Dibawah ini yang bukan termasuk ke dalam ciri-ciri cerpen adalah

Jakarta -

Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa naratif yang ceritanya relatif singkat. Dikatakan singkat, karena pada dasarnya cerpen hanya memiliki satu fokus permasalahan atau konflik.


Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cerpen juga disebut sebagai karangan fiksi atau non-ilmiah, di mana pembuatan ceritanya imajinatif yang tidak didasarkan kenyataan.


Rangkaian karangan cerita dalam cerpen kebanyakan mengangkat kisah kehidupan manusia dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.


Jika dibandingkan dengan novel, cerpen memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat. Perbedaan cerpen dan novel terlihat dari isi karangan ceritanya.


Cerpen ceritanya tidak sampai menimbulkan perubahan nasib, kerana di dalamnya tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, yang dikisahkan hanyalah intinya saja mulai dari konflik hingga sampai tahap penyelesaiannya.


Sedangkan novel justru sebaliknya, novel merupakan karangan prosa panjang yang disajikan secara mendetail.


A. Ciri-ciri Cerpen


Dikutip dari modul Bahasa Indonesia oleh Sumiati, M,Pd., menuliskan ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut:


- Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata

- Bersifat fiksi (ceritanya hanya rekayasa)

- Berfokus pada satu konflik saja atau kesan tunggal

- Isi ceritanya kebanyakan menggambarkan kehidupan sehari-hari

- Pemilihan katanya sederhana, agar mampu memudahkan para pembaca untuk memahaminya

- Menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.

- Membacanya relatif singkat, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama.

- Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam, sehingga mampu membuat pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita.


B. Unsur-unsur Cerpen


Cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun yang terbagi menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik.


Unsur-unsur pembangun cerpen, yaitu:


1. Unsur Intrinsik

- Tema: pokok cerita dalam cerpen yang akan membentuk alur. Namun, tema dalam cerpen jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya.


- Penokohan: cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tiap tokoh dalam cerita.


- Alur: pola pengembangan cerita yang menggambarkan hubungan sebab akibat sifatnya kronologis.


- Latar: meliputi tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam cerita.


- Gaya bahasa: digunakan untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif dan merumuskan dialog antara sesama tokoh.


- Sudut pandang: strategi penulis untuk menyampaikan cerita.


- Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.


2. Unsur Ekstrinsik

- Latar belakang masyarakat: meliputi ideologi, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.


- Latar belakang penulis: meliputi riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.


- Nilai yang terkandung dalam cerpen: meliputi nilai agama, nilai sosial, nilai moral, dan lain-lain.


C. Struktur Cerpen


Struktur teks cerita pendek merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Struktur pada cerpen adalah unsur yang berupa alur yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat secara kronologis.


Struktur cerpen terbagi ke dalam bagian-bagian, yaitu:


1. Pengenalan Situasi (Exposition & Orientation)

Pada bagian awal ini, pengarang akan memperkenalkan para tokoh, dan hubungan antartokoh yang disusun berdasarkan adegannya.


2. Pengungkapan Suatu Peristiwa (Complication)

Pemunculan peristiwa awal yang disajikan akan menimbulkan berbagai masalah, pertentangan bagi para tokohnya.


3. Menuju Konflik (Rising Action)

Setelah suatu peristiwa atau kejadian muncul, kemudian akan terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan dari berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kehebohan tokoh.


4. Puncak Konflik (Turning Point)

Puncak konflik atau klimaks adalah puncak dari suatu permasalahan dalam cerita. Bagian ini akan cerita semakin mendebarkan. Pada bagian juga, akan ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia bisa berhasil menyelesaikan masalahnya atau tidak.


5. Penyelesaian (Ending)

Tahap penyelesaian atau coda merupakan bagian akhir cerita. Bagian ini akan berisi penjelasan tentang sikap maupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami klimaks. Selain itu, akhir cerita cerpen yang dibiarkan menggantung dengan tanpa adanya penyelesaian. Artinya, akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembacanya.


D. Kaidah Kebahasaan Cerpen


Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen antara lain:


1. Kalimatnya banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti: saat, telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu.


2. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu.


3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh: mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar.


4. Menunjukkan kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa, menyatakan.


5. Pikiran dan perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan.


6. Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya Rini pada Andi.


7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language), sebagai penggambaran tokoh, latar atau suasana. Contoh: Pada sore hari, Bapak tua itu terlihat sedang meminum segelas teh hangatnya sambil menikmati hujan dalam sebuah gubuk di tengah sawah.


Nah, itu tadi penjelasan mengenai cerpen yang merupakan karangan berbentuk prosa yang bersifat fiktif. Sekarang detikers semakin paham, kan?

Simak Video "Cara Prilly Latuconsina Gali Emosi untuk Film "12 Cerita Glen Anggara'"



(faz/faz)


Latihan Soal - SD/MI - SMP/MTs - SMA | Kategori: Semua Soal SMA Bahasa Indonesia (Acak)

★ Ujian Semester 2 (UAS / UKK) Bahasa Indonesia SMA Kelas 11

Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan ciri cerpen adalah…. a. Habis dibaca sekali duduk b. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari c. Tokoh tidak mengalami perubahan nasib d. Melukiskan seluruh kehidupan tokoh

e. Meninggalkan kesan mendalam

Apa ciri-ciri cerpen? – Masyarakat Indonesia pastinya sangat familiar dengan cerpen atau cerita pendek. Cerita pendek adalah jenis naskah cerita yang disampaikan dengan lugas dan memiliki ukuran yang cukup pendek. Sehingga jenis cerita yang satu ini sangat beredar luas di Indonesia sebagai sarana menyebarluaskan nilai-nilai moral yang akan disampaikan penulis. Jika Anda membaca sebuah cerita yang berukuran cukup pendek, bisa jadi cerita tersebut merupakan cerpen.

Namun tidak hanya itu, ada beberapa poin lain yang menjadi ciri-ciri penting sebuah cerpen yang harus Anda kenali sejak dini. Pada artikel berikut ini akan kami terangkan berbagai ciri-ciri cerpen yang harus Anda ketahui. Kami pun juga akan memperkenalkan jenis-jenis cerpen pada Anda nantinya agar Anda bisa mengenali cerpen yang biasa dicantumkan pada berbagai jenis media. Yuk check it out!

Ciri-Ciri Cerpen

Cerpen memiliki berbagai ciri-ciri spesifik yang membedakannya dari berbagai karya tulis lainnya. Ada berbagai ciri-ciri cerpen yang mengidentifikasikan sebuah cerita sebagai cerita pendek atau cerpen. Berikut ini diantaranya :

1. Ceritanya Fiktif

Ciri-ciri cerpen yang pertama, yaitu ceritanya fiktif atau tidak terjadi di dunia nyata. Dan benar saja, hampir semua cerpen menceritakan kisah yang tidak terjadi di dunia nyata, alias fiksi belaka. Sehingga jika Anda membuat sebuah cerpen, hendaknya yang tidak benar-benar ada kejadiannya di dunia nyata.

Walaupun begitu, cerita pendek dibuat semirip mungkin dengan kejadian di dunia nyata. Namun begitu, tidak sedikit pula pembuat cerita pendek yang membuat cerita bergenre fantasi yang bisa dikatakan mustahil untuk terjadi di dunia nyata. Dan inilah yang membedakan cerpen dengan jenis cerita lainnya.

2. Berfokus Pada Satu Aspek Cerita

Berbeda dengan novel, cerita pendek biasanya berfokus pada satu aspek cerita. Contohnya, kejadian yang diceritakan adalah seorang anak yang takut pada angka 13. Nantinya dari awal hingga akhir cerita, cerpen akan menunjukkan solusi atas ketakutan anak tersebut terhadap angka 13. Sehingga scoup konflik yang terjadi tidak melebar kemana-mana.

Inilah yang membuat cerpen begitu disukai, karena penyampaian ceritanya begitu jelas dan to the point. Dan jenis cerita yang satu ini banyak digunakan oleh para tenaga pengajar ketika hendak menyampaikan pesan moral tertentu. Tak heran jika cerpen banyak didapati pada buku pelajaran di sekolah.

Untu menguasai penulisan cerpen yang baik, terdapat rumus serta ramu penulisan yang harus diketahui. Pelajari itu semua pada buku Buku Sakti Menulsi Cerpen: Rambu-Rambu Yang Harus Diperhatikan.

3 Mengungkapkan Masalah Yang Terbatas Pada Hal-Hal Penting Saja

Sebuah cerita pendek bisa dikatakan lebih seperti penyampai suatu aspek cerita, sehingga nantinya hanya masalah penting saja yang disorot serta dijabarkan. Poin yang satu ini seperti poin sebelumnya, dan semakin jelas jika cerpen adalah jenis cerita yang dijabarkan secara to the point. Tidak bertele-tele, tidak terlalu banyak penjelasan, dan tidak membuat pusing pembaca.

Biasanya hal-hal penting dalam sebuah cerpen diceritakan begitu bagian pembukaan yang singkat telah selesai ditulis. Dan hal terpenting dalam sebuah cerita pendek biasanya ada pada bagian konfliknya. Selain itu, bagian solusi atau penyelesaian konflik juga menjadi bagian terpenting yang dijelaskan dengan bahasa yang lugas namun tetap memiliki unsur sastra.

4 Peristiwa Disajikan Dengan Cermat Dan Jelas

Sama yang telah kami beritahukan sebelumnya, cerita pendek biasanya dijelaskan dengan bahasa yang lugas dan langsung pada intinya. Selain itu, cerpen juga biasanya disajikan dengan bahasa yang cukup jelas dan mudah dimengerti. Kalimat yang bertele-tele seperti penjelasan pada novel tidak terlalu cocok diaplikasikan pada cerita.

Dengan begitu, nantinya siapapun yang membaca cerita pendek tersebut akan dengan mudah menerka maksud yang ingin disampaikan penulis. Namun itulah esensi sebenarnya dari cerita pendek. Karena para pembaca bisa dengan mudah menangkap maksud cerita yang disampaikan nantinya. Pelajari cara pembuatan cerpet dengan baik pada buku Pembelajaran Cerpen.

5 Penokohannya Sederhana

Cerita pendek memiliki panjang kurang dari 10.000 kata, demikianlah kata para ahli. Dan dalam rentang cerita yang sepanjang itu, tentu saja penokohan dalam cerita pendek tidak serumit dalam novel. Bahkan mungkin ketika membuat kerangka cerita, penulis hanya menyoroti sebagian kecil dari karakter tokoh untuk dimasukkan dalam cerita.

Contohnya, seorang perempuan dengan tubuh jangkung yang suka mencuri. Ada pula tokoh lain yang diceritakan bertubuh pendek dan murah hati. Dengan penokohan yang sederhana, nantinya cerita pendek akan bisa disampaikan to the point tanpa bertele-tele. Para pembaca juga bisa dengan mudah mengidentifikasi alur cerita karena penokohan yang sederhana.

6 Tidak Menggambarkan Kisah Semua Tokoh

Ciri lainnya, sebuah cerpen digambarkan sebagai sebuah cerita yang hanya menceritakan sekelumit kisah dari beberapa tokoh saja. Walaupun misalnya ada 5 tokoh yang diceritakan dalam cerita tersebut, akan tetapi nantinya akhir dari cerita kemungkinan menceritakan 2 atau 3 tokoh dari keseluruhan tokoh.

Penulisan cerita pendek yang tidak menggambarkan keseluruhan cerita dari tokoh yang ditampilkan menjadikan cerita jenis ini cukup pendek dan disukai. Cerpen juga memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya banyak ditampilkan terutama pada buku bahasa Indonesia di sekolah-sekolah.

7. Jumlah Katanya Pendek Atau Singkat

Ciri terakhir, cerita pendek memiliki panjang yang lebih sedikit dibandingkan dengan novel. Bahkan ada yang membuat cerita pendek hanya dengan panjang kata sekitar 300 – 500 kata saja. Namun yang paling umum, cerita pendek tidak dibuat lebih dari 10.000 kata, membuat jenis cerita yang satu ini cukup disukai. Biasanya cerita pendek juga dijadikan sarana belajar anak SD – SMA agar nantinya bisa memperoleh informasi tertentu.

Tak heran jika jenis cerita yang satu ini sering ditampilkan di buku-buku sekolah terutama pada buku bahasa Indonesia. Selain itu, jenis cerita yang satu ini juga ditampilkan untuk menyampaikan pesan moral tertentu yang harapannya akan dijadikan sarana belajar para pembaca.

Berbagai poin penting dalam penulisan cerpet seperti menata alur, menjalin konflik, dan masih banyak lagi dapat kamu pelajari pada buku 13 Poin Menulis Cerita Pendek, Dijamin Bisa Menulis Cerpen Dalam Waktu Singkat!

8. Habis Sekali Duduk

Berbeda dengan karya sastra novel atau cerita bersambung atau cerbung, cerpen memiliki sifat yang habis dibaca sekali duduk. Artinya saat membaca cerpen akan langsung selesai dan bisa memperoleh isi keseluruhan cerita dalam satu waktu membaca. Habis sekali duduk adalah ciri-ciri cerpen yang paling umum ditemukan karena cerpen memang memiliki bentuk tekstual yang lebih pendek daripada karya sastra novel.

Temukan berbagai cerita pendek pilihan pada  buku Cerpen Pilihan Kompas 2020: Macan yang menceritakan situasi pandemi yang menyapu dunia saat ini.

5 Buku Yang Membuatmu Lebih Mengerti Tentang Cerpen

1. Kreatif Menggambar dan Menulis Cerita Pendek

2. 13 Poin Menulis Cerita Pendek

Dalam memahami cara penulisan cerpen yang baik, Grameds dapat membaca buku 13 Poin Menulis Cerita Pendek, Dijamin Bisa Menulis Cerpen Dalam Waktu Singkat! oleh ImperiaLJathee.

3. Di Tengah Kegelapan Inuvik KUMPULAN CERPEN

4. Kumpulan Cerpen Cinta dan Sosial Media

5. Easy and Fun with Cerpen-Gram

Baca juga : Pengertian Cerpen (Cerita Pendek)

Ciri-Ciri Cerpen Dari Berbagai Sisi

Kita telah mempelajari ciri-ciri cerpen dilihat dari unsur-unsur penyusunnya. Namun ternyata ada juga ciri-ciri cerpen yang bisa dilihat dari berbagai sisi lainnya. Nah, menurut Henry Guntur Tarigan, ada berbagai ciri-ciri cerpen dari berbagai sisi yang bisa Anda identifikasi. Berikut ini diantaranya :

1. Dari sisi ekspresi

Cerita pendek bisa dilihat dari sisi ekspresinya, biasanya jenis cerita yang satu ini begitu ekspresif dan menjiwai. Penuturan cerita pendek bisa menggambarkan atau menginterpretasikan pandangan penulisnya terhadap kehidupan, terlebih kehidupan yang dialaminya.

2. Dari sisi unsur cerita

Identifikasi cerita pendek juga bisa dilihat dari unsur ceritanya. Sebuah cerita bisa dikatakan sebagai cerita pendek jika mengungkapkan sebuah insiden tertentu yang bisa menguasai keseluruhan jalan cerita yang diungkapkan.

3. Dari sisi pragmatik

Cerita pendek bisa disebut cerpen jika memiliki unsur pragmatik. Dengan kata lain, sebuah cerita pendek yang punya kesan mendalam yang bisa meninggalkan kesan tertentu bisa dikategorikan sebagai cerita pendek.

4. Dari sisi aktan

Poin lainnya, sebuah cerita pendek bisa diidentifikasi jika di dalamnya ada tokoh utama atau pelaku yang menguasai sebagian besar isi cerita. Walau berbagai jenis karya cerita lain juga punya tokoh utama, akan tetapi persentase kehadiran tokoh utama pada cerita pendek bisa lebih intens.

5. Dari sisi struktural

Dari segi struktural, sebuah cerita pendek biasanya disampaikan dengan padat, singkat, dan efektif serta efisien. Para pembaca cerpen akan merasakan tegangan yang cukup stabil dari awal membaca hingga bagian akhirnya. Berbeda dengan novel, yang bisa membuat pembacanya merasakan emosi yang berkepanjangan hingga akhir cerita.

Sebuah cerita pendek biasanya juga memiliki bentuk yang cukup terpadu. Selain itu cerita yang dituturkan juga begitu intensif. Sehingga nantinya para pembaca bisa merasakan lega ketika sudah berada bagian akhir yang jaraknya cukup pendek dari bagian pembuka. Jenis cerita ini sangat cocok dibaca oleh orang dengan rasa penasaran tinggi.

Artikel Terkait Cerpen : 

Buku Terkait Cerpen :

Fungsi Sastra Dalam Cerpen

Karena masuk dalam karya sastra, ada beberapa fungsi sastra dalam cerpen, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Fungsi rekreatif : untuk menghibur pembaca
  2. Fungsi estetis : untuk menggambarkan keindahan pada pembaca
  3. Fungsi didaktif : untuk mendidik pembaca
  4. Fungsi moralitas : untuk menyampaikan nilai moral pada pembaca
  5. Fungsi religiusitas : untuk menyampaikan ajaran religi pada pembaca

Nah, itulah penjelasan tentang ciri-ciri cerpen dalam karya sastra terutama kepenulisan. Ciri-ciri cerpen ini dapat menjadi pedoman saat Anda ingin mulai menulis cerpen. Selain itu Anda juga bisa mengamati ciri-ciri cerpen ini saat membaca cerita dan bisa memaknai karya tersebut secara keseluruhan karya tersebut.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Baca juga : Pengertian Puisi

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA