Faktor apa saja yang menyebabkan naik turunnya pendapatan perkapita?

Jakarta, 7 Juli 2021 – Bank Dunia dalam laporan “World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022” menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan pendapatan per kapita hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Pendapatan per kapita Indonesia turun dari US$4.050 di tahun 2019 menjadi US$3.870 di tahun 2020. Penurunan pendapatan per kapita ini membuat Indonesia kembali masuk pada kategori negara berpendapatan menengah bawah (Lower Middle-Income Country). Penurunan tingkat pendapatan per kapita selama masa pandemi ini tidak terelakkan. Pada tahun 2020, perekonomian Indonesia tumbuh -2,1%. Ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa negara peers G-20 dan ASEAN, antara lain: India -8,0%, Afrika Selatan -7,0%, Brazil -4,1%, Thailand -6,1%, Filipina -9,5% dan Malaysia -5,6%. Hanya beberapa negara yang masih dapat tumbuh positif di tahun 2020, yaitu: Tiongkok 2,3%, Turki 1,8% dan Vietnam 2,9%.

Sebelum pandemi, Indonesia tengah berada dalam tren yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Langkah Indonesia untuk menempuh taraf kesejahteraan masyarakat yang lebih baik tersebut dibangun melalui kerja keras melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi secara konsisten rata-rata 5,4% dalam beberapa tahun terakhir sebelum pandemi. Hal tersebut membawa Indonesia masuk ke dalam kategori negara Upper Middle-Income Country (UMIC), dengan pendapatan per kapita mencapai US$4.050 di tahun 2019, sedikit di atas ambang batas minimal yakni US$4.046.

Sebagai catatan, berdasarkan estimasi Bank Dunia, ambang batas minimal untuk sebuah negara masuk menjadi UMIC tahun ini naik menjadi US$4.096. Kontraksi pertumbuhan ekonomi yang relatif moderat di 2020 bagi Indonesia didukung oleh kerja keras APBN dan kebijakan fiskal yang akomodatif. Capaian tingkat pendapatan per kapita Indonesia sebelum pandemi yang telah sedikit di atas ambang batas minimal negara berpendapatan menengah ke atas (UMIC) terpaksa harus kembali turun menjadi LMIC. Ini dampak tidak terhindarkan dengan adanya dampak dari pandemi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 merupakan sebuah tantangan yang besar. Krisis kesehatan telah memberi dampak sangat mendalam pada kehidupan sosial dan aktivitas ekonomi global. “Pandemi telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, di tahun 2020. Dengan demikian maka penurunan pendapatan per kapita Indonesia merupakan sebuah konsekuensi yang tidak terhindarkan. Meskipun demikian melalui respon kebijakan fiskal yang adaptif dan kredibel, Pemerintah mampu menahan terjadinya kontraksi ekonomi yang lebih dalam.” ujar Febrio.

Di tengah tekanan dari pandemi, Pemerintah terus konsisten menggulirkan kebijakan yang difokuskan pada upaya penanganan pandemi, penguatan perlindungan sosial, serta dukungan bagi dunia usaha, termasuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Melalui kerja keras APBN dan program PEN, berbagai manfaat besar telah dirasakan oleh masyarakat. Program perlindungan sosial PEN telah efektif dalam menjaga konsumsi kelompok masyarakat termiskin di saat pandemi. Sehingga di tengah penurunan tingkat pendapatan per kapita secara agregat, masyarakat miskin dan rentan tetap mendapatkan perlindungan yang layak. Tingkat kemiskinan mampu dikendalikan menjadi 10,19 persen pada September 2020. Tanpa adanya program SP – 13 /BKF/2021 Hal 2/2 PEN, Bank Dunia mengestimasi angka kemiskinan Indonesia tahun 2020 dapat mencapai 11,8 persen. Artinya program PEN di tahun 2020 telah mampu menyelamatkan lebih dari 5 juta orang dari kemiskinan. Bahkan lebih jauh, program PEN juga mampu menjadi motor pemulihan ekonomi sehingga mampu menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun September 2020 hingga Februari 2021.

Hingga saat ini, pandemi masih belum usai. Pemerintah Indonesia terus bekerja keras menghadapi kondisi ini. Peningkatan kasus harian Covid-19 sejak akhir Juni direspons cepat oleh Pemerintah dengan pembatasan aktivitas yang lebih ketat. Presiden pada 1 Juli 2021 telah memerintahkan untuk pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa dan Bali selama periode 3-20 Juli 2021. Hal ini dilakukan untuk mengerem laju penularan dan agar tambahan kasus harian dapat segera kembali menurun. Protokol kesehatan 5M diperkuat, kesiapan layanan kesehatan dan 3T ditingkatkan. Target vaksinasi per hari terus dinaikkan secara bertahap mencapai level 1,5- 3 juta vaksinasi per hari. Pemerintah juga mengantisipasi dengan penguatan program perlinsos sebagai bantalan yang dibutuhkan untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan.

“Pandemi masih memberikan ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi. Oleh karena itu, saat ini pemerintah akan fokus melakukan berbagai langkah yang responsif agar pandemi dapat semakin terkendali dan langkah pemulihan ekonomi dapat terus berjalan. Percepatan vaksin, penguatan 3T, disiplin protokol kesehatan hingga pemberian perlindungan sosial akan terus dilakukan hingga kasus terkendali”, ungkap Febrio. Pemerintah juga tetap berkomitmen melakukan reformasi struktural untuk meraih potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tujuannya agar pendapatan per kapita dapat terus ditingkatkan, kesejahteraan masyarakat menjadi semakin baik.

Narahubung Media:

Endang LarasatiKepala Bagian Informasi dan Komunikasi PublikBadan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan

Baca

Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional – Pendapatan nasional merupakan nilai total dari output akhir suatu negara dari semua barang serta jasa baru yang diproduksi dalam kurun satu tahun. Sedangkan, pencatatan pendapatan nasional adalah sistem pembukuan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam satu periode waktu tertentu.

Klasifikasi Perekonomian Indonesia

Menurut ISIC atau International Standard Industrial Classification perekonomian Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa sektor atau lapangan usaha yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Berikut klasifikasi perekonomian Indonesia menurut ISIC.

1. Sektor Primer

Sektor yang pertama, yaitu sektor primer mencakup semua kebutuhan pokok rakyat Indonesia pada umumnya, seperti sandang, papan serta pangan. Sektor primer ini terdiri dari pertanian, kehutanan, peternakan, pertambangan, penggalian serta perikanan.

2. Sektor sekunder

Sektor kedua merupakan sektor yang masih berisi kebutuhan manusia di kehidupan kesehariannya walaupun bukan termasuk dalam kebutuhan pokok mereka. Sektor sekunder terdiri dari industri pengolahan air, listrik serta gas.

3. Sektor tersier

Sektor ketiga merupakan sektor yang berisi mengenai berbagai macam hal yang bukan termasuk dalam kebutuhan pokok atau bahkan dapat dikategorikan sebagai kemewahan di kehidupan sehari-hari. Sektor tersier terdiri dari hotel, restoran, telekomunikasi, pengangkutan serta jasa lainnya. Dimana dengan adanya kemajuan teknologi saat ini adanya perubahan dalam kegiatan ekonomi yang lebih berbasis digital. Pelajari hal tersebut pada buku Transformasi Ekonomi Berbasis Digital di Indonesia dibawah ini.

Baca juga : Konsep Pendapatan Nasional dan Cara Menghitungnya

Beberapa Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional

Perlu Anda ketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi pendapatan nasional dari suatu negara, berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan nasional yang telah penulis rangkum.

1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Negara dengan kualitas SDM yang tinggi tentu memiliki kecenderungan untuk memiliki pendapatan nasional yang tinggi pula. Contohnya seperti negara Jepang, Jepang merupakan negara maju yang dikenal memiliki kualitas SDM tinggi, hal tersebut dinilai dari kecilnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh Jepang, namun mampu menghasilkan pendapatan nasional yang lebih tinggi dari Indonesia, walaupun Indonesia memiliki SDM yang banyak serta kaya, faktor kualitas SDM menjadi faktor terpenting yang dapat menentukan peningkatan atau kurangnya pendapatan nasional dari suatu negara.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi sebuah negara untuk mengelola SDM yang ada di dalamnya. Seperti halnya yang dibahas pada buku Manajemen Sumber Daya Manusia, Menciptakan Keunggulan Bersaing Berbasis Kompetensi Sdm.

2. Masyarakat negara tersebut memiliki ilmu atau pengetahuan yang tinggi.

Masyarakat atau SDM negara tersebut memiliki etos kerja yang baik, seperti disiplin, rajin, jujur, tepat waktu dan lain sebagainya.
Masyarakat negara tersebut memiliki tingkat keterampilan yang baik. SDM dari negara tersebut menguasai bidang teknologi serta informasi, contohnya seperti internet, komputer serta bioteknologi.

Dengan adanya globalisasi ini, terdapat tantangna terkait dengan manajemen SDM, diman setiap organisasi dituntut untuk memiliki SDM yang berkualitas dan daya saing yang tinggi menurut buku Pengembangan Dan Pelatihan Sdm Perusahaan.

3. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)

Negara dengan potensi SDA yang melimpah, apabila dikelola dengan baik maka akan menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi. Seperti Indonesia, memiliki sumber daya alam yang melimpah dan dikenal kaya dengan SDA nya, namun belum berhasil mengelola SDA tersebut dengan baik, maka sumber pendapatan nasional Indonesia dengan Jepang kalah jauh, karena ketidakberhasilan Indonesia mengelola SDA dengan baik, walaupun dibandingkan dengan Jepang yang tidak memiliki SDA banyak tersebut.

4. Jumlah Modal yang Digunakan

Apabila suatu negara memiliki modal yang cukup untuk mengelola sumber daya alam atau SDA yang tersedia tadi, tentu pendapatan nasional negara tersebut akan meningkat. Serta sebaliknya, apabila suatu negara tidak memiliki cukup modal atau kekurangan modal, maka pendapatan nasional negara tersebut akan tidak optimal. Umumnya, apabila negara mengalami kekurangan modal, maka negara tersebut akan mengundang investor untuk menanamkan modalnya, biasanya investor asing menanamkan modal dalam bentuk mendirikan perusahaan. Negara dengan tujuan penanaman modal oleh investor asing pada umumnya memiliki beberapa syarat sebagai berikut.

  • Negara tersebut memiliki SDA yang memadai.
  • Negara tersebut memiliki keamanan dalam negeri yang terjamin.
  • Negara tersebut memiliki undang-undang mengenai ketenagakerjaan yang kondusif.
  • Negara yang menjadi tujuan penanaman modal tersebut lebih disukai apabila memiliki tenaga kerja dengan upah murah.
  • Negara tersebut memiliki pemerintahan yang kuat serta baik atau stabil.
  • Negara tersebut memiliki penegakan hukum yang berjalan dengan lancar.
  • Negara tersebut memiliki birokrasi yang tidak bertele-tele dalam penanaman modal asing.

Pelajari berbagai hukum ekonomi yang berlaku di Indonesia lainnya dalam perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini melalui buku Hukum Ekonomi Indonesia Suatu Pengantar.

5. Tingkat Teknologi yang Digunakan

Tingkat teknologi suatu negara dapat memengaruhi pendapatan nasional negara tersebut. apabila negara tersebut memiliki teknologi yang sederhana, maka jumlah barang serta jasa yang akan dihasilkan relatif lebih sedikit serta sebaliknya. Apabila negara tersebut memiliki tingkat teknologi yang tinggi atau modern, maka jumlah jasa serta barang yang akan dihasilkan akan lebih banyak.

6. Stabilitas Keamanan

Negara dengan stabilitas keamanan yang buruk akan berpengaruh terhadap pencapaian pendapatan nasional dari suatu negara. Contohnya, apabila sering terjadi kerusuhan, demonstrasi yang disertai kekerasan, terorisme bahkan peledakan bom akan mengakibatkan berkurangnya pencapaian pendapatan nasional negara tersebut, serta sebaliknya. Apabila stabilitas keamanan negara tersebut baik maka akan mendorong kegiatan perekonomian negara tersebut sehingga jumlah pendapatan nasionalnya meningkat.

7. Kebijakan Pemerintah

Faktor keenam ini memiliki pengaruh terhadap pencapaian pendapatan nasional suatu negara. Apabila negara tersebut memiliki pemerintahan yang berwibawa, bersih serta berkualitas maka pemerintah negaranya tentu akan membuat kebijakan yang tepat, baik di bidang ekonomi maupun politik. Kebijakan yang tepat serta disertai dengan pelaksanaan yang bertanggung jawab akan berpengaruh pada kenaikan pendapatan nasional suatu negara.

Setiap permasalahan politik-ekonomi yang ada di Indonesia sangatlah kompleks, dimana setiap aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari pengaruh dinamika politik dalam dan luar negeri. Dinamika tersebut penting untuk dibahas, mengingat keterikatan antar agen baik negara, pasar, masyarakat, maupun kantor internasioanl saling mempengaruhi satu sama lain. Grameds dapat temukan pembahasannya pada buku Politik Ekonomi Indonesia dibawah ini.

8. Keadaan Geografis serta Geologis

Negara dengan letak geografis serta geologis tertentu akan memiliki resiko untuk mengalami bencana alam yang kemungkinan besar akan berulang setiap tahunnya. Bencana-bencana alam seperti banjir, gempa bumi, topan atau tsunami yang terjadi berulang kali akan merusak saran serta prasarana yang ada pada negara tersebut. kerusakan-kerusakan tersebut akan berdampak pada berkurangnya pencapaian pendapatan nasional.

Begitu pula sebaliknya, apabila suatu negara berada pada letak geografis serta geologis yang baik dan jarang tertimpa bencana alam, maka hal tersebut tentu akan sangat menguntungkan. Karena tidak akan terjadi kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam tersebut, serta masyarakatnya dapat hidup dengan tenang tanpa merasa was-was. Hal tersebut akan mengakibatkan pada meningkatkan pendapatan nasional dan mengurangi pengeluaran melalui dana pendapatan nasional tersebut.

9, Konsumsi, Tabungan serta Investasi

Konsumsi adalah pengeluaran terhadap barang serta jasa oleh rumah tangga yang memiliki tujuan konsumsi. Sedangkan investasi merupakan persediaan yang dikuasai oleh beberapa unit yang menghasilkan dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut seperti menjual atau diberikan kepada pihak lain atau digunakan dengan cara-cara lain.

Apabila menengok pada pendekatan pengeluaran khusus untuk perekonomian tertutup serta sederhana, perekonomian yang belum melibatkan hubungan dengan pihak dari luar negeri seperti ekspor serta impor dan belum melibatkan kegiatan pemerintah, maka pendapatan nasional negara tersebut hanya terdiri dari konsumsi © serta tabungan (S).

10. Permintaan serta Penawaran Agregat

Permintaan agregat adalah daftar dari keseluruhan barang maupun jasa yang memiliki berbagai tingkat harga yang kemudian akan dibeli oleh berbagai macam sektor ekonomi. Sementara ini, penawaran agregat memiliki fungsi untuk memperlihatkan hubungan antara seluruh penawaran barang maupun jasa pada suatu tingkat harga yang telah ditawarkan oleh perusahaan.

Pendapatan nasional merupakan salah satu materi yang kemungkinan akan Anda temui apabila Anda menekuni jurusan IPS ataupun mengambil jurusan yang berkaitan dengan ekonomi. Selain itu pengetahuan terhadap pendapatan nasional dapat meningkatkan kesadaran kita sebagai warga negara dari suatu negara untuk ikut menjaga potensi-potensi yang ada di negara kita, seperti sumber daya alam serta manusianya, karena Anda telah mengetahui beberapa faktor yang dapat meningkatkan atau memengaruhi pendapatan nasional negara yang kita tinggali. Mari jaga serta tingkatkan kualitas agar Indonesia menjadi negara maju seperti Jepang. Selamat membaca, selamat belajar !

Baca juga artikel berikut ini :

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA