Gambar dibawah ini adalah teknik menolak mendorong tolak peluru dengan menggunakan gaya

Baca juga : Teknik Mengontrol Bola dan Menghentikan Bola Dalam Sepak Bola

Secara garis besar teknik tolak peluru gaya menyamping atau ortodoks dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pertama adalah gerakan awalan, teknik tolakan, dan gerakan akhir. Ditambah kita juga harus belajar bagaimana cara memegang bola tolak peluru gaya ortodoks yang baik dan benar. Pada kesemptan kali ini saya akan menjelaskan secara rinci tentang teknik tolak peluru menggunakan gaya ortodoks.

Seperti halnya penjelasan saya di atas bahwa pemahaman dasar pertama adalah teknik memegang peluru. Kita harus ingat bahwa media olahraga tolak peluru menggunakan bola besi dengan berat 3kg sampai 8kg. Biasanya penentuan berat tersebut disesuaikan berdasar tingkatan dari putra, putri, junior, dan senior.

Cara memegang peluru yang benar sedikit banyak akan menentukan keberhasilan teknik dasar tolak peluru yang akan kita lakukan. Mengapa demikian? karena tanpanya siswa akan kebingungan dan kesulitan pada saat menjalani tahapan selanjutnya. Selain mengamati contoh dari guru kalian juga bisa menambah pengetahuan tentang bagaimana cara memegang peluru dari buku LKS.

Gambar dibawah ini adalah teknik menolak mendorong tolak peluru dengan menggunakan gaya
Teknik Memegang Bola Tolak Peluru

Mengingat begitu pentingnya tahap persiapan ini maka teknik memegang peluru gaya ortodoks tidak boleh kita lakukan sembarangan. kalian perlu belajar terlebih dulu bagaimana memposisikan bola tersebut sebelum beranjak pada tahap awalan. Teknik tolak peluru gaya menyamping juga terdapat cara memegang peluru dengan benar. Berikut cara memegang peluru gaya ortodoks :

  1. Pegang peluru menggunakan ruas jari.
  2. Kemudian taruh dibawah telinga.
  3. Posisikan badan anda berdiri ke arah samping ketika ingin melempar.

Sebenarnya, teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks memang sudah sering dibahas oleh guru penjas. Selain itu, kalian pun bisa membaca mandiri buku pedoman serta LKS karena materi satu ini terangkum secara lengkap di dalamnya.

Nah, berdasarkan penjelasan yang saya baca ketika kalian memegang bola peluru maka kekuatan cengkraman benar-benar diuji. Tips paling ampuh adalah dengan melebarkan jari jemari sehingga cengkraman pun menjadi lebih kuat.

Gerakan awalan tolak peluru gaya menyamping sebenarnya cukup sederhana. Kita hanya perlu melanjutkan dengan membuat kuda-kuda sebagai persiapan untuk mendorong bola. Posisi serta kuda-kuda kuat yang kalian ciptakan akan memberi dampak signifikan pada saat kalian melakukan tolakan.

Jadi, jika kalian beranggapan untuk mendapatkan jarak yang jauh maka diperlukan tenaga besar tak sepenuhnya benar. Bahkan berdasarkan teori para ahli untuk menciptakan tolakan yang jauh atlet butuh awalan yang sempurna. Lantas bagaimana kuda-kuda teknik awalan tolak peluru yang baik dan benar? Simaklah ilustrasi di bawah sebagai bahan referensi:

Gambar dibawah ini adalah teknik menolak mendorong tolak peluru dengan menggunakan gaya
Sikap awal menolak peluru

Dalam beberapa kasus, siswa sering kesulitan saat diminta menjelaskan sikap awal teknik tolak peluru gaya ortodoks. Padahal di buku LKS pun tiap langkahnya sudah diajarkan secara terperinci. Oleh karenanya simaklah cara melakukan teknik awalan gaya ortodoks di bawah:

  1. Pegang dan letakkan peluru diatas bahu tepatnya dibawah dagu.
  2. Sikap badan sedikit dicondongkan ke arah samping. Kemudian tumpukan berat badan pada salah satu kaki.
  3. Kemudian kaki yang lain ke arah samping atau posisikan kaki kanan dibelakang lingkaran dan kaki kiri disamping kiri selebar badan. Kaki kiri sejajar dengan arah tolakan. 
  4. Ayunkan kaki kiri terlebih dahulu kemudian diikuti dengan tolakan kaki kanan kearah lemparan sampai mendarat ditengah lapangan. 
  5. Ketika kaki kanan sudah mendarat kemudian posisikan badan mencondong kearah samping kanan. 
  6. Posisi bahu kiri lebih tinggi dibandingan bahu kanan namun letak lengan kiri tetap sepeti semula.

Sebagai siswa kita harus paham perbedaan konsep antara melempar dan mendorong. Meski keduanya terlihat sama tapi jarak yang dihasilkan sebenarnya berbeda. Selain jarak, akurasi antara lemparan dan tolakan pun memiliki perbedaan signifikan. Inilah alasan mengapa kita harus berhati-hati ketika melakukan gerakan mendorong pada teknik tolakan gaya ortodoks.

Gambar dibawah ini adalah teknik menolak mendorong tolak peluru dengan menggunakan gaya
Sikap akan menolak peluru

Dalam melakukan sikap tolakan kita pun dituntut harus ekstra hati-hati. Selain memperhatikan lintasan serta jalur agar bola tidak keluar lapangan. Kalian wajib menjaga keselamatan diri sendiri karena gerakan yang salah bisa berakibat fatal. Contohnya saat bola lepas dari genggaman dan menimpa kaki pasti akan menimbulkan cidera.

Di lain sisi saat ujian pun ternyata masih ada siswa yang kesulitan menjelaskan teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks pada bagian ini. Oleh karenanya, simaklah cara melakukan tolakan tolak peluru di bawah:

  1. Putarlah pinggang dan bahu kearah samping depan.
  2. Lakukan putaran badan dengan cepat.
  3. Ketika melakukan putaran kemudian ganti kaki depan dengan kaki belakang sambil melakukan hentakan.
  4. Ayunkan peluru dari arah samping kaki ke arah atas lurus secara tajam.
  5. Lakukan tolakan peluru dengan mendorongnya ke satu garis dengan lemparan kira kira dengan sudut 40 derajat.

Tidak ada harapan bagi seorang atlet selain mengakhiri olahraga dengan hasil yang memuaskan. Setelah berhasil melakukan teknik tolakan maka kita diwajibkan mengikuti akhiran sesuai panduan. Tujuannya adalah untuk menutup serangkaian gerakan sebelumnya. Selain itu gerakan akhir yang sah juga menandai bahwa kita telah melakukan teknik dasar tolak peluru gaya menyampig atau orotodoks dengan sempurna.

Gambar dibawah ini adalah teknik menolak mendorong tolak peluru dengan menggunakan gaya

Beberapa pakar pun berpendapat bahwa melakukan sikap akhir sama seperti melakukan gerakan pendinginan. Tujuannya tak lain untuk meminimalisir resiko cidera maupun kecelakaan. Meski terdengar sepele tapi kalian harus mengikuti setiap langkah untuk mendapat nila terbaik. Berikut cara melakukan sikap akhir teknik tolak peluru gaya ortodoks di bawah:

  1. Buat gerakan melompat dengan menukar kaki kanan ke arah depan setelah melakukan tolakan. 
  2. Tarik kaki kiri dan lengan kiri ke arah belakang setelah kaki kanan mendarat.
  3. Luruskan kaki belakang agar keseimbangan tubuh dapat terjaga.

Secara garis besar, materi yang membahas teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks memang sering muncul sebagai soal ujian. Tak sedikit siswa merasa kesulitan karena kurang menguasai materi. Tapi sebenarnya semua ilmu dari cabang olahraga atletik satu ini cukup mudah untuk kita pelajari. Mengapa demikian? sebab langkah dan gerakannya tidak terlalu rumit.

Demikianlah penjelasan mengenai teknik tolak peluru gaya menyamping atau ortodoks. Apapun gaya tolak peluru yang digunakan, cara melakukan tekniknya hampir sama. Namun yang membedakannya ialah sektor lemparan dan sikap badan saja.

Tolak peluru adalah cabang atletik olahraga yang berbentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam dan dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya tolak bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan tangan satu yang diletakkan di pangkal bahu.[1]

Gambar dibawah ini adalah teknik menolak mendorong tolak peluru dengan menggunakan gaya

Penolak peluru, Universitas Nebraska, 1942

Dalam sejarah perkembanganya lebih dari 2.000 tahun yang lalu olahraga ini sangat digemari oleh kaum laki-laki Britania atau Inggris untuk menguji kekuatanya dengan melempar peluru dari batu bukan terbuat dari besi seperti sekarang ini.[2] Pada zaman pertengahan mulai ada perlombaan melempar peluru meriam yang termasuk senjata mematikan pada masa itu dengan jarak sejauh mungkin.[3] Kejuaraan amatir tolak peluru pertama diperlombakan pada tahun 1866. Pada tahun 1896 yaitu pada saat Olimpiade Athena.[2] Kompetisi tolak peluru direkam pada awal abad ke-19 di Skotlandia yang merupakan bagian Kejuaraan Amatir Inggris mulai tahun 1866. Tolak peluru adalah acara Olimpiade modern asli, dengan kemenangan Robert Garrett dari Amerika di Olimpiade Athena pada tahun 1896. Salah satu pukulan hebat di awal Olimpiade, American Ralph Rose memenangkan medali emas pada tahun 1904 dan 1908.[2] Pada tahun 1950 olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar, saat Parry O'Brien memulai tolakan membelakangi sektor lapangan. Selanjutnya metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau teknik membelakangi.[4]

 

Peluru dalam olahraga tolak peluru.

Peluru yang digunakan adalah peluru yang digunakan harus terbuat dari besi utuh keras (solid iron), kuningan atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan metal yang keras dan diisi dengan timah atau bahan lain. Peluru ini harus berbentuk bulat bola dengan permukaan yang halus licin. Untuk bisa halus licin tinggi rata-rata permukaan harus tidak kurang dari 1.6 µm atau mikrometer, yaitu suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. Berat peluru yang digunakan untuk putri 3 kg dan 4 kg. Berat peluru untuk putra 5 kg, 6 kg dan 7 kg.[1]

Lapangan

 

Lapangan tolak peluru.

Diameter lingkaran tolak peluru adalah 2,135 m dengan panjang balok penahan 1,22 m. Sektor lemparan membentuk sudut 45 derajat dari titik tengah lingkaran tolak pelempar atau penolak peluru tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah dan ke luar dalam posisi berdiri melalui lingkaran bagian belakang.[5]

  • Jari-jari agak renggang. Jari kelingking ditekuk berada di samping peluru, sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser di tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak peluru harus memiliki jari-jari yang kuat dan panjang.
  • Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasanya pegangan ini untuk orang yang berjari kuat dan panjang dan biasa dipakai oleh para juara.
  • Bagi mereka yang mempunyai tangan kecil dan jari-jarinya pendek, jari-jari agak ranggang, ibu jari berada disamping dan jari kelingking berada di belakang peluru.[3]

Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan.[6]

Cara menolakkan peluru

Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul, pinggang serta perut di dorong agak ke depan ke atas hingga dada menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya).[6]

Sikap badan setelah menolakkan peluru

Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan.[6]

Cara mengambil awalan

Di dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke samping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh [balok]] penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap arah tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga badan.[6]

  •  

    Tolak peluru gaya menyamping (ortodoks).

    Awalan mundur merupakan awalan yang dilakukan dengan membelakangi arah tolakan. Awalan ini yang menghasilkan tolakan paling jauh dibanding awalan lainnya. Perkembangan yang utama dalam teknik tolak peluru telah diperkenalkan oleh Perry O’Brien dari USA pada awal tahun 1950. Teknik O’Brien ini digunakan oleh sebagian besar atlet tolak peluru (pelempar) selama 25 tahun kemudian, yang dapat meningkatkan jarak lemparan dimana kekuatan menolak dihasilkan dari peningkatan kontribusi kekuatan otot. Gerakan tolak peluru gaya O'Brien ini lebih sederhana. Keuntungannya adalah jarak dorongan peluru menjadi lebih panjang, dorongan peluru sudah dimulai dari saat persiapan awalan. Luncuran ke arah lemparan tidak mengubah posisi peluru yang akan di dorong sehingga jalannya peluru yang didorong ke arah depan atas itu merupakan satu garis.[7]
  • Tolak peluru gaya ortodoks (menyamping) dilakukan dengan gerakan awalan dengan cara berdiri menyamping dari sektor tolakan yang berada di sebelah kiri (berada disebelah kanan bagi yang kidal), peluru dipegang dan diletakkan di atas bahu kanan dan menempel di bawah telinga (di atas bahu kiri bagi yang kidal), lutut kaki kanan ditekuk dan kaki kiri diluruskan ke depan, berat bedan berada pada kaki kanan, dan tangan kiri diangkat dan ditekuk di depan atas wajah untuk menjaga keseimbangan. Gerakan pelaksanaan dimulai dengan kaki kiri diangkat kemudian berpijak disebelah kaki kanan sebanyak 3 kali, kaki kiri digeser kedepan dengan cepat yang diikuti oleh kaki kanan, badan diputar sedikit ke sebelah kiri sehingga badan menghadap ke arah tolakan, pandangan kedepan atas, kemudian peluru ditolakkan dengan sudut 45º atau membentuk parabola. Gerakan akhiran dilakukan dengan cara kaki kanan diangkat pendek ke depan bersamaan dengan dilakukan tolakan, kaki kiri dipindah ke belakang lurus, pandangan mengikuti arah gerakan peluru dan kaki maupun tubuh lainnya tidak boleh melewati garis atau sektor lapangan.[8]

  1. ^ a b Saputri, Rina Fifit; Winarno, M. E.; Surendra, Mulyani (2016). "MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING SISWA KELAS VII DI SMPN 12 MALANG". Jurnal Pendidikan Jasmani (dalam bahasa Inggris). 26 (1): 181. doi:10.17977/pj.v26i1.7741. ISSN 0852-8322. 
  2. ^ a b c Mardatila, Ani (23 Juni 2020). "7 Macam Olahraga Atletik Beserta Pengertian dan Sejarahnya Semua Halaman". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-12. 
  3. ^ a b Prabowo, Eko Mukti (2018-10-13). "MENINGKATKAN KETERAMPILAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BARENG KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG". JURNAL KOULUTUS (dalam bahasa Inggris). 1 (2): 148. ISSN 2620-6277. 
  4. ^ Indarto, Pungki; Sistiasih, Vera Septi; Nurhidayat (2018). Pandai Mengajar dan Melatih Atletik. Surakarta: Muhammadiyah University Press. hlm. 132. ISBN 978-602-361-142-3.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Nova, Andi (2018-06-12). "Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Evaluasi Proses Menggunakan Audio Visual Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Perbaungan Kab. Serdang Bedagai". SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan. 5 (1): 77. ISSN 2685-2705. 
  6. ^ a b c d Kristiantono, Eko Susilo (2017-11-20). "APLIKASI PEMBELAJARAN BERMAIN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS X-I SMA N I PULOKULON". PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran. 3 (1): 11–12. doi:10.29407/pn.v3i1.11707. ISSN 2442-9163. 
  7. ^ Kuncoro, Bagus (2018-12-13). "ANALISIS BIOMEKANIKA TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN". Jurnal Ilmiah Spirit. 38 (1): 2. ISSN 2301-6647. 
  8. ^ Syahroni, Ufin Imam; Mu'arifin, Mu'arifin (2020-07-27). "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks melalui Metode Discovery Learning Pada Siswa Smp Kelas VIII". Sport Science and Health. 2 (7): 369. ISSN 2715-3886. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tolak_peluru&oldid=21085440"