Infeksi cacing pita pada tubuh manusia disebabkan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan

Taeniasis merupakan penyakit yang yang disebabkan oleh infeksi cacing pita. Cacing pita ini bisa menjangkiti manusia dan hewan. Meski infeksi cacing ini bisa ditangani dengan mudah, infeksi ini bisa menyebar ke organ lainnya di dalam tubuh. Kondisi inilah yang bisa berdampak pada masalah kesehatan lainnya yang lebih serius.

Cacing pita memiliki ukuran tubuh yang besar. Beberapa di antaranya bisa tumbuh hingga 9 meter di dalam tubuh. Sayangnya, pengidap taeniasis tidak mengetahui keberadaan cacing di dalam tubuhnya. Kondisi ini baru disadari ketika mereka melihat bagian tubuh cacing yang keluar saat buang air besar.

Penyebab Taeniasis

Taeniasis terjadi saat telur atau larva cacing pita masuk ke dalam tubuh. Jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman terkontaminasi kotoran manusia atau hewan yang mengandung cacing pita, mereka akan menelan telur cacing pita berukuran kecil. Setelah tertelan, telur akan berkembang menjadi larva di saluran pencernaan.

Manusia bisa menelan larva cacing pita yang tersembunyi pada daging hewan yang mentah atau dimasak tidak matang. Cacing pita dewasa bisa memanjang sampai 15 meter dan mampu bertahan hidup hingga 30 tahun dalam tubuh inangnya.

Berikut jenis-jenis cacing pita yang bisa menginfeksi tubuh manusia.

  • Cacing pita daging sapi dan daging babi.
  • Cacing pita ikan.
  • Cacing pita kerdil.
  • Cacing pita anjing.

 

Faktor Risiko Taeniasis

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena taeniasis adalah:

  • Kebersihan buruk bisa meningkatkan risiko tertular infeksi cacing pita melalui mulut.
  • Kontak dengan kotoran hewan. Risiko ini akan lebih besar bagi seseorang yang bekerja di peternakan, taitu ketika pembuangan kotoran manusia dan hewan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
  • Bepergian ke negara-negara berkembang. Sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko untuk terkena infeksi.
  • Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang, cara memasak yang tidak benar tidak bisa membunuh telur dan larva cacing pita yang ada dalam daging.
  • Hidup di kawasan endemik taeniasis.
  • Mengidap kondisi medis tertentu seperti AIDS atau HIV, diabetes, penerima transplantasi organ, hingga kemoterapi yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Gejala Taeniasis

Sebagian besar kasus taeniasis umumnya tak menimbulkan gejala. Dengan kata lain, pengidapnya tak merasakan keanehan di dalam tubuhnya. Namun, ada pula beberapa pengidapnya yang mengalami berbagai keluhan atau gejala. Gejala yang timbulnya atau dirasakan bisa bergantung pada jenis cacing pita yang masuk ke dalam tubuh.

Berikut beberapa gejala yang mungkin dialami oleh pengidap taeniasis.

  • Rasa nyeri pada perut bagian atas.
  • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
  • Mual dan muntah.
  • Nafsu makan menurun.
  • Gangguan pencernaan (diare).
  • Iritasi pada sekitar anus.
  • Sakit kuning.
  • Pada tinja terlihat cacing atau telur cacing.

Jika larva cacing bermigrasi keluar dari usus dan membentuk kista pada jaringan tubuh lain, maka pengidap taeniasis akan merasakan beberapa gejala seperti:

  • Munculnya benjolan.
  • Sakit kepala.
  • Infeksi bakteri.
  • Batuk atau nyeri pada paru-paru akibat abses (nanah).
  • Reaksi alergi terhadap larva.
  • Gejala neurologis, termasuk kejang-kejang.

Diagnosis Taeniasis

Seperti penyakit pada umumnya, dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik seputar gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pengambilan sampel tinja, tes darah lengkap, hingga pemeriksaan pemindaian seperti CT scan, rontgen, hingga MRI bila pasien mengalami infeksi berat.

Pengobatan Taeniasis

Pada beberapa kasus, pengidap taeniasis bisa sembuh tanpa pengobatan. Cacing pita akan keluar dari tubuh dengan sendirinya. Untuk menangani taeniasis, biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat-obatan untuk membasmi cacing pita dewasa saja. Untuk infeksi invasif akan ditangani berdasarkan lokasi dan efek infeksi.

Beberapa obat yang biasanya diresepkan oleh dokter adalah praziquantel dan albendazole. Kedua obat ini mampu membunuh cacing parasit dan juga telurnya. Untuk dapat membersihkan seluruh cacing dan infeksi di dalam tubuh, obat ini perlu dikonsumsi selama beberapa minggu. Akhirnya, cacing dikeluarkan melalui tinja.

Meski begitu, ada beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan setelah mengonsumsi obat ini. Contoh efek sampingnya adalah pusing dan sakit perut. Bisa jadi ada efek samping lainnya. Maka dari itu, dosis yang dikonsumsi harus sesuai dengan yang diresepkan dokter.

Komplikasi Taeniasis

Infeksi taeniasis yang tak ditangani dengan tepat, bisa memicu berbagai masalah lainnya. 

Salah satu komplikasi taeniasis yang bisa terjadi adalah sumbatan pada usus. Cacing pita dapat menutup organ tubuh tersebut. Untuk mengatasinya, dokter perlu melakukan pembedahan.

Selain itu, cacing ini dapat berpindah ke bagian tubuh lainnya, seperti jantung, mata, atau otak. Kondisi ini disebut juga sistiserkosis. Jika dibiarkan, gangguan ini dapat menimbulkan masalah, seperti kejang atau infeksi pada sistem saraf.

Berikut beberapa komplikasi lainnya yang mungkin terjadi:

  • Penyakit Hidatidosa.
  • Gangguan sistem saraf pusat dan otak.
  • Terganggunya fungsi organ seperti pada paru-paru atau hati bila larva pindah ke bagian tersebut.

Pencegahan Taeniasis

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah teniasis yaitu:

  • Hindari mengonsumsi daging, ikan, dan daging babi yang tidak matang sempurna.
  • Cuci dan masaklah semua buah-buahan serta sayuran sebelum dimakan.
  • Bagi yang memiliki peternakan, buanglah kotoran hewan dan manusia dengan benar, agar tidak mencemari makanan dan minuman.
  • Harap berhati-hati saat mengonsumsi makanan dan minuman ketika berada di kawasan rawan cacing pita (biasanya di negara berkembang).
  • Bawalah hewan peliharaan ke dokter hewan jika terinfeksi cacing pita.
  • Masaklah daging hingga benar-benar matang.
  • Bekukan daging setidaknya 12 jam, dan ikan minimal 24 jam untuk membunuh telur dan larva cacing pita.
  • Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan, sebelum makan, dan setelah keluar dari toilet.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami tanda dan gejala di atas. Nah, pemesanan untuk pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui fitur janji medis dari aplikasi Halodoc. Untuk mendapatkan kemudahan ini, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

 
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2022. Health A-Z. Tapeworms.
Mayo Clinic.  Diakses pada 2022. Disease and Conditions. Tapeworm Infection.
Healthline. Diakses pada 2022. Taeniasis.

Diperbarui pada 21 Juli 2022

yang hemofilia diganti 1 aja ya, yg satunya lagi normal​

Tolong dibantu ya kak :)TERIMA KASIH BANYAK :)​

ida melakukan suatu percobaan pengaruh sinar matahari terhadap tinggi tanaman kemudian tentukan a. tujuan percobaa b. variabel bebas dan variabel teri … kat​

1. tuliskan perbedaan rangka, otot, dan sendi 2.tuliskan macam macam bagian otot3. tuliskan macam-macam tulang beserta contohnya 4.jelaskan pengertian … dari a.fototropisme b.geotropisme c.tigmotropisme d.seismonasti e. niktinasti​

1. 2. Hitunglah nilai hambatan totainga Rz Y SL R34/5 R₁ = 2.5L Ryn R335 R₁ = 2 52 R4=652 3. R₁:25 R²:35 R₂=65 RYSL R5= 452 www R4 = 152 Re:352/R5:252 …

. Klasifikasi Makhluk HidupSistem Klasifikasi 1. Prokariotik 2. Eukariotik 3. Uniseluler 4. Multiseluler 5. Autotrof 6. Heterotrof 2. Sebutkan sistem … klasifikasi 5 kingdom dan ciri-ciri masing-masing klasifikasi tersebt​

Bagaimana prinsip pengelompokkan makhluk hidup?​

Tolong bantu jawab ya, terimakasih^^

tuliskan 2 persamaan protista dan fungi ​

suatu keluarga terdiri dari orang tua berkulit putih berambut ikal dengan berkulit hitam rambut keriting memiliki 4 orang anak dengan : anak pertama b … erkulit putih berambut ikal, anak kedua berkulit putih berambut keriting,anak ketiga berkulit hitam berambut ikal, anak keempat berkulit hitam berambut keriting tentukan: genotipe kedua orang tuanya​