Dalam menulis puisi pemilihan kata sangatlah penting agar puisi lebih bermakna Disebut apakah pemilihan kata tersebut?

Kapanlagi Plus - Kata diksi tentu sudah tidak asing lagi di telinga, khususnya bagi kalian yang dekat dengan dunia literasi atau sastra. Diksi adalah pemilihan kata dalam suatu proses penulisan. Pemilihan kata atau diksi dilakukan untuk menghasilkan tulisan yang baik dan menarik. Diksi bukan saja mengenai kata, melainkan juga ungkapan-ungkapan serta gaya bahasa.

Diksi adalah hal yang sangat penting dalam dunia kepenulisan. Dengan diksi yang tepat, penulis atau pengarang karya sastra dapat menggiring emosi atau perasaan pembaca. Selain itu, penggunaan diksi dalam penulisan karya ilmiah juga tidak kalah penting. Pemilihan diksi yang tepat, akan membuat isi dari suatu karya ilmiah jadi lebih mudah dipahami.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan lebih lengkap mengenai diksi adalah hal penting dalam penulisan karya sastra dan karya ilmiah.

(credit: freepik)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan selaras, untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa penerapan suatu diksi dilakukan dengan suatu tujuan tertentu. Misalnya, untuk menarik simpati pembaca, untuk memudahkan pemahaman, dan sebagainya.

Namun, untuk bisa mencapai tujuan tersebut diksi yang dipilih haruslah tepat. Ketepatan diksi tersebut bisa dilihat apabila memenuhi sejumlah syarat. Adapun syarat ketepatan diksi adalah sebagai berikut.

1. Dapat memperlihatkan perbedaan kata-kata yang memiliki ejaannya mirip.

2. Bijak dalam hal penggunaan kata bermakna konotasi dan denotasi.

3. Cermat dalam penggunaan kata bersinonim atau kata-kata yang mempunyai kedekatan makna.

4. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.

5. Menekankan konsistensi berdasarkan pemilihan kata yang sudah ditentukan.

6. Dapat membedakan kata khusus dan umum.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tujuan utama dari diksi adalah untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Namun, di samping tujuan utama tersebut penerapan diksi juga dilakukan untuk mencegah ambiguitas.

Pasalnya, ambiguitas bisa memicu terjadinya interpretasi yang berbeda antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengarnya. Dengan diksi yang tepat hal tersebut akan lebih terminimalisir.

Selain itu, tujuan diksi yang lain yaitu bisa menimbulkan kesan yang lebih halus, sopan, tegas, dan sebagainya pada tulisan. Sehingga, penulis bisa menunjukkan perasaan dan karakternya melalui pemilihan diksi.

(credit: freepik)

Selain diterapkan dengan tujuan tertentu, pemakaian diksi dalam sebuah tulisan juga bisa memberikan beberapa fungsi. Adapun dalam sebuah tulisan, fungsi diksi adalah sebagai berikut.

1. Mencegah perbedaan penafsiran.

2. Mempermudah pemahaman dan mencegah salah pemahaman.

3. Menciptakan komunikasi yang efisien dan efektif.

4. Menyiratkan gaya ekspresi gagasan dari penulis, misalnya resmi atau santai, sehingga akan sesuai dengan topik dan target pembaca.

5. Memperkuat suasana yang ingin dimunculkan dalam tulisan atau pembicaraan.

6. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.

7. Menunjukkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal.

Seiring dengan perkembangan dan penerapannya dalam dunia kepenulisan, diksi terbagi dalam beberapa macam. Berbagai macam diksi tersebut bisa digolongkan berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan pada makna dan juga secara leksikal. Berdasarkan pada maknanya, diksi terdiri atas dua. Kedua golongan diksi tersebut antara lain diksi bermakna denotatif dan diksi bermakna konotatif. Berikut penjelasan mengenai diksi denotatif dan diksi konotatif.

1. Diksi Bermakna Denotatif
Diksi bermakna denotatif artinya pemilihan kata dalam suatu kalimat atau paragraf menunjukkan makna sebenarnya (bukan makna kiasan). Sebagai contohnya: Anwar selalu belajar dengan giat menjelang ujian akhir semester.

2. Diksi Bermakna Konotatif
Diksi bermakna konotatif artinya pemilihan kata dalam suatu kalimat atau paragraf menunjukkan makna yang tidak sebenarnya (makna kiasan). Sebagai contoh: Randy bekerja sebagai seorang "kuli tinta" di sebuah kantor berita surat kabar.

(credit: freepik)

Selain berdasarkan maknanya, secara leksikal diksi juga bisa digolongkan menjadi beberapa macam. Adapun beberapa penggolongan secara leksikal dari diksi adalah sebagai berikut.

1. Antonim
Antonim adalah kata lain dari lawan kata atau dua kata yang mempunyai arti berlawanan. Misalnya, tinggi x rendah, atas x bawah, hemat x boros, dan sebagainya.

2. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang mempunyai arti yang sama atau mirip. Misalnya, bahagia = senang, sedap = enak, cerdas = Pandai.

3. Homofon
Homofon adalah kata yang secara ejaan dan makna berbeda, tapi punya pelafalan yang sama. Misalnya, kata "Bank" dan "Bang" yang mempunyai lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.

4. Homonim
Sementara, homonim adalah kata yang mempunyai pelafalan dan ejaan yang sama, tapi memiliki arti berbeda. Misalnya, kata bulan bisa menunjukkan bulan sebagai benda di langit, tapi isa pula menunjukkan arti waktu.

5. Homograf
Homograf adalah sebutan untuk kata yang mempunyai pelafalan dan arti berbeda, namun mempunyai ejaan sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur. Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.

6. Hipernim
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Contohnya, kata "binatang liar" yang bisa mewakili aneka jenis binatang seperti harimau, ular, buaya, dan sebagainya.

7. Hiponim
Sebaliknya, hiponim merupakan kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Artinya kata gajah, singa, buaya, ular merupakan hiponim dari kata "binatang liar".

8. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Sebagai contoh kata "bunga" dalam kedua kalimat berikut yang mempunyai arti berbeda:

1) Nasabah Bank akan mendapat bunga setiap bulannya.

2) Annisa adalah bunga desa yang paling cantik di kampungnya.

Tentu saja diksi memiliki beberapa contoh kalimat yang bisa kalian pelajari agar tidak bingung. Dan berikut ini beberapa contoh kalimat diksi yang bisa kalian gunakan dengan baik dan tepat:

1. Seorang perempuan ditemukan mati di dalam mobilnya. (Ini bentuk ungkapan diksi yang salah ya KLovers, karena kata mati lebih tepat untuk binatang, ada baiknya diganti dengan kata wafat atau meninggal.)

2. Kenapa kamu selalu mengacuhkan janji dengan kami. (Seperti tidak enak untuk didengarkan ya KLovers, dari pada memiliki kata mengacuhkan, kalian bisa menggunakan kata mengabaikan.)

3. Pelaku pengerusakan itu sudah diamankan polisi. (Pengerusakan akan lebih baik jika kita ganti dengan menggunakan kata perusakan.)

4. Setelah kami mengetahui siapa pelakunya, dia berkilah untuk menutupi kesalahannya. (Kata berkilah masih kurang tepat digunakan dalam sebuah kalimat di atas, ada baiknya kalian mengganti dengan berdalih.)

5. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk dan pepohonan sangat lebat. (Kata lebat untuk pohon, ada baiknya diganti dengan rimbun.)

6. Bunga itu sangat enak dilihat saat pagi hari. (Kata dilihat akan terasa enak bilang diganti dengan dipandang)

7. Muslim dan keluarga merayakan Hari Agung pada saat Idul Fitri. (Walaupun kata hari raya, hari besar sama seperti hari raya agung. Namun penggunaan agung jarang digunakan, sehingga lebih baik menggunakan kata hari raya atau hari besar.)

8. Anjing milik Roy bersantap pada malam hari. (Kata bersantap tidak cocok untuk hewan, ada baiknya diganti dengan makan)

Itulah di antaranya ulasan mengenai diksi adalah hal penting dalam dunia kepenulisan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

Yuk, simak juga

Editor:

Puput Saputro

Tipografi merupakan bentuk penulisan puisi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan, diksi merupakan pemilihan kata, dan tema merupakan pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi. Jadi, pilihan yang tepat adalah C.

Ilustrasi Menulis Puisi. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Bagi seorang penulis, diksi tentu sudah bukan hal yang asing. Diksi adalah salah satu elemen penting bagi penulis agar apa yang dia sampaikan bisa dipahami dengan jelas dan benar. Pemilihan kosakata yang tidak tepat memang dapat membuat penerima menjadi bingung.

Dari pengertiannya sendiri, diksi adalah pilihan kata untuk menyampaikan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Penggunaan diksi yang tepat akan memudahkan seseorang untuk menerima dan memahami dengan jelas maksud dari informasi atau cerita. Penggunaan diksi ini sangat berguna dalam karya tulis seperti laporan, puisi, novel, dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diksi, berikut telah kami rangkum dari liputan6.com penjelasan lengkap mengenai diksi.

2 dari 5 halaman

©2018 Istimewa

Pemilihan kata yang tepat akan membuat pendengar dan pembaca lebih memahami dan mengerti maksud cerita atau informasi. Selain itu, hal ini juga akan membuat pendengar dan pembaca merasakan suasana yang hendak digambarkan dari sebuah cerita.

Tujuan diksi untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Penyampaian sesuatu tentunya akan lebih jelas jika kita dapat memilih kata yang tepat dan sesuai.

Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar. Sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana yang dibangun dalam sebuah karya.

Hal ini juga berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Diksi adalah pilihan kata yang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

3 dari 5 halaman

Selain beberapa tujuan diksi tersebut, ada juga fungi dari penggunaan diksi. Fungsi diksi adalah:

• Membuat komunikasi yang lebih efektif.• Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.• Menciptakan suasana yang tepat.• Mencegah perbedaan penafsiran.• Mencegah salah pemahaman.• Untuk mencapai target komunikasi lebih efektif.• Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi), sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.• Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.• Membuat pembaca ataupun pendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.• Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.

• Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga pendengar ataupun pembacanya dapat ikut merasakan apa yang tersampaikan.

4 dari 5 halaman

©2015 Pixabay

Adapun ciri-ciri diksi adalah:

  • Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan.
  • Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan bentuk yang sesuai dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca maupun pendengar.
  • Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh masyarakat, dan dapat menggerakkan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas.

5 dari 5 halaman

Secara umum diksi dibagi menjadi dua jenis. Dua jenis diksi adalah diksi berdasarkan maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Penjelasan dari jenis-jenis diksi adalah sebagai berikut:

Diksi Berdasarkan Maknanya

  • Makna denotatif, adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Contohnya, Budi selalu “kerja keras” untuk mendapatkan hasil terbaik.
  • Makna konotatif, adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Contohnya, Mario adalah seorang “kutu buku”, ia tahu banyak hal.

Diksi Berdasarkan Leksikal

  • Sinonim. Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Contohnya, Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar = Pandai.
  • Antonim. Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Contohnya, Naik x Turun, Besar x Kecil, Banyak x Sedikit, Cepat x Lambat.
  • Homonim. Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan kata bulan pada kalimat berikut: Bulan terlihat bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.
  • Homofon. Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.
  • Homograf. Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur. Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
  • Polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya, para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.
  • Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.
[ank]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA