Hal hal apa saja yang diperlukan dalam mengakhiri suatu negosiasi?

Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi bernegosiasi

Melanjutkan kajian kita tentang keahlian bernegosiasi, maka edisi kali ini akan kita sajikan cara praktis yang terbukti ampuh secara empiris untuk memecah kebuntuan dari sebuah proses negosiasi.

Setidaknya ada 3 cara yang kami anjurkan untuk mengatasi proses negosiasi yang macet atau deadlock. Tiga cara ini bisa Anda gunakan secara bersamaan atau bisa juga dilakukansecara berurutan sesuai dengan kondisi yang kita hadapi.

Karena harus diakui bahwa salah satu kemungkinan yang bisa terjadi dalam proses negosiasi adalah situasi di mana semua pihak yang bernegosiasi “sepakat untuk tidak sepakat”. Oleh sebab itu untuk mengurangi risiko tersebut, tiga cara ini layak dipertimbangkan.

Cara pertama adalah ACCOMODATING atau Akomodasi. Pada dasarnya cara ini berusaha untuk mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi, sehingga akan ada pihak yang berada pada posisi kalah.

Di samping itu, dengan cara ini ada kecenderungan untuk lebih mengutamakan harmonisasi hubungan di antara semua pihak yang berkepentingan.

Dengan pendekatan ini, terdapat kemungkinan pihak yang satu akan memanfaatkan pihak yang lain, ini adalah risiko yang harus dipilih ketimbang negosiasi menemui titik buntu.

Kapan kita menggunakan cara pertama ini?

Anda dan tim negosiasi bisa menggunakan cara ini jika ternyata salah satu pihak yang bernegosiasi mengetahui dirinya salah, sehingga cara ini dipandang sebagai kompensasi untuk menunjukkan rasa tanggung jawab yang berwibawa.

Situasi berikutnya adalah jika dalam negosiasi itu ternyata isu yang dibahas lebih penting daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan terpenting cara pertama ini wajib digunakan dalam rangka meminimalkan kerugian yang lebih besar.

Cara kedua adalah PROBLEM SOLVING and COLLABORATING and INTEGRATING atau berkolaborasi menyelesaikan masalah dan melakukan integrasi.

Tahukah kamu, bahwa negosiasi adalah kegiatan yang tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Entah negosiasi untuk hal-hal besar atau negosiasi dalam skala masalah kecil.Negosiasi dapat juga diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi).

Lalu, menurut Ann Jackman dalam bukunya yang berjudul How to Negotiate, negosiasi diartikan sebagai proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda hingga akhirnya mencapai kesepakatan.

Berdasarkan arti tersebut kita sudah bisa membayangkan bahwa negosiasi itu terjadi nyaris setiap hari kadang untuk hal besar, namun sering juga untuk hal-hal yang sepele.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan negosiasi dengan baik.

1. Persiapan

Persiapan di sini meliputi pengetahuan kita terhadap persoalan atau hal yang akan dinegosiasikan. Intinya jangan sampai negosiator tidak menguasai apa yang akan dia negosiasikan dengan klien.

Contoh nyata misalnya, bernegosiasi dengan pihak sponsorship, maka negosiator terlebih dahulu paham apa acara yang ingin disponsori sehingga ketika bernegosiasi, negosiator tampak yakin dengan apa yang dia kemukakan dan juga paham betul tentang desain acara terkait sehingga klien pun tidak akan ragu memberikan dukungan pada acara tersebut.

2. Ketahui Tipe Target

Negosiator harus mengetahui siapa lawan bicaranya. Mengetahui dalam hal ini meliputi darimana asal dia bekerja, posisinya apa, tipe orangnya seperti apa, dan lain sebagainya.

Mengetahui tipe target bukan berarti harus mengenalnya sebelum pertemuan negosiasi, namun bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan jasa internet. Internet memudahkan kita untuk mengetahui banyak kepribadian orang, meskipun tidak secara spesifik. Kita bisa mengetahui bagaimana tipe target kita dengan stalking akun twitter atau facebooknya, bahkan blognya.

Mengetahui tipe target ini merupakan salah satu hal terpenting sebab dengan mengetahui tipenya, maka akan membantu kita bagaimana bersikap di hadapannya. Selain itu juga akan membuat kita lebih nyambung dengan obrolan mereka sehingga mampu menciptakan kedekatan personal. Kedekatan ini diakui atau tidak akan mempengaruhi keberhasilan negosiasi kita.

3. Banyaklah Mendengar

Berbicara seringkali lebih mudah daripada mendengarkan. Akan tetapi hanya dengan mendengarlah kita akan menjadi tahu lebih banyak terkait target atau klien kita. Banyak mendengar ketika melakukan negosiasi adalah hal yang sangat dianjurkan.

Hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang memang suka apabila bicaranya didengarkan. Banyak mendengar akan membuat target atau klien kita merasa dihargai.

Selain itu, kita juga akan tahu apa yang sesungguhnya diinginkan oleh mereka, apa yang menjadi harapannya dan tentunya akan lebih tahu banyak info lainnya. Oleh karena itu, negosiator juga harus menjadi pendengar ulung.

4. Diskusi Bukan Jualan

Negosiasi adalah proses berdiskusi. Dalam melakukan negosiasi jangan berperan layaknya SPG yang mengharuskan produknya dibeli. Berlakulah seperti dalam diskusi, tidak memaksakan kehendak. Berusaha memahami target atau klien dan memberinya waktu untuk berpikir.

5. Win-Win Solution

Pada intinya, carilah solusi yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak agar target atau klien tidak kapok bekerjasama dengan kita.

6. Istirahat

Apabila negosiasi tidak kunjung menemukan titik persetujuan, maka istirahat adalah pilihan yang tepat. Istirahat ini berfungsi untuk memberi waktu bagi diri negosiator mengevaluasi kinerjanya sendiri serta memberi waktu untuk target atau klien berpikir tentang penawaran kita.

Selain itu, istirahat juga berfungsi meminimalisir emosi yang tidak diinginkan karena terlalu lelah berdiskusi dengan target atau klien. Jika kamu tertarik untuk mengasah kemampuan negoasiasimu, yuk klik link berikut bit.ly/info-talkactive-id

Source: Bisnis.com, Kontan.co.id

Strategi yang perlu dilakukan dalam negosiasi, negosiasi merupakan suatu proses yang terkadang akan melahirkan “perang urat syaraf” atau akan berakhir pada kekalahan semua pihak. Karena itu, kesantunan dalam berkata-kata, perhatian yang diberikan kepada pihak lain, dan sikap baik yang ditunjukkan kadang akan “melunturkan” suasana sehingga negosiasi lebih mudah dilaksanakan. Negosiasi merupakan suatu hal yang pokok dan terpenting dalam bisnis untuk melakukan rencana pengembangan dengan mitra bisnis. Negosiasi bisnis berbeda dengan jenis negosiasi lainnya. Dalam suatu negosiasi bisnis, setiap pihak yang terlibat berusaha untuk menemukan suatu win-win solution. Dalam hal bernegosiasi ada beberapa strategi agar kita bisa mendapatkan apa yang diinginkan atau bisa saja keduanya tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.

Berikut adalah beberapa strategi yang perlu dilakukan dalam bernegosiasi :

1. Stretegi menang-menang (win-win solution)

Pada strategi menang-menang, kedua belah pihak berada pada posisi yang menguntungkan karena dalam perundingan diupayakan menciptakan suasana yang memberikan kesan tidak ada pihak yang kalah dengan mengetengahkan pemberian atau keuntungan yang terbaik secara jujur dan adil. Dengan menang-menang, banyak hal yang bisa diraih, setidaknya ada 3 (tiga) jenis kesuksesan yang bisa tertangkap dengan cara ini yaitu :

a. Komunikasi strategi menjadi lebih mudah karena mempunyai tujuan bukan untuk mengalahkan partner, melainkan untuk membantunya.

b. Keuntungan win-win solution dalam komunikasi strategi adalah sebuah keuntungan tidak terbatas, karena proyek akan menjadi lebih sempurna dan proyek-proyek selajutnya akan terbuka.

c. Hati yang gembira akan menjadi milik Anda juga partner. Tidak ada hal yang lebih berharga dari suasana hari kita ketika mengerjakan sesuatu sendiri maupun dengan orang lain atau tim.

2. Strategi menang kalah (win-lose solution)

Merupakan strategi yang bertujuan untuk memperoleh kemenangan dengan keinginan untuk mengalahkan pihak lain yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan pihak lain. Penguaaan strategi menang-kalah tidak dianjurkan karena sering menimbulkan konflik berkepanjangan.

3. Strategi kalah kalah (lose-lose solution)

Merupakan strategi yang merugikan kedua belah pihak dimana keduanya merupakan pihak yang kalah, karena perundingan cenderung tidak menggunakan akal pikiran yang sehat, hanya melampiaskan kemarahan dan emosi sehingga tidak akan dapat menyelesaikan masalah.

Cara atau taktik mempunyai beberapa tujuan. Taktik akan membantu agar dapat melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di meja perundingan. Taktik juga bisa menguraikan permasalahan yang buntu. Serta, dapat pula membantu agar melihat serta melindungi diri dari kebohongan negosiator.

Dibawah ini adalah 9 (sembilan) taktik dalam bernegosiasi yang bisa dipakai dan juga dihindari :

1. Mengeryit (The Wince)

Taktik tersebut dikenal sebagai istilah terkejut (flinch) yang merupakan sebuah reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan arti lain, bertindak terkejut pada saat negosiasi yang dilakukan pihak negosiator berjalan dengan keinginan pihak lain.

2. Berdiam (The Silence)

Bila Anda tidak suka dengan apa kata seseorang, atau bila Anda baru saja membuat sebuah tawaran dan Anda sedang menunggu jawaban, diam juga dapat menjadi sebuah pilihan terbaik untuk Anda. Kebanyakan dari orang tidak dapat bertahan dalam kesunyian yang panjang (Dead Air Time). Mereka akan menjadi tidak nyaman bila ada percakapan untuk mengisi kekosongan antara Anda dan pihak lain. Biasanya pihak lain akan merespon dengan konsesi atau memberikan kelonggaran.

3. Ikan Haring Merah (Red Herring)

Istilah kata ini diambil dari sebuah kompetisi yang cukup tua di Inggris, Berburu Rubah (Fox Hunting Competition). Didalam sebuah kompetisi ini, tim lawan akan menyeret serta membaui jejak rubah ke lain arah dengan ikan. Sehingga, anjing lawan akan tertipu atau terkecoh dan akan kehilangan jejak. Sama dengan saat negosiator membawa “ikan amis” atau isu lain ke meja perundingan untuk mengalihkan perhatian dari isu urama yang dibahas.

4. Kelakuan Menghina (Outrageous Behaviour)

Semua bentuk prilaku umumnya dianggap kurang bermoral serta tidak bisa diterima oleh lingkungan, dengan tujuan memaksa pihak lain untuk menyutujui. Seperti pihak manajemen muak dengan tuntutan yang dianggap tidak dapat masuk diakal dan terpaksa menandatangani kontrak dengan air mata lalu membuangnya dengan cara ganas dan dramatis seolah-olah diliput oleh media. Tujuan dari taktik tersebut ialah untuk menggertak orang-orang yang ada atau terlibat dalam negosiasi.

5. Yang Tertulis (The Written Word)

Merupakan suatu persyaratan yang ditulis dalam perjanjian yang tidak bisa diganggu gugat. Perjanjian, sewa guna usaha (leasing), ataupun harga diatas pahatan batu serta sekarang di kertas (uang) merupakan contoh-contoh yang tertulis.

6. Pertukaran (The Trade-off)

Taktik ini dipakai sebagai tawar-menawar. Pertukaran hanya menawarkan konsesi, sampai seluruh pihak setuju dengan syarat-syarat. Sebenarnya, taktik tersebut digunakan untuk kompromi.

7. Ultimatum (The Ultimatum)

Pemakaian ultimatum terkadang (seldom) efektif sebagai taktik pembuka dalam bernegosiasi. Tetapi, sesuatu saat dalam negosiasi yang panjang saat Anda merasa perlu memakai taktik tersebut.

8. Berjalan Keluar (Walking Out)

Pada beberapa keadaan, berjalan keluar bisa dipakai sebagai strategi untuk memberikan tekanan pada pihak lain.

9. Kemampuan untuk Mengatakan “Tidak” (The Ability to Say “No”)

Taktik memang peran yang begitu penting dalam segala macam strategi negosiasi dan cara menyampaikan car tepat. Pertama serta yang paling dasar untuk mempelajari taktik ini ialah apa pun jika mengatakan ‘tidak’ secara langsung, diterjemahkan oleh pihak lain sebagai ‘ya’.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA