Dalam melakukan presentasi dibutuhkan beberapa teknik yang perlu dikuasai antara lain

Sekarang mari kita lihat cara yang tidak biasa untuk segera memperbaiki kualitas presentasi Anda. Banyak pembicara menceritakan kisah yang merendahkan dirinya sendiri, namun dengan mengakui kesalahan anda akan menjadi hal-hal yang sia-sia jika Anda menggunakannya untuk menyoroti seberapa jauh capaian Anda.

Sebagai gantinya, ceritakan sebuah cerita dan biarkan emosi Anda muncul. Jika Anda sedih, katakan begitu. Jika Anda menangis, katakan begitu. Jika Anda merasa menyesal, biarkan hal itu terlihat.

Bila Anda berbagi perasaan, Anda menciptakan hubungan langsung dengan audiens anda dan hubungan tersebut akan bertahan lama. Emosi mengalahkan kemampuan berbicara setiap saat.

Katakanlah Anda sedang presentasi didepan sebuah kelompok badan amal dan Anda menyadari bahwa presentasi Anda datar-datar saja. Sebagai tanggapannya, orang biasanya mencoba terlalu keras atau menyerah.

Jika Anda melihat Anda tidak akan mendapatkan apa yang Anda inginkan, tanyakan apa yang bisa Anda capai? Kemudian, saat kondisi tidak berjalan sesuai dengan keinginan Anda, Anda bisa tetap bersikap positif dan fokus.

Selalu berikan sesuatu yang spesifik yang bisa dilakukan audiens dengan segera. Betapapun mengilhami pesan yang Anda sampaikan, audiens akan lebih menghargai pembelajaran dengan cara-cara yang nyata, dimana mereka benar-benar dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari terhadap kehidupan mereka sendiri.

Inspirasi sangatlah bagus, tapi peng-aplikasi-annya adalah segalanya: Jangan pernah takut untuk mengatakan, “Malam ini, pikirkan seorang karyawan yang benar-benar sedang berjuang … dan kemudian, lakukan (ini) dan (ini) untuk mencoba menyelamatkan mereka.”

Jika sebuah pertanyaan muncul di tengah presentasi Anda, itu mengagumkan: Seseorang mendengarkan! Jadi, ambil kesempatan itu. Jika Anda ingin membicarakannya nanti, lewati saja.

Presentasi terbaik akan terasa seperti sebuah percakapan, meski sepihak … jadi jangan pernah mengabaikan kesempatan untuk menumbuhkan rasa interaksi itu. Jangan pernah melakukan apapun untuk melepaskan audiens Anda.

Mari kita mulai dengan beberapa tips persiapan. Dopamin dan epinephrine membantu mengatur kewaspadaan mental. Keduanya berasal dari tirosin, asam amino yang ditemukan dalam protein. Jadi, pastikan untuk memasukkan protein ke dalam makanan yang Anda makan sebelum Anda melakukan presentasi.

Jika Anda seperti saya, “bagaimana jika?” Adalah sumber kegelisahan terbesar Anda: Bagaimana jika presentasi PowerPoint Anda gagal, seseorang terus-menerus menyela, atau pembukaan Anda datar-datar saja?

Pilih dua ketakutan terbesar Anda dan buatlah rencana kontingensi.

Takhayul adalah usaha untuk “mengendalikan” sesuatu yang kita takutkan. Alih-alih menciptakan takhayul, buatlah rutinitas yang membantu Anda secara emosional.

Temukan fakta mengejutkan atau analogi yang tidak biasa. Tentunya fakta tersebut yang berhubungan dengan topik presentasi Anda. Audiens suka memiringkan kepala mereka dan berpikir, “Benarkah? Wow …”

Karena merasa gugup, banyak pembicara membuka presentasinya dengan berbagai alasan: “Saya tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkannya …” atau “Saya tidak begitu baik dalam hal ini …”

Alasan tidak akan membuat audiens Anda menjadi bersimpati kepa anda, tapi akan membuat mereka berpikir, “Lalu mengapa Anda membuang waktuku?”

Lakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk memastikan Anda tidak perlu membuat alasan.

Berikut adalah aturan praktis terkait dengan istilah “sederhana”: Gunakan ukuran font yang anda gunakan dua kali lipat usia rata-rata audiens Anda. Secara kasar, itu berarti font Anda akan berada di antara 60 dan 80 poin. Jika Anda perlu memasukkan lebih banyak kata pada slide, itu berarti Anda belum “meringkas” pesan Anda.

Audiens Anda harus dapat memindai slide Anda secara langsung. Jika anda membaca, Anda akan “kehilangan” audiens.

Buatlah presentasi Anda menjadi sangat menarik, sangat menghibur, dan sangat mengilhami sehingga orang akan selalu memperhatikan presentasi anda.

Bukan tugas audiens untuk mendengarkan; Tugas Anda membuat mereka ingin mendengarkan.

Buatlah struktur presentasi yang memungkinkan Anda mengulang dan menguatkan poin-poin kunci presentasi anda.

Tidak ada yang bisa mengingat semua yang Anda katakan, apa yang Anda ulangi memiliki kesempatan lebih besar untuk diingat - dan ditindaklanjuti. Jadi ulangi lagi!

Jika Anda memiliki waktu 30 menit, gunakan 25. Jika Anda punya waktu satu jam, gunakan 50. Selalu hormati waktu dan akhiri presentasi Anda lebih awal.

Selesai lebih awal dan tanyakan apakah ada yang mempunyai pertanyaan.

Ilustrasi presentasi seorang guru di hadapan murid-muridnya. Foto: Pixabay

Presentasi merupakan seni berbicara yang perlu dikuasai saat ini. Ketika melakukan presentasi, terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan. Selain penampilan fisik yang menarik, presentasi juga memerhatikan unsur kebahasaan hingga sikap pada saat pembawaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, presentasi adalah pengucapan pidato, penyajian atau pertunjukan (tentang sandiawara, film, dan sebagainya) kepada orang-orang yang diundang. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa presentasi merupakan kegiatan menyajikan sesuatu di depan khalayak umum.

Saat presentasi berlangsung, berikut pihak-pihak yang perlu diperhatikan agar presentasi berjalan dengan lancar. Pihak-pihak ini memiliki peran penting dalam jalannya presentasi. Pihak-pihak tersebut adalah:

  • Moderator, bertugas memandu presentasi.

  • Penyaji atau pembicara, bertugas memaparkan informasi, data, dan fakta.

  • Peserta, bertugas mendengarkan pemaparan dari pembicara.

  • Notulis, bertugas untuk mencatat pokok penyajian yang disampaikan pembicara, pertanyaan-pertanyaan peserta, dan hasil diskusi.

Selain pihak-pihak tersebut yang perlu diperhatikan ketika melakukan presentasi adalah hal-hal teknis. Agar lebih memahaminya, simak penjelasannya berikut ini.

Presentasi harus memerhatikan lawan bicara agar muncul rasa percaya diri. Foto: Pixabay

Mengutip buku Bahasa Indonesia Akademik: Pengembangan Kepribadian Berbasis Pendidikan Karakter karya Dr. Eri Setiawati, M.Pd dkk (2017: 244), terdapat tujuh poin penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan presentasi.

1. Pandangan harus diarahkan pada lawan bicara

Pembicara perlu melakukan kontak mata dengan peserta. Sebab, menghindari kontak mata menunjukkan rasa kurang percaya diri, gugup, dan tidak siap.

2. Gerak-gerak mimik yang tepat

Penggunaan gerak tangan atau mimik dapat menghidupkan komunikasi. Namun, yang perlu diperhatikan gerakan tersebut jangan sampai berlebihan.

Saat presentasi, pembicara dapat menggunakan bahasa tubuh secara efektif, misal dengan membelalakkan mata ketika menunjukkan ekspresi keheranan atau membuka tangan ke samping dan depan untuk memperlihatkan emosi kegembiraan.

Kenyaringan suara diperlukan oleh pembicara, tetapi tidak sampai berteriak. Pengaturan tingkat kenyaringan perlu diperhatikan supaya informasi dapat didengar lebih jelas.

Pembicara presentasi harus menguasapi topik agar ketika pendengar bertanya ia dapat menjawab. Foto: Pixabay

Pembicara yang menguasai bahan dan berbicara dengan lancar membuat pendengar mudah menangkap pesan dari pembicara.

Jika pembicara tidak menguasai bahan dan banyak menyisipkan bunyi “ee” di setiap kali berbicara, akan menghambat penyampaian pesan. Faktor kelancaran ini perlu diperhatikan agar pesan dapat tersampaikan kepada pendengar dengan jelas.

Setiap gagasan yang disampaikan oleh pembicara harus berhubungan dengan logis. Antarkalimat yang diucapkan pun haruslah saling berhubungan hingga sampai pada kesimpulan.

Ide demi ide harus berhubungan dengan logis. Begitu juga proses berpikir sampai pada kesimpulan harus tetap logis.

Penguasaan topik berkaitan dengan kelancaran. Jika pembicara menguasai topik, pembicara dapat menyampaikan gagasannya dengan lancar. Berkaitan dengan hal ini, persiapan sangat perlu dilakukan sebelum presentasi, apalagi bagi pembicara yang baru pertama kali melakukan presentasi.

Satu lagi jawaban dari pertanyaan hal-hal penting apa yang perlu kamu perhatikan ketika melakukan presentasi. Itu adalah alokasi waktu yang tersedia untuk presentasi.

Tidak jarang, presentasi akan dipotong ketika waktunya telah habis. Hal inilah yang kemudian memengaruhi penampilan pembicara.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA