Harga beli sebuah dompet Rp. 50.000 00 jika dijual Rp. 60.000 00 persentase keuntungannya adalah

Bisa dikatakan hampir semua pengusaha mengetahui istilah BEP (Break Event Point). Tetapi apakah Anda mengetahui cara menghitung BEP? Sebagai seorang pemilik bisnis, Anda wajib mengetahui bagaimana cara menghitung BEP karena sangat bermanfaat dalam  menjalankan bisnis serta mengembangkannya. Berikut penjelasan, cara menghitung BEP serta contoh soal menghitung BEP yang telah kami sajikan untuk Anda.

Pengertian BEP

BEP adalah titk impas dalam suatu usaha. Dengan kata lain BEP adalah titik di mana pendapatan yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Jadi perusahaan yang ada di titik BEP adalah satu zona yang tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan dalam menjalankan usahanya.

Tujuan menghitung BEP sangat penting karena selain bisa digunakan untuk menentukan target penjualan, BEP (Break Even Point) juga bisa menjadi pedoman dalam menggunakan dana perusahaan agar sesuai dengan yang dianggarkan.

Dengan menerapkan cara menghitung BEP yang benar maka perusahaan dapat mengukur apakahfixed cost, variabel cost dan biaya-biaya lainnya sudah sesuai seperti yang diinginkan.

Sebuah perusahaan tentu tidak mau terlalu lama dalam kondisi BEP, oleh karena itu cara menghitung BEP (Break Even Point) yang benar wajib dipahami oleh manajemen perusahaan maupun divisi terkait. Setelah itu perusahaan bisa memasang target untuk segera mencapai profit.

Karena tujuan utama menjalankan suatu bisnis adalah profit tetapi tentunya dengan memperhatikan etika bisnis agar persaingan yang terjadi tetap sehat.

Analisa Break Even

Dalam perhitungan BEP dikenal juga istilah analisa break even  (break even analysis) yang merupakan dasar dari seluruh metode break even.  Adapun tujuan dari analisa break even untuk mengetahui volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Secara umum, ada 3 manfaat yang menjadi dasar analisa break even yaitu : 

1. Untuk memberikan informasi banyaknya investasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam suatu proyek atau produksi agar dapat mengimbangi pengeluaran awal.

2. Agar bisa menginformasikan nilai margin yang merupakan langkah pembatas supaya perusahaan tidak mengalami kerugian.

3. Untuk digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa budget dari berbagai macam proyek yang dilakukan perusahaan.

Dengan melakukan analisa break even point pada suatu proyek maka perusahaan memiliki pedoman dalam menentukan harga jual, menetapkan margin, mengawasi pengeluaran, dan lain sebagainya.

Apapun proyek yang sedang dikerjakan, apakah itu memproduksi produk baru, memulai bisnis minimarket atau membuka restoran, perhitungan BEP (Break Even Point) sangat diperlukan sebelum menjalankannya.

Komponen Perhitungan BEP

Dalam cara menghitung BEP, ada beberapa komponen yang digunakan yaitu :

• Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya ini jumlahnya akan tetap meskipun proses produksi tidak dilakukan. Contohnya adalah biaya sewa tempat, gaji karyawan dan lain sebagainya.

• Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel bersifat dinamis sesuai dengan volume produksi. Semakin besar volume maka semakin tinggi pula biayanya. Misalnya biaya komisi penjualan, biaya listrik untuk menjalankan mesin dan lain sebagainya.

• Harga Jual (Selling Price)

Merupakan harga jual per unit barang jadi atau jasa yang diproduksi.

• Kontribusi Margin per Unit

Yaitu jumlah keuntungan yang didapat dalam penjualan produk. Kontribusi margin per unit diperoleh dengan mengurangi harga jual dengan biaya variabel.

Baca juga : Penjelasan Lengkap Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

Ada 2 cara menghitung BEP yaitu cara menghitung BEP unit dan cara menghitung BEP rupiah.  

1. Rumus cara menghitung BEP unit

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit)

2. Rumus cara menghitung BEP rupiah

BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)

Contoh Soal Menghitung BEP

Itulah rumus dalam menghitung BEP, agar lebih mudah dipahami kami berikan contoh soal menghitung BEP disertai dengan studi kasusnya.

PT.  ABC memiliki data-data dan rencana produksi sebagai berikut:

Biaya tetap dalam bulan Desember adalah Rp. 70.000.000 dengan rincian sbb:

• Biaya gaji karyawan Rp 35.000.000

• Biaya penyusutan mesin Rp 1.000.000

• Biaya sewa gedung Rp 15.000.000

• Biaya sewa pabrik Rp 19.000.000

Biaya variabel per unit Rp 35.000 dengan rincian sbb:

• Biaya bahan baku Rp 17.000

• Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000

• Biaya lain-lain Rp 7.500

• Harga jual per unit Rp. 55.000

Lalu bagaimana cara menghitung BEP Unit ? Berikut jawabannya:

BEP Unit = Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)

BEP Unit = Rp 70.000.000 / (Rp 55.000 – Rp 35.000)

BEP Unit = Rp 70.000.000 / Rp 20.000

BEP Unit = Rp 3.500

Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalah Rp. 3.500/unit

Untuk cara menghitung BEP Rupiah, ikuti rumus di bawah ini:

BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Jual Per Unit)

BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / (Rp 20.000 / Rp 55.000)

BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / 0.3636

BEP Rupiah = Rp 192.519.252

Jadi, BEP rupiah dari contoh di atas adalah Rp 192.519.252

Kesimpulan dari studi kasus di atas

Untuk memperoleh titik impas dengan harga jual Rp 55.000 per unit, maka perusahaan harus mampu menjual produk sebanyak 3.500 unit. Jika penjualan tidak sampai 3.500 unit, maka perusahaan terindikasi merugi karena biaya produksi tidak tertutupi.

Selain mencari tahu di mana titik impas, BEP juga bisa digunakan untuk menentukan minimal penjualan agar target laba yang diinginkan tercapai. Bagaimana caranya?

Misalkan, perusahaan ingin mendapat laba Rp 30.000.000, maka lakukan perhitungan ini:

BEP = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)

BEP = (Rp 70.000.000 + Rp 30.000.000) / (Rp 55.000 – Rp 35.000)

BEP = Rp 100.000.000 / Rp 20.000

BEP = 5.000

Jadi, target laba sebesar Rp. 30.000.000 bisa dicapai perusahaan jika penjualan produk menyentuh angka 5.000 unit.

Demikianlah penjelasan dan cara menghitung BEP (Break Even Point) semoga bermanfaat dan bisa diterapkan dalam usaha Anda. Mencatat biaya tetap, biaya variabel dan harga jual untuk menghitung BEP tentunya akan rumit dan membutuhkan waktu relatif lama jika dilakukan secara manual. Sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi dalam mengerjakannya.

Harmony adalah software akuntansi online yang mudah dan praktis digunakan. Harmony memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang akan mempermudah Anda dalam menjalankan usaha. Harmony sudah membantu ribuan pemilik bisnis dalam merapikan pembukuan dan laporan keuangan mereka. Jadi, tunggu apalagi? Coba gunakan GRATIS Harmony 30 hari dengan mendaftar di sini.

Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi

Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang akuntansi, keuangan, pajak, bisnis dan marketing di media sosial Harmony. Follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.

Kapanlagi.com - Diskon adalah potongan harga yang ditawarkan penjual kepada pembeli. Adanya diskon bisa jadi salah satu cara menarik pelanggan. Namun, buat kalian yang mudah tergiur dengan diskon belanja, tentunya perlu tahu cara menghitung diskon secara mudah dan benar.

Cara menghitung diskon sebenarnya tidaklah sulit. Hanya saja membutuhkan ketelitian saat menghitung diskon. Sebab, kesalahan dalam menghitung diskon bisa membuat kalian bisa jadi kecewa tak mendapatkan potongan harga yang sesuai.

Karena itulah, perlu memahami bagaimana cara menghitung diskon dengan mudah dan benar. Cara menghitung diskon bisa dilakukan dengan manual ataupun digital. Artinya kalian dapat memanfaatkan kalkulator untuk membantu perhitungan diskon belanja yang diperoleh.

Namun, tanpa kalkulator kalian juga bisa menghitung diskon belanja secara mudah dan hasilnya benar. Sebelum itu, simak selengkapnya tentang cara menghitung diskon mudah dan benar dilengkapi rumus beserta contohnya telah dirangkum kapanlagi.com dari berbagai sumber.

(credit: unsplash.com)

Ada beragam istilah promosi seringkali kalian jumpai. Mengetahui istilah-istilah diskon ini bisa memudahkan kalian melakukan transaksi pembelian barang. Simak selengkapnya tentang istilah-istilah diskon.

1. Diskon Ganda (Diskon (%) + Diskon (%))

Istilah diskon ini dikenal dengan sebutan diskon ganda. Sebab ada dua angka diskon yang bisa diberikan untuk pembeli. Namun maksud dari diskon ganda ini bukan berarti kalian bisa mendapatkan potongan sebesar jumlah persen yang tertera, melainkan produk tersebut akan didiskon dua kali.

Baju di sebuah toko seharga Rp 400.000 mendapat diskon 30 % + 20%. Jika diskon tersebut dijumlahkan, kalian mungkin mengartikannya bisa mendapat diskon 50 persen, namun hal ini berbeda. Sebab artinya, kalian perlu menghitung diskon pertama terlebih dulu yakni sebesar 30 persen, lalu hasilnya dihitung lagi dengan diskon 20 persen lalu dikurangi dengan hasil setelah diskon pertama.

2. Diskon Up To

Istilah diskon ini artinya dapat didiskon dengan jumlah maksimal tertentu. Namun perlu dicermati lagi bahwa bukan berarti semua barang bisa didiskon seharga serupa melainkan ada besaran diskon berbeda pada setiap barang. Misalnya saja diskon up to 50 persen, maka ada barang lain yang juga diskon 10 persen, 5 persen, 25 persen. Sehingga tidak semua barang mendapatkan diskon sebesar 50 persen.

3. Diskon Voucher Belanja

Diskon ini diberikan dalam bentuk voucher belanja yang biasanya memiliki jangka waktu tertentu ataupun kisaran tertentu. Sebab itulah perhatikan lebih teliti jika kalian mendapatkan diskon voucher belanja.

4. Diskon dengan Syarat

Diskon ini bisa diperoleh dengan syarat tertentu. Artinya ada syarat yang perlu dipenuhi pembeli untuk mendapatkan diskon. Misalnya ketika kalian berbelanja minimal Rp 500.000 maka bisa mendapatkan diskon sebesar 50 persen untuk salah satu barang.

5. Diskon Buy … Get … Free

Diskon ini diberikan apabila kalian membeli satu barang bisa mendapatkan satu lagi barang. Ini sama dengan membeli dua barang hanya saja mendapatkan diskon sesuai harga yang sudah ditetapkan.

(credit: unsplash.com)

Ada beberapa rumus perhitungan diskon yang bisa kalian gunakan untuk mengetahui harga terakhir setelah dipotong diskon. Terdapat dua cara untuk menghitung diskon dengan mudah dan benar. Adapun cara menghitung diskon mudah dan benar dengan rumusnya sebagai berikut.

1. Rumus Diskon Mengubah Persen Jadi Angka Desimal

Rumus pertama cara menghitung diskon dapat dilakukan dengan mengubah diskon dalam persen jadi angka desimal. Adapun rumus diskon tersebut adalah sebagai berikut:

D: Diskon

A: Harga awal barang sebelum didiskon

B: Harga jual barang setelah diskon

Rumusnya:

Menghitung Diskon (D): Diskon dalam persen (D%) x Harga barang awal (A)

Harga barang setelah diskon (B): Harga barang awal (A) - Diskon (D)

2. Rumus Diskon Mengurangi Besaran Diskon dengan 100 Persen

Rumus kedua cara menghitung diskon adalah dengan mengurangi besaran diskon dalam persen dengan angka 100 persen. Rumus ini terbilang lebih simple dan mudah buat kalian praktikkan. Adapun rumus cara menghitung diskon yang kedua sebagai berikut.

D: Diskon

A: Harga barang sebelum diskon

B: Harga barang setelah diskon

Rumusnya:

Harga barang setelah diskon (B): (100% - Diskon%) x harga barang setelah diskon (A)

(credit: unsplash.com)

Setelah mengetahui rumus-rumus cara menghitung diskon, berikut ini ada contoh perhitungan diskon dengan mudah dan benar. Sehingga kalian dapat mempraktikkan sendiri perhitungan diskon secara mudah baik manual ataupun digital. Berikut contoh cara menghitung diskon.

1. Contoh cara menghitung diskon rumus pertama

Ani membeli baju di sebuah toko seharga Rp 300.000,-. Ternyata baju tersebut didiskon sebesar 30 persen. Sehingga berapa harga baju yang dibeli Ani setelah diskon?

Pembahasan:

30 persen x 300.000 = 90.000

Harga baju setelah diskon = 300.000 - 90.000 = 210.000

Jadi, baju yang harus dibayar Ani setelah diskon sebesar Rp 210.000,-.

2. Contoh cara menghitung diskon rumus kedua

Ani membeli sepatu di toko dengan harga Rp 550.000,-. Dia mendapatkan diskon sebesar 25 persen. Berapakah harga sepatu yang harus dibayar Ani setelah diskon?

Pembahasan:

Harga sepatu setelah diskon = (100 persen - 25 persen) x 550.000 = 75 persen x 550.000 = 412.500

Jadi harga sepatu setelah diskon yang harus dibayar Ani sebesar Rp 412.500,-.

Itulah cara menghitung diskon mudah dan benar, dilengkapi rumus beserta contohnya. Cara menghitung diskon di atas bisa kalian praktikkan dengan mudah saat mendapatkan diskon pembelian barang atau produk tertentu.

Sumber: zenius.net, brilio.net

Yuk Baca Artikel Lainnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA