Indeks harga Produsen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kecuali

Pengertian Asumsi Dasar Ekonomi Makro

Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM) adalah indikator utama ekonomi makro yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun berbagai komponen postur APBN. Penyusunan ADEM mengacu pada sasaran pembangunan dan juga tetap memperhatikan perkembangan perekonomian terkini baik domestik maupun internasional.

ADEM terdiri dari:

  1. Pertumbuhan Ekonomi
  2. Tingkat Inflasi
  3. Nilai Tukar
  4. Suku Bunga SBN 10 Tahun
  5. Harga Minyak
  6. Lifting Minyak dan Gas

Pertumbuhan Ekonomi

  • Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Indikator yang menunjukkan aktivitas perekonomian dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

  • Darimana angka pertumbuhan ekonomi?

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu. PDB dapat ditunjukkan dengan dasar harga berlaku maupun harga konstan.

Inflasi

Inflasi adalah situasi kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu yang terjadi secara meluas pada banyak aspek barang (bukan pada satu atau dua barang saja).

Inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa menyebabkan turunnya nilai uang.

Nilai Tukar

Nilai tukar mulai digunakan sejak terjadinya transaksi jual beli barang/jasa antar negara yang menggunakan mata uang berbeda pada sistem perekonomian terbuka. Perbedaan dan perubahan harga barang yang diperdagangkan dari waktu ke waktu yang dihitung berdasarkan mata uang asing akan menentukan perubahan nilai tukar mata uang yang melakukan transaksi perdagangan.

  • Apa kaitannya dengan APBN?

Penentuan nilai APBN selalu berdasarkan pada asumsi nilai tukar karena dalam APBN terdapat komponen belanja pembayaran bunga utang luar negeri yang harus dibayarkan dalam mata uang asing.

Suku Bunga SBN 10 Tahun

  • Pengertian Suku bunga SBN 10 Tahun

            Suku bunga SBN merupakan suku bunga surat utang negara (SUN). SUN dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara sesuai masa berlakunya. Tingkat suku bunga SBN dengan tenor 10 tahun dipakai sebagai dasar perhitungan tingkat bunga SUN dengan variabel rate.

  •  Apa kaitannya dengan APBN?

            SUN digunakan oleh pemerintah untuk membiayai defisit APBN serta menutup kekurangan kas jangka pendek dalam periode satu tahun anggaran. Perubahan tingkat suku bunga SBN 10 tahun akan berdampak pada sisi belanja negara terutama pada pembayaran bunga utang.

Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP)

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia di pasar internasional yang dipakai sebagai indikator perhitungan bagi hasil minyak mentah.

  • Apa kaitannya dengan APBN?

Harga minyak mentah yang melebihi dari asumsi yang ditetapkan pada APBN akan berpengaruh pada pelaksanaan APBN. ICP mempengaruhi APBN baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi belanja. Dari sisi pendapatan, ICP mempengaruhi penerimaan SDA Migas dan PNBP lainnya. Sedangkan dari sisi belanja akan mempengaruhi subsidi, dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana otonomi khusus.

Lifting Minyak dan Gas

  • Pengertian Lifting Minyak dan Gas

Lifting minyak dan gas adalah produksi minyak dan gas siap jual dan juga dikatakan sebagai satuan biaya untuk membawa 1 barel minyak mentah ke atas permukaan tanah.

  • Apa kaitannya dengan APBN?

Hampir seluruh aktivitas ekonomi membutuhkan energi yang berasal dari bahan bakar yang sebagian besar berasal dari minyak. Lifting minyak dan gas bumi menjadi tolak ukur utama kinerja industri hulu migas karena langsung mempengaruhi penerimaan negara.

Lihat Foto

shutterstock.com

Indeks harga merupakan suatu ukuran statistik untuk menyatakan perubahan-perubahan harga yang terjadi dari satu periode ke periode lainnya.

KOMPAS.com - Perubahan harga yang terjadi, baik turun maupun naik membutuhkan indeks harga. Hal ini untuk membandingkan variabel dalam dua kurun waktu yang berbeda.

Dilansir dari situs resmi Badan Pusat Statistik, indeks harga merupakan suatu ukuran statistik untuk menyatakan perubahan-perubahan harga yang terjadi dari satu periode ke periode lainnya.

Pengertian indeks harga juga diartikan sebagai perbandingan antara harga rata-rata suatu barang dalam tahun yang digitung dan harga rata-rata untuk tahun dasar.

Pada indeks harga ini, tahun dasar yang biasa digunakan adalah tahun yang dijadikan patokan dalam menghitung indkes harga.

Sementarra itu, tahun dasar yang dipilih haruslah tahun di mana kondisi ekonomi stabil dan dalam jangka waktu yang berdekatan.

Di Indonesia, indeks harga ditetapkan dari hasil pengumpulan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca juga: Mengenal Jurusan Kuliah Ekonomi Islam dan Prospek Karier Menjanjikan

Tujuan indeks harga

Tujuan perhitungan indeks harga secara umum adalah untuk menentukan ukuran perubahan variabel ekonomi sebagai ukuran keadaan ekonomi suatu negara.

Indeks harga memiliki peran yang cukup penting untuk menentukan kebijakan ekonomi pemerintah dala mengatasi inflasi.

Berikut tujuan lain dari perhitungan indeks harga:

  1. Barometer dari kondisi ekonomi secara umum
  2. Pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan
  3. Sebagai deflator
  4. Pedoman pembelian berbagai jenis barang
  5. Pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada saat terjadinya inflasi.

Deflator adalah alat statistik atau komponen resmi yang dapat mencerminkan faktor penyebab timbulnya deflasi.

Terdapat beberapa macam indeks harga, di antaranya sebagai berikut:

  • Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen melihat perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi dari waktu ke waktu.

Indeks harga konsumen diambil dari data empat kelompok, yaitu kelompok makanan, perumahan, aneka barang, dan jasa.

IHK tersebut digunakan oleh BPS sebagai indikator inflasi di Indonesia.

Baca juga: Virus Corona Berpotensi Sebabkan Perlambatan Ekonomi Nasional

  • Indeks Harga Produsen (IHP)

Indeks harga produsen adalah angka indeks yang menggambarkan tingkat perubahan harga ditingkat produsen.

Pengguna data IHP dapat memanfaatkan perkmbangan harga produsen sebagai indikator dini untuk harga grosir maupun harga eceran.

Selain itu, IHP bisa digunakan untuk membantu penyusunan neraca ekonomi (PDB atau PDRB), distribusi dagang, margin perdagangan, dan sebagainya.

  • Indeks harga yang diterima dan dibayar petani

Indeks ini adalah indeks harga yang harus dibayar ole petani baik untuk biaya hidup maupun biaya produksi termasuk biaya hipotek, pajak, dan upah.

Indeks harga yang dibayarkan petani dipengaruhi oleh keijakan pemerintah, politik perdagangan, harga makanan, dan sebagainya.

Rasio antara indeks harga yang dibayar dan diterima dalam waktu tertentu disebut rasio paritas.

Merupakan sebuah metode untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi nominal dengn pertumbuhan ekonomi riil.

Perhitungan cara ini melibatkan semua barang yang diproduksi. Indeks harga implisit menjadi ukuran inflasi dari periode di mana harga dasar untuk perhitungan GNP riil digunakan hingga GNP saat ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, hal tersebut menunjukan harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur inflasi yaitu melalui Indeks Harga Konsumen.

Indeks harga konsumen (IHK) adalah Indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu kelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.  Perubahan IHK dari waktu  ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan harga (inflasi) atau tingkat penurunan harga (deflasi) dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pada Bulan Januari 2014, tahun dasar yang digunakan di dalam perhitungan IHK adalah tahun 2012 yang diperoleh dari SBH 2012.  Berikut adalah rumus untuk menghitung indeks harga konsumen metode Modified Laspeyres (dijabarkan dibawah ini):

dengan keterangan sebagai berikut:

In                      : Indeks bulan ke-n

Pni                    : Harga jenis komoditi i pada bulan ke-n

P(n-1)i               : Harga jenis komoditi I pada bulan ke-n-1

P(n-1)i  . Q(0i)  : Nilai konsumsi jenis komoditi i bulan ke n-1

P0i  . Q0i          : Nilai konsumsi jenis komoditi i pada tahun dasar

Setelah diketahui indeks harga konsumen (IHK) di bulan tersebut, inflasi dapat diketahui melalui perhitungan persentase perubahan IHK. Umumnya persentase perubahan tersebut dibagi dapat menjadi tiga, yaitu month-to-month (m-t-m), year-to-date (y-t-d) dan year-on-year (y-o-y). Inflasi m-t-m membandingkan nilai IHK pada bulan amatan dengan bulan sebelumnya (misal bulan amatan adalah bulan Januari maka bulan sebelumnya adalah Desember). Inflasi y-t-d membandingkan IHK pada akhir tahun amatan dengan titik tertentu dalam tahun yang telah berjalan. Adapun inflasi y-t-y membandingkan nilai IHK pada bulan amatan tertentu dengan IHK pada bulan yang sama pada tahun sebelumnya (sebagai contoh untuk menghitung inflasi year-on-year April 2017 maka IHK April 2017 dibandingkan dengan IHK April 2016). Formula untuk masing-masing metode penghitungan inflasi tertera di bawah (dengan keterangan A metode penghitungan inflasi m-t-m, B metode y-t-d dan C metode y-o-y.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose – COICOP), yaitu Kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan dan olah raga dan kelompok transportasi dan komunikasi.

Selain pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Tujuan dari Disagregasi inflasi tersebut adalah untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih menunjukan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dapat dikelompokan menjadi inflasi inti dan inflasi non-inti.

Adapun inflasi inti dapat didefinisikan sebagai komponen inflasi yang cenderung persisten di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental. Faktor-faktor tersebut antara lain interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang) dan ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen. Sedangkan inflasi non-inti adalah komponen inflasi yang cenderung memiliki volatilitas yang tinggi karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Adapun komponen dari inflasi non-inti adalah Inflasi Komponen Bergejolak (volatile food) dan Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (administered prices).

Inflasi komponen bergejolak dapat didefinisikan sebagai inflasi yang secara dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. Sedangkan inflasi komponen harga diatur pemerintah dapat didefinisikan sebagai inflasi yang secara dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA