Contoh PENERAPAN Teori Ausubel dalam PEMBELAJARAN IPA SD

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Contoh Kegiatan Belajar Mengajar dalam Pembelajaran IPA SD

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Topik IPA : Bagian-Bagian Tumbuhan

  1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
  2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
  3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
  4. Guru bertanya “siapa disini yang sudah sarapan?”
  5. Peserta didik menjawab sesuai dengan kemampuannya
  6. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang menjawab
  7. Guru mereview kembali materi kemarin dan menghubungkannya dengan materi baru.
  8. Guru merangsang ingatan peserta didik dengan menanyakan tugas apa yang diberikan kemarin
  9. Peserta didik menjawab dengan antusias pertanyaan guru dan mengeluarkan tugas nya (membawa 1 tangkai bunga, 1 helai daun) individual
Kegiatan inti

  1. Guru bertanya apa benda yang dibawa peserta didik tersebut
  2. Peserta didik menjawab sesuai dengan kemampuannya
  3. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang menjawab
  4. Guru membagi peserta didik untuk membagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam 1 kelompok
  5. Peserta didik mengatur duduk sesuai dengan kelompoknya
  6. Guru meginstruksi kan peserta didik membuka buku nya halaman 25 
    Sumber : IPA SD kelas 4 semester 1 
  7. Guru menginstruksikan peserta didik untuk memahami arti atau makna dari peta konsep yang ada didalam buku.
  8. Guru meminta peserta didik untuk membawa tugas nya dan 1 buah buku serta alat tulisnya untuk dibawa ke halaman sekolah.
  9. Guru menginstruksikan tiap tiap kelompok mencari tumbuhan yang memiliki bagian bagian yang terdapat dalam peta konsep tadi.
  10. Guru meminta tiap tiap kelompok menyebar kesegala penjuru halaman sekolah.
  11. Guru menginformasikan kepada setiap kelompok untuk mencatat apa saja yang ditemukan.
  12. Guru menghampiri tiap tiap kelompok dan bertanya kepada peserta didik apabila ada yang mengalami kesulitan
  13. Saat menghampiri tiap tiap kelompok guru bertanya masing masing fungsi dari bagian bagian tumbuhan tersebut
  14. Peserta didik dalam kelompok satu satu mengungkapkan fungsi dari bagian tumbuhan yang mereka amati.
  15. Guru memberikan apresiasi jawaban setiap peserta didik.
  16. Setelah selesai, guru menginstruksikan peserta didik untuk kembali kedalam kelas.
  17. Peserta didik dengan tertib masuk dan kembali ketempatnya masing masing (perkelompok)
  18. Guru menanyakan aktifitas apa yang sudah dilakukan tadi.
  19. Guru menunjuk salah satu peserta didik dari setiap kelompok.
  20. Peserta didik mengeluarkan jawaban yang berbeda-beda.
  21. Guru mengocok urutan tampil kelompok untuk mempersentasikan hasil dari temuannya.
  22. Kelompok yang sudah di urutkan maju kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil temuan kelompoknya
  23. Guru dan peserta didik memberikan apresiasi kepada kelompok yang maju.
  24. Guru bertanya kepada peserta didik apabila ada yang tidak dimengerti dari materi hari ini
  25. Guru membagikan 5 lembar kertas gambar A3
  26. Guru menginstruksikan kepada tiap kelompok untuk mengambar dari bagian bagian tumbuhan yang diamatinya. 1 anak mengambar 1 bagian secara bergantian dan menuliskan fungsi dari bagian tersebut sesuai hasil persentasi nya.
  27. Guru berkeliling menghampiri tiap tiap kelompok.
  28. Setelah selesai, guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama menempelkan hasil gambar mereka di dinding kelas
  29. Guru meminta salah satu peserta didik untuk menceritakan kegiatan hari ini
  30. Guru memberikan kesimpulan dari pernyataan peserta didik
  31. Guru bertanya kepada peserta didik apabila ada yang tidak dimengerti
  1. Guru menguji ingatan peserta didik dengan bertanya secara acak mengenai pembelajaran hari ini
  2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang berhubungan dengan materi minggu depan
  3. Guru menutup pembelajaran

TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Terdapat empat teori belajar dalam pembelajaran IPA di SD. Diantaranya adalah :

4.             Teori Belajar Konstruktifistik

Teori Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di Swiss tepatnya di Neuchatel pada tahun 1896. Perkembangan mental atau kognitif anak terdiri dari beberapa tahapan. Ada empat tahapan perkembangan mental anak secara berurutan, di antaranya adalah :

Kecerdasan motorik (gerak) dunia (benda) yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal

Berpikir secara egosentris alasan-alasan didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis belum cepat melakukan konsentrasi

Dapat melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang nyata

7 – 11 atau 12 tahun 14 tahun atau 15 tahun

Pemikiran yang sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealisme yang kuat

PENERAPAN TEORI PIAGET DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah :

1)      Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan

2)      Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian

3)    Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak.

CARA PEMBELAJARAN IPA DI SD BERDASARKAN TEORI PIAGET

§    Guru harus selalu memperhatikan pada setiap peserta didik apa yang mereka lakukan, apakah mereka melaksanakan dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan.

§    Guru harus berbuat seperti apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan sendiri jawabanya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jabawab bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

§    Pada akhir pembelajaran, guru mengulas kembali bagaimana peserta didik dapat menemukan jawaban yang diinginkan.

Bruner merupakan salah seorang ahli psikolog perkembangan dan ahli belajar kognitif. Beliau beranggapan bahwa belaar merupakan kegiatan perolehan informasi. Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut sebagai koding. Teori belajat Bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan.

Ada tiga tahap penampilan mental yang dikemukakan oleh Bruner, yaitu :

§    Tahap Penampilan Enaktif sejajar dengan Tahap Sensori Motor pada Piaget

Dimana anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran dirinya dengan lingkungannya.

§    Tahap Penampilan Ikonik sejajar dengan Tahap Pre-Operasional pada Piaget

Pada tahap ini penampilan mental anak sangat dipengaruhi oleh persepsinya, dimana persepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak stabil. Mereka belum mengembangkan kontrol pada persepsinya yang memungkinkan mereka melihat dirinya sendiri sengan suatu pola yang tetap.

§    Tahap Penampilan Simbolik sejajar dengan Tahap Operasi Logis (Formal) pada Piaget

Inti dari tahap penampilan simbolik ini adalah pengembangan keterampilan berbahasa dan kemampuan untuk mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan idenya. Anak yang memulai untuk secara simbolik memproses informasi.

Tidak seperti Piaget, pembagian tahapan oleh Bruner bukanlah merupakan suatu hal yang kaku melainkan bersifat fleksibel tidak dimaksudkan untuk menentukan kesiapan anak untuk belajar. Bruner beranggapan bahwa semenjak kecil secara intuitif, manusia sudah dapat menangkap konsep-konsep IPA.

PENERAPAN TEORI BELAJAR BRUNER DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

§    Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner mengembangkan model pembelajaran penemuan.

§    Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata.

§    Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.

CARA PEMBELAJARAN IPA DI SD BERDASARKAN MODEL BRUNER

Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara lansung memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik. Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaat, antara lain :

1)             Pembelajar (Peserta didik) akan mudah mengingat materi pembelajaran apabila informasi tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan.

2)             Apabila pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama.

TEORI AUSUBEL (BELAJAR BERMAKNA)

Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.

Peristiwa psikologi belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru ke dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

MENERAPKAN TEORI AUSUBEL DALAM PENGAJARAN IPA

Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh peserta didik. Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak tang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.

David P. Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal adalah lebih efisien dari segi waktu yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan menyajikan bahwa pembelajar dapat mempelajari materi pelajaran dalam jumlah yang lebih banyak.

PRINSIP-PRINSIP YANG DIKEMUKAKAN OLEH AUSUBEL

Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh peserta didik dalam mengaitkan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif dikumukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu :

a)             Prinsip Diferensiasi Progresif (progressive differentiation)

Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus.

b)             Prinsip Rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation)

Dalam rekonsiliasi integratif, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

1.             Teori Konstruktifistik

Pembelajaran menurut pandangan konstruktifistik adalah : “ Pembelajaran dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pembelajaran itu dan membentuk makna melalui pengalaman nyata.”

Implementasi pendekatan konstruktifistik dalam pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center). Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, sehingga peserta didik bekerja sama secara kelompok (cooperative learning).

Pembelajaran berlandaskan pandangan konstruktivisme harus memperhatikan empat hal yaitu :

(1)          berkaitan dengan awal pengetahuan awal peserta didik (prior knowledge),

(2)          belajar melalui pengalaman (experiences),

(3)          melibatkan interaksi sosial (social interaction),

(4)          kepemahaman (sense making).

Teori ini juga menekankan pada :

(1)      peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki,

(2)      pembelajaran menjadi lebih bermakna karena peserta didik mengerti,

(3)      strategi peserta didik lebih bernilai, dan

(4)      peserta didik mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.

PENERAPAN KONSTRUKTIFISTIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

a)             Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri,

b)             Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif,

c)             Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru,

d)            Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik,

e)             Mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan

f)              Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

CARA PEMBELAJARAN IPA DI SD BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK

  • Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan ide atau gagasan dan mengintegerasikan dengan hasil rekonstruksi pengetahuan yang mereka miliki dengan menggunakan bahasa peserta didik sendiri.
  • Peserta didik memiliki kesempatan membagi dan berdiskusi serta saling bertukar pengalaman yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA kepada temannya.
  • Guru memberi peserta didik kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong peserta didik berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
  • Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta didik terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi peserta didik untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
  • Peserta didik didorong untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
  • Guru menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung peserta didik mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Jakarta

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA