Jambangan kecil yang berisi air dan abu untuk membasahi kasur agar tetap basah disebut

a. Kasur (Bantalan)

Bantalan Kasur ini terbuat dari kapas yang dibungkus dengan kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap.

b. Taplak

Taplak ini terbuat dari kain katun yang berfungsi untuk lapisan kasur

c. Kompor

Tebuat dari besi dengan menggunakan sumbu, berfungsi untuk perapian saat melelehkan lilin malam

d. Anglo Besar

Anglo ini terbuat dari gerabah yang berfungi untuk tungku yang didalamnya diletakkan kompor untuk perapian. Penggunaan Anglo ini untuk melindungi api dari angin sehingga api dapat menyala lebih tenang.

e. Meja

Meja ini terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meletakkan kasur bantalan.

f. Loyang

Loyang terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar datar dan berdiameter 40 cm, loyang ini berfungsi untuk tempat lilin malam saat dipanaskan.

g. Angsang

Angsang ini terbuat dari tembaga dengan permukaan berupa anyaman strimin yang diletakkan pada loyang. Angsang ini berfungsi untuk lapisan dasar pada permukaan loyang.

h. Serak Kasar dan Serak Halus

Serak kasar dan serak halus ini terbuat dari kain katun dengan bentuk seperti kain kasa berfungsi sebagai lapisan diatas angsang untuk meletakkan cap saat pengambilan lilin malam yang sudah meleleh.

i. Londo

Berupa jambangan kecil yang berisi air dan abu yang berfungsi untuk dipergunakan membasahi kasur agar tetap basah saat akan dipergunakan untuk meletakkan mori saat akan dicap.

j. Alat Cap

Alat cap ini terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan pemukaan untuk berupa motif batik. Cap ini berfungsi untuk meletakkan lilin malam dengan motif batik pada permukaan kain mori

              

      

TAHAP-TAHAP PROSES BATIK CAP

       

 

                              1. Pengukuran Mori                                                     2. Pemotongan

   

                           3. Ngloyori Mori                                      4. Menjemur setelah diloyori

            

        

                              5. Ngemplong Mori                                     6. Proses Cap Klowong

            

       

                            7. Proses Cap Nerusi                                     8. Proses Cap Neboki

                

           

                9. Menjemur untuk melelehkan malam                       10. Proses Wedelan

          11. Proses Ngeroki              12. Proses Nyekul/penganjian 1         3. Proses Bironi

1           4. Proses Nyogo 1                       5. Proses Ngloroti 1       6. Proses Angin-angian


Drs. Hamzuri, Batik Klasik , penerbit Djambatan, Jakarta 1981.

G.P. Rouffear En H.H. Juynboll, DE BATIKKUNST, Th.1914

J. E. Jasper en Mas Pirngadie, INLANDSCHE KUNSTNIJVERHEID
IN NEDERLANDSCH INDI, Gravenhage Door De Boek? & Kunstdrukkerij, Mouton & Co.? 1916.

Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927

TJOKROSUHARTO. Koleksi Pola Motif Batik,

Tim Pengabdian pada Masyarakat Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Pakaian Adat Jawa Gaya Yogyakarta, 1995

Pada tahun 1905, didirikan Uni Perdagangan Islam (Serikat Dagang Islam = SDI) yang dibentuk oleh KH. Samanhudi, adalah salah satu tokoh pedagang batik di Laweyan berjuang untuk menyatukan semua pedagang batik pribumi muslim terutama di daerah Laweyan againts penjajahan Belanda yang memiliki pengaruh kuat di Surakarta Kerajaan Kerajaan.

Sebenarnya Kampung Batik Laweyan sudah terkenal sejak awal kemerdekaan republik ini. Bahkan jauh sebelum itu kampung Laweyan sudah mengukir sejarah dengan munculnya Serikat Dagang Islam ( SDI ) yang dibentuk oleh KH Samanhudi, salah satu saudagar batik terkemuka. Lewat SDI inilah nafas Islam menjadi bagian yang penting dalam perdagangan di Indonesia. Di wilayah ini pula berdiri bangunan Mesjid Laweyan yang konon dibangun pada tahun 1546 Masehi.

Para saudagar batik tadi membuat batik dengan menggunakan cap atau canting sebagai peralatan kerja. Dalam proses pembuatannya menggunakan lilin yang ditorehkan di kain putih. Lilin atau malam digoreskan menggunakan cap tembaga atau canting.

Karena dibuat dengan cap maka dinamakan batik cap sedangkan yang menggunakan canting disebut batik carik atau batik tulis. Malam atau lilin ini melekat dikain putih lalu dalam proses pengerjaannya disertakan warna untuk memperindah corak motif batik.

  1. 2.  Perkembangan Batik Cap di Indonesia

Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya “cap” saja) mulai dikembangkan.

Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.

Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu

Sehingga lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.

  1. 3.  Ciri-Ciri Batik Cap
    1. Batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan.
    2. Bentuk motif atau gambar pada batik cap memiliki pengulangan yang jelas. Gambar terlihat berulang dengan motif yang sama dengan ukuran garis motif yang lebih besar bila dibandingkan dengan batik tulis.
    3. Dan ini yang paling jelas untuk menentukan apakah batik yang anda beli itu adalah batik tulis atau batik cap. Batik cap mempunyai gambar yang tidak tembus pada kedua sisi kain. Jadi artinya hanya salah satu sisi saja yang bergambar.
    4. Tidak memiliki motif atau gambar yang detil.
    5. 4.  Alat dan Bahan Membuat Batik Cap

a. Kasur (Bantalan)

Bantalan Kasur ini terbuat dari kapas yang dibungkus dengan kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap.

b. Taplak

Taplak ini terbuat dari kain katun yang berfungsi untuk lapisan kasur

c. Kompor

Tebuat dari besi dengan menggunakan sumbu, berfungsi untuk perapian saat melelehkan lilin malam

d. Meja

Meja ini terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meletakkan kasur bantalan.

Berupa jambangan kecil yang berisi air dan abu yang berfungsi untuk dipergunakan membasahi kasur agar tetap basah saat akan dipergunakan untuk meletakkan mori saat akan dicap.

Anglo ini terbuat dari gerabah yang berfungi untuk tungku yang didalamnya diletakkan kompor untuk perapian. Penggunaan Anglo ini untuk melindungi api dari angin sehingga api dapat menyala lebih tenang

Loyang terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar datar     dan berdiameter 40 cm, loyang ini berfungsi untuk tempat lilin malam saat dipanaskan.

  1. Serak Kasar dan Serak Halus

Serak kasar dan serak halus ini terbuat dari kain katun dengan bentuk seperti kain kasa berfungsi sebagai lapisan diatas angsang untuk meletakkan cap saat pengambilan lilin malam yang sudah meleleh.

Angsang ini terbuat dari tembaga dengan permukaan berupa anyaman strimin yang diletakkan pada loyang. Angsang ini berfungsi untuk lapisan dasar pada permukaan loyang.

Alat cap ini terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan pemukaan untuk berupa motif batik. Cap ini berfungsi untuk meletakkan lilin malam dengan motif batik pada permukaan kain mori.

  1. 5.  Cara Pembuatan Batik Cap
    1. Kain mori diletakkan di atas meja dengan alas dibawahnya menggunakan bahan yang empuk.
    2. Malam direbus hingga suhu 60 – 70 derajat Celsius.
    3. Cap dicelupkan ke malam yang telah mencair tadi tetapi hanya 2cm saja dari bagian bawah cap.
    4. Kemudian kain mori di cap dengan tekanan yang cukup supaya rapih. Pada proses ini, cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori.
    5. Selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah di cap tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna.
    6. Kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain.
    7. Proses pengecapan>pewarnaan>penggodogan diulangi kembali jika ingin diberikan kombinasi beberapa warna.
    8. Setelah itu, proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda.
    9. Penjemuran kemudian disetrika supaya rapih.

Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak

  1. 7.  Persamaan Dan Perbedaan Batik Cap Dan Batik Tulis

–          Cara menentukan lay-out atau patron dan juga bentuk-bentuk motif boleh sama diantara keduanya. Sehingga ketika keduanya dijahit untuk dibuat busana tidak ada perbedaan bagi perancang busana atau penjahitnya. Yang membedakan hanya kualitas gambarnya saja.

–          Cara merawat kain batik (menyimpan, menyuci dan menggunakannya) sama sekali tidak ada perbedaan.

–          Untuk membuat keduanya diperlukan gambar awal atau sket dasar untuk memudahkan dan mengetahui bentuk motif yang akan terjadi.

–          Keduanya sama-sama bisa dikatakan kain batik, dikarenakan dikerjakan dengan menggunakan bahan lilin sebagai media perintang warna.

–          Dikerjakan hampir oleh tangan manusia untuk membuat gambar dan proses pengerjaan buka tutup warnanya.

–          Bahan yang digunakannya juga sama berupa bahan dasar kain yang berwarna putih, dan tidak harus dibedakan jenis bahan dasar benangnya (katun atau sutra) atau bentuk tenunannya.

–          Penggunaan bahan-bahan pewarna serta memproses warnanya sama, tidak ada perbedaan anatara batik tulis dan batik cap.

–          Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Sedangkan batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu.

–          Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis.

–          Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.

–          Warna dasar kain batik tulis biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif. Sedangkan batik cap warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat

–          Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu.

–          Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.

–          Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal.

  1. 8.  Tips Merawat Batik Tradisional
    1. Jangan  mencuci dengan sabun detergen.
    2. Jangan mencuci memakai sikat atau digosok.
    3. Jangan mencuci dengan mesin cuci
    4. Jangan semprot parfum secara langsung terutama batik sutra
    5. Mencuci menggunakan sabun pencuci khusus untuk batik
    6. Mencuci menggunakan buah lerak, daun nilam atau sari merang bakar
    7. Mencuci menggunakan sampo rambut
    8. Bila batik tidak terlalu kotor, mencucinya cukup rendam pada air hangat tidak perlu dicuci dengan sabun batik.
    9. Jika benar-benar kotor ada noda, bisa dhilangkan dengan sabun mandi atau kulit jeruk.
    10. Saat menjemur, tarik bagian tepi batik secara perlahan supaya serat yang terlipat  akan kembali  ke posisi semula.
    11. Hindari menyetrika batik secara langsung. Sebaiknya pada waktu menyetrika, diatas kain dilapisi kertas. Apabila terpaksa menyetrika batik secara langsung, setrika jangan terlalu panas.
    12. Jika tampak kusut, semprotkan sedikit air diatasnya, letakkan sehelai alas kain diatas batik, baru disetrika, terutama untuk batik halus, batik sutra
    13. Apabila ingin memberi pewangian / pelembut, jangan langsung, sebaiknya dilapisi kertas koran, baru disemprotkan, terutama batik sutra.
    14. Menjemur ditempat teduh, hindari sinar matahari langsung supaya warna tidak cepat pudar.
    15. Simpan batik kesayangan anda dalam plastik, supaya tidak dimakan ngengat.
    16. Hindari pemberian kapur barus.
    17. Supaya tidak dimakan ngengat, beri sedikit merica/ lada dalam bungkus kain / tisu atau akar wangi kering yang sebelumnya telah diproses dengan merendam di air panas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA