Apakah saat ini kamu sedang diarahkan untuk pemeriksaan ke dokter penyakit dalam?
Bahwa dokter penyakit dalam atau internis memiliki pengetahuan ilmiah dan keahlian klinis untuk mendiagnosis penyakit kompleks yang mempengaruhi organ dalam. Mereka juga sangat terlatih memberikan perawatan berkelanjutan penyakit kronis.
Dilansir dari Docdoc, biasanya internis memulai 8 tahun pendidikan dan 4 tahun di sekolah kedokteran. Kemudian melanjutkan ke residensi penyakit dalam umum yang berlangsung selama 5 tahun. Jika mereka ingin berspesialisasi, ini membutuhkan setidaknya 1-3 tahun.
Sampai titik tertentu, berikut 5 jenis penyakit yang ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam. Yuk, simak ulasan dari Popmama.com:
1. Kondisi yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
Pexels/ANTONI SHKRABA
Bahwa dokter penyakit dalam bisa menangani kondisi apa pun yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Nah, salah satunya melakukan tes imonologi yang berkaitan dengan alergi.
Tujuan dari tes imunologi sendiri dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan menyelidiki adanya gangguan autoimun. Termasuk mendiagnosis penyakit tertentu seperti AIDS.
Dokter akan melakukan sekelompok analisis diagnostik darah yang menggunakan antigen (protein asing) dan antibodi (imunoglobulin) untuk mendeteksi kelainan sistem kekebalan.
Ketika dokter menerima hasil tes imunologi klinis yang tidak normal, mungkin memerlukan beberapa tes lanjutan guna melihat apakah abnormalitas berlanjut atau memburuk.
Editors' Picks
2. Menangani penyakit kelenjar endokrin dan diabetes
Pexels/Gustavo Fring
Salah satu tugas dari dokter spesialis penyakit dalam adalah dapat memberikan bimbingan, konseling dan intervensi pencegahan lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup. Termasuk memantau atau mengurangi kemungkinan penyakit dalam yang berkaitan dengan metabolik endokrin.
Bahwa kerusakan pada sistem endokrin seperti kelenjar, hormon, reseptor atau organ yang dipengaruhi oleh hormon bisa menyebabkan gangguan endokrin. Sedangkan internis akan menangani penyakit kelenjar endokrin maupun diabetes yang dialami pasien.
Sedangkan kelenjar endokrin memproduksi dan mengeluarkan hormon. Hormon disekresikan ke dalam aliran darah yang memungkinkan jaringan berfungsi dengan baik. Jika kelenjar tidak menghasilkan jumlah hormon yang tepat, maka penyakit mulai berkembang dan menimbulkan efek luas pada tubuh.
3. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Pexels/Stephen Andrews
Kardiologi adalah ilmu berbagai penyakit yang berkaitan dengan jantung, pembuluh darah atau kardiovaskular. Sedangkan dokter penyakit dalam akan menangani pasien yang mengalami penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit katup jantung dan cacat jantung bawaan.
Pada penyakit kardiovaskular atau disebut sebagai kardiologi, dokter berfokus memberikan diagnosis dini dan pengelolaan gangguan pada sistem kardiovaskular. Terutama manajemen faktor risiko pencegahan penyakit kardiovaskular.
Diwartakan dari Medicare, pemeriksaan kardiovaskular berupa tes darah untuk kadar kolesterol. Termasuk lipid dan trigliserida guna membantu mendeteksi kondisi yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
4. Terkait penyakit paru-paru dan pernapasan
Pexels/RODNAE Productions
Banyak penyakit serius yang sulit didiagnosis karena gejalanya mungkin mirip dengan masalah medis lain. Nah, dokter penyakit dalam bisa memastikan diagnosis dan perawatan untuk kondisi yang terkait adanya gangguan pada penyakit paru-paru. Ini termasuk:
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Emfisema
- Kanker paru-paru
- Penyakit paru interstisial
- Infeksi paru dan pleura kompleks seperti tuberkulosis, hipertensi paru maupun cystic fibrosis
Dilansir dari Healthline, seorang ahli mendiagnosis dan merawat kondisi yang memengaruhi sistem pernapasan. Bahkan mengobati semuanya, mulai dari asma hingga TBC. Mereka juga memiliki keahlian berbagai jenis gangguan pernapasan.
5. Penyakit rematik dengan rasa nyeri atau peradangan
Pexels/MART PRODUCTION
Dokter penyakit dalam juga bertugas menangani dan mengevaluasi kondisi kesehatan pasien yang memiliki penyakit rematik. Salah satunya kondisi yang ditandai oleh rasa nyeri maupun peradangan pada otot, sendi, tulang, jaringan tubuh hingga terkait gangguan autoimun.
Bahwa dokter spesialis penyakit dalam akan merawat pasien dan memberikan pengobatan secara keseluruhan. Dengan demikian, internis sangat ideal untuk pasien yang membutuhkan perawatan paliatif jangka panjang. Terutama pada pasien rheumatoid arthritis karena kondisi autoimun.
Diinformasikan dari Mayoclinic, dokter mungkin merekomendasikan sinar-X untuk melacak perkembangan rheumatoid arthritis di persendian dari waktu ke waktu. Tes MRI dan ultrasound dapat membantu dokter menilai tingkat keparahan penyakit di tubuh.
Itulah 5 kondisi medis yang ditangani oleh dokter penyakit dalam. Bahkan para internis juga membantu orang yang memiliki masalah kesehatan mental sangat kompleks.
Baca juga:
- 5 Hal yang Akan Dicek saat Periksa Kesehatan Jantung ke Dokter
- 5 Perhimpunan Profesi Dokter Desak Pemerintah Berlakukan PPKM Ketat
- Anak Mama Sakit? Segera Bawa ke Dokter jika Muncul 9 Gejala Ini