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah

  1. Figur khalifah yang melemah.
  2. Hak istimewa bangsa Arab Suriah.
  3. Pemerintah yang tidak demokratis dan korup.
  4. Persaingan antar suku.
  5. Adanya pemberontakan dari Bani Abbasiyyah.
  6. Perang saudara antar sesama anggota Dinasti Bani Umayyah.
  7. Diskriminasi kaum Mawali.
  8. Pertentangan antara kelompok Qays dengan kelompok Yaman.
  9. Pengangkatan lebih dari satu putra mahkota.
  10. Timbulnya fanatisme kesukuan.
  11. Kehidupan khalifah yang mewah dan melampaui batas.
  12. Konflik dengan kristen.
  13. Tidak adanya ideologi pemersatu.

Faktor Runtuhnya Bani Umayyah di Andalusia

Selain penyebab di atas, ada juga beberapa faktor yang menyebabakan runtuhnya Bani Umayyah. Faktor tersebut berasal dari dalam (Internal) dan dari luar (Eksternal) pemerintahan Bani Umayyah.

A. Faktor Internal Runtuhnya Bani Umayyah

  • Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan

Terjadinya persaingan yang tidak sehat di antara kalangan keluarga istana yang memperebutkan kekuasaaan sebagai ahli waris. Hal ini membuat terjadinya perpecahan antara kedua pihak yaitu antara kelompok militer dan kelompok sipil.

  • Tidak Ada Ideologi Pemersatu

Dalam hal ini terjadinya konflik politik yang menimbulkan kelompok oposisi. Adanya persaingan antara arab utara dan arab selatan yang menjadi timbulnya kerajaan kecil dan mengakibatkan pemberontakan dan pengacauan politik. Kelompok tersebut membuat stabilitas politik Bani Umayyah semakin kacau.

  • Perilaku Penguasa Islam Jauh dari Aturan Islam

Kekayaan Bani Umayyah yang disalah gunakan oleh khalifah untuk hidup berfoya-foya, bersuka ria dalam kemewahan dan suka minum-munuman keras membuat kekuasaan Bani Umayyah semakin melemah.

B. Faktor Eksternal Runtuhnya Bani Umayyah

Khalifah Bani Umayyah sering mendapat tantangan dari golongan khawarij. Golongan ini mengangap Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah melakukan dosa besar. Perbedaan sudut pandang ali dan Muawiyah ini menjadikan khawarij mengangkat pemimpin dari kalangan mereka sendiri.

  • Timbulnya Fanatisme Kesukuan

Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, fanatisme kesukuan kembali muncul, terutama setelah sepeninggal Yazid bin Muawiyah. Pada masa itu, bangsa arab

selatan yang di wakili oleh Kabilah Qalb yang merupakan pendukung utama Muawiyah dan Yaid I. Pergantian Yazid I yang dipelopori oleh Kabilah Qalb ditolah oleh bangsa Arab selatan yang diwakili Kabilah Qaid mengakibatkan bentrok antara kedua pihak. Dengan keberhasilan Kabilah Qalb yang mengalahkan kabilah Qais membuat Marwan I duduk dikursi kekhalifahan.
  • Konflik Umat Islam dengan Kristen

Pertempuran yang dipelopori oleh raja Ferdinan dari Aragon dan Isabela dari Castila mengakibatkan runtuhnya benteng Al-Hambra. Selain itu, kematian Al-Hasan karena diracun oleh anaknya menyebabkan daerah Granada berhasil direbut oleh Kristen. Kekalahan inilah yang membuat Bani Umayyah runtuh.

  • Timbulnya Semangat Eropa Untuk Menguasai Andalusia

Keinginan bangsa eropa yang ingin merebun tanah air mereka kembali dari tang islam menjadi faktor dari luar runtuhnya Dinasti Bani Umayyah. Banyak daerah yang belum dikuasai sepenuhnya seperti Gracia yang merupakan pusat kristen oleh Bani Umayyah menjadi penyebab runtuhnya kekuasaan Dinasti Bani Umayyah.

Itulah beberapa faktor penyebab runtuhnya Bani Ummayah yang dapat inspired2write.com sajikan. Dengan informasi di atas, anda bisa mempelajari masa keemasan umat islam pada masa kekuasaan Bani Umayyah. Sebagai umat islam mengenang sejarah umat islam merupakan hal yang cukup penting.

Selain itu, sebagai rakyat Indonesia mempelajari sejarah juga menjadi hal yang penting. Misalnya seperti mempelajari sejarah tentang TARI GENDING SRIWIJAYA, sama halnya sebagai umat islam kita perlu mepelajari sejarah tentang Dinasti Bani Umayyah ini. Demikian dan semoga informasi di atas bermanfaat.

Dinasti Bani Umayah mengalami masa kemunduran, di tandai dengan melemahnya system politik dan kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti ini. Di antaranya adalah masalah politik, ekonomi, dn sebagainya.

Seperti diketahui bahwa setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para khalifah Bani Umayah tidak ada yang dapat di andalkan untuk mengendalikan pemerintahan dan keamanan denga baik. Selain itu mereka juga tidak dapay mengatasi pemberontakan di dalam negeri secara tuntas. Bahkan mereka tidak mampu lagi menjaga keutuhan dan persatuan di kalangan keluarga Bani Umayah Sehingga sering terjadi pertikaian di dalam rumah tangga istana. Penyebabnya adalah perebutan kekuasaan. Siapa yang akan menggantikan kedudukan khalifah dan seterusnya.

Setelah sekian lama mengalami masa-masa kemunduran akhirnya dinasti umayah benar-benar mengalami kehancuran atu keruntuhan. Keruntuhan ini terjadi pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad setelah memerintah lebih kurang 46 tahun. (744-750 M)

Dalam peristiwa itu, salah seorang pewaris tahta kekhalifahan Umayah, yaitu Abdurrahman yang baru berusia 20 tahun, berhasil melarikan diri kedaratan Spanyol. Tokah inilah yang kemudian berhasil menyusun kembali kekuatan Bani Umayah diseberang lautan yaitu di keamiran Cordova. Disana dia berhasil mengembalikan kejayaan kekhalifahan Umayah dengan nama kekhalifahan Andalusia.

Ada juga beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayah lemah dan membawanya pada kehancuran. Faktor-faktor itu ialah:

1.        System penggantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengatutrannya tidak jelas. Ketidakjelasan system enggantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga  istana.

2.     Latar belakang terbentuknya dinasti Umayah tidak bias dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi dimasa Ali.

3.    Pada masa bani Umayah, pertentangan etnis antara suku Arabia (Bani Qays) dan Arabia selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makin meruncing.

4.    Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggu memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.

5.    Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayah adalah munculnya kekuatan yang di pelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Abd Al-Muthalib.

Jejak Pendidikan- Berawal dari berakhirnya kekuasaan umar II (717-720), suasana perpolitikan Dinasti Umayyah di Andalusia semakin memanas, seperti terjadinya sebagai masyarakat tidak mau membayat zakat, pemberontakan terjadi dimana-mana sampai pada masa kekhalifahan Yazid II dan Hisyam I. pada masa ini pula kaum Syiah mulai melancarkan serangan secara berlahan. ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya

Hisyam (724-743) adalah khalifah yang kuat dan efektif, yang mampu mengembalikan kerajaan pada basis ekonomi yang lebih kuat, tetapi dia mencapai itu semua dengan menjadikan negaranya lebih cenderung pada sentralisasi dan kekuasaaannya lebih otokratis. Ada beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya Bani Umayyah di Spanyol di antaranya adalah faktor intern (dalam) dan ekstern (luar), berikut ini:

1. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan

Dalam hal ini menyebabkan terjadinya persaingan tidak sehat di antara kalangan keluarga istana. Yaitu perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Dan Ketika kekhalifahan Hisyam ibn Hakam, timbulnya perselisihan di kalangan pejabat tinggi Negara dan orang istana, sehingga terpecah menjadi dua kelompok; kelompok militer yang didominasi oleh Slav dan kelompok sipil dengan tokohnya al-Hajib al-Mansur yang didukung oleh menterinya.

Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa kekhalifahan sebaiknya diserahkan kepada pamannya Hisyam, al-Mughirah ibn Abdurrahman al-Natsir. Sementara kelompok sipil mengharapkan kekhalifahan dipegang oleh Hisyam, agar kendali pemerintahan tetap dipegangn oleh para penguasa bersama khalifah Hisyam kecil itu. Dari perdebatan tersebut menyebabkan terbunuhnya al-Mughirah yang diduga pembunuhnya dari pihak sipil.

Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinan dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini. Dari perselisihan tersebut memberikan peluang bagi mereka untuk melancarkan serangan mereka.

2. Tidak adanya ideologi pemersatu

Dengan ini terjadi konflik politik, sehingga timbulnya kelompok oposisi. Persaingan terjadi antara Arab Utara dengan Arab Selatan, di samping itu pula timbulnya kerajaan kecil (Muluk al-Thawaif), mengakibatkan terjadi pemberontakan dimana-mana dan pengacauan politik. Kelompok tersebut mengadakan pemberontakan yang berdampak bagi stabilitas politik kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol.

Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah 'ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.

Akibat dari kelompok – kelompok etnis tersebut yang non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.

3. Para penguasa islam cukup puas dengan menerima upeti dan tidak melakukan islamisasi secara sempurna

Tidak hanya itu dilakukan pemerintahan tersebut akan tetapi ketika melakukan islamisasi membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat kebiasaan orang nasrani.

Akibatnya dengan kehadiran bangsa Arab menimbulkan rasa iri dan membangkitkan rasa kebangsaan bangsa spanyol yang Kristen. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab itu, untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mengadu domba sesama muslim.

1. Timbulnya semangat orang-orang Eropa untuk menguasai kembali Andalusia

Hal ini merupakan keinginan bangsa Eropa yang sudah lama terpendam, mereka ingin merebut kembali tanah air mereka dari tangan penguasa muslim. akan tetapi keinginan mereka masih belum terlaksana, karena islam pada waktu itu mempunyai kekuatan besar. Ketika kekuatan islam melemah, ini merupakan kesempatan emas bagi sekelompok komunitas yang tidak senang dengan kedatangan islam.

Beberapa daerah belum dikuasai Islam Berawal dari saat Thariq dan Musa ketika menaklukkan wilayah Andalusia karena ada perintah untuk segera pulang sehingga menyebabkan mereka tidak berhasil untuk menaklukkan daerah yang terletak di Barat Laut.

Penyebab keruntuhan dan kehancuran kekuasaan islam di Andalusia disebabkan ada beberapa daerah yang belum diduduki sepenuhnya waktu ekspansi islam seperti daerah Galicia. Daerah tersebut menjadi pusat Kristen. Yang kemudian berdirinya kerajaan Castile dan Aragon yang menjadi basisnya Kristen untuk menyerang kaum muslim dalam rangka menguasai wilayah kekuasaannya.

Daerah tersebut dijadikan benteng pertahanan, pelatihan dan sekolah siasat yang dipersiapkan untuk perlawanan dikemudian hari, dan dari benteng tersebut dikomando upaya untuk memecahkan belah persatuan dan kesatuan umat islam, bahkan sering menyerang saat ada kesempatan.

2. Konflik Islam dengan Kristen

Dalam pertempuran tersebut Ferdianan dan Isabella melibatkan diri bersama 5.000 peronil dengan mendengungkan perang suci. Serangan ini dipelopori oleh raja Ferdinan dari Arogon dan Isabela dari Castila. Akibat konflik itu runtuhnya benteng Al-Hambra yang direbut oleh kristen. Dengan kemenangan mereka itu dari pihak Kristen merayakan kekalahan islam terakhir di spanyol The Deum, sebuah Hyne rasa syukur yang dinyanyikan di Cathedral St. Paul di London.

Granada saat itu semasa dinasti Nasr, yang dipimpin oleh Maula Ali Abi al-Hasan yang merasa cemas dengan kombinasi antara kerajaan Castile dan Aragon. Sehingga terjadilah perang dingin dengan kaum Nasrani.

al-Hasan sendiri wafat, diracun oleh anaknya, Abdullah dan kekuasaan dipegang saudaranya, al-Zaghlul (al-Zaghal) Jatuhnya Granada ketangan Kristen, pendeta Kristen memberikan pilihan kepada umat muslim dan Yahudi, yakni pindah agama atau tinggal di wilayah itu. Dengan demikian “salib telah menyingkirkan bulan sabit”. Artinya adalah kekuasaan islam telah dikalahkan oleh kekuasan Kristen.

3. Kesulitan ekonomi

Masa-masa runtuhnya Bani Umayyah ini, disebabkan para penguasa lebih mementingkan pembangunan, sehingga lalai membinaan perekonominan. Di samping itu pula diakibatkan oleh etnis-etnis non –Arab sering menjadi perusak dan menggrogoti perdamaian, sehingga mempengaruhi terhadap kondisi perekonomian.

Akibat dari pembangunan bidang fisik untuk keindahan kota dan peningkatan ilmu pengetahuan yang terlalu serius telah melalaikan pembangunan bidang perekonomian yang menjadi pendukung perekonomian persatuan dan kesatuan. Akibatnya perekonomian yang lemah itu, juga menyebabkan kondisi politik dan militer tak menentu.

Rujukan:

  1. Karen Amstrong, 2002. Islam: A Short History; Sepintas Sejarah Islam. Surabaya. Ikon Teralitera.
  2. M. Abdul Karim,. 2007. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
  3. Ahmad Akbar. 2002. Rekonstruki Sejarah Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
  4. badri Yatim,. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Grafindo Persada

Related Posts :

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA