Di dalam surah Al Humazah harta yang kita miliki dianggap sebagai sebuah

Surat Al Humazah merupakan surat ke 104 dalam Al Quran. Surat yang terdiri atas sembilan buah ayat ini tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di Mekah.

Dari segi bahasa, Al Humazah berarti pengumpat. Surat ini menjelaskan tentang siapa yang paling merugi karena bersaing secara tidak sehat, dan memperbanyak harta yang membawa kerugian di hari akhir nanti.

Mengutip Bersama Dakwah, Al Humazah merupakan surat ke 31 yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW setelah surat Al Qiyamah dan sebelum surat Al Mursalat. Surat ini memiliki nama lain, yakni surat Al Huthamah yang berarti neraka yang menghancurkan.

Dalam Tafsir Al Munir oleh Syaikh Wahbah Az Zuaili surat ini terkait Walid bin Mughirah dan Umayyah bin Khalaf yang selalu menggunjing dan mencela Rasulullah SAW.

Sementara itu, berdasarkan tafsirzila, surat ini menggambarkan seorang manusia yang tercela dan membiarkan harta menguasai dirinya. Ia merasa harta memiliki nilai yang sangat tinggi dalam kehidupan. Menurutnya, memiliki harta berarti memiliki segala kemuliaan dan kehormatan manusia tanpa terhitung nilainya.

Bahkan, mereka menganggap harta layaknya tuhan yang mampu melakukan segala sesuatu hingga dapat menolak kematian, mengekalkan kehidupan, menolak qadha Allah, hisab dan pembalasan-Nya.

Advertising

Advertising

Di sana dilukiskan tindakan mengumpat dan mencela, dengan merendahkan dan meremehkan orang lain, terhadap dirinya dan harga dirinya serta kekayaannya. Sedangkan, ia mengumpulkan dan menumpuk harta karena mengira harta dapat memberi kehidupan yang kekal.

Kemudian dilukiskan dalam kondisi sebaliknya, yaitu sebagai orang yang dilemparkan ke dalam neraka huthamah, yaitu neraka yang menghancurkan segala sesuatu yang dilemparkan ke dalamnya. Huthamah adalah 'api Allah yang dinyalakan'.

Surat Al Humazah Latin dan Artinya

 وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ

wailul likulli humazatil lumazah
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,

ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ

allażī jama'a mālaw wa 'addadah
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ

yaḥsabu anna mālahū akhladah
dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ

kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ

wa mā adrāka mal-ḥuṭamah
Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ

nārullāhil-mụqadah
(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ

allatī taṭṭali'u 'alal-af`idah
yang (membakar) sampai ke hati.

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ

innahā 'alaihim mu`ṣadah
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

fī 'amadim mumaddadah
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Fadilah Surat Al Humazah

Surat Al humazah mengandung banyak manfaat, di antaranya:

  • Menyembuhkan sakit mata.
  • Membuka pintu rezeki. Untuk memperoleh manfaat ini, baca surat Al Humazah setiap selesai mendirikan salat sunah rawatib atau salat sunah lainnya.
  • Peringatan akidah tentang kebangkitan dan balasan.
  • Peringatan bagi orang yang gibah dan suka mengadu domba.
  • Menjelaskan tentang bagaimana tercelanya orang yang termakan fitnah harta.
  • Membaca surah Al Humazah sebanyak tujuh kali secara rutin pagi dan sore, atas izin Allah SWT akan terhindar dari gangguan sihir.

Surat Al Humazah berusaha menyadarkan manusia tentang adanya siksa neraka huthamah bagi mereka yang suka mengumpat dan menimbun harta tanpa memikirkan orang lain. Menurut sebuah hadis, barangsiapa yang membaca surat Al Humazah maka ia mendapatkan sepuluh kebaikan dengan hitungan orang yang mencela nabi dan sahabatnya.

Tafsir Surat Al Humazah

Kata Wayl di awal surat bermakna siksaan. Namun ada juga yang mengartikannya sebagai jurang jahanam bagi orang yang suka gibah dan mencela orang lain.

Sementara, kata “Humazah” dan “Lumazah” memiliki arti yang sama. Menurut Ibnu ‘Abbas, kedua kata tersebut berarti orang yang suka mengadu domba, orang yang memisahkan yang saling mencintai, dan orang yang menimpakan aib pada orang yang tidak memilikinya.

Orang yang gemar melakukan gibah dan mencela orang lain cenderung suka mengumpulkan harta dan menghitungnya. Menurut Imam Khazin, terdapat dua kriteria sebab seseorang gibah dan menghina, yakni, dia orang yang bangga pada dirinya sendiri karena memiliki harta, serta menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya.

Dalam ayat ke-3 surat Al Humazah, Imam Khazin mengatakan, surat ayat tersebut menjelaskan, ada orang yang mengira dia tidak akan mati karena kaya dan memiliki harta. Sementara, Surat al-Humazah ayat 4 menegaskan bahwa harta tidak membuat kita abadi. 

Pada ayat 5-6 dijelaskan tentang huthamah atau neraka Allah yang dinyalakan dan tidak akan pernah padam. Menurut penjelasan Imam Khazin, neraka ini diberi nama huthamah karena dapat menghancurkan dan meremukkan tulang-tulang. Rasulullah SAW bersabda:

أوقد على النّار ألف سنة حتى احمرت ثم أوقد عليها ألف سنة حتى ابيضت ثم أوقد عليها ألف سنة حتى اسودت فهي سوداء مظلمة

“Api dinyalakan selama 1000 tahun sehingga menjadi merah. Kemudian dinyalakan 1000 tahun lagi sehingga menjadi putih. Kemudian dianyalakan lagi 1000 tahun sehingga menjadi hitam. Itulah hitam yang petang.” (HR. Imam Turmudzi).

Neraka huthamah membakar orang yang masuk di dalamnya. Api neraka itu bahkan membakar hati. Menrut Syaikh Shawi, Allah menyebut hati dalam ayat ini karena hati adalah jasad yang paling lembut. Sedikit saja terkena siksaan, sakitnya luar biasa.

3 dari 3 halaman

© Foto : Shutterstock

Ancaman bagi para pengumpat yang tidak bisa menghindari sifat-sifat buruk yang terkandung dalam surat al humazah.

Sifat-sifat seperti mengumpat, mencela dan mengumpulkan harta namun tidak mau menginfakkannya di jalan Allah, itulah sifat-sifat yang mendapat ancaman dari Allah SWT. Ancaman tersebut berupa neraka hutamah (yang menyala-nyala).

Tafsir ayat 1

Menurut Ibnu Abbas humazah lumazah mempunyai arti orang yang menjatuhkan orang lain dengan mencelanya. Sedangkan menurut Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan bahwa al-humazah adalah mengejek di hadapan orang yang diejek sedangkan lumazah berarti mengejek dari belakang.

Qatadah berkata bahwasanya humazah lumazah adalah orang yang mencela orang lain dengan lisan dan dan matanya, serta suka mengumpat dan menjatuhkan orang lain.

Menurut Mujahid dan Ibnu Zaid Humazah berarti mengumpat dengan tangan dan mata, sedangkan lumazah dengan lisan.

Tafsir Ayat 2

Yaitu orang yang terus menerus mengumpulkan harta lalu menghitungnya tanpa henti.

Menurut Ibnu Jarir dan As-Sa’iddi, Muhammad ibnu Ka,ab telah berkata tentang ayat yaitu orang yang terlena dengan harta bendanya dan merasa senang dengannya ddan ketika malam hari tiba orang ini (yang mengumpulkan harta) seumpama orang tersebut tidur bagaikan bangkai yang telah membusuk.

Tafsir ayat 3 dan 4

Manusia mengira dengan harta yang telah dia kumpulkan dia akan kekal hidupnya di dunia ini bersama dengan kekekalan hartanya.

Namun, prasangka tersebut  disanggah dalam ayat setelahnya yaitu ayat 4 dengan kata Kalla yang berarti sekali-kali tidak, yaitu perbuatan yang sebenarnya tidak akan terjadi seperti yang mereka (para pencela dan pengumpul hrta) kira.

Sesungguhnya orang yang menghimpun harta lalu menghitungnya tanpa henti itu akan di masukkan ke dalam hutamah atau api yang tidak berhenti menyala-nyala.

Neraka ini akan menghancurkan dan meluluhlantahkan segala yang masuk ke dalamnya termasuk para pengumpat dan pengumpul harta.

Tafsir ayat 5-7

Dari Sabit Al-Bannani berkata bahwasanya orang-orang tadi (para pengumpat dan pengumpul harta) akan dimasukkan ke dalam neraka hutamah yang mana neraka itu akan membakar hingga ke jantung/hati mereka, sedangkan merka masih dalam keadaan hidup.

Dan ketika azabnya mencapai puncaknya,yang bisa mereka (orang yang mengumpat dan mencela) lakukan hanya menjerit dan menangis karena merasakan sakitnya yang tiada tandingannya

Muhammad Ibnu Ka’ab Al-Qurazi  mengatakan bahwa api neraka hutamah membakar semua anggota tubuh penghuninnya dan apabila api tersebut sudah membakar semua anggota tubuh penghuninnya hingga ke hati hinggga mencapai batas tenggorokkannya, maka api itu akan kembali ke tubuhnya dan membakar berulang seperti itu.

Tafsir ayat 8

“ Sungguh api (neraka hutamah) itu ditutup dengan rapat atas diri mereka”

Maksudnya bila orang-orang yang tadi telah masuk ke dalam neraka tadi maka tidak akan bisa keluar lagi karena pintunya sudah ditutup dengan rapat.

Ibnu Murdawaih berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Siraj, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Harzad, telah menceritakan kepada kami Syuja’ ibnu Asyras, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Asim, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. 

Maksud dalam surat al humazah ayat 8 ini adalah pintu neraka hutamah sudah ditutup dengan rapat sehingga para pengumpat dan pengumpul harta tadi tidak akan pernah bisa keluar.

Hadis ini telah diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Abdullah ibnu Asad, dari Ismail ibnu Khalid, dari Abu Saleh dan dianggap sebagai perkataan Abu Hurairah yang tidak sampai kepada Nabi Saw.

Tafsir Ayat 9

” (Dan mereka) diikat pada tiang-tiang yang tinggi “

Menurut Attiyah Al-Aufi tiang-tiang tersebut terbuat dari besi.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka (para pengumpat dan pengumpul harta) dipasung, dan leher mereka dibelenggu, lalu pintu neraka ditutup. Qatadah berkata bahwa kami berbincang-bincang bahwa mereka akan di adzab di dalam neraka. Dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini.

Sedangkan menurut Abu Saleh diikat pada tiang-tiang yang panjang maksudnya adalah belenggu-belenggu yang berat.

(Sumber : Berbagai Sumber)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA